Semua Bab Mengejar Sekretaris Kaya: Bab 131 - Bab 140

495 Bab

Bab 131

Cindy tidak berusaha menengahi seperti dulu. Sikapnya sama seperti tamu biasa, ketika tuan rumah bertengkar, dia memilih untuk berpura-pura tidak ada dan tetap diam.Santi buru-buru berdiri dan menghentikan Yogi, "Kenapa kalian bertengkar lagi karena satu patah kata? Yogi, kamu belum makan. Makan lebih banyak, kalau nggak, nanti kamu sibuk di sore hari dan nggak punya waktu untuk makan, perutmu akan sakit lagi."Yogi terhalang jalannya sehingga ekspresinya terlihat dingin.Santi tidak punya pilihan selain memanggil Cahyadi, "Cahyadi."Cahyadi menahan diri selama beberapa detik, akhirnya mengalah, "Aku mau tanya pada pergantian dewan direksi di akhir tahun, apa kamu nggak mau mempertahankan Pak Pujo dan Pak Angito lagi?"Yogi duduk lagi, tapi tidak makan."Ya."Cahyadi mengerutkan kening, "Mereka adalah veteran perusahaan."Yogi berkata acuh tak acuh, "Jadi mereka mengandalkan senioritas untuk menindas orang.""Mereka sudah memberikan kontribusi yang besar kepada Grup Mega, wajar saja m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 132

Cindy mengerutkan kening dalam hati, tak tahu apakah itu niat Santi atau niat Cahyadi?Topik ini terlalu berbahaya, jadi Cindy mengalihkan pandangannya dan berkata, "Bibi, aku nggak mengerti maksudmu, tapi aku merasa orang nggak bisa monoton. Aku juga ingin keluar dan mencoba yang terbaik. Bibi dan Paman menganggapku sebagai putri, saat seekor burung dewasa, dia harus meninggalkan induknya dan pergi ke luar untuk membangun sarang sendiri. Benar 'kan?"Santi berbicara dengan sentuhan emosional, Cindy juga berbicara dengan sentuhan emosional, sehingga berhasil melewati topik tersebut.Cindy berbicara tanpa cela sehingga Santi hanya bisa berkata, "Ayo minum teh." Dia tidak menyebut lagi.Cindy merasa tidak pantas untuk tinggal lama-lama, jadi dia menghabiskan teh di tangan dan meletakkan cangkir, "Sudah sore. Bibi perlu tidur siang, jadi aku pergi dulu."Santi berkata, "Cahyadi ada di ruang kerja di lantai dua. Naiklah dan ucapkan selamat tinggal padanya. Nggak tahu kapan kamu akan datang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 133

Cindy mengatupkan bibirnya, lalu mengangkat tangan untuk membantunya memasang kancing manset.Warna rubi sangat indah sehingga melengkapi kemejanya dengan sempurna.Yogi menunduk dan menatap Cindy.Dulu, Cindy membantunya mengikat dasi, memasang kancing manset dan merapikan mansetnya. Semuanya dilakukan dengan alami dan familier, tapi sekarang Cindy terlihat seperti "menanggung penghinaan dan beban".Sudut mulut Yogi berkedut.Kancing manset relatif kecil dan tidak mudah dipasang, Cindy bertanya secepat mungkin, "Apa yang dimaksud Pak Yogi dengan jantung buatan?"Cindy khawatir Yogi akan mempermainkan Cindy.Yang jarang terjadi adalah hal itu tidak terjadi kali ini.Yogi berkata dengan acuh tak acuh, "Teknologi ini sudah sangat matang di luar negeri, juga sudah diterapkan secara klinis di negara kita beberapa tahun yang lalu. Tapi, teknologi ini belum diterapkan dalam skala besar."Jantung bukanlah mangga, tidak bisa tumbuh dari pohon begitu saja.Dibandingkan dengan jantung donor, mes
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 134

Setelah keluar dari Keluarga Walker, Cindy langsung naik taksi ke Universitas Shigo dan sekaligus mencari informasi jantung buatan di Internet melalui ponsel.Sesampainya di universitas, Cindy mendapat pemahaman awal tentang jantung buatan.Cindy menyimpan ponsel, menemukan kartu identitas pegawai, membuka kontrol akses sekolah, lalu berjalan cepat menuju gedung profesor.Cindy tidak mencari pekerjaan dalam dua bulan terakhir, tapi dia bekerja paruh waktu dengan Steve sebagai asisten dosen.Awalnya ketika Steve meminta Cindy untuk membantunya dan membayar gaji Cindy, Cindy benar-benar merasa Steve melihat Cindy menganggur dan kekurangan uang serta berada dalam tekanan yang besar, sehingga demi membantu Cindy, dia mencari alasan untuk mengirimkan uang kepada Cindy.Namun, Steve mengatakan tidak begitu. Saat ini sudah akhir semester, selain mengajar sebagai profesor, Steve juga disibukkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ilmiah hingga tidak bisa meluangkan waktu. Kalau t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 135

Tentu saja Cindy sadar.Semua informasinya dikumpulkan oleh Cindy.Cindy mengangkat kepala, "Jadi Profesor Steve bukan nggak memerlukan kehadiranku dalam pekerjaan, tapi karena merasa aku nggak ingin bertemu dengan orang-orang dari Grup Mega?"Steve tersenyum, "Ucapanmu seperti aku menggunakan layanan publik untuk keuntungan pribadi."Bukankah begitu?Cindy belum pernah melihat bos yang lebih suka bekerja sendiri demi menjaga perasaan karyawannya."Profesor Steve terlalu khawatir. Aku nggak masalah. Setelah proyekmu selesai, aku tetap harus mencari pekerjaan. Kota ini hanya sebesar ini, nggak bisa dihindari aku akan bertemu dengan orang-orang dari Grup Mega di tempat kerja. Apa aku harus menghindar setiap kali bertemu dengan mereka?"Cindy berkata dengan tenang, "Grup Mega nggak ada artinya bagiku sekarang."Cindy berpikiran terbuka sehingga Steve tidak lagi khawatir lalu mereka menghadiri acara makan malam di malam hari.Ada banyak orang yang hadir, semuanya dari tim Steve.Pemimpin t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 136

Setelah meninggalkan restoran, Steve menoleh untuk menatap Cindy dengan lembut, "Kita cari tempat makan lagi? Bagaimana kalau sabu-sabu?"Sikap Steve seperti tidak terjadi apa-apa.Cindy berkata, "Apa kita bisa pergi begitu saja?"Steve mendorong kacamata, "Tentu saja. Kenapa nggak?""Aku membantumu mempersiapkan penelitian ilmiah ini selama dua bulan. Ini sangat penting. Kamu langsung meninggalkannya, kamu terlalu ....""Apa aku terlalu mementingkan cinta?" sambung Steve dengan makna tersirat di kalimatnya.Cindy mengatupkan bibir bawahnya dan berkata dengan jelas, "Sejak aku tahu penelitian ilmiahmu bekerja sama dengan Grup Mega, aku sudah menduga kejadian hari ini akan terjadi. Yogi nggak berniat melepaskanku. Lagi pula, persiapan yang relevan sudah ada. Kamu juga nggak membutuhkanku untuk membantumu dengan hal-hal kecil lagi, sudah waktunya aku pergi sekarang.""Jangan sia-siakan apa yang disiapkan tim kalian sekian lama hanya demi aku. Itu nggak sepadan."Senyum Steve tidak memuda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 137

Cindy memutuskan untuk mengatasi traumanya hari ini. Dia menggertakkan gigi dan bersiap untuk menunggang kuda.Alhasil, kudanya bergerak sedikit, Cindy langsung mundur.Steve sudah menunggang kuda, melihat aktivitas psikologis Cindy yang penuh warna, dia mencondongkan tubuh ke atas kepala kuda sambil tersenyum, "Aku benar-benar nggak menyangka ada yang ditakuti Cindy."Cindy tidak berdaya, "Apa aku nggak takut pada apa pun di mata Profesor Steve?"Steve tersenyum, "Tentu saja."Sejak dia bertemu Cindy, Cindy sepertinya bisa menangani apa pun.Cindy selalu kejam pada dirinya. Dia tidak peduli lagi, langsung menginjak sanggurdi dan menunggangi kuda.Kuda itu mengambil dua langkah, Cindy sangat ketakutan sehingga dia segera menjepit perut kuda, memegang erat tali kekang dan berteriak dengan suara kecil, "Jangan bergerak!"Steve merasa geli sehingga dia turun dari kudanya dan berjalan untuk mengajari Cindy, "Jangan takut. Kuda-kuda di sini terlatih dengan baik dan sangat jinak. Kamu tarik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 138

Cindy akhirnya dibawa ke hadapan mereka oleh Steve. Keempat orang dan keempat kuda saling memandang.Cindy pun menyapa Hery, "Pak Hery."Hery mengangguk, "Nona Cindy, lama tak jumpa. Kudengar kamu bekerja dengan baik di tempat Steve. Benar saja, orang-orang yang cakap bisa bersinar ke mana pun mereka pergi."Cindy berkata dengan rendah hati, "Profesor Steve yang mengajariku dengan baik."Yogi menyipitkan matanya sedikit, terlihat dingin.Hery melirik ke arah Cindy lagi lalu berkata kepada Steve, "Kami baru saja melewati kandang dan melihat anak kuda yang kamu adopsi sebelumnya. Sepertinya terjadi sesuatu. Para peternak sedang mengelilinginya. Mau pergi lihat?"Steve tidak bersedia meninggalkan Cindy dan Yogi berduaan, biarpun di depan umum."Kalau begitu Cindy ikut aku pergi lihat. Kami nggak mengganggu pembicaraan Kakak dan Pak Yogi lagi.""Kita datang lebih awal dari kalian, kami sudah selesai bahas. Biar aku pergi lihat dengan kamu."Hery jelas-jelas mengabaikan Cindy dengan sengaja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 139

Cindy ingin menjauhkan diri darinya. Cindy bahkan bisa merasakan sedikit getaran di dada saat Yogi berbicara, tapi pelana dia adalah pelana tunggal dan punggung kuda hanya selebar itu, jadi dia tidak bisa bersembunyi biarpun dia ingin."Aku menghargai kebaikan Pak Yogi, tolong turunkan aku!" Beberapa kata terakhir nyaris terucap dengan gigi terkatup.Yogi mengabaikannya sama sekali dan menendang perut kuda, "Hiat!"Cindy, "!"Kuda yang kesulitan untuk mengambil dua langkah di bawah kendali Cindy pun tampak hidup di bawah kendali Yogi, merentangkan kaki dan berlari dengan liar.Siapa pun yang pernah menunggang kuda pasti tahu betapa sulitnya menjaga keseimbangan di atas kuda, apalagi Cindy masih pemula. Cindy berpegangan pada pegangan besi pelana untuk menstabilkan tubuhnya yang berayun.Cindy sangat sedih dan emosinya hampir meledak. Bajingan itu sengaja!Yogi sama sekali tidak ingin mengajari Cindy cara menunggang kuda, dia hanya ingin memberi pelajaran pada Cindy!Peternakan kudanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya

Bab 140

Yogi mengerutkan kening, "Aku memang nggak percaya, jadi aku ingin menanyakan detailnya untuk mengetahui bagaimana kamu lanjut mengarang cerita.""Pak Yogi, kalau mau dengar cerita, pergilah ke teater." Cindy menoleh dengan sedih, dia melepaskan dagunya dari cengkeraman Yogi. Cindy tak mau berkata apa-apa.Yogi memandang Cindy selama dua detik, matanya meredup, dia tidak bertanya lagi, malah meraih tangan Cindy dan menggandeng tangan Cindy untuk memegang tali kekang. Terdengar suara Yogi yang jernih dan tidak mengandung kehangatan."Pegang tali kekang dengan kedua tangan, kiri dan kanan menentukan arah, kekencangan menentukan kecepatan. Jangan sering-sering menendang perut kuda, karena akan menyebabkan kuda nggak peka terhadap gerakan kakimu karena kebiasaan.""...."Apa maksudnya? Apakah dia mengajari Cindy cara menunggang kuda?Yogi menendang betis Cindy, "Jangan terus-menerus menginjak sanggurdi kecuali diperlukan. Itu nggak bisa melindungimu. Kalau kamu nggak sengaja jatuh dari kud
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
50
DMCA.com Protection Status