“Nggak apa, Bun. Sebenarnya masih ada satu memori yang belum terambil. Itu adalah cctv yang menghadap ke arah danau petik wangi. Aku memang yakin, pasti tidak ada yang menemukannya, karena kameranya memang dipasang agak tinggi dan Ratih selibkan di bawah sangkar burung. Memori itu adalah kunci utama dari kasus ini,” terang Ratih dengan mata binarnya.“Hah?! Ngapain kamu taruh cctc di sana?” tanya Lusi heran sekaligus bisa bernafas dengan lega.“Karena lokasi tersebut sebenarnya adalah tempat aku biasa bertemu Rangga diam-diam. Agar, tidak ketahuan, cctvnya Ratih arahkan ke danau. Maafkan kelaukan Ratih yang dulu, Bun,” ucap Ratih dengan suara memelan sambil melirik suaminya.“Hem, sudahlah. Itu masa lalu, ayo minta tolong siapa gitu untuk pergi mengambilnya.” Lusi lalu hendak keluar meminta tolong kepada salah satu anak buahnya.“Biar, saya saja, Bunda. Saya akan mengambilnya dengan Pak Ratin dan Parlin. Setelahnya saya akan bergegas kembali,” sahut Deva.“Tidak, kamu tidak boleh kema
Read more