Home / CEO / Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO / 59. Khawatir : Menjemput Sera Pulang

Share

59. Khawatir : Menjemput Sera Pulang

Author: Pena_Ri
last update Last Updated: 2024-03-18 09:00:23

"Ayok pulang!" ajak Dika. "Jawab aku, kenapa kamu bisa tahu aku di sini?" tanya Sera lagi. Lelaki dengan jaket kulit hitam itu menghela napas. 

"Pulang. Aku akan jelaskan di rumah!" tegas Dika. Lelaki itu meraih pergelangan tangan Sera. Sera tampak tak menolak. Genggaman tangan Dika begitu erat. Sera menatap pria yang berdiri di sampingnya yang membawanya berjalan pergi meninggalkan kafe tersebut. 

"Masuklah," titah Dika sembari membuka pintu mobil untuk Sera. Meski tidak membawakan payung untuk wanita itu. Tahu apa yang dia lakukan? Pria itu mengenakan tangan kanannya untuk melindungi kepala Sera dari guyuran hujan. 

Sera langsung masuk tanpa berkata. Setelah itu, Dika menutup pintu mobil. Pria itu lantas segera menyusul masuk ke dalam mobil. Duduk, Dika segera memakai sabuk pengaman. "Pakailah sabuk pengaman," titah Dika. Sera menuruti perintah tanpa berkata. 

Menyalakan mesin mobil seraya meninggalkan kafe kopi tersebut. Dengan waja

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   60. Jangan Menuduh!

    Perempuan dengan rambut coklat curly itu menghampiri Sera, "jadi kau pulang sama siapa kemarin?" tanyanya. Sera bergeming, kenapa Nindy membahas hal tersebut sekarang?"Hm... aku," Sera tak tahu apa yang harus dia katakan. Dia menggantung kalimatnya. Mungkin Nindy akan merespons sedikit berlebihan saat tahu dia pulang dijemput Dika."Sama siapa, hm? Kau dijemput suami CEO itu kan?" alis Nindy bergerak naik turun. Sera tersenyum kaku. "Sudahlah. Ini masih pagi. Kenapa kau bahas itu sekarang? Lebih baik fokus pada pekerjaanmu," ucap Sera. Wanita itu segera pergi. Nindy tersenyum senang melihat Sera yang sepertinya malu menghindari pertanyaannya.Bagi Sera tak ada yang mesti Sera psmerkan kepada Nindy hanya karena Dika adalah pimpinan hotel CQ. Tak ada yang spesial jika dia pulang bersama Dika pun.Sera lantas melihat beberapa bahan pakaian yang berjejer di lemari. Namun, baru beberapa menit itu berlangsung, Sera sudah kembali melamun. I

    Last Updated : 2024-03-18
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   61. Menginap di Hotel

    Tak seharusnya lelaki itu mengatakan sesuatu hal yang membuat Sera sakit hati. Dika menyadari kalau dia sudah keterlaluan. Sekarang dia lebih sedikit peduli terhadap perasaan Sera. Dika bukanlah sosok yang tidak acuh seperti dahulu. Dika menyadari bahwa perasaannya terhadap Sera perlahan mulai tumbuh. Tangannya terkepal kuat, jika Sera kenapa-kenapa, Dika tak akan memaafkan dirinya sendiri.Dika panik, Sera mengunci pintu kamar. "Sera buka pintunya!""Sera, aku mohon... maafkan aku Sera. Aku tak bermaksud marah padamu!" Dika mengetuk pintu dengan keras seraya berteriak memohon."Sera...," lirih Dika. "Aku mohon buka pintunya." Nada suaranya merendah."Aku peduli padamu, jangan menangis," gumamnya di depan pintu. Dika terlihat begitu lemah juga menyesali perbuatannya terhadap Sera.Sera benar sakit hati atas apa yang Dika katakan padanya. Jika memang apa yang dia lihat atau yang dia katakan pada Dika adalah suatu kesalahan, apa tet

    Last Updated : 2024-03-19
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   62. Dika Pergi Menemui Kekasihnya

    Sebenarnya, sebelum dia memutuskan menginap di hotel. Dika menghubungi seseorang terlebih dahulu. Dia orang yang mungkin bisa memberinya sedikit solusi dari permasalahannya.Fendi. Sekretaris pribadinyalah yang Dika ajak bicara. Karena, orang pertama yang tahu dia memiliki kekasih lain dalam pernikahannya itu adalah Fendi.Sejujurnya, Dika tengah mengalami keputusan berat. Dika tengah berada dalam kebimbangan. Dia mengingat Fendi pernah melihat Lia bersama pria lain. Sama seperti yang dikatakan Sera. Sudah dua orang mengatakan hal yang sama. Namun, Dika belum menemukan sesuatu yang aneh dari kekasihnya.Dika benar-benar menghubungi Fendi, lelaki itu menunggu beberapa saat sampai panggilan itu terjawab. Mungkin lelaki itu juga sedang istirahat. Wajar saja karena sudah malam."Halo?" ucap Dika. "Kebiasaan sekali kau. Salam dulu, ulang!" titahnya. Entah kenapa pria itu jauh lebih berani terhadap atasannya sendiri?"Hm, assalamu

    Last Updated : 2024-03-19
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   63. Dika Mencintai Sera?

    "Mas," ucap Lia. "Lia lebih baik kita tidur," suruh Dika. "Hm, Mas jangan marah lagi sama aku," ujar perempuan itu. "Iya, aku tidak akan marah," sahut Dika. 'Cepatlah tidur!' batin Dika kesal. Keduanya sedang berpelukan di atas ranjang. Mereka juga mengenakan pakaian couple bak pasangan suami istri. Dika sedari tadi sibuk mengusap-usap kepala Lia. Wanita itu menyandarkan kepalanya pada dada bidang Dika. "Mas, kapan kau akan menikahiku? Kau janji kan akan menikah denganku?" ucap Lia sembari sibuk memainkan pakaian Dika. "Aku sedang memikirkannya," sahut Dika. "Serius? Aku tidak ingin menunggu lebih lama. Aku ingin perempuan itu segera pergi. Kamu tidak pantas tinggal bersamanya, Mas," oceh Lia. "Lalu, siapa yang pantas denganku?" tanya Dika. "Aku!" sahut perempuan itu penuh kepercayaan diri. "Tak ada yang boleh memiliki kamu selain aku," kata Lia. "Iya, iya, sekarang tidur. Sudah larut malam," ucap Dika. Perempuan itu m

    Last Updated : 2024-03-20
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   64. Pertanda Baik?

    Hari demi hari berlalu. Meski tinggal dalam satu rumah, mereka lagi-lagi seperti orang asing. Meski ini bukan keinginan Sera, tapi dia sekarang benar-benar tidak ingin bohong dengan keadaannya yang tidak baik-baik saja. Di meja makan, di seberangnya ada Dika yang sibuk dengan makanannya. Begitupun dengan dirinya. Di satu sisi dia ingin berbicara, di sisi lain itu tertahan. Sera menunggu Dika berkata, namun ia tak melihat adanya pergerakan. Sera memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu. Di mana saat dia sudah bangun larut malam. Dan Bi Niken cerita tentang Dika. Namun, meski Dika sudah melakukan hal baik untuknya, entah kenapa Sera sulit sekali menerima perlakuan suaminya di belakang?Bi Niken menceritakan apa yang dia lihat. Di mana saat itu Dika pulang dan masuk ke kamar dalam wajah yang menyesal. Wanita itu juga menyiapkan makanan kesukaan Sera atas perintah Dika. Flashback on*"Alhamdulillah, Nyonya sudah bangun," kata Bi Niken. Sera

    Last Updated : 2024-03-20
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   65. Mengajak Makan Malam

    "Halo, kau punya rekomendasi restoran yang paling bagus di Jakarta?" ucap Dika to the point."Assalamualaikum, jangan lupa salam dulu, Bro," peringat Fendi. "Kenapa kau menelepon di jam kerja seperti ini? Aku sedsng memeriksa keuangan bulanan," ungkap Fendi. "Hm, waalaikumsalam. Baiklah," Dika mendesah pelan. Ia mematikan sambungan telepon. Dika lantas duduk di kursi. Dia segera membuka internet. Mencari restoran yang dia mau. Kenapa dia mencari-cari hal seperti itu? Satu hal yang pasti, ini adalah bentuk permintaan maaf Dika. Hingga muncul begitu banyak dalam percariannya. Dika menggeser informasi itu sampai bawah. Namun, tiba-tiba ide terlintas. Dia mengabaikan semua yang dia cari di internet. Dia adalah CEO Hotel CQ. Jadi, dia akan pergunakan tempat tersebut. Ponselnya menyala, notifikasi masuk untuknya. Dika pikir itu Fendi. Tetapi, itu adalah Lia. "Lia?" gumam Dika. Tetapi, ponsel itu ia letakkan lagi. Dan Dika tak membalas pesan ters

    Last Updated : 2024-03-20
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   66. Mengungkapkan

    "Sial, kenapa Mas Dika tak meresponku?" ucap perempuan itu sebal. Dia menatap ponselnya yang sepi. Padahal belum lama Dika mengajaknya menginap di hotel. Sekarang, hingga malam hari lelaki itu tak juga ada kabar. "Sayang," panggil seseorang pria. Pintu terbuka, menampilkan seorang pria berperawakan tinggi, tampan serta wajah blasteran barat."Leon," sahutnya terkejut. "Apa yang kau bawa?" ucap Lia terkejut. "Buka saja," Leon memberikan beberapa gudie bag putih berukuran besar. "Wah! Tas ini keluaran limited loh," ucap Lia senang serta terkejut. "Leon, terima kasih banyak!" wanita itu langsung memeluk tubuh kekar sang pria. "Hm, ini semua tidak gratis, Lia," tutur Leon. Lia menatap pria itu. "I know," sahut Lia terkekeh. "Aku rapikan ini sebentar," ucap Lia. Perempuan itu mengedipkan matanya, Leon tersenyum miring. Senang melihat perempuan itu bahagia mendapatkan hadiah yang diberikannya. Leon lantas duduk di tepian ranjang. Mempe

    Last Updated : 2024-03-20
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   67. Pernyataan : Aku Cinta Kamu, Sera

    Karina menelepon!Cukup lama ponsel itu berdering.Sera terbangun dari tidur. Dilihatnya Dika di samping masih tertidur pulas. Cahaya matahari menerobos maduk menyinari kamar hotel megah tersebut. Sera meraih ponsel milik suaminya. Menoleh sejenak ke arah Dika. Apa dia harus membangunkan pria yang tengah tertidur pulas itu atau menjawab saja panggilan dari Karina?"Mas, bangunlah," titah Sera. "Mas Dika," panggil Sera. "Mamamu menelepon," katanya lagi. "Mas," Sera mendekatkan dirinya ke srah telinga Dika. Barulah lelaki itu mulai terusik. Matanya perlahan-lahan terbuka. Dari yang menyipit sampai terbuka lebar. "Mamamu menelepon," ucap Sera lagi. Perempuan itu memberikan ponsel milik Dika. Dika menggeser tombol hijau. Dengan suara serak khas bangun tidur lelaki itu berkata, "assalamualaikum, Ma," ucap Dika. Rupanya lelaki itu tak lupa mengucapkan salam. Apa itu karena wanita di sampingnya?Di saat Dika tengah berteleponan dengan

    Last Updated : 2024-03-20

Latest chapter

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   119. AKU, KAMU DAN BUAH HATI (TAMAT)

    5 tahun kemudian."Kara!" Seorang pria dengan gagahnya menghampiri sang putri. Dan berjongkok seraya memeluknya. "Assalamualaikum Papa!""Waalaikumsalam, bagaimana sekolahnya?""Kara dapat bintang lima dari guru!" ungkap bocah kecil bernama Kara itu. "Wah, keren anak Papa! Kamu memang cerdas seperti mama kamu!""Papa juga cerdas! Papa punya hotel besar!"Mendengar celotehan sang anak, Dika pun terkekeh. "Papa, ayok pulang. Kara mau ketemu Mama!" ajaknya. Dika mengangguk seraya bangkit. Dia menggandeng putri kandungnya untuk masuk ke dalam mobil. Tak terasa, waktu lima tahun begitu cepat. Dika sudah menjadi pria sejati yang begitu baik menjadi suami untuk Sera. Dika amat merasa bersyukur karena diberikan istri soleha seperti Sera."Kara mau makan es krim, Papa." "Mau es krim?" ulang Dika. Gadis kecil berhijab itu mengangguk. "Oke, tapi kita pulang dulu jemput mama, ya?" "Iya, Papa, horeee Kara makan es krim sama mama dan papa!" Kara sangat menggemaskan. Dia juga memiliki pipi yang

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   118. BABY K or Baby R?

    "Se, ini apa?" Dika melotot sembari memegangi benda kecil, tipis bergaris dua. Lantas pria itu menoleh ke arah sang istri. "Sera... ini serius? Ka... kamu hamil?" Dika gugup. Sera mengangguk sembari tersenyum. "Iya, Mas. Aku hamil. Aku hamil anak kamu, Mas. Aku bisa hamil. Kita punya buah hati sekarang!" tutur Sera antusias. Dika pun mendekap tubuh Sera dengan erat sembari mendaratkan kecupan di kening wanitanya. "Sera... terima kasih! Terima kasih banyak. Aku sangat bersyukur dengan hadiah ini. Aku bahagia telah memiliki wanita hebat seperti kamu." "Aku... aku juga, Mas. Aku bahagia karena telah dipertemukan dengan lelaki sesabar kamu. Yang begitu menyayangi diriku tanpa berpikir meninggalkan aku pergi di saat kamu tahu kekuranganku. Terima kasih, Mas...," kata Sera. Untuk sekejap saja, pelukan mereka yang hangat dan nyata dengan rasa syukur yang tiada henti. Jangan biarkan lagi dua insan saling mencinta itu berpisah. Diam-diam, Seda terisak dalam pelukan sang suami. Dia begitu

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   117. Mimpi yang Mengerikan

    Siapa yang tidak senang kalau suaminya yang kerja di luar kota akan kembali pulang ke rumah? Dengan dress panjang berwarna peach, wanita yang duduk di depan meja rias itu tak henti mengukir senyum. Ditambah lagi, dia memiliki kejutan untuk sang suami. Kejutan besar yang akan membuat Dika bahagia. Sera mengusap-usap perutnya dengan lembut dan perlahan. Tak menyangka, penantian yang selama ini dia nantikan akhirnya terwujud. Karena, sesungguhnya Tuhan Maha Baik. Sera tidak tahu bagaimana lagi mengungkap rasa syukurnya. Tuhan selalu punya cara untuk membahagiakan hambanya. Dari ujian yang dialaminya bertubi-tubi, Sera dihadiahi keinginannya untuk memiliki buah hati. Ia tak sabar memberikan kabar gembira itu pada sang suami. Sera sangat menantikan reaksi Dika. "Mas Dika, aku hamil anakmu, Mas. Aku bisa hamil juga. Akhirnya, Tuhan mewujudkan keinginanku. Aku tidak sungguh mandul.""Ya Allah, aku sungguh berterima kasih atas karunia yang Kau berikan dan titipkan. Aku akan menjaga buah ha

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   116. Berjuang

    Hari-hari berlalu. Sebagai wanita yang ikut program hamil Sera harus bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani niatnya demi satu tujuan untuk segera bisa memiliki keturunan. Dia tak pergi seorang diri. Melainkan selalu ada Dika yang setia menemani. Di rumah sakit, tak hanya Sera yang diperiksa melainkan suaminya juga. Kondisi Sera dan Dika di sana semuanya dicek. Perkara tidak hamil ini tidak melulu berasal dari pihak wanita saja, karena bisa jadi suami jadi sumbernya. Untuk program kali ini mereka benar-benar begitu serius menjalani. Sampai pada akhirnya, ditemukan polip yang cukup besar dan banyak di rahim Sera. Sera yang memang didukung baik oleh Dika, tak bisa untuk berhenti program tersebut. Dokter mengambil tindakan untuk membersihkan polip yang ada di rahim Sera. Sempat takut, namun Sera harus semangat. Terlebih Dika juga tak pernah lelah memberikannya kekuatan. Setelah pembersihkan polip itu berhasil, minggu demi minggu berlalu, Sera berkeinginan untuk berangkat Umroh. Wan

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   115. Junior Sera dan Dika

    “Mas, terima kasih, ya, untuk segala hal yang kamu lakukan padaku. Kebaikanmu semoga Tuhan yang membalas,” tulus Sera. Malam-malam membicarakan hal random dan hal serius adalah hal yang berharga dilalukan Sera dan Dika. Mereka tak ingin melewatkan momen itu sebelum mereka tenggelam dalam mimpi mereka masing-masing. “Hm, jangan pernah merasa kesepian, ya. Aku tahu yang kita usahakan belum ada hasilnya, tapi aku akan selalu mencari cara agar kamu tetap selalu bahagia,” ujar Dika. “Aku sudah bahagia, aku tidak kesepian lagi karena sudah ada kamu, aku punya kamu di hidupku,” sahut Sera. “Tetap saja. Aku tahu kamu masih merasa sedih di belakang aku. Menyembunyikan luka sendiri. Memendam masalah yang kamu punya. Padahal aku ingin kamu selalu libatkan aku mau sedih atau senang,” ungkap Dika. “Karena aku suami kamu, baik sekarang atau nanti.”“Dulu sekali, aku selalu berharap kalau kamu mau mengakui dirimu sebagai suami aku, Mas. Aku selalu b

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   114. Diperlakukan Layaknya Ratu

    Bucket Cokelat!Baru saja Sera keluar dari kamar mandi. Wanita itu terkejut kala di meja samping ranjangnya ada benda itu. Bukankah Dika sudah pergi berangkat ke kantor? Belum lama Sera mencium tangan suaminya. Siapa yang menaruhnya? Apa Bi Niken masuk ke kamar?Meraih bucket tersebut senyum wanita dengan hijab berwarna hijau itu mengembang di wajah. Siapa wanita yang tidak senang bila diberi cokelat? Sera lantas meraih ponsel dan hendak memotretnya. Dan bertepatan itu notifikasi dari sang suami masuk. Sera membuka pesan tersebut lebih dahulu. Tidak jadi mengambil foto cokelat itu. Mas DikaSe, sudah lihat kirimanku?Apa kamu suka? Benar sekali itu dari suaminya. Sambil mengetik, senyum wanita itu tak pernah lepas. Dia mengirim beberapa pesan pada suaminya.Aku gak tahu kapan kamu siapkan bucket cokelat ini, Mas?Tapi, terima kasih banyak, ya.Aku tentu suka.Mas DikaSyukurlah, aku balik kerja ya. Boleh kirim foto dengan cokelatnya? Aku ingin melihat wajahmu biar semangat bekerja.

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   113. Sera Milik CEO Citra Queen

    Sera menangis tersedu-sedu. Dia berulang kali mengusap air matanya yang terjatuh lagi dan lagi. "Semua baik-baik saja, Sera. Kamu tidak usah takut lagi," ujar Nindy memberikan pelukan hangat untuk teman sekaligus pemilik butik itu. "Tetap saja aku takut, Nin. Mantan suamiku selalu mengganggu aku dan juga Mas Dika," tutur Sera. "Tolong jangan beri tahu Mas Dika tentang ini, Nin," pinta Sera. "Kenapa?" Nindy bingung. "Aku takut dia semakin khawatir. Dia bisa saja melakukan sesuatu di luar nalar kalau tahu tentang kejadian tadi," ucap Sera dengan mata berlinang."Tapi, Sera, aku rasa dia juga perlu tahu. Kamu harus memberi tahu karena dia bisa melindungi kamu nantinya," ujar Nindy. "Dia pasti sangat khawatir istrinya kenapa-kenapa," sambung Nindy."Nindy, aku mohon...," Sera mempelihatkan wajah melasnya. Nindy menghela napas, "baiklah jika itu mau kamu. Aku akan rahasiakan kejadian ini. Aku harap pria itu tak

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   112. Aku Sudah Bahagia!

    "Jadi, kau pergi dengan seorang dokter, Raisa?!" tanya Renal dengan nada tinggi. Seperti biasa, keduanya tak pernah berkomunikasi dengan baik. "Kenapa memangnya?" dengan wajah ketus, kedua tangan menyilang di depan dada, Raisa berbicara kepada sang suami. "Kenapa kau marah dengan itu? Bagaimana dengan kau sendiri yang pergi diam-diam tanpa sepengetahuanku?" ucap Raisa. "Jangan belaga sok suci, Mas, haha," wanita itu terkekeh di ujung kalimat. "Jangan kamu pikir aku tidak tahu kelakuanmu di belakang seperti apa," sambungnya. "Apa maksudmu, Raisa?" tanya Renal. Entah kenapa Renal merasa takut akan sesuatu. "Seharusnya kamu tetap bisa bersikap baik kepadaku. Dan jangan membuatku marah," Raisa tersenyum miring. Hal itu membuat Renal benar-benar takut."RAISA?" panggil Renal dengan nada suara yang keras. Raisa tak menggubris ucapan sang suami. Dia tetap pergi ke kamar.Dia menggumam, "kau pikir aku tidak tahu k

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   111. Jangan Ganggu Aku!

    "Mas, Mas," Sera memanggil nama suaminya berulang. Keluar dari mobil lelaki itu berjalan lebih dahulu masuk ke dalam rumah. "Ya Tuhan, Mas Dika tunggu aku," pinta Sera. Sera menghela napas, andai tak bertemu dengan Renal, mungkin Dika akan baik-baik saja. Wajah lelaki itu juga berubah ketus dan menjadi dingin usai bertemu mantan suami Sera. "Mas," panggil Sera lagi ketika sudah berada di dalam kamar. "Kenapa kamu jadi cuek sama aku?" ucap Sera. "Apa aku ada salah? Mas aku juga kan tidak tahu kalau ada pria itu di restoran," keluh Sera. "Apa kamu mengajakku ke restoran itu untuk bernostalgia tentang masa lalumu, Se?" tanya Dika. "Ya Tuhan. Apa yang kamu pikirkan? Kamu berpikir aku seperti itu?" ucap Sera. "Mas, tak pernah terlintas sama sekali dalam diriku untuk mengingatkanmu tentang masa laluku. Aku mengajakmu ke sana murni untuk makan bersama!" sanggah Sera. "Tolong jangan marah sama aku. Katanya kita

DMCA.com Protection Status