Di dalam kamar yang lembab dan gelap. Ria perlahan-lahan terbangun dari pingsan. Dia menemukan tangan dan kakinya diikat dan mulutnya dibekap. Dia tersenyum pahit dan tiba-tiba menyadari sesuatu. Bagaimanapun juga, hal seperti ini sudah sudah bukan pertama kali dialami olehnya. Dia hanya ingat dirinya ingin pergi ke Taman Pemakaman Umum Kalibata untuk menemui Adik Kerikil Kecil. Akhirnya, saat berada di lapangan parkir bawah tanah, sepertinya mulutnya ditutup oleh seseorang dari belakang dan kemudian dia pingsan. Ria terlebih dahulu memberontak, kemudian memperhatikan sekeliling dengan bantuan cahaya yang dipantulkan dari luar. Di sampingnya masih ada seseorang yang diperlakukan sama persis dengannya. Raut wajah Ria sedikit berubah dan dia sepertinya berhasil mengenali orang itu adalah Brena. Kenapa Brena juga ada di sini? Meskipun dalam hati Ria bingung, tapi di mulutnya tetap mengeluarkan suara ‘uh uh uh’. Dalam waktu yang sama, dia mencoba menggerakkan tubuhnya untuk membang
“Bukankah aku sudah pernah mengatakannya kepadamu? Ilmu bela diri Tuan David sangat hebat dan aku hanya ingin memintanya mengajariku beberapa jurus. Tidak disangka, kakiku terkilir. Waktu itu Tuan David ingin menggendongku masuk dan tidak ada maksud lainnya.” “Sebenarnya waktu itu aku ingin menjelaskannya kepadamu. Siapa sangka, kamu langsung berbalik badan dan lari.”Brena berkata dengan serius. Dia berhenti sejenak dan berkata dengan tidak tertahankan. “Ria, aku rasa kamu menyukai Tuan David. Kenapa kalian bisa ribut hingga tahap seperti ini?”“Aku……aku tidak suka padanya. Sejak awal di hatiku sudah ada seseorang.” Raut wajah Ria sedikit berubah dan dia berkata dengan terbata-bata. “Siapa? Coba katakan.” Kali ini Brena mulai tertarik. Ria ragu-ragu sejenak dan hanya bisa dengan gagap berkata, “Aku…… yang kusukai adalah Guru Besar David……” Seiring dengan dilontarkannya omongannya. Mata Brena membelalak dan dia melihat Ria dengan tatapan yang sangat aneh. Dia tampak ingin tertawa
Saat Yansen menembak, Brena sudah melakukan persiapan untuk menunggu kematian. Namun sesaat kemudian, dia mendengar Ria yang berada di belakangnya tiba-tiba berseru. Brena buru-buru membuka mata untuk melihatnya. Pemandangan yang masuk ke layar mata membuatnya seperti tidak berani percaya pada mata kepalanya sendiri. Di hadapannya muncul sebuah cahaya penghalang berwarna kehijauan. Cahaya penghalang itu bagaikan pembatas dan menghadang sebutir peluru di tengah udara sehingga tidak bisa maju ke depan sedikitpun. “Ting……”Peluru segera jatuh ke atas lantai dan cahaya penghalang kehijauan di depan Brena juga ikut hilang bersamanya. “Krek……”Pada saat ini, sebuah suara renyah terdengar dari pergelangan tangannya.Brena secara reflek menunduk melihat ke bawah dan mendapatkan gelang yang dipakai di pergelangan tangannya meletup. Dari 6 mutiara di atasnya, ada satu yang pecah. “Ini adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuan David kepadaku!”Brena terkejut dan juga gembira.Dia tidak
Ria melihat Brena yang berada di sampingnya dan menemukan saat ini dia sedang mengelus mutiara yang hanya tersisa 3 buah itu dengan hati-hati, bagaikan mendapat harta karun saja. Ria tersenyum pahit dan air matanya mengalir keluar dengan tak terkendali.Maaf, David……Maaf, Adik Kerikil Kecil……Pada saat ini, dia tidak sabaran untuk bertemu dengan David. Karena dia ingin menebus kesalahan…………Pukul 5 sore hari itu, satu unit pesawat penerbangan sipil yang tinggal landas dari Bandara Jayanegara, mendarat dengan mantap di Bandara Jambore.David berjalan keluar dari pesawat sendirian, melihat bandara dan bergumam, “Akhirnya sampai di Jambore……”Pada saat ini, ponselnya berbunyi. Helen yang menelepon kemari.“Tuan David, aku mempunyai seorang kerabat jauh di Jambore. Dia adalah adik sepupuku, namanya Yolanda Wulandari. Aku sudah menyuruhnya menjemput Anda di Terminal 3.”“Jika ada yang tidak diketahui di Jambore, Anda bisa bertanya kepadanya. Aku sudah mengabarinya.”“Baik.”Setelah menu
Seketika, Kelvin berkata dengan wajah merah karena emosi. “Bocah, apa yang kamu katakan?”Awalnya dia ingin mempermalukan David. Tidak disangka, David lebih kejam darinya. Ternyata David memarahinya idiot dan bahkan masih menasehati Yolanda untuk mencampakkannya. Bagaimana hal ini tidak membuatnya marah?Yolanda berkata menghentikannya. “Sudahlah, semuanya kurangi pembicaraan.”Hingga saat ini, dia baru melihat David dengan dingin dan berkata, “Kakak sepupuku mengatakan bahwa kamu datang untuk mengikuti kegiatan lelang besok, ‘ya?”“Benar.” kata David mengangguk. Berdasarkan informasi dari Helen, bunga dewa dan ginseng merah ratusan tahun akan muncul di kegiatan lelang Jambore.“Bocah, kamu ingin mengikuti kegiatan lelang Jambore kami hanya dengan mengandalkan dirimu saja?” Kelvin segera tersenyum dingin dan berkata, “Kuberitahu kamu yang sesungguhnya. Kegiatan lelang besok bukannya bisa diikuti oleh semua orang. Kau harus mendapatkan undangan.”“Undangan?” Alis David mengkerut. Hele
Jacob merangkul pinggang Ivana dengan royal dan menyipitkan mata ke arah David. “Siapa dia?”Dia bukannya peduli pada David. Yang dipedulikannya adalah anak ini bahkan tidak menyapanya saat bertemu dengannya. “Tuan Muda Jacob, namanya David. Dia adalah teman kakak sepupuku. Kali ini aku membawanya kemari untuk meminta bantuan Anda.”Yolanda berbicara sambil memberi isyarat mata pada David, supaya dia lebih proaktif. Namun, David justru tidak tergerak karenanya. Dia hanya mengangguk kepada Jacob dengan acuh. B*rengsek!Anak ini agak keras kepala ya. Semua orang di sekitar otomatis tertegun melihat keadaan itu, kemudian mereka melihat David dengan tertawa di atas penderitaan.Yolanda hampir mati karena marah. Kelvin hanya tertawa terbahak-bahan di dalam hati. Orang bodoh!Apakah kamu kira Tuan Muda Jacob begitu enak untuk disinggung sepertiku? Nanti akan ada kesialan untukmu.Ternyata benar. Wajah Jacob langsung meredam dia tersenyum dingin sambil berkata, “Meminta bantuanku? Coba
Sesaat kemudian. Seorang pria paruh baya yang mengenakan jubah nilon dan berwajah jahat menerobos masuk dengan membawa belasan pria kekar. Pemilik KTV Dynasty, Wahid Angsana, salah satu dari orang yang paling berkuasa di Jambore!Nafas semua orang sesak seketika. Jacob seperti melihat bintang penolong dan langsung menunjuk David sambil berkata, “Ayah, anak inilah yang sudah memukulku……”Wahid menyipitkan mata melihat ke arah David. Setelah melihat dirinya yang masih muda tapi luar biasa sombong, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, “Siapa kamu? kenapa memukul putraku?”“Karena dia pantas untuk dipukul.” kata David dengan acuh dan tetap duduk tenang tak bergerak. Begitu omongan ini keluar, sebagus apapun emosi Wahid, dia juga tetap tersenyum karena marah. “Bagus, bagus, bagus. Anak yang sangat sombong. Hari ini aku akan membantu orang tuamu mendidikmu!”Setelah mengatakan bagus 3 kali secara berturut-turut, dia dengan suara dingin berkata, “Tarzan, tanggalkan lengan ana
Namun, ketika semua orang melihat perubahan pada permukaan lantai di bawah kakinya, semuanya menampakkan ekspresi seperti melihat hantu. Setiap orang tua itu berjalan satu langkah, maka di atas lantai akan muncul sebuah jejak kaki yang dalam. Jejak kaki itu sedalam 30% dari lantai!Oh Tuhan!Ini adalah lantai marmer yang sangat kuat lho!Setelah orang tua itu berjalan masuk ke dalam, Wahid menampakkan wajah hormat dan berkata, “Guru Besar Suwandi, merepotkanmu saja.”Guru Besar Suwandi ini adalah seorang pesilat kuno. Di tahun-tahun awal, dia diburu dan secara kebetulan, dia diselamatkan oleh Wahid. Setelah luka orang tua itu sembuh, dia terus berada di sisi Wahid dan melindunginya secara sembunyi-sembunyi demi membalas budi.Selama bertahun-tahun ini, Wahid tidak pernah membocorkan kemampuan asli Guru Besar Suwandi. Namun saat ini, demi melawan David dia terpaksa memperlihatkannya. Guru Besar Suwandi sedikit mengangguk, kemudian perlahan-lahan mengangkat kepala melihat ke arah David
Entah telah berapa lama waktu berlalu. David membuka matanya dan bangkit berdiri. Dia melirik mayat pria berpakaian abu-abu dan mengangkat pedang panjangnya.David merasakan energi spiritual di pusat energinya telah pulih sekitar tujuh hingga delapan bagian. Dia kemudian mengeluarkan bahan-bahan obat dan mulai meramu pil penyembuh.Meskipun tubuhnya mengalami luka parah, namun energi spiritual di pusat energinya tidak terlalu terpengaruh.David telah membuat tiga butir obat mujarab penyembuh luka dalam. Dia menelan satu butir, sementara dua butir lainnya disimpan di dalam tas dan siap digunakan jika diperlukan.Saat tengah malam, David terbangun. Dia memandang cahaya bulan di luar jendela, lalu mengenakan pakaiannya dengan hati-hati dan perlahan.David melihat rantai hitam di pergelangan tangannya, benda yang dia dapatkan dari pria berpakaian abu-abu.Jari-jari David mengelus rantai hitam itu. Rantai hitam itu membawa aura dingin yang menyeramkan dan begitu disentuh langsung terasa di
“Puch!” Lengan kiri David langsung terputus dan darah segar berceceran di tanah.David menggenggam pedang dengan tangan kanannya dan dia berdiri di tempat. Entah berapa banyak tulangnya yang telah patah dan organ dalamnya pun mengalami kerusakan dalam berbagai tingkat.“Uhuk, uhuk .…” Dia membuka mulut dan terbatuk mengeluarkan beberapa teguk darah. Tetapi dia kembali menerjang ke depan tanpa ragu.Aura di tubuh David tetap begitu dahsyat dan mengerikan. Seperti orang yang kehilangan akal, dia menerjang ke arah pria berpakaian abu-abu di depannya sekali demi sekali.“Kau benar-benar tidak menyerah, ya!” Pria berpakaian abu-abu berbicara sambil tersenyum dingin dan menatap David, “Kalau begitu, aku akan mengantarmu dalam perjalanan terakhirmu!” Tatapan David tajam. Sayap kupu-kupu hitam di belakangnya mengepak. Kecepatannya sangat tinggi dan melesat seperti angin kencang yang melintas di depan mata pria berpakaian abu-abu.“Em?” Tubuh pria berpakaian abu-abu tiba-tiba menjadi kaku da
Kedua mata David berkilau dengan cahaya. Kekuatan api petir bisa menghancurkan korosi dari racun tersebut, tapi kekuatan api petir juga akan banyak terkuras.“Pertaruhkan semuanya,” David membuat rencana di dalam hati. Dia mengangkat kepala, menatap pria berpakaian abu-abu. Matanya menampakkan cahaya tajam, tangannya membentuk segel dan api petir yang tak terhitung jumlahnya melesat ke arah serangga-serangga itu seperti naga api.Suara ledakan keras terdengar dan bola-bola api panas melahap serangga-serangga itu. David langsung melompat, menerjang masuk ke dalam jangkauan serangan pria berpakaian abu-abu. Pedang di tangannya menikam dan mengeluarkan bayangan pedang yang cepat dan elegan. Pria berpakaian abu-abu itu bereaksi dengan cepat. Dia langsung mundur untuk menghindari serangan David. Namun, dia tetap sedikit terlambat dan dadanya tertembus bayangan pedang.Dia mundur beberapa langkah berturut-turut dan wajahnya pucat. Tidak banyak darah yang mengalir dari tubuhnya. Namun, bagi
Pria berpakaian abu-abu menatap tajam. Aura di tubuhnya terus melonjak dan energi spiritual yang dahsyat mengalir deras ke segala arah seperti gelombang pasang.Wajah David menampakkan ekspresi serius. Sosok tahap nirvana di depannya, keterampilannya jauh di atas dirinya dan dia sepenuhnya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.“Boom!” Pohon-pohon di sekitar bergoyang dengan ganas. Retakan-retakan menyebar dari segala penjuru menuju David.Ujung kaki David menghentak tanah dengan kuat. Setelah terdengar ledakan keras, tubuhnya melesat. Tangannya menggenggam pedang dengan erat. Cahaya-cahaya perak yang cemerlang menyelimuti seluruh tubuhnya dan aura yang tajam langsung mengarah ke pria berpakaian abu-abu.Tatapan pria berpakaian abu-abu semakin dingin. Namun, dia tidak mundur sedikit pun dan malah menghadapi serangan itu secara langsung!“Bam! Bam! Bam!” Dua sosok itu bertarung dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejap, David dan pria berpakaian abu-abu telah bertarung dengan pulu
“Murid?” Pupil mata David menyusut, “Jangan-jangan yang kau maksud adalah Moses?!”Pria berpakaian abu-abu tidak lagi berbicara. Tongkat di tangannya diketukkan ke tanah beberapa kali dan menghasilkan suara yang terdengar jelas.David mengatupkan bibirnya. Pria berpakaian abu-abu di hadapannya memiliki keterampilan yang dalam dan tak terduga. Jika benar-benar ingin menghadapinya, sama sekali tidak perlu menghabiskan banyak tenaga. Sebuah firasat buruk muncul dalam hatinya. Mungkin pria di depannya bukanlah musuhnya.Sudut bibir pria berpakaian abu-abu melengkung membentuk senyum aneh. Dia menatap David dan berkata, “Aku dengar, kau telah masuk ke tanah terlarang ... Tsk, tsk, kudengar keberuntunganmu cukup baik dan menemukan sebatang Rumput Spiritual Ungu. Tapi, nasibmu buruk karena bertemu denganku. Aku benar-benar ingin mencicipinya, hahaha!”Suara tawa liar pria berpakaian abu-abu menggema di dalam hutan lebat.“Rumput Spiritual Ungu?” David tercengang. Rumput Spiritual Ungu adalah
Pria berjubah hitam menunjukkan ekspresi ketakutan. Dia ingin melarikan diri, tetapi dia tidak bisa melakukannya sama sekali.Pupilnya melebar dan cahaya keemasan di matanya membesar dengan cepat. Akhirnya, dengan satu suara ledakan, tubuh pria berjubah hitam terbelah dua oleh satu tebasan. Darah segar yang berbau amis tercurah ke tanah. Cairan darah berkumpul dan membentuk aliran dengan cepat, mewarnai tanah di sekitarnya. Jeritan memilukan menggema tidak berhenti terdengar untuk waktu yang lama.“Ting-tong ….” Tiba-tiba, terdengar suara lonceng yang nyaring. David menoleh ke arah sumber suara.“Ada apa dengan lonceng ini?” Tak jauh dari sana, terlihat sebuah lonceng tua tergantung di atas sebuah pohon tua, bergoyang seiring dengan angin bertiup dan suara berdenting terdengar di seluruh lembah.David mengernyitkan dahi. Dia melangkah berjalan ke arah lonceng itu.“Syuu!” Tiba-tiba, sebuah suara tajam yang memecah udara terdengar dengan keras. Dia memiringkan tubuh dan menghidar sec
Wajah David memerah dan dia menggertakkan gigi sambil berkata, “Jika kau berani menghinaku seperti ini, menjadi hantu pun aku tidak akan melepaskanmu!”Listian memandangnya dengan dingin. Dia berjongkok, meraih tangan kiri David dan memelintirnya ke belakang punggung.Krek! Krek! Krek!Serangkaian suara berderak halus terdengar. David merasakan sakit yang hebat datang menyerang. Segera setelah itu, rasa perih yang tajam menyebar dari telapak tangannya. Rasa sakitnya seperti menusuk ke dalam hati!“Aaa!!” Rasa sakit yang hebat membuat David menjerit. Wajahnya terpelintir dan urat di dahinya menonjol.“David, kau seharusnya bersyukur aku tidak membunuhmu. Jika tidak, kau pasti tidak akan bertahan hidup lebih dari tiga detik.” Listian berkata dengan dingin. Sedetik kemudian, dia melepaskan David dan langsung pergi.Langkahnya terhenti sejenak dan dia langsung menghilang ke dalam hutan, tanpa meninggalkan jejak.“Uhuk .…” David duduk di tanah. Tenggorokannya mengeluarkan darah dan wajah
Wuush!Listian cepat tanggap. Sebuah cahaya pedang bersinar dan melesat keluar.Puch! Sebongkah daging berdarah terlempar dan menumpahkan sejumlah besar darah panas!“Aaa!!” David menjerit kesakitan dengan memilukan. Dia mundur dengan cepat, dengan kepala penuh keringat dingin dan wajah pucat pasi!Begitu dia menunduk dan melihat ke bawah, sebagian besar daging lengannya ternyata terpotong, menampakkan tulang putih yang menyeramkan. Sangat mengerikan!David menutupi lukanya, dia memandang Listian dengan terkejut. Orang ini bahkan bisa menghentikan gerakannya!Sebenarnya ini teknik aneh apa?!“David, kali ini kamulah yang duluan menyerangku secara diam-diam. Jangan salahkan aku jika aku membunuhmu!” Listian berbicara dengan dingin dan niat membunuh bergejolak di matanya.Duaarrr!Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari kejauhan, permukaan tanah bergetar hebat dan pohon-pohon patah.Ekspresi Listian sedikit berubah. Dia menatap ke kedalaman hutan. Di sana, samar-sama bisa terdengar sua
Angin topan tiba-tiba menerpa di udara. Angin topan ini datang dari sisi lain tebing, membawa energi pedang yang dingin dan membuat orang merinding!Syuu!Tubuh David gemetar, jarinya membentuk segel, cahaya-cahaya pedang memancarkan kilau gemilang, seperti ribuan kunang-kunang berkumpul.Sesaat kemudian, dia menjentikkan jarinya dan sebuah cahaya pedang melesat ke udara.Sreet!Udara terpotong menjadi serpihan, menimbulkan suara yang menusuk telinga. Kekuatan yang mengerikan ini cukup untuk merobek seorang pesilat di bawah tahap dewa perang.Tapi, reaksi Listian sangat cepat. Hampir dalam seketika, dia sudah mengambil posisi bertahan.“Pergi!” Listian menendang dengan satu kaki. Kekuatan besar mengalir, menendang cahaya pedang itu pergi.“Bagaimana orang ini bisa sekuat ini?!” David membelalakkan matanya. Dia benar-benar tidak percaya bahwa cahaya pedang yang dia gunakan ternyata berhasil ditahan?Dia memandang Listian dengan penuh rasa terkejut dan keheranan, tidak mengerti bagai