Semua Bab Tujuh Kakakku yang Super Cantik dan Lancang: Bab 321 - Bab 330

1537 Bab

Bab 321

“Kamu ingin membunuh adik lak-lakiku dan masih mengatakan salah paham kepadaku?”Suara dingin ini menggelegar di seluruh Taman Pemakaman Umum Kalibata, seolah-olah membuat seluruh udara membeku. Sesaat kemudian. Seorang gadis heroik berbadan tinggi yang memakai seragam militer bintang dua perlahan berjalan keluar. Pangkat mayor jenderal!Pupil semua orang menyusut keras melihat keadaan ini. Gadis ini terlihat baru berusia 20 tahun lebih. Dia bahkan sudah berpangkat mayor jenderal di usia semua ini!Dia? Setelah melihat jelas wajah gadis itu, David yang berada di tengah kerumunan tampak tertegun. Gadis itu ternyata adalah Melinda Cokro. Tapi, dia langsung mengerti. Saat berinteraksi dengan Melinda sebelumnya, dia sudah menemukan bahwa terdapat banyak tentara di antara bawahan Melinda. Pada saat itu, dia sudah menebak bahwa gadis ini mungkin memiliki latar belakang militer. Tidak disangka dia ternyata adalah seorang mayor jenderal. Setelah mendengar omogan Melinda, Sofian terte
Baca selengkapnya

Bab 322

Pada saat ini, kerinduan yang selalu di tahan di lubuk hati dengan sekuat tenaga, akhirnya meledak keluar semua. Bahkan dengan kepribadian yang tertutup, mata David juga mulai memerah dengan tak tertahankan. Dia seperti berubah menjadi anak laki-laki yang dulunya suka menangis dan selalu dilindungi oleh orang lain. Dia menatap Melinda yang wajahnya penuh air mata, maju selangkah dan memeluknya dengan erat. “Ka……Kakak Ke-enam!”“Kerikil Kecil.”Melinda juga memeluknya dengan erat, seolah-olah David akan menghilang di detik berikutnya. Sudah 12 tahun!Tidak ada yang tahu berapa banyak usaha yang dilakukannya selama 12 tahun demi hari ini.Di antara langit dan bumi begitu sunyi senyap. Semua orang menatap kedua orang di depan mata yang saling berpelukan dengan wajah tercengang. Keterkejutan di wajah mereka tidak bisa dihilangkan dengan cara apapun. Hanya Laras yang mengeluarkan air mata bahagia. Tidak ada hal yang lebih pantas untuk digembirakan dibandingkan dengan pertemuan dan perk
Baca selengkapnya

Bab 323

“Bunuh!”David mengeluarkan satu kata dengan pelan. Begitu omongan ini keluar, semua orang berlutut di atas tanah dan bersujud memohon ampun. “Tidak! Jangan bunuh aku!”“Ampun! Aku tidak ingin mati!”“……”Setiap orang bersujud hingga kepalanya berdarah. Wajah mereka penuh dengan ketakutan dan sangat mengharapkan kehidupan. Yayan terkejut hingga kencing di celana. Dia memeluk pahanya dan meraung dengan gila. “David, jangan bunuh aku. Keluarga Zafar sudah bersalah. Semua yang kami lalukan waktu itu diperintahkan oleh sesepuh. Lepaskanlah kami layaknya tokoh besar yang tidak membuat perhitungan dengan orang kecil.”Saat ini tubuhnya gemetaran dan dia tidak tampak seperti seorang Kelapa Keluarga Zafar lagi. Tidak ada orang yang tidak takut mati! Dia juga tidak terkecuali. Kenyataannya, biasanya orang-orang seperti Yayan yang mengaku sebagai orang kalangan atas inilah yang paling takut mati. Mereka tidak rela untuk kehilangan semua yang mereka miliki, termasuk kekayaan dan kekuasaan.
Baca selengkapnya

Bab 324

“Selama bertahun-tahun ini aku selalu mencari tahu tentang keberadaanmu dan yang lainnya. Sayangnya, aku selalu tidak mendapatkan hasilnya……”Melinda duduk berdampingan dengan David dan menopangkan kepalanya ke atas bahu David, sambil menceritakan pengalamannya selama bertahun-tahun ini kepada David. “Kakak Ke-enam, bagaimana perlakuan Sultan Gojah kepadamu?” David mendengar dengan tenang dan betanya sesekali. “Ayah angkat sangat berjasa kepadaku. Dia memperlakukanku seperti putri kandungnya dan mengajariku cara mengatur prajurit, membentuk formasi serta membunuh musuh di medan perang sejak kecil. Hanya sayangnya, orang baik tidak memiliki umur yang panjang dan Tuhan membiarkannya meninggal karena sakit setengah bulan lalu…….” kata Melinda dengan sedih. “Meninggal karena sakit?” David tertegun mendengarnya. Melinda mengangguk dan berkata, “Setelah ayah angkat meninggal, aku datang ke Jayanegara dan berencana menunggu kesempatan untuk membalaskan dendam korban Panti Asuhan Bisma. A
Baca selengkapnya

Bab 325

David mengendong Melinda sambil berbalik badan dan berkata kepada Helen. “Cepat, antar aku ke Vila Nomor Satu Menteng.”“Apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Helen. “Jika ingin menyelamatkan kakak ke-enamku, maka kamu lakukan saja.” kata David mendesak. Raut wajah Helen langsung berubah. Dia buru-buru membawa David dan Laras naik ke mobil. Setelah kembali ke Vila Nomor Satu Menteng, David bergegas menggendong Melinda ke kamar tidur di lantai tiga dan berkata kepada Helen yang ingin ikut masuk, “Berjagalah di depan pintu. Siapapun tidak boleh masuk tanpa ijin dariku!”Di dalam kamar, David meletakkan Melinda ke atas ranjang dengan pelan. Merasakan nafas Melinda yang pelahan-lahan melemah, dia bergumam, “Kakak Ke-enam, aku tidak akan membiarkanmu mati. Siapapun tidak bisa memisahkan kita!”Sesaat kemudian, dia menanggalkan bajunya dan menampakkan bagian atas tubuh yang penuh dengan bekas luka.Jika adegan ini dilihat oleh orang lain, mereka pasti akan terkejut. Bekas luka di tubuh Dav
Baca selengkapnya

Bab 326

“Tuan Muda, aku akan segera pergi mengumpulkannya sekarang.” jawab Julio. Setelah kembali ke dalam kamar, Laras segera bertanya, “David, kenapa Kakak Ke-enammu tidak sadarkan diri?”Helen juga melihat ke arah David. Dengan suara muram, David berkata, “Selama bertahun-tahun ini, kakak ke-enam terlalu menguras tubuhnya sendiri. Sekarang dia sudah hampir tidak bisa bertahan hidup. Tidak hanya sulit untuk sadarkan diri, kondisi seperti ini juga tidak bisa bertahan lama.”“Apa?”Laras hampir pingsan mendengarnya. Dengan sepasang mata yang memerah, Helen berkata, “Kalau begitu, apakah sekarang kamu punya cara untuk menyelamatkan nona?”“Ada. Tapi aku perlu waktu. Maka dari itu, dalam kurun waktu ini, aku memerlukanmu dan Bi Laras untuk menjaga kakak ke-enamku.” kata David. “Baik!”Helen menarik nafas panjang dan berkata, “Selama aku masih memiliki semulut nafas, siapapun juga jangan harap bisa menyentuh nona!” Setengah jam kemudian, Julio menelepon kemari. “Tuan Muda, hampir semua bahan
Baca selengkapnya

Bab 327

Di dalam kamar yang lembab dan gelap. Ria perlahan-lahan terbangun dari pingsan. Dia menemukan tangan dan kakinya diikat dan mulutnya dibekap. Dia tersenyum pahit dan tiba-tiba menyadari sesuatu. Bagaimanapun juga, hal seperti ini sudah sudah bukan pertama kali dialami olehnya. Dia hanya ingat dirinya ingin pergi ke Taman Pemakaman Umum Kalibata untuk menemui Adik Kerikil Kecil. Akhirnya, saat berada di lapangan parkir bawah tanah, sepertinya mulutnya ditutup oleh seseorang dari belakang dan kemudian dia pingsan. Ria terlebih dahulu memberontak, kemudian memperhatikan sekeliling dengan bantuan cahaya yang dipantulkan dari luar. Di sampingnya masih ada seseorang yang diperlakukan sama persis dengannya. Raut wajah Ria sedikit berubah dan dia sepertinya berhasil mengenali orang itu adalah Brena. Kenapa Brena juga ada di sini? Meskipun dalam hati Ria bingung, tapi di mulutnya tetap mengeluarkan suara ‘uh uh uh’. Dalam waktu yang sama, dia mencoba menggerakkan tubuhnya untuk membang
Baca selengkapnya

Bab 328

“Bukankah aku sudah pernah mengatakannya kepadamu? Ilmu bela diri Tuan David sangat hebat dan aku hanya ingin memintanya mengajariku beberapa jurus. Tidak disangka, kakiku terkilir. Waktu itu Tuan David ingin menggendongku masuk dan tidak ada maksud lainnya.” “Sebenarnya waktu itu aku ingin menjelaskannya kepadamu. Siapa sangka, kamu langsung berbalik badan dan lari.”Brena berkata dengan serius. Dia berhenti sejenak dan berkata dengan tidak tertahankan. “Ria, aku rasa kamu menyukai Tuan David. Kenapa kalian bisa ribut hingga tahap seperti ini?”“Aku……aku tidak suka padanya. Sejak awal di hatiku sudah ada seseorang.” Raut wajah Ria sedikit berubah dan dia berkata dengan terbata-bata. “Siapa? Coba katakan.” Kali ini Brena mulai tertarik. Ria ragu-ragu sejenak dan hanya bisa dengan gagap berkata, “Aku…… yang kusukai adalah Guru Besar David……” Seiring dengan dilontarkannya omongannya. Mata Brena membelalak dan dia melihat Ria dengan tatapan yang sangat aneh. Dia tampak ingin tertawa
Baca selengkapnya

Bab 329

Saat Yansen menembak, Brena sudah melakukan persiapan untuk menunggu kematian. Namun sesaat kemudian, dia mendengar Ria yang berada di belakangnya tiba-tiba berseru. Brena buru-buru membuka mata untuk melihatnya. Pemandangan yang masuk ke layar mata membuatnya seperti tidak berani percaya pada mata kepalanya sendiri. Di hadapannya muncul sebuah cahaya penghalang berwarna kehijauan. Cahaya penghalang itu bagaikan pembatas dan menghadang sebutir peluru di tengah udara sehingga tidak bisa maju ke depan sedikitpun. “Ting……”Peluru segera jatuh ke atas lantai dan cahaya penghalang kehijauan di depan Brena juga ikut hilang bersamanya. “Krek……”Pada saat ini, sebuah suara renyah terdengar dari pergelangan tangannya.Brena secara reflek menunduk melihat ke bawah dan mendapatkan gelang yang dipakai di pergelangan tangannya meletup. Dari 6 mutiara di atasnya, ada satu yang pecah. “Ini adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuan David kepadaku!”Brena terkejut dan juga gembira.Dia tidak
Baca selengkapnya

Bab 330

Ria melihat Brena yang berada di sampingnya dan menemukan saat ini dia sedang mengelus mutiara yang hanya tersisa 3 buah itu dengan hati-hati, bagaikan mendapat harta karun saja. Ria tersenyum pahit dan air matanya mengalir keluar dengan tak terkendali.Maaf, David……Maaf, Adik Kerikil Kecil……Pada saat ini, dia tidak sabaran untuk bertemu dengan David. Karena dia ingin menebus kesalahan…………Pukul 5 sore hari itu, satu unit pesawat penerbangan sipil yang tinggal landas dari Bandara Jayanegara, mendarat dengan mantap di Bandara Jambore.David berjalan keluar dari pesawat sendirian, melihat bandara dan bergumam, “Akhirnya sampai di Jambore……”Pada saat ini, ponselnya berbunyi. Helen yang menelepon kemari.“Tuan David, aku mempunyai seorang kerabat jauh di Jambore. Dia adalah adik sepupuku, namanya Yolanda Wulandari. Aku sudah menyuruhnya menjemput Anda di Terminal 3.”“Jika ada yang tidak diketahui di Jambore, Anda bisa bertanya kepadanya. Aku sudah mengabarinya.”“Baik.”Setelah menu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3132333435
...
154
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status