Semua Bab Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu: Bab 51 - Bab 60

204 Bab

BAB 51. Santet, di Malam Pertama.

Seberkas Cahaya bagai kunang-kunang menyeruak keluar begitu saja. Ratih tak kuasa menahan keterkejutannya. “Deva, lihatlah!” panggil Ratih sambil membulatkan matanya. Bukannya melihat, Deva justru semakin menenggelamkan kepala Ratih di dadanya. “Sstt, jangan berisik. Aku lelah sekali hari ini, aku mau tidur,” bisik Deva. Selain aroma tubuh Ratih menjadi candu baginya, Deva tidak sedang berbohong, dia memang sedang kelelahan mengurus perkara Yoga ini. Entah kenapa ada ketenangan tersendiri saat Ratih berada di dalam dekapannya. Sedangkan Ratih semakin percaya, kalau memang hanya Devalah satu-satunya pria yang bisa melepaskan dirinya dari rantai kematian. “Kalau saja kamu melihatnya, kamu pasti akan terkejut tapi kamu langsung percaya kepadaku,” bisik Ratih sambil menatap Deva penuh arti. “Hem …,” gumam Deva sudah terlelap. Kebiasaan Ratih yang suka bangun tengah malam sekitar pukul dua karena haus sedikit mengganggu kenyamanannya Deva. Ratih turun dari ranjang sambil mengendap-nge
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-26
Baca selengkapnya

BAB 52. Ilmu Sirompak.

Sehari sebelumnya, di sebuah ruangan khusus terjadi perbincangan yang tidak biasa antara Rangga, Leni dan Arni. Seolah tidak percaya dengan apa yang dia dengarnya Rangga sampai memasang telinganya baik-baik. "Kenapa tiba-tiba menanyakan baju kotornya Ratih? Memangnya apa yang mau Tante Leni lakukan?" tanya Rangga menatap heran wanita di hadapannya. "Kamu ingat yang aku bilang tadi Arni? jalan keluar yang tadi aku sampaikan kepadamu?" tanya Leni dijawab sebuah anggukan singkat oleh Arni. "Aku akan bersemedi dan tirakatan dengan pakaian kotor milik Ratih! Aku akan memelet Ratih untuk kembali kepada Rangga." Leni menyeringai kejam menatap tajam Arni. Mulut Arni terbuka maksimal, ia tidak menyangka jika sahabatnya ini memiliki sebuah rahasia gelap yang selama ini tertutup rapat. “Sudah berapa lama kamu bermain ilmu hitam?” tanya Arni menatap tidak percaya. “Saat aku mau membunuh suamiku sendiri, aku mencari ilmu ini. Apa kau pernah dengar ilmu sirompak, sebuah ilmu yang dapat memelet,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-26
Baca selengkapnya

BAB 53. Akan Mencari Cara Lain.

Pada hari itu mereka langsung menyiapkan sesajen, dan keesokan harinya Leni pergi di danau petik wangi. Dia menjanjikan tubuh dan darah Ratih untuk memuliakan danau ini. Segera di bacanya mantra dan nyanyian merdu penuh unsur mistis bersama dengan Arni.Suara seruling yang hanya memiliki empat lubang itu terdengar menyayat hawa dingin di pinggir danau. Leni terlihat juga sedang menguraikan rambutnya dan tiada henti fokus untuk mencari keberadaan Ratih.Sekelebat banyangan Ratih yang tengah bercumbu dengan Deva membuat Leni tertawa dan yakin kalau Ratih masih bisa di hajar dengan ilmu hitamnya.“Habis kau! Kena kau Ratih! Kena kau, ahahahaha!” suara tawa Leni kembali menggema.Sedangkan Arni hanya meringkuk bergidik ngeri melihat aura yang keluar dari wajah sahabatnya itu. Kaki tangannya gemetar ketakutan, suara gemertak giginya sendiri sesekali dia dengar. Ini adalah pertama kalinya untuk Arni.Di sisi lain Deva dan Ratih semakin panas dengan cumbuan mereka, kepala Ratih mulai teringa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-27
Baca selengkapnya

BAB 54. Panggilan Pulang.

“Aku … menginginkanmu,” ucapan Deva saat pertama kali meminta haknya sebagai suami terus terngiang diingatan Ratih.Tak kuasa menahan senyum, Ratih yang memutuskan untuk menyiapkan sarapan sesekali tersenyum dan merasakan pipinya memanas. Apalagi, saat ia mengingat dirinya melenguh di bawa kukungan Deva yang tampak gagah.Sisa ciuman panas semalam, masih terasa nyata dan tersisa pagi itu. “Oh Tuhan, Ratih … kau gila,” kekehnya pada diri sendiri.Walau masih terasa perih, tapi karena Deva melakukannya berkali-kali, membuat Ratih akhirnya bisa merasakan nikmatnya saat bercinta. Wajahnya penuh binar, sambil menyusun roti bakar dan juga jus jeruk di meja makan.“Ratih!” panggil Deva dari dalam kamar, membuat Ratih seketika kalang kabut.Ia sangat malu harus bertemu dengan Deva pagi ini, tapi mau tidak mau Ratih berjalan dan menghampiri suaminya. “Kamu, memanggilku?” sahut Ratih.“Kenapa kamu pergi, hem? Sini, berbaringlah di sini.” Deva kembali membuka selimut dan menepuk sisi ranjangnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-28
Baca selengkapnya

BAB 55. Ada Yang Harus Aku Pastikan

Kepulangan Ratih dan Atmadeva menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orang tua dan mertuanya. Malam itu, setelah membiarkan Ratih dan Deva beristirahat sejenak, kurang lebih pukul tujuh malam Lusi dan Darman datang berkunjung ke rumah Deva.Sementara Abizar, Deva dan Darman sedang berbincang serius di balkon atas, Ratih dan Lusi mempersiapkan lauk hidangan untuk makan malam keluarga bersama. Lusi mengulum senyum melihat rona bahagia di wajah Ratih.“Bunda kira kalian akan satu minggu atau dua minggu menghabiskan waktu untuk bulan madu. Nggak taunya cuman tiga hari, lalu apa saja yang sudah kalian lakukan?” tanya Lusi sambil menggoda anaknya.“Kamu tidak sedang berbulan madu, Bunda. Awalnya memang ada rencana seperti itu, tapi masalah terlalu banyak. Jadi, kami memutuskan untuk membereskan satu per satu masalah yang ada di depan mata dulu baru memikirkan hal lainnya.” Ratih sengaja berdiplomasi.Ia terlalu menceritakan apa saja yang sudah mereka lakukan bersama. “Ia, tepat saat kalian ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-28
Baca selengkapnya

BAB 56. Domba Yang Terkepung Kawanan Serigala

“Apa yang ingin kamu pastikan?” tanya Deva teringat dengan tujuan Ratih menghadiri sidang pertama ini.“Jika, orang yang aku duga itu ada di persidangan nanti. Maka dia pasti ada hubungannya dengan penukaran getah karet dari Perkebunan Ayah ke perusahaan Papa,” ucap Ratih yakin.Atmadeva kembali mendekat serta menatap dalam Ratih. “Apa, ingatan akan masa depan itu kembali lagi?” tanya Deva.“Iya, kilatan ingatan itu kembali menggangguku semalam,” akuh Ratih.“Apa yang kamu lihat? Duduklah di sini, aku harus memastikan apa yang kamu lihat sebelum kita pergi,” firasat Deva mendadak tidak enak.“Jadi begini, aku mengingat kejadian saat kepalaku dipukul. Malam itu, tubuhku dilempar ke belakang truck yang memuat gumpalan karet kotor. Walau saat itu aku dalam keadaan tidak baik-baik saja tapi aku mendengar suara yang akan kuingat seumur hidupku,” ucap Ratih sambil menyeka air matanya.Ingatan akan tragedy itu kembali memancing emosi dalam dirinya. Atmadeva langsung memeluk Ratih yang mulai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-29
Baca selengkapnya

BAB 57. Aku Takut, Deva.

Sepanjang perjalanan Ratih terus berusaha untuk menyusun ingatannya, tanpa terasa sebutir kristal bening menetes begitu saja saat mereka mereka melewati jalanan kebun sawit milik.“Hei, kamu kenapa?” Deva langsung meminggirkan mobil di sebelah kiri jalan.Buru-buru Ratih mengambil tissue dan menyeka air matanya, sambil terus menundukkan wajahnya. Ia terlalu sungkan untuk menunjukkan kesedihannya di depan Deva.Tak tahan melihat istrinya terisak, Deva lantas membuka sabuk pengamannya dan memeluk Ratih dengan posesif. “Aku tau, kamu sedang ketakutan,” bisik Deva.Semakin bergetar bahu Ratih mendengar suara Deva yang berusah menenangkan dirinya. “Sungguh aku sangat takut melihat mereka semua. Mereka yang berada di balik kematian seluruh keluargaku, melihat Ibu Leni saja, seluruh tubuhku langsung lemah. Tolong aku, Deva …,” lirih Ratih tanpa sadar melingkarkan tangan di tubuh suaminya.“Selama aku hidup, tidak akan ku biarkan siapa pun menyakitimu dan juga kedua orangtuamu, Ratih. Percaya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-30
Baca selengkapnya

BAB 58. Betapa Bodohnya Aku

“Yang aku takutkan, justru bapaknya Rangga berada di perusahaan ini atau di Perkebunan ayahmu dengan nama yang berbeda. Apa kamu juga mencurigai kalau Rangga mengetahui aksi penukaran bahan baku ini?” tanya Deva. Bukannya menjawab, Ratih malah terdiam. Pikirannya malayang kemana-mana, jika apa yang dikatakan oleh Atmadeva benar dan ternyata Rangga memang terlibat dengan penukaran karet ini maka selama ini, selama bertahun-tahun ini mereka sudah menargetkan keluarganya untuk dijadikan sebuah ‘proyek’. Sungguh, Ratih tidak habis pikir. Tenggorokannya seketika langsung kering, bahkan untuk menelan ludah pun sudah susah sampai harus membuatnya berdeham dan mencari segelas air putih. Untunglah di sudut ruangan itu ada dispenser yang berdiri dengan gagah sebagai penyelamat dahaga. Ia lalu mengambill gelos kosong dan mengisi airnya hingga penuh, haus membuatnya meneguk seperti manusia di padang pasir yang kehabisan pesediaan air minum selama berhari-hari. “Ada apa denganmu,” tanya Deva se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-01
Baca selengkapnya

BAB 59. Aku Jatuh Cinta Kepadamu.

“Aku sayang sama kamu,” bisik Atmadeva sambil menjeda ciumannya dan membiarkan Ratih mengambil nafas sejenak.Lalu ia kembali merangkul Ratih dan membiarkan Ratih bersandar di dada bidangnya dalam diam. Keduanya sama-sama terdiam dan membiarkan suasana lengang begitu saja. Ratih memejamkan matanya sambil mendengar debaran jantung Deva yang turut membuat darahnya berdesir.“Apa, kamu mau pulang sekarang?” tanya Deva seolah ingin melakukan sesuatu yang menjadi candu baginya.“Iya,” jawab Ratih singkat.Sungguh hebat sepasang pengantin baru ini, walau dalam hitungan bulan mereka menikah tapi dengan mendengar intonasi nada bicara saja, keduanya bisa sama-sama tau makna tersirat yang terkandung di dalamnya.Keduanya lantas segera bertolak dengan membawa dokumen yang akan mereka baca lagi setelah menyelesaikan ‘urusan’ penting mereka di rumah.Tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Lala, keduanya langsung masuk ke dalam mobil. Walau mobil ini berjalan dengan kecepatan yang normal tapi seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-01
Baca selengkapnya

BAB 60. Cinta Bukan Jailangkung.

“Entah sejak kapan, tapi aku yakin kalau apa yang ku rasakan saat ini bukanlah sebuah kekaguman atau kebutuhanku sebagai seorang pria normal. Jika saja hatiku boleh berbicara saat ini secara langsung, aku yakin dia akan memanggil namamu seperti ini, Ratih … aku jatuh cinta kepadamu,” ungkap Deva.Ratih berusaha mencari celah kebohongan dalam tiap kalimat yang terucap di sorot pandangan Deva. Percuma, ia tidak menemukan apa-apa, Deva berbicara sangat yakin walau nafasnya tersengal tapi tidak ada keraguan dalam dirinya sedikit pun saat menyatakan cintanya.“Bagaimana mungkin?” Ratih juga tidak semudah itu percaya.Walau tidak bisa dipungkiri pengakuan Deva menciptakan sebuah desiran yang tak dapat dijabarkan dengan rangkaian. Ratih menduga kalau Deva pasti akan bungkam, seperti dirinya yang juga akan bungkam jika ada yang bertanya seperti dua kata pertanyaannya tersebut.“Cinta itu datang begitu saja, dia bukan jailangkung yang harus di undang dengan berbagai ritual. Cinta datang tanpa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
21
DMCA.com Protection Status