All Chapters of Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO: Chapter 51 - Chapter 60

119 Chapters

51. Antara Kebohongan dan Kejujuran

Terdengar helaan napas kasar. Perempuan itu membuka jaket kulit berwarna hitam itu dan melemparkannya ke kasur. Meregangkan otot-otot lehernya, dia melempar dirinya ke atas ranjang. Hari ini dia cukup padat melayani para tamu hotel. Melelahkan, ditambah lagi dia tak semangat lantaran tidak bertemu Dika. Pria itu sedang di luar kota? Kenapa perasaannya sedikit merasakan sesuatu hal yang aneh? Dia bangkit, mengubah posisi menjadi duduk di tepian ranjang. Mencari ponsel di dalam tas dengan terburu-buru. Perempuan itu mencoba menghubungi kekasihnya lagi. Jika dia belum puas, dia akan terus cecar lelaki itu. Salah satu kakinya berada di atas kaki yang lain, tangan kanannya mengarahkan ponsel ke telinga kanan. Panggilan itu pun berdering. Dia masih sangat penasaran dengan keberadaan Dika. Juga, rindu ingin bertemu pria itu."Halo, Mas!" sapanya dengan sedikit kesal. "Halo, Lia. Ada apa kau meneleponku?" tanya pria itu. "Ada apa? Kau bilang ada apa?!" bentak Lia. Pria it
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

52. Gotong-Royong di Pesantren

"Dika, sudah bangun?" Rani menghampirinya. "Sera ikut kajian di masjid sejak tadi. Dia tak enak membangunkanmu," ungkap Rani. "Kajian?" ulang Dika. Rani mengangguk singkat. "Iya, kemungkinan Sera kembali sampai sore. Nah, hari ini juga ada acara gotong-royong bersama para santri. Jika kamu ingin ikut, ikut saja." Ya, Rani berharap Dika tak diam saja di rumah. Karena, sayang sekali melewatkan agenda di pondok pesantren. "Sarapanmu sudah Sera siapkan di kamar," ujar Rani. Dika mengangguk kecil. "Hm, Mama mau menemui papamu," kata Rani. Dika mengangguk lagi. Jadi, Dika ditinggal?Sera sudah mengikuti acara ceramah dengan seorang ustadzah terkenal di pondok pesantren tersebut. Dia adalah Ustadzah Fatmawati. Karena sudah cukup mengenal baik serta dekat, Sera memanggilnya dengan sebutan Umi. "Jadi suamimu di sini juga?" ucap Umi. Sera mengangguk singkat sebagai jawaban. "Hm, Umi tidak tahu rupanya. Baiklah, kita berpisah sampai di sini.
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

53. Pulang

Di saat Sera tengah fokus bekerja alias membersihkan atau menyapu lapangan, seseorang tengah berdiri seraya memperhatikan dirinya dari kejauhan. Sinar mentari di siang hari yang menyentuh kulit wajahnya membuat Sera tampak semakin terlihat berkilau. Siapa yang tidak terpesona dengan kecantikan alami itu? Dia keluar dari rumah tak mengenakan hiasan wajah yang tebal. Memakai hiasan di wajah dengan senatural mungkin adalah ciri khasnya. Jika sebelumnya Bu Titi mengajak Sera bicara di tengah-tengah bakti sosial itu. Lain dengan Dika yang diajak bicara dengan salah satu santri yang terkenal dan tak kalah populer. Jika Dika populer di hotel karena dia seorang CEO. Maka, santru itu adalah yang populer di pondok pesantren karena terkenal dengan suara lantunan mengajinya yang indah. "Mas Dika, bengong saja," ledeknya. Lelaki manis itu memiliki dimple di kedua pipinya. Dika tak mengenal siapa laki-laki muda itu. "Sedang melihat istrinya ya, Mas?" Tahu apa pemuda itu? Dika menggeleng. "Aku h
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

54. Hari Bahagia

Sera terbangun dalam keadaan sudah di atas ranjang. Mengucek mata, dilihatnya sudah jam 5 pagi. Melihat di sisi samping ranjang, tak ada sang suami. Dia benar-benar lupa apa yang terjadi semalam. Apa dia tertidur begitu pulas? Sera segera bangkit, menyingkirkan selimut itu dari tubuhnya. Dia pergi mengambil wudhu untuk melaksanakan waktu subuh. Dia menjalankan kewajiban salat dengan lancar. Tak lupa memakai kembali hijabnya setelah melaksanakan salat. Sera bergegas merapikan ranjang. Membereskan rumah pagi hari, mencuci pakaian juga membereskan dapur. Namun, saat hendak pergi ke dapur dia terkejut saat melihat seseorang. Bukan, bukan karena itu Dika. Melainkan wanita berhijab yang Sera tak kenali. Tak percaya dengan yang dia alami saat ini.Wajah wanita itu tak kelihatan lantaran membelakangi Sera. “Permisi, kamu siapa?” tanya Sera. Jantung Sera berdetak tak karuan. Itu bukan Rani ataupun Karina. Sera tahu keduanya dari perawakannya. Lalu, perempuan itu
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

56. Pertengkaran Lia dan Dika

Bahwa menjadi rumah untuk seseorang tidaklah mudah. Menjadi tempat yang tenang dan memberi kebahagiaan untuk orang lain di mana diri kita sendiri terluka adalah hal yang sulit. Sera tak pandai menjadi tempat pulang yang baik. Namun, ia tetap berusaha keras. Itu semua demi pernikahannya. Sera menuju butik. Perempuan berhijab pink polos, mengenakan abaya hitam itu masuk ke dalam taksi. Dika sempat menawarkan tumpangan untuknya. Tetapi, dia sendiri ragu menerimanya. Jadi, Sera berangkat sendiri saja menggunakan taksi. Dan membiarkan Dika ke kantor seorang diri. Bahwa Sera masih menutupi urusannya, pekerjaannya di butik. Entah kenapa dia melakukan hal itu. Itu seperti pegangan dirinya sendiri. Dia semalam tak cerita pada Dika. Juga, Dika tak bertanya atau membahas secara berkelanjutan tentang mengenai urusannya. Tak bertanya atau tak ingin tahu secara detail. Sera juga berharap Dika tahu usaha Sera di waktu yang tepat. Nanti pasti akan ada waktu di mana Ser
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

55. Makan Malam Bersama

"Terima kasih, Bu Sera. Sudah menerima saya bekerja di sini. Saya akan bekerja dengan baik juga bekerja keras di butik ini." Rupanya semangat perempuan sebaya dengannya itu sangat besar. Sera memberikan senyum lebar kepada perempuan di yang semeja dengannya. Perempuan itu bernama Nindy. Mereka berdua usianya sama-sama 25 tahun. Nindy dahulu satu SMA dengan Sera. Dia tak menyangka akan dipertemukan dalam situasi bisnis. Mereka memang tidak begitu dekat, namun tidak juga bermusuhan. "Nindy, panggil aku Sera. Aku harap kamu betah bekerja di butik ini, aku senang kamu mau membantuku," aku Sera. Nindy terkekeh dengan gelengan kecil. "Mana bisa begitu? Kamu itu bos aku," ujar Nindy. "Panggil aku Sera, kita ini seumuran juga kan," ucapnya. "Aku senang bisa ketemu kamu lagi," lanjut Sera. "Aku juga, Sera. Kuharap kita bisa sangat dekat nantinya," Nindy meminum milkshake di depannya. Ya, mereka mengadakan pertemuan di kafe. Sera yang memulai mencari pegawai di b
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

57. Mencoba Peduli

Kenapa Fendi selalu saja bisa menebak apa yang terjadi dengannya? Apa dia itu cenayang? Dika segera mengajak Fendi masuk ke dalam ruangan. Agar pembicaraan mereka lebih privat. "Kau meninggalkanku di restoran sendirian kemarin. Tega sekali kau melakukan itu padaku!" dumal Fendi. "Katakan apa maumu ke sini?" ucap Dika tak ingin ada basa-basi. "Sabar sebentar, kau buru-buru sekali, bos!" celetuk Fendi. Dia ingin main-main dahulu di ruangan Dika. Padahal ini sudah jam kerja. "Kau semakin kurang ajar!" Dika menajamkan tatapan mata. "Haha, aku hanya bercanda. Maaf-maaf," Fendi berdeham singkat. "Jadi, kau ke mana saja kemarin? Benar kau keluar kota?""Apa dia menanyakan sesuatu padamu?" tanya Dika. "Siapa? Pacarmu itu?" ucap Fendi. "Tidak. Namun, dia sempat menemuiku sebentar," aku Fendi. Dika mengangguk singkat. "Aku melihat mertuaku yang sakit," ungkap Dika. "Siapa yang sakit? Ibu atau ayahnya?" ucap Fendi.
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

58. Melihat Lia Bersama Pria Lain

"Kamu enak sudah menikah, Ser. Sementara aku, pacar saja tak punya," wajah wanita yang berkata barusan berubah sendu. Tangan kanannya memegang gagang cangkir berisi kopi."Kamu harus menikmati masa sendirimu, menikah atau belum semua punya tantangan," kata Sera. 'Sama sepertiku, menikah bukan soal enaknya saja. Aku juga mengalami pahitnya,' ucap Sera dalam hati. "Kamu menerima Rangga di butik?" ucap Nindy. Sera mengangguk singkat, "dia bagus untuk mengatur pelanggan," sahut Sera. "Aku setuju," sahut Nindy. "Kenapa kamu tak meminta suamimu yang CEO itu mengantarkanmu? Kenapa malah pergi pakai taksi?" tanya Nindy. Apa Nindy termasuk orang yang bisa menjaga rahasia? Sera adalah orang yang sulit terbuka. Sulit percaya dan tak mudah bercerita tentang masalah pribadinya. "Oh. Aku paham! Dia pasti sibuk, ya?" ucap Nindy. Haruskah Sera jujur kalau dia menolak diantar Dika? Sera juga tidak mengerti kenapa dia bisa bersikap tak acuh a
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

59. Khawatir : Menjemput Sera Pulang

"Ayok pulang!" ajak Dika. "Jawab aku, kenapa kamu bisa tahu aku di sini?" tanya Sera lagi. Lelaki dengan jaket kulit hitam itu menghela napas. "Pulang. Aku akan jelaskan di rumah!" tegas Dika. Lelaki itu meraih pergelangan tangan Sera. Sera tampak tak menolak. Genggaman tangan Dika begitu erat. Sera menatap pria yang berdiri di sampingnya yang membawanya berjalan pergi meninggalkan kafe tersebut. "Masuklah," titah Dika sembari membuka pintu mobil untuk Sera. Meski tidak membawakan payung untuk wanita itu. Tahu apa yang dia lakukan? Pria itu mengenakan tangan kanannya untuk melindungi kepala Sera dari guyuran hujan. Sera langsung masuk tanpa berkata. Setelah itu, Dika menutup pintu mobil. Pria itu lantas segera menyusul masuk ke dalam mobil. Duduk, Dika segera memakai sabuk pengaman. "Pakailah sabuk pengaman," titah Dika. Sera menuruti perintah tanpa berkata. Menyalakan mesin mobil seraya meninggalkan kafe kopi tersebut. Dengan waja
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

60. Jangan Menuduh!

Perempuan dengan rambut coklat curly itu menghampiri Sera, "jadi kau pulang sama siapa kemarin?" tanyanya. Sera bergeming, kenapa Nindy membahas hal tersebut sekarang?"Hm... aku," Sera tak tahu apa yang harus dia katakan. Dia menggantung kalimatnya. Mungkin Nindy akan merespons sedikit berlebihan saat tahu dia pulang dijemput Dika. "Sama siapa, hm? Kau dijemput suami CEO itu kan?" alis Nindy bergerak naik turun. Sera tersenyum kaku. "Sudahlah. Ini masih pagi. Kenapa kau bahas itu sekarang? Lebih baik fokus pada pekerjaanmu," ucap Sera. Wanita itu segera pergi. Nindy tersenyum senang melihat Sera yang sepertinya malu menghindari pertanyaannya. Bagi Sera tak ada yang mesti Sera psmerkan kepada Nindy hanya karena Dika adalah pimpinan hotel CQ. Tak ada yang spesial jika dia pulang bersama Dika pun.Sera lantas melihat beberapa bahan pakaian yang berjejer di lemari. Namun, baru beberapa menit itu berlangsung, Sera sudah kembali melamun. I
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status