All Chapters of Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan: Chapter 181 - Chapter 190

260 Chapters

Bab 181 Tentang Obat

Mata Raisa terbelalak. Bahkan dia tidak bisa berkata-kata saat ini. Mulutnya hanya terbuka lebar, memperlihatkan betapa terkejutnya dia setelah mendengar bisikan dari Sean."A-apa ini karena pengaruh obat yang selalu aku berikan padamu?" tanyanya setelah tersadar dari keterkejutannya. Seketika sang pria terperangah. Dia menyipitkan matanya, seraya berkata,"Obat? Obat apa maksudmu?"Raisa, pun tersadar atas ucapan yang dengan gampang keluar tanpa sadar dari mulutnya, Dia gugup, dan berkata,"Ti-tidak. Bukan. Bukan itu maksudku. Aku hanya salah ingat saja."Namun, ekspresi wajah Raisa mengatakan sebaliknya. Dia salah tingkah dan terlihat sangat gugup, layaknya seseorang yang sudah tertangkap basah melakukan sesuatu.Secepat kilat tangan Sean bergerak meraih rambut wanita selingkuhannya. Rambut panjang Raisa dijambak dengan kuatnya oleh sang pria, seraya berkata dengan mengeratkan gigi-giginya."Cepat katakan padaku, Raisa. Obat apa yang telah kamu berikan padaku setiap kita akan berh
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

Bab 182 Kelicikan Seorang Mayer

Di dalam ruangan kantor sang direktur rumah sakit yang sangat mewah, duduklah sang donatur terbesar dari rumah sakit tersebut, bersama dengan putra keduanya. Di kursi yang tidak jauh dari mereka berdua, duduklah Raisa yang sedang menggendong bayinya.Memang benar, bayi bisa merasakan suasana hati dan sekitarnya. Sera, bayi mungil itu kembali menangis dalam gendongan ibunya.Sang direktur rumah sakit tersebut menatap.bingung pada sang bayi yang tidak bisa ditenangkan oleh mamanya. "Periksalah bayi itu. Dia menangis sedari tadi. Tidak ada yang bisa menenangkan dia, termasuk ibu kandungnya," ujar Antonio dengan tegas, sembari menatap tidak suka pada mantan tunangan putra keduanya.Sontak saja Raisa menatap ke arah pria paruh baya tersebut. Dia membalas tatapan sang penguasa itu, dengan tatapan kekesalan, dan berkata dalam hatinya,'Sialan. Dia pikir gampang menghentikan tangisan seorang bayi?'Namun, suara hati Raisa tidak ada yang menghiraukannya. Dia hanya bisa mengomel untuk memuaska
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

Bab 183 Berbalas Kelicikan

Setelah mendapatkan penanganan dari dokter spesialis anak, Sera, bayi mungil itu menjadi lebih tenang sekarang. Tangisannya pun sudah mereda, sebelum dia akhirnya memejamkan mata dan tertidur pulas."Bu, bayi anda masih dalam pengawasan kami. Lebih baik Ibu memeriksakan diri selagi ada di rumah sakit ini. Kelihatannya Ibu tidak baik-baik saja. Silahkan ikuti perawat yang akan mengantarkan Ibu menemui dokter," tutur sang dokter dengan ramah dan menunjuk salah satu perawat untuk mengantarkannya.Raisa seolah tidak memiliki pilihan lainnya. Dia hanya bisa menurut perintah sang dokter. 'Kenapa hatiku merasa tidak enak?' batin Raisa yang sedang berjalan di belakang seorang perawat.Hatinya yang resah membuat langkah kakinya terasa berat ketika melangkah. Apalagi saat ini sang perawat membawanya ke dalam sebuah kamar yang diperuntukkan pasien dalam perawatan khusus."Kenapa kita berada di sini? Bukankah kita harus menemui dokter?" tanya Raisa ketika sudah berada di dalam ruangan tersebut.
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

Bab 184 Wanita Penggoda

Raisa tersenyum licik. Dia pun mengedipkan matanya dengan genit, dan berkata,"Sepertinya dugaanku benar. Apa kita akan bermain di sini?" "Apa kamu menginginkan tempat lain?" tanya sang dokter sembari menyeringai.Wanita yang memakai pakaian seksi itu menaikkan sedikit rok yang membentuk lekuk tubuhnya, sembari mengerlingkan mata, dan berkata,"Aku siap di mana saja, Sayang."'Nice!' batin sang dokter berseru kegirangan.Dokter Fabian semakin mendekatkan tubuhnya, sehingga wajahnya hampir tidak berjarak dengan wajah cantik wanita yang ada dalam kungkungannya."Sepertinya kamu sangat agresif sekali. Apa aku bisa menandingi mu? Aku khawatir tidak akan pernah bisa memuaskan mu," ucap sang dokter dengan ekspresi menyesal.Raisa tersenyum. Dia melingkarkan kedua tangannya pada leher sang dokter, seraya berkata,"Jika ingin bermain lama dan mengesankan, kenapa tidak meminum obat untuk itu? Kita bisa saling memuaskan, Sayang."'Good!' batin sang dokter sembari tersenyum menatap sang wanita.
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Bab 185 Sang Penggoda

"Temanku tidak menjelaskan efek samping apa pun tentang obat itu. Menurutku efeknya hanya untuk itu saja. Apa ada yang lain? Menurutku tidak ada, karena mengkonsumsinya pun tidak untuk tiap hari," ucap Raisa dengan santainya."Apa kamu yakin tidak memberinya obat itu tiap hari?" tanya sang dokter sambil mengernyitkan dahinya.Raisa mencoba kembali ke masa itu. Bola matanya bergerak-gerak, seraya mengingat-ingat kejadian di masa lalu."Aku rasa tidak setiap hari memberinya obat. Memang benar sih, kita melakukannya hampir setiap hari, tapi ada kalanya pada saat stok obat itu habis, dan aku belum menemui temanku, kita melakukannya tanpa memberinya obat itu. Ya, memang sih dia tidak sekuat saat mengkonsumsi obat itu."Sang dokter masih saja diam dan mendengarkannya dengan serius. Pria paruh baya yang tidak kalah licik dengan Raisa itu, harus tetap fokus meskipun sangat berat menghadapi tangan wanita penggoda yang terus bergentayangan pada tubuhnya."Itu karena kamu telah memberinya obat t
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Bab 186 Misi Sang Dokter

Raisa memberengut kesal. Pasalnya sang dokter meninggalkannya begitu saja setelah dibisikkan sesuatu olehnya. "Pasien? Bukankah dia tidak memiliki pasien? Direktur mana yang turun langsung menangani pasien?" gumam Raisa sembari mengingat sang dokter tiba-tiba melepaskan kungkungannya, dan mengambil ponsel dari dalam saku celananya.Setelah membaca pesan pada ponselnya, sang dokter pun berpamitan pada Raisa untuk memeriksa pasien yang sedang membutuhkannya."Jika memang benar pasien itu membutuhkannya, berarti dia bukan pasien biasa. Siapa kira-kira pasien itu?" gumamnya kembali dengan rasa ingin tahunya yang sangat tinggi.Setiap ada pria yang berlatar belakang kaya raya, Raisa selalu saja tertarik untuk mengenalnya. Jika pria itu tertarik padanya, kenapa tidak didekati? Itulah yang selalu mendorong Raisa untuk selalu berupaya mendekati pria kaya raya, sebagai penunjang kehidupan mewahnya."Kenapa aku tidak mencari tahu saja? Lagi pula aku tidak bisa menunggunya berlama-lama di sini.
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Bab 187 Tawanan Rumah Sakit

Antonio dan Sean sama-sama geram mendengar rekaman yang diperdengarkan oleh direktur rumah sakit tersebut. Kedua generasi dari keluarga Mayer itu, bertambah marah pada wanita yang pernah bertunangan dengan putra kedua dari keluarga tersebut.'Sial! Dasar wanita Jalang! Beraninya wanita licik itu membuatku seperti ini!' batin Sean mengumpat marah.Kini, putra kedua dari keluarga Mayer tersebut merasa malu dan hina, karena aib tentang kesuburan.dan tentang permainan ranjang yang dibeberkan oleh mantan tunangannya.Begitu pula dengan Antonio. Pria paruh baya tersebut merasa malu dan kecewa pada sang putra. "Ada di mana wanita jalang itu sekarang?" tanya sang penguasa keluarga Mayer dengan kilatan amarah yang terlihat pada kedua matanya."Masih di tempat yang sama. Ruangan khusus untuk pasien yang butuh menenangkan diri. Ruangan itu ada di lantai ruang isolasi bagian paling ujung. Saya jamin tidak akan ada yang mengetahui keberadaannya di dalam ruangan tersebut. Lagi pula ada orang anda
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Bab 188 Perintah Sang Penguasa

Sean bergegas keluar tanpa mengatakan apa pun pada si pemilik ruangan tersebut. Baginya yang terpenting saat ini adalah mengambil kembali kepercayaan kedua orang tuanya dan juga sang istri.Seketika pria paruh baya yang menjabat sebagai direktur rumah sakit tersebut menghela nafasnya dengan lega."Akhirnya. Apa semua keluarga kelas atas seperti itu? Kehidupan mereka sangat rumit dan melelahkan."Tangannya meraih ponsel di atas meja, seraya berkata,"Tidak salah jika dia dijuluki sebagai wanita penggoda. Dia memang benar-benar menggoda. Apa aku bermain-main dulu saja dengannya, sebelum akhirnya aku singkirkan dia dari sini?" Pria paruh baya itu menyeringai, membayangkan betapa aktifnya sang wanita ketika bermain di ranjang bersamanya. Akan tetapi, seringainya seketika pudar tatkala mengingat sesuatu."Tidak. Aku tidak boleh berhubungan dengannya. Wanita itu memang sangat menggoda, tapi dia berbahaya. Dia saja berani pada keluarga Mayer yang terkenal sangat kuat dalam bidang apa pun. A
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Bab 189 Gangguan Jiwa

Setelah menghubungi orang untuk mengurus perpindahan Raisa dari rumah sakit tersebut, sang direktur menghubungi dokter anak yang menangani Sera, bayi yang datang bersama dengan Raisa ke rumah sakit tersebut."Apa semuanya sudah siap?" tanya sang dokter anak pada perawat yang telah dipercaya olehnya untuk membawa bayi mungil tersebut berpindah rumah sakit."Sudah, dok. Apa mau berangkat sekarang?" tanya perawat tersebut dengan menggendong sang bayi.Dokter perempuan tersebut menganggukkan kepalanya, dan mengajak sang perawat untuk berjalan di sebelahnya. "Ingat, bersikaplah cuek dan masa bodoh, tapi tetap lakukan pekerjaanmu dengan baik dan tanggung jawab. Tidak usah bertanya apa pun tentang mereka," tutur sang dokter lirih, sambil berjalan berdampingan dengan perawat tersebut."Tapi, dok. Bagaimana jika ada yang bertanya pada saya?" tanya perawat tersebut, di sela langkah kakinya yang beriringan dengan sang dokter.Kaki dokter perempuan itu berhenti melangkah. Badannya bergerak mengh
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Bab 190 Tentang Perasaan

Sang perawat menatap kedua orang yang sedang berdiri di hadapannya. Seorang wanita dan seorang pria yang memakai jas putih. Dari name tag yang dipakainya, bisa dipastikan jika mereka berdua adalah seorang dokter. Melihat sang perawat yang masih diam memperhatikan mereka berdua, dokter wanita yang berusia tidak muda lagi itu, melangkah maju mendekatinya, dan tersenyum ramah padanya. Kemudian dia berkata,"Kami dokter yang bertugas untuk mengurus bayi ini dan ibunya. Bisa kami bawa bayinya?" Perawat itu pun memberikan bayi yang digendongnya pada dokter wanita tersebut, seraya berkata,"Apa bayi ini akan baik-baik saja di sini?"Sang dokter tersenyum sembari mengambil alih bayi dalam gendongan perawat tersebut. Dia pun berkata,"Kami akan merawatnya sebaik mungkin. Tenang saja, ada ibunya di sini.""Tapi, bukankah ibunya sedang ada gangguan mental, dok? Apa bayi ini akan baik-baik saja jika ada bersamanya?" tanya sang perawat tanpa sadar.Sang dokter kembali tersenyum. Dia menoleh ke a
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
26
DMCA.com Protection Status