Home / Romansa / Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu / BAB 56. Domba Yang Terkepung Kawanan Serigala

Share

BAB 56. Domba Yang Terkepung Kawanan Serigala

Author: Lee Lizbet 88
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Apa yang ingin kamu pastikan?” tanya Deva teringat dengan tujuan Ratih menghadiri sidang pertama ini.

“Jika, orang yang aku duga itu ada di persidangan nanti. Maka dia pasti ada hubungannya dengan penukaran getah karet dari Perkebunan Ayah ke perusahaan Papa,” ucap Ratih yakin.

Atmadeva kembali mendekat serta menatap dalam Ratih. “Apa, ingatan akan masa depan itu kembali lagi?” tanya Deva.

“Iya, kilatan ingatan itu kembali menggangguku semalam,” akuh Ratih.

“Apa yang kamu lihat? Duduklah di sini, aku harus memastikan apa yang kamu lihat sebelum kita pergi,” firasat Deva mendadak tidak enak.

“Jadi begini, aku mengingat kejadian saat kepalaku dipukul. Malam itu, tubuhku dilempar ke belakang truck yang memuat gumpalan karet kotor. Walau saat itu aku dalam keadaan tidak baik-baik saja tapi aku mendengar suara yang akan kuingat seumur hidupku,” ucap Ratih sambil menyeka air matanya.

Ingatan akan tragedy itu kembali memancing emosi dalam dirinya. Atmadeva langsung memeluk Ratih yang mulai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 57. Aku Takut, Deva.

    Sepanjang perjalanan Ratih terus berusaha untuk menyusun ingatannya, tanpa terasa sebutir kristal bening menetes begitu saja saat mereka mereka melewati jalanan kebun sawit milik.“Hei, kamu kenapa?” Deva langsung meminggirkan mobil di sebelah kiri jalan.Buru-buru Ratih mengambil tissue dan menyeka air matanya, sambil terus menundukkan wajahnya. Ia terlalu sungkan untuk menunjukkan kesedihannya di depan Deva.Tak tahan melihat istrinya terisak, Deva lantas membuka sabuk pengamannya dan memeluk Ratih dengan posesif. “Aku tau, kamu sedang ketakutan,” bisik Deva.Semakin bergetar bahu Ratih mendengar suara Deva yang berusah menenangkan dirinya. “Sungguh aku sangat takut melihat mereka semua. Mereka yang berada di balik kematian seluruh keluargaku, melihat Ibu Leni saja, seluruh tubuhku langsung lemah. Tolong aku, Deva …,” lirih Ratih tanpa sadar melingkarkan tangan di tubuh suaminya.“Selama aku hidup, tidak akan ku biarkan siapa pun menyakitimu dan juga kedua orangtuamu, Ratih. Percaya

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 58. Betapa Bodohnya Aku

    “Yang aku takutkan, justru bapaknya Rangga berada di perusahaan ini atau di Perkebunan ayahmu dengan nama yang berbeda. Apa kamu juga mencurigai kalau Rangga mengetahui aksi penukaran bahan baku ini?” tanya Deva. Bukannya menjawab, Ratih malah terdiam. Pikirannya malayang kemana-mana, jika apa yang dikatakan oleh Atmadeva benar dan ternyata Rangga memang terlibat dengan penukaran karet ini maka selama ini, selama bertahun-tahun ini mereka sudah menargetkan keluarganya untuk dijadikan sebuah ‘proyek’. Sungguh, Ratih tidak habis pikir. Tenggorokannya seketika langsung kering, bahkan untuk menelan ludah pun sudah susah sampai harus membuatnya berdeham dan mencari segelas air putih. Untunglah di sudut ruangan itu ada dispenser yang berdiri dengan gagah sebagai penyelamat dahaga. Ia lalu mengambill gelos kosong dan mengisi airnya hingga penuh, haus membuatnya meneguk seperti manusia di padang pasir yang kehabisan pesediaan air minum selama berhari-hari. “Ada apa denganmu,” tanya Deva se

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 59. Aku Jatuh Cinta Kepadamu.

    “Aku sayang sama kamu,” bisik Atmadeva sambil menjeda ciumannya dan membiarkan Ratih mengambil nafas sejenak.Lalu ia kembali merangkul Ratih dan membiarkan Ratih bersandar di dada bidangnya dalam diam. Keduanya sama-sama terdiam dan membiarkan suasana lengang begitu saja. Ratih memejamkan matanya sambil mendengar debaran jantung Deva yang turut membuat darahnya berdesir.“Apa, kamu mau pulang sekarang?” tanya Deva seolah ingin melakukan sesuatu yang menjadi candu baginya.“Iya,” jawab Ratih singkat.Sungguh hebat sepasang pengantin baru ini, walau dalam hitungan bulan mereka menikah tapi dengan mendengar intonasi nada bicara saja, keduanya bisa sama-sama tau makna tersirat yang terkandung di dalamnya.Keduanya lantas segera bertolak dengan membawa dokumen yang akan mereka baca lagi setelah menyelesaikan ‘urusan’ penting mereka di rumah.Tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Lala, keduanya langsung masuk ke dalam mobil. Walau mobil ini berjalan dengan kecepatan yang normal tapi seb

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 60. Cinta Bukan Jailangkung.

    “Entah sejak kapan, tapi aku yakin kalau apa yang ku rasakan saat ini bukanlah sebuah kekaguman atau kebutuhanku sebagai seorang pria normal. Jika saja hatiku boleh berbicara saat ini secara langsung, aku yakin dia akan memanggil namamu seperti ini, Ratih … aku jatuh cinta kepadamu,” ungkap Deva.Ratih berusaha mencari celah kebohongan dalam tiap kalimat yang terucap di sorot pandangan Deva. Percuma, ia tidak menemukan apa-apa, Deva berbicara sangat yakin walau nafasnya tersengal tapi tidak ada keraguan dalam dirinya sedikit pun saat menyatakan cintanya.“Bagaimana mungkin?” Ratih juga tidak semudah itu percaya.Walau tidak bisa dipungkiri pengakuan Deva menciptakan sebuah desiran yang tak dapat dijabarkan dengan rangkaian. Ratih menduga kalau Deva pasti akan bungkam, seperti dirinya yang juga akan bungkam jika ada yang bertanya seperti dua kata pertanyaannya tersebut.“Cinta itu datang begitu saja, dia bukan jailangkung yang harus di undang dengan berbagai ritual. Cinta datang tanpa

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 61. Yeni Tidak Memiliki Bapak.

    Walau Deva sedang menikmati lezatnya daging rendang buatan Uda Beni ditemani istri tercinta dan asisten pribadinya. Tapi, dalam hatinya dia tidak pernah berhenti bertanya, di mana sebenarnya mantan kekasih yang telah lancang mencuri liontin peninggalan Nadira.Melihat lahapnya Ratih juga mengunyah nasi rendang sambil sesekali menjilati jemarinya sendiri, hati Deva kembali merasa berbunga. Entahlah, melihat pemandangan sederhana seperti ini dapat menambah kadar cintanya kepada wanita yang dulu sangat kejam menolaknya mentah-mentah.“Aku, mau tambah sekalian mau ngajak Uda Beni ngobrol,” pamit Ratih sambil membawa piring yang tersisa jejak sisa bumbu rendang.“Iya, ajak saja ngobrol di bawa pohon mangga, biasanya Uda Beni suka ngopi di sana,” ucap Deva membiarkan istrinya itu beranjak dari kursi.Bibir Atmadeva kembali tersungging melihat Ratih membungkuk singkat dan menyapa Uda Beni. Kini tatapannya beralih pada asisten pribadinya yang sedang meneguk teh tawar hangat dengan penuh khidm

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 62. Intel Kiriman ke Rutan.

    Sore itu kira-kira hampir habis jam kantor, beberapa tahanan jaksa baru saja tiba di rumah tahanan yang sama dengan rumah tahanan tempat Rangga diamankan. Seorang sipir bernama Beni keluar dan mulai mengabsen satu per satu nama tahanan baru.“Kalian sementara akan diisolasi dulu, setelah dua hari baru akan pindah blok!” tegas Pak Beni.Satu dari lima tahanan tersebu adalah anak buahnya Ikbal yang sengaja membuat keributan di salah satu café milik rekan kerjanya Ikbal. Bos Café yang sudah diatur oleh Ikbal tersebut dengan sengaja melaporkan si pembuat rusuh. Hingga polisi menjemput dan segera memproses berkas perkaranya.Kini tibalah seorang agen rahasia salah satu anak buahnya Ikbal di rumah tahanan tersebut dengan berkas lengkap atau telah dinyatakan P21. Terlihat Pak Beni mulai mengambi selembar kertas, ternyata itu adalah daftar nama tahanan baru beserta kasus pidana yang mengantarkannya ke hotel pordeo ini.Satu-satu nama tahanan itu dipanggil, hingga Pak Beni berteriak dua kali u

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 63. Kacungnya Rangga.

    “Aku tidak akan berteriak seperti si sipir bodoh itu! Aku akan memperlakukanmu dengan manusiawi asal kau mau melakukan semua perintahku dan menolong semua kebutuhanku.” Jimin kembali membaca tulisan Rangga dan segera saja mengangkat dua jempol tangannya. “Bos, kalau begitu tidur aja sekarang, biar saya pijit. Nanti saya tidur di bawah, in ikan ada tikar,” kata Jimin siap melakukan tugas pertamanya. “Aku belum malam,” jawab Rangga, lalu kembali menepuk jidat, dia lupa kalo kacungnya ini tuli. Akhirnya Rangga kembali menulis dan Jimin tertawa kecil sambil ikutan duduk menunggu jatah makan malam dari tamping bagian dapur yang biasanya mengantarkan makanan ke tiap blok tahanan. Tamping adalah salah seorang tahanan yang berkelakuan paling baik diantara tahanan lainnya dan ditugaskan sebegai salah satu kepala dari tiap divisi bagian kerja yang ada di dalam sel tahanan. Ada tamping untuk binker, ada juga tamping perpustakaan, tamping kamtib dan tamping masjid. Jimin sebenarnya agak heran

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 64. Berikan Aku Waktu Untuk Mencari.

    Seorang pria dengan wajah yang asing tengah berdiri di depannya. “Permisi, apa Anda Nona Yeni Latifa?” Yeni melihat pria tersebut dari atas sampai ke bawah. Tampaknya ini bukan orang sembarangan, penampilannya terlihat neces, memakai kemeja rapi dengan dasi juga celana kain mahal dan sepatu mengkilat. Ia jadi penasaran, siapa gerangan pria berkitar kepala empat yang cukup tampan di hadapannya ini.“Benar sekali, saya adalah Yeni Latifa. Maaf, Anda siapa dan ada keperluan apa dengan saya?” tanya Yeni masih belum mau mengijinkan pria tersebut untuk masuk bertamu ke rumahnya.“Saya adalah Parlin, asisten pribadinya Tuan Atmadeva Haidar Rahardjo. Bisakah kita berbicara berdua?” tanya Parlin sopan.Mendengar nama Deva, mata Yeni langsung membulat sempurna. Ia menatap Parlin dengan tatapan yang cukup sulit diartikan. Ada sinar binar kebahagiaan di mata Yeni tetapi ada juga sorot kekhawatiran.“A-ada apa? Apa Deva mencari saya?” Yeni masih anteng tetap berdiri di depan tanpa mempersilahkan

Latest chapter

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 204. Akhir Yang Bahagia.

    Deva dan Ratih saat itu juga langsung menghubungi Lusi dan Abizar. Selama ini, Deva dan Ratih sengaja menutupi dan menyembunyikan kalau ingatan Ratih sudah kembali untuk kepentingan penangkapannya Rangga.“Bunda, bisakah kita bertemu malam ini juga?” tanya Ratih pada Lusi.Malam ini sudah pukul sebelas malam, Lusi mengira ada masalah baru lagi. “Baiklah, Nak. Bunda akan ke sana sekarang yah,” jawab Lusi segera bergegas.“Bunda, nanti dijemput sama pak Ratmin yah,” ucap Ratih.“Baiklah, Bunda akan bersiap sekarang juga,” jawabnya.Benar saja, saat dirinya sudah siap dengan jaket di tubuhnya, mobil pribadi Deva sudah menunggunya di depan."Selamat malam, Pak Ratmin. Maafkan, anakku yang memerintahkanmu malam-malam menjemputku ke sini," sapa Lusi merasa tidak enak hati dengan sopir setianya Deva.Ratmin menatap prihatin kepada Lusi. "Saya tahu kondisi kesehatan anak anda, memang sangat mengkhawatirkan dan sangat menyedihkan, Nyonya Lusi. Tetapi, yakinlah Tuhan pasti berpihak kepada yang

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 203. Akhir penantian selama empat tahun.

    “Saudara Tania dan Leni, anda ditangkap karena sudah melakukan penipuan dan penggelapan serta pembunuhan berencana terhadap korban Susantio!”Alan datang dan langsung segera memborgolnya, sedangkan anak buah yang lainnya langsung datang bergerak meringsek masuk.Mereka segera menuju ke dalam kamar hotel mewah tersebut untuk menangkap Leni. Keduanya digeret ke lantai satu dan dimasukkan ke dalam mobil tahanan.Habis sudah mimpi mereka untuk menjadi orang kaya raya. Saat itu juga Leni masih berusaha untuk melepaskan dirinya menggunakan kekuatan hipnotisnya kepada para polisi. Tetapi sayang, semua itu tidak berlaku bagi para polisi yang saat ini bersama dengannya.“Apa yang sedang kau lakukan, Bu? Kenapa, dari tadi mulutmu umak umik tidak jelas,” kekeh salah satu anak buahnya Alan.Leni pun geram mendengar ejekan tersebut. “Kalian harus melepaskan kami saat ini juga! Ini, adalah perintahku,” ucap Leni tegas berusaha untuk menghipnotis orang yang mengejeknya.Tetapi Alan datang dan menepu

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 202. Penangkapan Leni dan Tania.

    “Tentu saja, aku ingin mencari para wanita tetapi bukan hanya satu wanita. Aku ingin sepuluh wanita tercantik dan terseksi, yang ada di tempat ini.” Rangga tampak sangat takabur.“Satu malam akan ku bayarkan dua juta setengah untuk mereka. Aku akan menyewa mereka selama waktu yang aku inginkan,” sambung Rangga.Wanita di hadapannya langsung mengalungkan tangannya di leher Rangga. “Di mana anda akan menginap? Kami akan menuju ke sana, Tuan tampan,” ucap wanita itu.“Berikan saja nomor ponselmu, aku akan mengirimkan waktu dan tempatnya,” jawab Rangga.Wanita itu pun segera bergegas mengeluarkan sebuah kartu nama kepada Rangga. “Anda bisa memanggil saya kapan saja dan sembilan wanita lainnya akan siap melayani anda.” Rangga tertawa dengan puas.Ia lalu beranjak pergi ke sebuah showroom mobil. Dilihatnya, sebuah mobil Lamborghini berwarna merah tua dengan harga dua setengah milia

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 201. Kegilaan Rangga di Hotel bersama Ara.

    “Ah, Tuan!” ucap Ara saat dadanya menabrak dada bidangnya Rangga, hingga membuat darah Rangga berdesir.“Kapan kau akan pulang kerja, hari ini?” tanya Rangga to the point, masih dalam kondisi memeluk Ara tanpa ada jarak diantara tubuh keduanya.“Aku akan pulang dua jam lagi, bagaimana?” tanya Ara menahan senyuman lebar di bibir.Ia sudah tau apa niatan pria yang dikenalnya sebagai Raka ini. Hanya dengan saling menatap saja, Ara sudah bisa menebak kalau Raka tertarik padanya.“Bisakah sebelum kau pulang, kau mengirimkan seorang desainer dan belikan aku beberapa pakaian yang sekiranya tampak casual? Juga, aku membutuhkan beberapa pakaian resmi untuk pertemuan bisnisku,” ucap Rangga sambil tertawa geli dalam hatinya.“Oke bisnis man, sambil kau menunggu, aku aku akan mengirimkan beberapa orang yang kau perlukan,” jawab Ara yang tanpa segan meraba dadanya Rangga dengan lembut, se

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 200. Rangga Yang Berfoya-foya.

    “Okay, Sayang. Aku pasti akan membei rumah yang terbaik untuk kita. Pergilah dari kekangan keluargamu dan hiduplah berdua denganku di sana. Aku yakin, kau dan aku akan hidup bahagia selamanya,” kekeh Rangga.Ratih mengangguk dan berusaha menatap Rangga dengan bahagia. “Baiklah, Sayang. Aku percayakan semuanya padamu,” jawab Ratih sambil mencium punggung tangannya Rangga.“Kalau begitu, bisakah kau pesankan aku tiket pesawat hari ini? Aku sudah bosan di sini dan aku ingin segera menggunakan nama baruku Raka Sagabara, bagus tidak?” kekeh Rangga.Ratih mengangguk. “Nama yang sangat indah, cocok dengan tampilanmu yang sangat tampan,” jawab Ratih membuat Rangga juga terbahak dan tampak bangga.“Terima kasih, Sayang. Berarti, kita akan langsung mengambil tiket tersebut?” tanya Rangga dan Ratih menunjukkan e-tiket pada ponselnya.“Pesawat akan berangkat tiga jam lagi. Kau tida

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 199. Sandiwara Ratih dan Rencananya.

    “Lalu, kapan kau mengirim uangnya? Aku tidak mungkin menunggu kau selesai sampai masa pemulihan. Rumah itu harus segera dibayar, Rangga.” Nia mendengus saat membaca pesannya Rangga.“Aku tidak bisa menunggu sampai kau selesai masa pemulihan yang baru akan berakhir tiga minggu lagi!” dengus Nia.Rangga pun sudah mulai kesal, ia memilih untuk mengarsipkan pesan dari Nia dan mengirimkan pesan pada Ratih. “Ratih, kapan kau datang ke tempatnya dokter Charles? Aku, merindukanmu,” ucap Rangga.Ratih yang pada saat itu sementara berbelanja di sebuah supermarket yang besar bersama dengan Saka dan Deva lantas terdiam. Ia mematung saat membaca pesannya Rangga dan menunjukkan pesan itu kepada Deva.“Lihatlah apa yang harus aku lakukan?” Deva tersenyum menanggapi pertanyaannya Ratih.“Lakukan saja apa yang dia inginkan, bukankah dia baru saja meminta uang tambahan. Kirim saja sepuluh miliar lagi. Dengan begitu, dia akan terus memberikan kabar padamu tanpa kau perlu bertemu dengannya.” Ratih pun me

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 198. Tampannya Rangga.

    Saat melihat wajahnya sendiri, Rangga tampak sangat takjub. “Gila! Aku, sangat tampan!” ucapnya sangat puas saat menatap gambar dirinya di sebuah cermin kecil.Ia tahu kalau dirinya saat ini sudah siap untuk mengubah identitas aslinya. Cermin di tangan Rangga diberikan kembali pada dokter Charles, sambil menyeringai puas.“Terima kasih, Dokter. Ternyata uang yang dibayarkan oleh calon istriku, sepadan dengan hasil yang kau berikan!” Charles pun tersenyum, hingga membuat mata sipitnya semakin menghilang.“Hari ini kau sudah bisa melakukan proses foto untuk keperluan mengganti identitasmu. Tulis saja siapa nama yang kau inginkan di sebuah kertas putih. Tanggal lahir dan untuk alamat, aku sudah memberikan alamat yang tidak akan ditemukan oleh siapapun,” terang Charles.Ia sudah terbiasa membantu pelarian para mafia, maupun bandar narkoba. Dirinya cukup berpengalaman, untuk hal-hal illegal seperti ini. “Raka Sagara! Aku menginginkan namaku menjadi Raka Sagara, Dokter Charles,” ucapnya sam

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 197. Rumah Gedong Impian Nia.

    Leni sedikit mendapatkan firasat tidak enak. Akhirnya, Nia pun menganggukkan kepalanya. “Okey, Bu. Kita, berangkat sekarang.”Keduanya pun segera menuju ke sebuah kantor pemasaran, tampak gedung bertingkat yang sangat tinggi. Dengan penampilan bak artis ibukota, mereka jalan penuh percaya diri.Siapa saja yang menatap mereka, tahu kalau orang-orang ini memakai pakaian mahal. Juga, tas serta sepatu yang bernilai fantastis. Mereka pun segera menunduk hormat dan membukakan pintu untuk Nia dan Leni.“Selamat pagi, Bu. Silahkan masuk,” sambut salah satu penerima tamu dan memberikan welcome drink kepada kedua wanita yang tampak kaya raya tersebut.Mereka sangat menikmati pemujaan yang luar biasa tersebut. “Ya, selamat siang. Aku mau membeli rumah, apa aku bisa melihat beberapa tipe-tipe rumah yang saat ini siap huni?” tanya Nia dengan sombong.“Oh baik, Ibu. Boleh, Ibu perkenalkan nama Ibu siapa ter

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 196. Orang Kaya Baru - Part 2

    “Bu, pakaian di sini pun di bandrol paling murah senilai satu juta setengah, tolong jangan mempersulit pekerjaan kami,” ucap pelayan tersebut berusaha menyadarkan Leni.“Lancang mulutmu!” pekik Nia dan Leni langsung mengangkat tangannya untuk mencegah kemarahan anaknya.Leni ingin tetap tampi dengan elegan dan bersikap seperti orang kaya pada umunya. Leni lantas mengatupkan bibirnya dan menoleh kepada pelayan tersebut.Sedangkan, Nia sudah hendak menghajar pelayan itu. tetapi dicegah oleh Leni. “Oh, benarkah harga pakaian ini satu juta lima ratus paling murah? Kalau begitu, ini!” Leni menjeda sebentar ucapannya seraya memberikan tumpukan pakaian yang ada di pelukannya pada pelayan tersebut.Ia menatap tajam pelayan itu dan berbicara dengan kesan yang sangat mengintimidasi. “Hitung semua pakaian ini, aku akan membayarnya sekarang. Bila perlu, kau dan seisi ruangan ini pun akan kubeli,” ucap Leni dingin dengan menatap nyalang pada wanita itu.

DMCA.com Protection Status