“Bukankah aku sudah pernah mengatakannya kepadamu? Ilmu bela diri Tuan David sangat hebat dan aku hanya ingin memintanya mengajariku beberapa jurus. Tidak disangka, kakiku terkilir. Waktu itu Tuan David ingin menggendongku masuk dan tidak ada maksud lainnya.” “Sebenarnya waktu itu aku ingin menjelaskannya kepadamu. Siapa sangka, kamu langsung berbalik badan dan lari.”Brena berkata dengan serius. Dia berhenti sejenak dan berkata dengan tidak tertahankan. “Ria, aku rasa kamu menyukai Tuan David. Kenapa kalian bisa ribut hingga tahap seperti ini?”“Aku……aku tidak suka padanya. Sejak awal di hatiku sudah ada seseorang.” Raut wajah Ria sedikit berubah dan dia berkata dengan terbata-bata. “Siapa? Coba katakan.” Kali ini Brena mulai tertarik. Ria ragu-ragu sejenak dan hanya bisa dengan gagap berkata, “Aku…… yang kusukai adalah Guru Besar David……” Seiring dengan dilontarkannya omongannya. Mata Brena membelalak dan dia melihat Ria dengan tatapan yang sangat aneh. Dia tampak ingin tertawa
Saat Yansen menembak, Brena sudah melakukan persiapan untuk menunggu kematian. Namun sesaat kemudian, dia mendengar Ria yang berada di belakangnya tiba-tiba berseru. Brena buru-buru membuka mata untuk melihatnya. Pemandangan yang masuk ke layar mata membuatnya seperti tidak berani percaya pada mata kepalanya sendiri. Di hadapannya muncul sebuah cahaya penghalang berwarna kehijauan. Cahaya penghalang itu bagaikan pembatas dan menghadang sebutir peluru di tengah udara sehingga tidak bisa maju ke depan sedikitpun. “Ting……”Peluru segera jatuh ke atas lantai dan cahaya penghalang kehijauan di depan Brena juga ikut hilang bersamanya. “Krek……”Pada saat ini, sebuah suara renyah terdengar dari pergelangan tangannya.Brena secara reflek menunduk melihat ke bawah dan mendapatkan gelang yang dipakai di pergelangan tangannya meletup. Dari 6 mutiara di atasnya, ada satu yang pecah. “Ini adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuan David kepadaku!”Brena terkejut dan juga gembira.Dia tidak
Ria melihat Brena yang berada di sampingnya dan menemukan saat ini dia sedang mengelus mutiara yang hanya tersisa 3 buah itu dengan hati-hati, bagaikan mendapat harta karun saja. Ria tersenyum pahit dan air matanya mengalir keluar dengan tak terkendali.Maaf, David……Maaf, Adik Kerikil Kecil……Pada saat ini, dia tidak sabaran untuk bertemu dengan David. Karena dia ingin menebus kesalahan…………Pukul 5 sore hari itu, satu unit pesawat penerbangan sipil yang tinggal landas dari Bandara Jayanegara, mendarat dengan mantap di Bandara Jambore.David berjalan keluar dari pesawat sendirian, melihat bandara dan bergumam, “Akhirnya sampai di Jambore……”Pada saat ini, ponselnya berbunyi. Helen yang menelepon kemari.“Tuan David, aku mempunyai seorang kerabat jauh di Jambore. Dia adalah adik sepupuku, namanya Yolanda Wulandari. Aku sudah menyuruhnya menjemput Anda di Terminal 3.”“Jika ada yang tidak diketahui di Jambore, Anda bisa bertanya kepadanya. Aku sudah mengabarinya.”“Baik.”Setelah menu
Seketika, Kelvin berkata dengan wajah merah karena emosi. “Bocah, apa yang kamu katakan?”Awalnya dia ingin mempermalukan David. Tidak disangka, David lebih kejam darinya. Ternyata David memarahinya idiot dan bahkan masih menasehati Yolanda untuk mencampakkannya. Bagaimana hal ini tidak membuatnya marah?Yolanda berkata menghentikannya. “Sudahlah, semuanya kurangi pembicaraan.”Hingga saat ini, dia baru melihat David dengan dingin dan berkata, “Kakak sepupuku mengatakan bahwa kamu datang untuk mengikuti kegiatan lelang besok, ‘ya?”“Benar.” kata David mengangguk. Berdasarkan informasi dari Helen, bunga dewa dan ginseng merah ratusan tahun akan muncul di kegiatan lelang Jambore.“Bocah, kamu ingin mengikuti kegiatan lelang Jambore kami hanya dengan mengandalkan dirimu saja?” Kelvin segera tersenyum dingin dan berkata, “Kuberitahu kamu yang sesungguhnya. Kegiatan lelang besok bukannya bisa diikuti oleh semua orang. Kau harus mendapatkan undangan.”“Undangan?” Alis David mengkerut. Hele
Jacob merangkul pinggang Ivana dengan royal dan menyipitkan mata ke arah David. “Siapa dia?”Dia bukannya peduli pada David. Yang dipedulikannya adalah anak ini bahkan tidak menyapanya saat bertemu dengannya. “Tuan Muda Jacob, namanya David. Dia adalah teman kakak sepupuku. Kali ini aku membawanya kemari untuk meminta bantuan Anda.”Yolanda berbicara sambil memberi isyarat mata pada David, supaya dia lebih proaktif. Namun, David justru tidak tergerak karenanya. Dia hanya mengangguk kepada Jacob dengan acuh. B*rengsek!Anak ini agak keras kepala ya. Semua orang di sekitar otomatis tertegun melihat keadaan itu, kemudian mereka melihat David dengan tertawa di atas penderitaan.Yolanda hampir mati karena marah. Kelvin hanya tertawa terbahak-bahan di dalam hati. Orang bodoh!Apakah kamu kira Tuan Muda Jacob begitu enak untuk disinggung sepertiku? Nanti akan ada kesialan untukmu.Ternyata benar. Wajah Jacob langsung meredam dia tersenyum dingin sambil berkata, “Meminta bantuanku? Coba
Sesaat kemudian. Seorang pria paruh baya yang mengenakan jubah nilon dan berwajah jahat menerobos masuk dengan membawa belasan pria kekar. Pemilik KTV Dynasty, Wahid Angsana, salah satu dari orang yang paling berkuasa di Jambore!Nafas semua orang sesak seketika. Jacob seperti melihat bintang penolong dan langsung menunjuk David sambil berkata, “Ayah, anak inilah yang sudah memukulku……”Wahid menyipitkan mata melihat ke arah David. Setelah melihat dirinya yang masih muda tapi luar biasa sombong, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, “Siapa kamu? kenapa memukul putraku?”“Karena dia pantas untuk dipukul.” kata David dengan acuh dan tetap duduk tenang tak bergerak. Begitu omongan ini keluar, sebagus apapun emosi Wahid, dia juga tetap tersenyum karena marah. “Bagus, bagus, bagus. Anak yang sangat sombong. Hari ini aku akan membantu orang tuamu mendidikmu!”Setelah mengatakan bagus 3 kali secara berturut-turut, dia dengan suara dingin berkata, “Tarzan, tanggalkan lengan ana
Namun, ketika semua orang melihat perubahan pada permukaan lantai di bawah kakinya, semuanya menampakkan ekspresi seperti melihat hantu. Setiap orang tua itu berjalan satu langkah, maka di atas lantai akan muncul sebuah jejak kaki yang dalam. Jejak kaki itu sedalam 30% dari lantai!Oh Tuhan!Ini adalah lantai marmer yang sangat kuat lho!Setelah orang tua itu berjalan masuk ke dalam, Wahid menampakkan wajah hormat dan berkata, “Guru Besar Suwandi, merepotkanmu saja.”Guru Besar Suwandi ini adalah seorang pesilat kuno. Di tahun-tahun awal, dia diburu dan secara kebetulan, dia diselamatkan oleh Wahid. Setelah luka orang tua itu sembuh, dia terus berada di sisi Wahid dan melindunginya secara sembunyi-sembunyi demi membalas budi.Selama bertahun-tahun ini, Wahid tidak pernah membocorkan kemampuan asli Guru Besar Suwandi. Namun saat ini, demi melawan David dia terpaksa memperlihatkannya. Guru Besar Suwandi sedikit mengangguk, kemudian perlahan-lahan mengangkat kepala melihat ke arah David
“Da……Guru Besar David, salah paham. Salah paham……”Wahid berlutut di atas lantai. Keringat dinginnya berkucuran dengan menggila. Dia ketakutan hingga jiwanya hampir melayang. Dia pernah mendengar rumor tentang David. Saat itu, dia masih berpikiran jangan sampai menyinggung tokoh seperti ini. Tapi, bermimpi pun dia tidak menyangka bahwa Guru Besar David ini bahkan datang ke tempat kekuasaannya dan putranya sendiri telah menyinggungnya. Setelah melihat gelagatnya, semua orang di samping sepenuhnya terperanjat. Jacob sedang ingin berbicara. Namun, setelah menghadapi tatapan membunuh dari Wahid, dia tidak berani mengatakan sepatah katapun lagi. “Salah paham?”Sudut bibir David mengeluarkan sebuah ejekan. “Barusan Tuan Wahid mengatakan ingin menanggalkan tanganku. Kenapa sedetik kemudian langsung memberitahuku bahwa itu adalah salah paham?”Wahid tahu bahwa jika hari ini dia tidak menunjukkan sedikit itikad baik, maka keadaan akan sulit untuk membaik.Dia langsung menggertakkan gigi d