“Tuan Muda, aku akan segera pergi mengumpulkannya sekarang.” jawab Julio. Setelah kembali ke dalam kamar, Laras segera bertanya, “David, kenapa Kakak Ke-enammu tidak sadarkan diri?”Helen juga melihat ke arah David. Dengan suara muram, David berkata, “Selama bertahun-tahun ini, kakak ke-enam terlalu menguras tubuhnya sendiri. Sekarang dia sudah hampir tidak bisa bertahan hidup. Tidak hanya sulit untuk sadarkan diri, kondisi seperti ini juga tidak bisa bertahan lama.”“Apa?”Laras hampir pingsan mendengarnya. Dengan sepasang mata yang memerah, Helen berkata, “Kalau begitu, apakah sekarang kamu punya cara untuk menyelamatkan nona?”“Ada. Tapi aku perlu waktu. Maka dari itu, dalam kurun waktu ini, aku memerlukanmu dan Bi Laras untuk menjaga kakak ke-enamku.” kata David. “Baik!”Helen menarik nafas panjang dan berkata, “Selama aku masih memiliki semulut nafas, siapapun juga jangan harap bisa menyentuh nona!” Setengah jam kemudian, Julio menelepon kemari. “Tuan Muda, hampir semua bahan
Di dalam kamar yang lembab dan gelap. Ria perlahan-lahan terbangun dari pingsan. Dia menemukan tangan dan kakinya diikat dan mulutnya dibekap. Dia tersenyum pahit dan tiba-tiba menyadari sesuatu. Bagaimanapun juga, hal seperti ini sudah sudah bukan pertama kali dialami olehnya. Dia hanya ingat dirinya ingin pergi ke Taman Pemakaman Umum Kalibata untuk menemui Adik Kerikil Kecil. Akhirnya, saat berada di lapangan parkir bawah tanah, sepertinya mulutnya ditutup oleh seseorang dari belakang dan kemudian dia pingsan. Ria terlebih dahulu memberontak, kemudian memperhatikan sekeliling dengan bantuan cahaya yang dipantulkan dari luar. Di sampingnya masih ada seseorang yang diperlakukan sama persis dengannya. Raut wajah Ria sedikit berubah dan dia sepertinya berhasil mengenali orang itu adalah Brena. Kenapa Brena juga ada di sini? Meskipun dalam hati Ria bingung, tapi di mulutnya tetap mengeluarkan suara ‘uh uh uh’. Dalam waktu yang sama, dia mencoba menggerakkan tubuhnya untuk membang
“Bukankah aku sudah pernah mengatakannya kepadamu? Ilmu bela diri Tuan David sangat hebat dan aku hanya ingin memintanya mengajariku beberapa jurus. Tidak disangka, kakiku terkilir. Waktu itu Tuan David ingin menggendongku masuk dan tidak ada maksud lainnya.” “Sebenarnya waktu itu aku ingin menjelaskannya kepadamu. Siapa sangka, kamu langsung berbalik badan dan lari.”Brena berkata dengan serius. Dia berhenti sejenak dan berkata dengan tidak tertahankan. “Ria, aku rasa kamu menyukai Tuan David. Kenapa kalian bisa ribut hingga tahap seperti ini?”“Aku……aku tidak suka padanya. Sejak awal di hatiku sudah ada seseorang.” Raut wajah Ria sedikit berubah dan dia berkata dengan terbata-bata. “Siapa? Coba katakan.” Kali ini Brena mulai tertarik. Ria ragu-ragu sejenak dan hanya bisa dengan gagap berkata, “Aku…… yang kusukai adalah Guru Besar David……” Seiring dengan dilontarkannya omongannya. Mata Brena membelalak dan dia melihat Ria dengan tatapan yang sangat aneh. Dia tampak ingin tertawa
Saat Yansen menembak, Brena sudah melakukan persiapan untuk menunggu kematian. Namun sesaat kemudian, dia mendengar Ria yang berada di belakangnya tiba-tiba berseru. Brena buru-buru membuka mata untuk melihatnya. Pemandangan yang masuk ke layar mata membuatnya seperti tidak berani percaya pada mata kepalanya sendiri. Di hadapannya muncul sebuah cahaya penghalang berwarna kehijauan. Cahaya penghalang itu bagaikan pembatas dan menghadang sebutir peluru di tengah udara sehingga tidak bisa maju ke depan sedikitpun. “Ting……”Peluru segera jatuh ke atas lantai dan cahaya penghalang kehijauan di depan Brena juga ikut hilang bersamanya. “Krek……”Pada saat ini, sebuah suara renyah terdengar dari pergelangan tangannya.Brena secara reflek menunduk melihat ke bawah dan mendapatkan gelang yang dipakai di pergelangan tangannya meletup. Dari 6 mutiara di atasnya, ada satu yang pecah. “Ini adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuan David kepadaku!”Brena terkejut dan juga gembira.Dia tidak
Ria melihat Brena yang berada di sampingnya dan menemukan saat ini dia sedang mengelus mutiara yang hanya tersisa 3 buah itu dengan hati-hati, bagaikan mendapat harta karun saja. Ria tersenyum pahit dan air matanya mengalir keluar dengan tak terkendali.Maaf, David……Maaf, Adik Kerikil Kecil……Pada saat ini, dia tidak sabaran untuk bertemu dengan David. Karena dia ingin menebus kesalahan…………Pukul 5 sore hari itu, satu unit pesawat penerbangan sipil yang tinggal landas dari Bandara Jayanegara, mendarat dengan mantap di Bandara Jambore.David berjalan keluar dari pesawat sendirian, melihat bandara dan bergumam, “Akhirnya sampai di Jambore……”Pada saat ini, ponselnya berbunyi. Helen yang menelepon kemari.“Tuan David, aku mempunyai seorang kerabat jauh di Jambore. Dia adalah adik sepupuku, namanya Yolanda Wulandari. Aku sudah menyuruhnya menjemput Anda di Terminal 3.”“Jika ada yang tidak diketahui di Jambore, Anda bisa bertanya kepadanya. Aku sudah mengabarinya.”“Baik.”Setelah menu
Seketika, Kelvin berkata dengan wajah merah karena emosi. “Bocah, apa yang kamu katakan?”Awalnya dia ingin mempermalukan David. Tidak disangka, David lebih kejam darinya. Ternyata David memarahinya idiot dan bahkan masih menasehati Yolanda untuk mencampakkannya. Bagaimana hal ini tidak membuatnya marah?Yolanda berkata menghentikannya. “Sudahlah, semuanya kurangi pembicaraan.”Hingga saat ini, dia baru melihat David dengan dingin dan berkata, “Kakak sepupuku mengatakan bahwa kamu datang untuk mengikuti kegiatan lelang besok, ‘ya?”“Benar.” kata David mengangguk. Berdasarkan informasi dari Helen, bunga dewa dan ginseng merah ratusan tahun akan muncul di kegiatan lelang Jambore.“Bocah, kamu ingin mengikuti kegiatan lelang Jambore kami hanya dengan mengandalkan dirimu saja?” Kelvin segera tersenyum dingin dan berkata, “Kuberitahu kamu yang sesungguhnya. Kegiatan lelang besok bukannya bisa diikuti oleh semua orang. Kau harus mendapatkan undangan.”“Undangan?” Alis David mengkerut. Hele
Jacob merangkul pinggang Ivana dengan royal dan menyipitkan mata ke arah David. “Siapa dia?”Dia bukannya peduli pada David. Yang dipedulikannya adalah anak ini bahkan tidak menyapanya saat bertemu dengannya. “Tuan Muda Jacob, namanya David. Dia adalah teman kakak sepupuku. Kali ini aku membawanya kemari untuk meminta bantuan Anda.”Yolanda berbicara sambil memberi isyarat mata pada David, supaya dia lebih proaktif. Namun, David justru tidak tergerak karenanya. Dia hanya mengangguk kepada Jacob dengan acuh. B*rengsek!Anak ini agak keras kepala ya. Semua orang di sekitar otomatis tertegun melihat keadaan itu, kemudian mereka melihat David dengan tertawa di atas penderitaan.Yolanda hampir mati karena marah. Kelvin hanya tertawa terbahak-bahan di dalam hati. Orang bodoh!Apakah kamu kira Tuan Muda Jacob begitu enak untuk disinggung sepertiku? Nanti akan ada kesialan untukmu.Ternyata benar. Wajah Jacob langsung meredam dia tersenyum dingin sambil berkata, “Meminta bantuanku? Coba
Sesaat kemudian. Seorang pria paruh baya yang mengenakan jubah nilon dan berwajah jahat menerobos masuk dengan membawa belasan pria kekar. Pemilik KTV Dynasty, Wahid Angsana, salah satu dari orang yang paling berkuasa di Jambore!Nafas semua orang sesak seketika. Jacob seperti melihat bintang penolong dan langsung menunjuk David sambil berkata, “Ayah, anak inilah yang sudah memukulku……”Wahid menyipitkan mata melihat ke arah David. Setelah melihat dirinya yang masih muda tapi luar biasa sombong, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, “Siapa kamu? kenapa memukul putraku?”“Karena dia pantas untuk dipukul.” kata David dengan acuh dan tetap duduk tenang tak bergerak. Begitu omongan ini keluar, sebagus apapun emosi Wahid, dia juga tetap tersenyum karena marah. “Bagus, bagus, bagus. Anak yang sangat sombong. Hari ini aku akan membantu orang tuamu mendidikmu!”Setelah mengatakan bagus 3 kali secara berturut-turut, dia dengan suara dingin berkata, “Tarzan, tanggalkan lengan ana