Namun, ketika semua orang melihat perubahan pada permukaan lantai di bawah kakinya, semuanya menampakkan ekspresi seperti melihat hantu. Setiap orang tua itu berjalan satu langkah, maka di atas lantai akan muncul sebuah jejak kaki yang dalam. Jejak kaki itu sedalam 30% dari lantai!Oh Tuhan!Ini adalah lantai marmer yang sangat kuat lho!Setelah orang tua itu berjalan masuk ke dalam, Wahid menampakkan wajah hormat dan berkata, “Guru Besar Suwandi, merepotkanmu saja.”Guru Besar Suwandi ini adalah seorang pesilat kuno. Di tahun-tahun awal, dia diburu dan secara kebetulan, dia diselamatkan oleh Wahid. Setelah luka orang tua itu sembuh, dia terus berada di sisi Wahid dan melindunginya secara sembunyi-sembunyi demi membalas budi.Selama bertahun-tahun ini, Wahid tidak pernah membocorkan kemampuan asli Guru Besar Suwandi. Namun saat ini, demi melawan David dia terpaksa memperlihatkannya. Guru Besar Suwandi sedikit mengangguk, kemudian perlahan-lahan mengangkat kepala melihat ke arah David
“Da……Guru Besar David, salah paham. Salah paham……”Wahid berlutut di atas lantai. Keringat dinginnya berkucuran dengan menggila. Dia ketakutan hingga jiwanya hampir melayang. Dia pernah mendengar rumor tentang David. Saat itu, dia masih berpikiran jangan sampai menyinggung tokoh seperti ini. Tapi, bermimpi pun dia tidak menyangka bahwa Guru Besar David ini bahkan datang ke tempat kekuasaannya dan putranya sendiri telah menyinggungnya. Setelah melihat gelagatnya, semua orang di samping sepenuhnya terperanjat. Jacob sedang ingin berbicara. Namun, setelah menghadapi tatapan membunuh dari Wahid, dia tidak berani mengatakan sepatah katapun lagi. “Salah paham?”Sudut bibir David mengeluarkan sebuah ejekan. “Barusan Tuan Wahid mengatakan ingin menanggalkan tanganku. Kenapa sedetik kemudian langsung memberitahuku bahwa itu adalah salah paham?”Wahid tahu bahwa jika hari ini dia tidak menunjukkan sedikit itikad baik, maka keadaan akan sulit untuk membaik.Dia langsung menggertakkan gigi d
“Aku ingin kalian bantu aku cari tahu keberadaan 2 jenis barang, yaitu ginseng merah ratusan tahun dan bunga dewa.”Meskipun sebelumnya Helen mengatakan informasi mengenai ginseng merah ratusan tahun dan bunga dewa muncul di Jambore, tapi dia juga tidak tahu mengenai hal detilnya.Dan sebagai preman lokal di Jambore, saluran informasi yang dimilikinya pasti tidak biasa.Wahid langsung berseru mendengarnya. “Guru Besar David juga datang demi ginseng merah ratusan tahun?”“Kamu tahu dimana keberadaannya?” Mata David bersinar. Wahid secara otomatis melihat ke arah Guru Besar Suwandi yang berada di samping, kemudian mengangguk dan berkata, “Ginseng merah ratusan tahun yang Anda inginkan akan muncul di kegiatan lelang bahan obat Jambore besok. Waktunya jam 10.00, tempatnya di Balai Pengobatan Kuno.”“Balai Pengobatan Kuno?” David mengerutkan alis. “Benar.”Wahid berkata, “Balai Pengobatan Kuno adalah pasar obat terbesar di Jambore. Pemiliknya bernama Burhan Kumala yang dijuluki sebagai Ra
Ekspresi Guru Besar Suwandi langsung beruba dan dengan tersenyum pahit, dia berkata, “Benar. Sebagai keluarga pesilat kuno Jambore, Keluarga Kemas memandang rendah kami layaknya malaikat. Katanya sesepuh Keluarga Kemas sepertinya merupakan maha guru pesilat. Jika Keluarga Kemas ikut campur tangan, Guru Besar David ini pasti juga akan kembali dengan tangan kosong.”“Bagaimanapun juga, ini tetap merupakan sebuah kesempatan. Semoga Guru Besar David ini benaran luar biasa kejam seperti yang diberitakan itu.” Wahid berkata sambil menggelengkan kepala. ……Kota Jayanegara, Vila Nomor Satu Menteng. Brena berjalan keluar dari mobil bersama Ria. “Ria, ini adalah tempat tinggal Tuan David.” kata Brena sambil tersenyum. Ria mengangkat kepalanya dan menatap rumah mewah nomor satu di Jayanegara di depannya ini dengan ekspresi yang sangat rumit.Pemandangan di masa lalu kembali muncul di benaknya. Teringat saat pertama kali dia bertemu dengan David. David datang menemuinya dengan membawa surat p
Tubuh Laras seketika bergetar. Dia buru-buru melangkah maju dan menjulurkan tangan untuk membuka lengan baju tangan kiri Ria. Dia langsung menemukan tanda lahir berwarna merah sebesar kacang merah di pergelangan tangan Ria. Sesaat kemudian, dia langsung memeluk Ria dalam dekapannya dan tidak berhenti terisak. “Ria, benaran adalah kamu. Benaran adalah kamu……”Benaran anak gadis ini!Dia tidak akan salah mengenalnya. Ketika dirinya sendiri mengambil Ria dari baskom kayu di tepi danau waktu itu, dia menemukan di pergelangan tangan Ria terdapat sebuah tanda lahir berwarna merah. “Maaf, Bi Laras. Ria tidak berguna. Selama bertahun-tahun ini, Ria tidak berhasil menemukan Bibi……”“Jangan menangis, Nak. Bi Laras baik-baik saja. Bi Laras sudah sangat senang karena masih bisa bertemu kembali denganmu.” Keduanya menangis tersedu-sedu sambil berpelukan dan membuat mata Brena dan Maria yang masuk karena mendengar suara mereka menjadi merah karena melihatnya. Helen yang bertugas menjaga keamana
“Benar.”“Adik Kerikil Kecil menanggung terlalu banyak hal seorang diri. Aku……aku ingin membantunya.” “Selain itu, sebagai seorang adik, aku juga memiliki tanggung jawab untuk mencoba yang terbaik demi menyembuhkan penyakit kakak ke-enam.”Ria berkata dengan wajah penuh keyakinan. Brena mengerutkan alis dan berkata, “Tapi aku mendengar bahwa Jambore sangat kacau dan sangat luas. Kamu juga tidak tahu alamat pasti Tuan David. Bagaimana kamu mencarinya setelah pergi ke sana?”“Lagipula, kamu seorang gadis. Bagaimana jika bertemu dengan bahaya di sana?”Ria mengangguk. “Aku tahu. Jadi……jadi aku ingin meminjam gelang di pergelangan tanganmu.”“Kamu tenang saja. Setelah kembali, aku pasti akan mengembalikannya padamu sesuai aslinya.” Dia tampak memohon. Brena menunduk melihat gelang yang hanya tersisa 3 butir mutiara di pergelangan tangannya dan merasa sedikit ragu. Ini adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuan David kepadanya. Dia sangat berharga dan pernah menyelamatkan nyawanya.
Pria cabul segera mengeluarkan ponsel untuk menelepon seseorang dan melakukan pembicaraan panjang. Dengan cepat, seorang wanita paruh baya dengan gaya jalan yang centil, berjalan kemari sambil menggondol sebatang rokok. Pria cabul membisikkan sesuatu di telinganya dan menunjuk Ria yang berada di kejauhan sesekali. Setelah keduanya melakukan tawar menawar, wanita paruh baya menerima uang 2 juta. Dia mematikan puntung rokok dan berjalan ke arah Ria. Ria sedang makan roti kukus. Tiba-tiba, ada orang yang menepuk pundaknya dari belakang. Begitu memutar kepala, dia melihat seorang wanita paruh baya tersenyum padanya sambil berkata, “Bukankah kamu adalah Yenita dari Keluarga Cahyadi?”“Halo, kamu salah orang, ‘ya?” kata Ria mengerutkan alis. “Tidak mungkin, ‘kan? Aku pernah bertemu denganmu. Bukankah nama lengkapmu Yenita Cahyadi?” kata wanita paruh baya dengan suara pelan.” “Maaf, kamu salah orang. Nama belakangku bukan Cahyadi.” kata Ria dengan dingin. “Aku tidak percaya, kecuali k
Sekitar jam 09.30 keesokan harinya, mobil Wahid berhenti di lantai bawah hotel dimana David tinggal. Ada pejalan kaki yang terkejut setelah mengenali identitas Wahid. Yang lebih banyak justru adalah rasa penasaran akan siapa orang yang sedang ditunggu oleh bos besar seperti dia. Dengan cepat, mereka melihat seorang anak muda yang berpakaian biasa namun beraura luar biasa berjalan keluar dari dalam Hotel. “Guru Besar David!”Tubuh Wahid dan orang-orang kelompoknya langsung sedikit membungkuk dan ekspresi mereka tampak penuh hormat. “Ayo jalan.”David melihat pejalan kaki yang tercengang sejenak, kemudian angkat kaki masuk ke dalam mobil Wahid.Setelah melihat kepergian beberapa orang itu, kerumunan orang yang menonton langsung meledak. “Astaga, seorang bos besar Jambore, Wahid Angsaan bahkan menjemput seorang anak muda secara pribadi. ““Tak hanya seperti itu. Aku lihat sepertinya Tuan Wahid juga sangat hormat kepada anak muda itu.” “Sulit untuk dipercaya. Sulit untuk dipercaya……”
“David, maafkan aku karena tidak bisa melindungi Sabrina dan yang lainnya ....” Ria menangis penuh rasa bersalah.David diam tanpa mengatakan apapun.“David, terima kasih karena telah menyelamatkanku.” Ria mengangkat kepala, menghapus air matanya dan memaksakan senyum tipis.“Kakak Ketujuh, jangan bicara dulu, tahap keterampilanmu mengalami kemunduran parah. Aku akan membantu mengembalikan kondisi tubuhmu dulu, setelah tubuhmu sedikit pulih, baru kita pergi.” Selesai berbicara, dia mengeluarkan berbagai bahan obat langka dari tasnya yang menumpuk seperti gunung.Ria terkejut.“Ini … ini semua benda apa?” “Kamu hanya perlu makan semuanya saja.” David dengan tenang, mendorong semua obat itu ke hadapan Ria. “Begitu banyak obat spiritual yang berharga, kamu rela memberikannya?” Ria membelalak dengan mata cantiknya, terkejut tanpa bisa menjelaskan. Perlu diketahui bahwa setiap obat-obat spiritual yang berharga ini memiliki nilai yang luar biasa tinggi, bahkan seorang kuat tahap maha ka
Di sampingnya, selain dirinya, ada delapan orang lagi. Semuanya adalah ahli tahap kaisar silat dengan aura yang panjang dan melimpah, yang ternyata merupakan setengah langkah kaisar silat.Kekuatan seperti ini bahkan di dalam perkumpulan tersembunyi, semuanya termasuk para ahli teratas.Bagaimanapun, di seluruh bidang silat, hanya sedikit pesilat yang memiliki kekuatan bertarung tahap kaisar silat.“Aku tidak akan pernah menyerah!” Wajah Ria pucat dan dia berusaha melarikan diri dengan sekuat tenaga. Gaunnya sudah menjadi merah dan tampak sangat mencolok.“Hihi, kelihatannya tebakanku memang benar, gadis ini memiliki harta berharga!” “Hahaha, aku cukup beruntung!” Sekian banyak pesilat bersorak dengan penuh semangat. Tatapan mata mereka disertai dengan nafsu.Wuush! Wuush! Wussh!Tiba-tiba, tiga pisau terbang melesat dan menembus tenggorokan tiga pesilat dengan suara letusan, membuat mereka langsung mati mengenaskan.“Siapa itu?!” “Cari mati!” Pesilat yang tersisa marah besar.“Wu
Dia tidak rela!Kenapa?!Perkumpulan tersembunyi jelas-jelas merupakan perkumpulan sah di Indojaya!Jelas-jelas di sinilah tanah suci dunia silat!“Beritahu aku, di mana lokasi perkumpulan tersembunyi yang sebenarnya?” David berjongkok, menatap Hardinan dengan tenang dan bertanya.“Hmph!!” Hardinan menggertakkan giginya, “Bocah b*jingan, kamu akan mati! Kamu bahkan berani menyinggung perkumpulan tersembunyi! Ayahku tidak akan mengampunimu!”“Oh?” David mengangkat alisnya.Sebuah tamparan dilayangkan begitu tangannya diangkat. Dengan suara “plak”, Hardinan langsung pingsan.David memang tidak sudi untuk bergabung dengan perkumpulan tersembunyi.Namun dia juga tidak takut!Tubuhnya telah lama melampaui batas maha kaisar silat!“Hasil kali ini cukup bagus. Perjalanan jauh sejauh puluhan ribu kilometer tidak sia-sia.” David berdiri, menepuk pantatnya dan berbalik badan berjalan ke pintu kedai.“Eh, saudara cilik, tunggu sebentar!” Seorang pria paruh baya menghadang di depan David.“Ap
“Jika aku tidak membunuh mereka, bagaimana mereka bisa mati?”David menggelengkan kepala dengan dingin, “Orang-orang tidak berguna ini, tidak layak untuk diungkit.”“Kau ... kau sangat kejam ….” Gadis gemuk itu gemetaran. Matanya yang indah dipenuhi rasa ngeri.Dalam ingatannya, seseorang seperti David seharusnya lembut dan sopan.Bagaimana mungkin dia menjadi orang yang begitu kejam dan bengis?“Siapa kamu? Mengapa kamu membunuh murid-murid perkumpulan tersembunyi kami?” Tiba-tiba, terdengar teriakan dingin penuh amarah.Sekelompok pesilat berpakaian hitam memasuki kedai. Pesilat berjubah hitam yang memimpin, tidak lain adalah Hardinan Caksana.Saat itu, orang ini berdiri di luar kedai. Orang-orang di sekitar, sama sekali tidak bisa mendekat dalam radius tiga langkah dari dirinya, seolah ada aura misterius yang membatasi semua orang dan membuat semua orang segan.Di belakang pesilat berjubah hitam itu, juga diikuti oleh beberapa maha kaisar silat. Kekuatan dari setiap mereka sangat
“Sayangnya, kalian seharusnya tidak menggangguku.”Kata-kata itu baru saja selesai diucapkan.Dia tiba-tiba menendang dengan satu kakinya.Bam!Tendangan itu mengenai perut salah satu dari mereka. Kekuatan yang luar biasa langsung membuat orang itu terlempar sejauh sepuluh meter dan tulang punggungnya patah!Orang terakhir yang tersisa ketakutan setengah mati dan segera berbalik untuk melarikan diri ke kedalaman gang.“Em?” David mengangkat alis.Orang itu ternyata sudah melarikan diri?Apakah mungkin, dalam sekejap tadi, orang itu merasakan bahaya sehingga kemampuan membuat keputusan di tempat pun meningkat beberapa tingkat, sehingga dia berhasil lolos dari bencana ini?“Aku sudah bilang, siapa pun dari kalian jangan harap bisa pergi hari ini!” Nada bicara David terdengar dingin.Boom!Dia melompat ke udara, tubuhnya bergerak seperti seekor kera yang lincah. Kedua kakinya menyeberangi ruang kosong, menghantam kepala pria yang berusaha melarikan diri itu dengan tendangan cambuk.Plak!
“Issh ....”Belati itu ditarik keluar.Darah segar memancar ke segala arah!“Kau ....” Pemuda bertubuh besar itu tampak ketakutan dan pupil matanya mengecil. “Orang ini ... memiliki kemauan yang sangat kuat ....” Yang lain menarik napas dalam-dalam dan mata mereka penuh ketakutan.Barusan orang ini bahkan sengaja mendekat dan membiarkan pihak lawan menusukkan belati ke bahunya.Jika orang lain yang mengalaminya, mereka pasti akan berteriak kesakitan!Siapa sangka, pria ini bahkan tidak mengeluarkan desahan apa pun dan malah menggunakan rasa sakit itu untuk meledakkan kekuatan dalam sekejap!“Aku akan membunuhmu!” Pemuda bertubuh besar itu meraung dengan marah. Otot-otot lengannya menggembung, energi di sekujut tubuhnya meluap dan dia mengayunkan tangannya dengan keras ke kepala David.Bam!David mengangkat telapak tangannya untuk menangkis. Dengan kekuatan di pergelangan tangannya, dia mematahkan kedua lengan pemuda itu dengan bunyi “krek!”, kemudian menghancurkan tenggorokannya, me
Jarak dari kota kecil di kaki gunung sekitar lima ratus kilometer lebih.Perjalanan berlangsung dengan sangat cepat.David akhirnya tiba di kota kecil di luar pegunungan menjelang tengah hari.Saat itu, banyak pesilat berkumpul di kaki gunung.Mayat para murid perkumpulan tersembunyi berserakan di jalanan.“Tampaknya semalam ada banyak orang yang memasuki pegunungan untuk menyelamatkan orang dan menyebabkan pertempuran sengit.” David menggelengkan kepala. Di antara mayat-mayat itu, ada yang mengenakan pakaian murid perkumpulan tersembunyi, ada yang mengenakan pakaian penduduk desa biasa, bahkan ada beberapa yang tubuhnya masih bernoda darah segar, menandakan mereka baru saja tewas.“Eh?” Pandangan David tertuju pada dada salah satu mayat.Mayat itu memiliki postur tubuh yang berbeda dari orang biasa dan di dadanya ada tato aneh.David menatap tajam sejenak dan alisnya perlahan mengkerut, “Tato perkumpulan tersembunyi!”Dia mengenalinya!Itu adalah simbol dari perkumpulan tersembunyi!
Pria berbaju hitam yang memimpin mendengus dingin, mencabut pedang panjang di pinggangnya dan langsung menyerbu ke arah David.“Cari mati!” Mata David memancarkan niat membunuh yang sangat kuat.Boom!Dalam sekejap, David melangkah maju dan menerobos keluar. Kecepatannya sangat tinggi, seperti macan tutul yang menerkam mangsa dan langsung berhadapan dengan pria berbaju hitam itu.Hanya dalam satu serangan.Krek!Sebuah lengan patah. Darah mengalir deras, mewarnai dada menjadi merah dan tubuhnya terjatuh mundur sejauh belasan meter.Wajah pria berbaju hitam itu penuh ketakutan dan sama sekali tidak berani percaya.Dia adalah pesilat tahap dewa silat, namun dikalahkan oleh seorang “sampah” tahap maha kaisar silat?“Tidak mungkin ... puch!” Sebelum omongannya selesai, David mengangkat kaki, menendang ke samping dengan kejam, langsung melayangkan kepala pria berbaju hitam dan darah bercampur otak tersembur ke segala arah.“Bunuh dia!” Semua orang yang tersisa menunjukkan ekspresi marah
“David?”Mendengar omongan itu, ekspresi pria berbaju biru dan wanita bergaun hijau langsung berubah.“Benar, itu aku,” kata David dengan tenang. “Bagaimana kamu tahu identitas kami?” Pria itu bertanya dengan suara berat. David mendengus dingin tanpa menjawab, karena kedua orang ini jelas mengenalnya. Karena seperti itu, dia juga enggan untuk membuang waktu.“Karena kenal, maka tolong beri tahu aku satu hal.” Pandangan David tertuju pada pria berbaju biru, dan dengan tegas dia berkata, “Di mana dia?” Kakak ketujuh, Ria, dan kakak kedua, Sabrina ... semua kakaknya adalah keluarganya.Ekspresi pria berbaju biru berubah-ubah.“Aku tidak mengerti apa yang sedang kamu bicarakan.” Setelah beberapa saat, pria berbaju biru perlahan menggelengkan kepala. “Hehe, kalian benar-benar bersedia mengatakannya?” Mata David menyipit tajam. “Kalau begitu, jangan salahkan aku kalau aku bertindak kasar!” Ngung …Begitu dia mengayunkan lengannya, seberkas cahaya perak yang menyilaukan muncul di sela-se