All Chapters of Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu: Chapter 41 - Chapter 50

204 Chapters

 BAB 41. Berkas Korupsi.

Kursi roda tersebut semakin mendekati sebuah pintu yang di duga adalah kamar mandi. Semakin dekat dengan pintu tersebut semakin Ratih gelisah dengan wajah yang semakin memanas. Kedua jemarinya terus memilin rok baju pengantinnya sampai kursi roda tersebut berhenti dengan sempurna dan suara ketukan terdengar begitu lantang dari luar.Sepersekian detik, Ratih langsung bernafas lega saat Deva menyahut dan meningalkannya sendiri di kamar. “Iya, sabar!” dengus Deva langsung berbalik dan keluar dari kamar.Buru-buru dengan kaki pincangnya Ratih masuk ke dalam kamar mandi dan segera menguncinya dari dalam. Jantungnya berdebar tak karuan, ia langsung berdiri di depan kaca dan menepuk-nepuk pipinya yang sudah memanas.“Kau membuat aku gila, Atmadeva. Aku tidak menyangka kalau kamu begitu mesum!” pekik Ratih sembari menutup wajahnya dengan dua telapak tangan.Sementara Deva menemui pria bertubuh kekar yang baru saja datang dengan membawa sebuah tas hitam berisikan dokumen. “Malam Tuan, apa saya
Read more

BAB 42. Apa Saja Yang Terjadi Di Masa Depan?

“Iya, aku mengingat berita yang pernah aku tonton dan kebetulan, aku juga pernah bertemu dengan akuntanmu itu saat mengantarkan getah karet beberapa bulan lalu ke perusahaanmu,” akuh Ratih. “Apa kamu ingat siapa namanya?” Deva ingin segera menonaktifkan orang-orang yang berkhianat dengannya. “Aku lupa siapa namanya Deva, tapi aku ingat wajahnya. Saranku, jangan langsung memburu dia, tapi cari tahulah siapa saja yang bekerjasama dengannya. Jangan ekspos penangkapan Yoga Budiman yang akan terjadi, begitu juga dengan Jokowi.” Ratih memberikan saran yang tidak biasa bagi Deva. Selama ini kalau ada masalah, Deva selalu mengadakan konferensi pers yang bertujuan sebagai sebuah peringatan bagi beberapa orang yang turut membantu tindak pelanggaran tersebut. “Tapi, kalau tidak diekpos aku tidak mau nanti malah menimbulkan kerugian yang semakin besar,” keluh Deva. Karena biasanya kalau diekspos beberapa pejabat yang panik akan segera mengaku atau mencoba kabur dan dengan mudah, Deva dapat men
Read more

BAB 43. Sekilas Tentang Masa Depan Ratih

Pagi itu, tidak pernah terpikirkan oleh Ratih sedikit pun jika akhirnya ia akan menikah dengan seorang pujaan hatinya yaitu pria bernama Rangga Santoso. Ratih rela mencuri uang milik ayahnya dan juga mengambil beberapa emas-emasan milik bundanya demi meresmikan hubungan yang ditentang oleh keluarganya selama bertahun-tahun.“Aku mencintaimu,” bisik Rangga dengan mesra saat mereka telah resmi dinyatakan sebagai suami dan istri dalam pernikahan siri yang diadakan di ujung barat Sumatera.Setelah menghabiskan waktu beberapa bulan dalam pelarian, Ratih mendengar kabar kalau Darman akan menikah dengan seorang wanita yang berstatus janda beranak satu. Rangga sendiri yang memberitahu Ratih dan mengajak Ratih untuk pulangn kembali.Sempat terjadi percekcokan yang terjadi antara Rangga dan Ratih karena Ratih sudah bertekad untuk tidak kembali lagi menginjakkan kakinya di rumah megah milik kedua orang tuanya. Apalagi, kini Darman akan tinggal bersama dengan wanita yang tidak dikenalnya.“Ratih,
Read more

BAB 44. Penangkapan Yoga Budiman.

Seorang polisi bernama Alan Purnama datang bersama dengan empat orang anak buahnya. Dengan berbekal surat tugas langsung dari pimpinan kepolisian Sumatera Utara, pria itu datang dengan gagahnya menghadap kepada Deva. “Selamat malam, Tuan Rahardjo,” sapa pria gagah berkulit kuning langsat dengan perawakan yang tinggi. Matanya berwarna hitam legam, dengan hidung yang mancung dan bibir tipisnya. Setiap kali ia berbicara sambil sedikit tersenyum, sebuah lesung pipi di sebelah kiri menambah kesan manis pada pria berkulit bersih ini. Deva mendengus kesal saat melihat mata Alan terpanah kepada istrinya yang baru saja mengangguk kecil dan juga tersenyum kepada polisi yang baru saja masuk itu. Bukan maksud Ratih untuk mencari perhatian atau mau membuat masalah baru dengan Deva. Dia hanya berusaha untuk ramah dengan orang yang melindungi suaminya. “Selamat malam, Pak Alan. Apa Yoga Budiman sudah berhasil diamankan?” sapa Deva sambil menjabat tangan polisi tampan tersebut. Dalam hatinya ia
Read more

BAB 45. Hubungan Gelap Jokowi dan Gundik Yoga Budiman.

“Sial! Kenapa dari tadi aku tidak bisa menghubungi dia!” omel Yeni sambil membanting ponselnya di atas karpet. Joko hanya bisa menghela nafas melihat kemarahan Yeni. Bagaimana tidak, dia sudah tau apa yang sedang dilakukan oleh bosnya saat ini. Bahkan beberapa jam yang lalu, Yoga sudah memperingati Joko untuk tidak mengganggu waktunya. “Yeni, ini sudah tengah malam. Kamu bisa menghubunginya besok pagi, sekarang ambillah ponselmu ini. Kalau dibanting dan rusak, kamu justru tidak bisa menghubungi suamimu sama sekali.” Jokowi memungut ponsel milik wanita yang dikaguminya dan diletakkan di atas meja. Gelagat Jokowi yang tidak bias aitu menimbulkan kecurigaan bagi Yeni. “Berikan ponselmu, aku ingin memeriksanya,” pinta Yeni yang terdengar sedikit memaksa. “Nyonya, bukankah tadi Tuan Yoga sudah menghubungi Anda kalau beliau akan mengantarkan istri pertamanya ke kampung halaman. Setelahnya besok pagi kita akan menjemputnya di bandara. Saran saya, lebih baik Anda tidur sekarang,” jawab Jo
Read more

BAB 46. Pakaian Kotor Ratih.

Sementara Yeni melarikan diri entah kemana dengan modal uang yang ada di dalam dompetnya, dua orang wanita paruh baya baru saja turun dari taksi di depan rumah tahanan. Kedua wanita itu adalah Marleni Bilqis dan Yuniarni Santoso. Hari ini adalah jadwal kunjungan untuk keluarga tahanan, wajah Arni tampak lesu. Ia tidak lagi bersemangat seperti biasanya, tetapi Leni yang berada di sisinya selalu saja menguatkannya. “Sudahlah Mbak, jangan nangis terus. Nanti bagaimana kalau Rangga melihat kita?” bisik Leni sambil memberikan sapu tangan usang untuk Arni. Tangan Arni yang kasar dan mulai keriput mengambil sapu tangan itu dan mengusap airmata yang selalu saja meleleh membasahi pipinya. “Bagaimana mungkin aku tidak menangis, Leni. Selama ini kami sudah nyaman, datang bekerja hanya sekedar formalitas saja. Sampai tiba-tiba Ratih sialan itu memutuskan hubungannya dengan anakku begitu saja,” geram Arni. “Tenang Mbak, setelah urusan pengadilannya Rangga selesai dan kita tau dia dijatuhi hukum
Read more

BAB 47. Carter Pesawat dan Kita Kembali Ke Medan.

Kembali ke Singapura, tepatnya di bandara Chanin. Jokowi menatap sendu Yeni yang berjalan membelakanginya dan masuk ke sebuah mini market. Sesekali ia mendongakkan kepalanya, mencari bos yang selama ini dilayaninya. “Kenapa, Pak Yoga belum datang juga?” gumam Joko sambil melihat jam pada pergelangan tangannya. Tidak biasanya Yoga terlambat seperti ini, apa mungkin ada barangnya yang terselip seperti kejadian pada penumpang lain saat kedatangannya ke Singapura kemarin. Joko masih tetap positif thinking saja. Ia tidak sadar kalau dari jauh ada beberapa orang yang mendekat ke arahnya. Sepasang suami istri juga sedang mengawasinya dari sebuah ruangan VVIP yang sengaja di sewa Deva untuk melihat dari atas proses penangkapan Jokowi. “Tim Alpha sudah berada di TKP dan siap untuk menyergap. Kami menunggu perintah, Komandan!” lapor salah seorang anak buahnya Alan. “Mulai merapat dan segera tangkap saat target sudah terkepung.” Alan fokus mengawasi anak buahnya yang bergerak secara terstru
Read more

BAB 48. Tidurlah …

Wajah cantik Ratih membuat Deva ingin menelusuri setiap jengkal lekuk wajah istrinya. Tangan Deva mulai melata di pipi Ratih, lalu ditariknya dagu indah Ratih hingga wanita itu mendongak. Tatapan mereka bertemu dalam satu garis lurus, suasana yang lengang membuat nafas keduanya terdengar memburu. Saat Deva secara perlahan mulai menghampiri wajah jelita itu, perlahan Ratih memejamkan kedua matanya, lalu saat bibir mereka hampir bertemu. Suara langkah kaki membuat Ratih menarik kepalanya mundur. “Ehem, ma-maaf Tuan. Kita akan segera lepas landas, tolong kenakan sabuk pengaman Anda.” Dian jadi salah tingkah saat memergoki sepasang pengantin baru itu hampir berciuman. “Oh, Okay,” jawab Deva dengan tenang seolah tidak ada beban sama sekali. Berbeda dengan Ratih yang masih bersemu dan menahan rasa malu. Tidak bisa dipungkiri kalau Ratih bukannya wanita yang terlalu polos dan belum pernah berciuman sama sekali. Selama tiga tahun dirinya memadu kasih dengan Rangga. Walau Rangga adalah pr
Read more

BAB 49. Aku Bisa Menghancurkanmu.

“Deva! Ku mohon, jawab aku! Minimal pakailah celana dalammu!” bentak Ratih yang mulai merasa gerah di dalam selimut. “Nyonya, suami Anda sudah keluar dan beliau bukan hanya sudah memakai celana dalam tetapi juga sudah memakai pakaian lengkapnya,” “Hah?!” pekik Ratih sambil membuka selimutnya dan mendapati seorang wanita dengan pakaian seperti dokter sedang tersenyum geli memandang Ratih. Sedang ia melihat suaminya justru sedang serius memandang layar laptop sambil menyeruput kopi di cangkir mewah berwarna putih. “Nyonya perkenalkan saya adalah Dokter Sella, saya yang akan memeriksa kaki Anda,” ucap sang dokter ramah. Tanpa bisa berkata banyak Ratih hanya bisa mengangguk pelan dan menyibakkan selimutnya. Dokter Sella memeriksa dengan seksama. Saat ia sentuh mata kaki di pergelangannya Ratih, terdengar suara rintihan. “Aduh,” rintih Ratih sambil menggigit bibirnya dan menahan sakit. Spontan saja Deva langsung berdiri dan menghampiri Ratih. “Apa yang sakit?” tanya Deva khawatir.
Read more

BAB 50. Peluk Aku

Tak lama pintu ruangan tersebut terbuka lebar. Tampak Alan datang dengan membawa Jokowi dengan tangan diborgol. “Tuan Muda, kami sudah datang,” lapor Alan. “Jo-jokowi? Kau! Kau pengkhianat!” pekik Yoga sambil menggebrak meja. Mendengarnya Joko tidak berani mengangkat wajahnya, wajah tersebut hanya tertekuk dengan gumaman pelan yang terdengar. “Ma-maafkan aku …,” ucapnya lirih. Alan dan Deva saling memberi kode, setelah Alan menarik Joko untuk di bawa ke dalam sel tahanan khusus bagi pada justice kolaborator. “Sampai di sini, apa kau masih mau bungkam Yoga?” Deva kembali memberi kesempatan bagi Yoga. Bukannya apa, Deva memang tidak suka dengan masalah. Prinsipnya, jika masalah bisa diatasi dengan baik atau dengan jalur damai, mengapa harus dibuat besar dan berkepanjangan. Waktunya terlalu berharga dihabiskan untuk mengurusi masalah yang membuat efektifitas kerjanya terganggu. Tapi, dasarnya Yoga memang seorang pria yang angkuh dan bebal. Dia menganggap remeh semua ucapan Deva wala
Read more
PREV
1
...
34567
...
21
DMCA.com Protection Status