Cindy memutuskan untuk mengatasi traumanya hari ini. Dia menggertakkan gigi dan bersiap untuk menunggang kuda.Alhasil, kudanya bergerak sedikit, Cindy langsung mundur.Steve sudah menunggang kuda, melihat aktivitas psikologis Cindy yang penuh warna, dia mencondongkan tubuh ke atas kepala kuda sambil tersenyum, "Aku benar-benar nggak menyangka ada yang ditakuti Cindy."Cindy tidak berdaya, "Apa aku nggak takut pada apa pun di mata Profesor Steve?"Steve tersenyum, "Tentu saja."Sejak dia bertemu Cindy, Cindy sepertinya bisa menangani apa pun.Cindy selalu kejam pada dirinya. Dia tidak peduli lagi, langsung menginjak sanggurdi dan menunggangi kuda.Kuda itu mengambil dua langkah, Cindy sangat ketakutan sehingga dia segera menjepit perut kuda, memegang erat tali kekang dan berteriak dengan suara kecil, "Jangan bergerak!"Steve merasa geli sehingga dia turun dari kudanya dan berjalan untuk mengajari Cindy, "Jangan takut. Kuda-kuda di sini terlatih dengan baik dan sangat jinak. Kamu tarik
Cindy akhirnya dibawa ke hadapan mereka oleh Steve. Keempat orang dan keempat kuda saling memandang.Cindy pun menyapa Hery, "Pak Hery."Hery mengangguk, "Nona Cindy, lama tak jumpa. Kudengar kamu bekerja dengan baik di tempat Steve. Benar saja, orang-orang yang cakap bisa bersinar ke mana pun mereka pergi."Cindy berkata dengan rendah hati, "Profesor Steve yang mengajariku dengan baik."Yogi menyipitkan matanya sedikit, terlihat dingin.Hery melirik ke arah Cindy lagi lalu berkata kepada Steve, "Kami baru saja melewati kandang dan melihat anak kuda yang kamu adopsi sebelumnya. Sepertinya terjadi sesuatu. Para peternak sedang mengelilinginya. Mau pergi lihat?"Steve tidak bersedia meninggalkan Cindy dan Yogi berduaan, biarpun di depan umum."Kalau begitu Cindy ikut aku pergi lihat. Kami nggak mengganggu pembicaraan Kakak dan Pak Yogi lagi.""Kita datang lebih awal dari kalian, kami sudah selesai bahas. Biar aku pergi lihat dengan kamu."Hery jelas-jelas mengabaikan Cindy dengan sengaja
Cindy ingin menjauhkan diri darinya. Cindy bahkan bisa merasakan sedikit getaran di dada saat Yogi berbicara, tapi pelana dia adalah pelana tunggal dan punggung kuda hanya selebar itu, jadi dia tidak bisa bersembunyi biarpun dia ingin."Aku menghargai kebaikan Pak Yogi, tolong turunkan aku!" Beberapa kata terakhir nyaris terucap dengan gigi terkatup.Yogi mengabaikannya sama sekali dan menendang perut kuda, "Hiat!"Cindy, "!"Kuda yang kesulitan untuk mengambil dua langkah di bawah kendali Cindy pun tampak hidup di bawah kendali Yogi, merentangkan kaki dan berlari dengan liar.Siapa pun yang pernah menunggang kuda pasti tahu betapa sulitnya menjaga keseimbangan di atas kuda, apalagi Cindy masih pemula. Cindy berpegangan pada pegangan besi pelana untuk menstabilkan tubuhnya yang berayun.Cindy sangat sedih dan emosinya hampir meledak. Bajingan itu sengaja!Yogi sama sekali tidak ingin mengajari Cindy cara menunggang kuda, dia hanya ingin memberi pelajaran pada Cindy!Peternakan kudanya
Yogi mengerutkan kening, "Aku memang nggak percaya, jadi aku ingin menanyakan detailnya untuk mengetahui bagaimana kamu lanjut mengarang cerita.""Pak Yogi, kalau mau dengar cerita, pergilah ke teater." Cindy menoleh dengan sedih, dia melepaskan dagunya dari cengkeraman Yogi. Cindy tak mau berkata apa-apa.Yogi memandang Cindy selama dua detik, matanya meredup, dia tidak bertanya lagi, malah meraih tangan Cindy dan menggandeng tangan Cindy untuk memegang tali kekang. Terdengar suara Yogi yang jernih dan tidak mengandung kehangatan."Pegang tali kekang dengan kedua tangan, kiri dan kanan menentukan arah, kekencangan menentukan kecepatan. Jangan sering-sering menendang perut kuda, karena akan menyebabkan kuda nggak peka terhadap gerakan kakimu karena kebiasaan.""...."Apa maksudnya? Apakah dia mengajari Cindy cara menunggang kuda?Yogi menendang betis Cindy, "Jangan terus-menerus menginjak sanggurdi kecuali diperlukan. Itu nggak bisa melindungimu. Kalau kamu nggak sengaja jatuh dari kud
Hati Steve tergoyah, lagi pula kakaknya sudah menganalisis pro dan kontra, biarpun dia bukan bekerja di Grup Suhendra, tapi dia anggota Keluarga Suhendra dan anggota Keluarga Suhendra sangat kompak.Steve mengajak Cindy mengelus kepala kuda agar tidak takut karena sudah familier."Aku dari awal ingin kamu bergabung dengan Grup Suhendra, tapi kesehatanmu kurang baik dua bulan yang lalu. Saat kamu bergabung dengan Grup Suhendra, kamu harus beradaptasi dengan pekerjaan barumu dan sibuk dengan urusan orang tuamu hingga kamu nggak bisa mengurus dirimu, jadi aku membiarkanmu bekerja denganku."Berada di sisinya tidak hanya memberi Cindy pekerjaan untuk menghasilkan uang, tapi juga mencegah Cindy terlalu sibuk dan memberinya waktu untuk bernapas.Manfaat ganda yang sempurna.Dia selalu memperhatikan Cindy. Tentu saja Cindy harus membalas budi dan membantunya menyelesaikan proyek ini.Apa lagi, Cindy juga bisa bekerja di Grup Suhendra.Kalau dia bekerja di Grup Suhendra, dia akan mempunyai pek
Keesokan harinya, tim Steve menandatangani kontrak dengan Grup Mega dan menerima pemberitahuan bahwa Grup Mega akan melakukan perjalanan bisnis ke Kota Air pada akhir pekan dan mereka harus berpartisipasi.Hal ini sangat beralasan. Mereka juga membutuhkan data survei lapangan sebelum melanjutkan ke tahap penelitian dan pengembangan berikutnya. Steve akan pergi, jadi Cindy tentu saja akan pergi.Usai penandatanganan kontrak, kedua pihak mengakhiri pertemuan. Cindy keluar dari ruang konferensi dan melihat ada panggilan tak terjawab di ponselnya, itu dari kakaknya.Cindy segera menelepon balik."Kak.""Cindy, apa kamu sibuk?""Sudah nggak sibuk sekarang. Ada apa?"Kakaknya berkata, "Aku ingin bicara tentang Ibu.""Dua hari terakhir ini dia mengeluh dadanya sesak dan nggak bisa bernapas. Dia juga nggak bisa makan dengan baik dan pucat. Aku khawatir penyakit jantungnya semakin serius lagi."Cindy tidak ragu-ragu, "Aku akan kembali sekarang untuk bawa Ibu ke rumah sakit untuk diperiksa."Kak
"Ayahmu dan aku mengelola sebuah supermarket kecil. Kamu, Auriel dan Cintia masih kecil, kalian berlari ke bagian makanan ringan setelah kembali dari sekolah. Ayahmu sangat marah sehingga dia memarahi kalian sebagai anak boros. Toko yang dia buka nggak cukup untuk dimakan kalian. Dia ingin memukul kalian dengan tongkat, kalian bersembunyi di belakangku, aku melindungi kalian, lalu kalian berlari keluar untuk bermain dengan gembira.""Ayahmu sebenarnya nggak ingin memukul kalian. Aku menghentikannya dua kali lalu dia menyerah dan meminta kalian jangan makan terlalu banyak. Dia akan masak udang rebus untuk kalian malam ini .... Hari-hari itu sangat bahagia ...."Ya, hari-hari itu sungguh bahagia.Sebelum jebakan itu datang, kehidupan mereka sederhana dan memuaskan. Jebakan itulah yang menghancurkan keluarga mereka.Cindy masih tidak mengerti bagaimana keadaan bisa sampai seperti itu.Setelah Cindy memiliki koneksi, dia mencoba menyelidikinya, tapi orang-orang itu menghilang begitu saja,
Jarang sekali ada hari cerah yang menyenangkan di musim hujan, jadi Yogi dan Yavon membuat janji untuk bermain golf.Yavon sangat beruntung dan terampil hari ini, dia mencetak hole-in-one dan disoraki untuk membagikan uang dan mentraktir.Yavon juga murah hati, dia menandatangani tagihan satu per satu dan memberikan lebih dari 2 miliar dalam satu ronde.Yogi mengenakan pakaian olahraga putih dan kacamata hitam, dia memandang ke lubang golf di lereng bukit dan melambaikan tongkat di tangan, "Kamu nggak perlu memberiku amplop. Aku sudah lama mengincar Brendi kamu. Berikan itu padaku."Yavon tertawa dan memarahi, "Aku menyimpannya untuk pesta pernikahan, berani sekali kamu incar."Locky tidak tertarik dengan olahraga semacam ini, dia hanya ikut bersenang-senang, "Kakak Handy sudah menikah. Kak Yavon, kapan kamu akan menikah? Bukankah kamu dan kakak ipar sudah pacaran selama bertahun-tahun?""Sally nggak punya waktu tahun ini. Katanya kami akan membahas pernikahan tahun depan." Yavon menol
Ekspresi Yogi dingin, Cindy menggertakkan gigi, "Yogi! Kamu sudah memaksa ayahku mati, apa kamu mau memaksa ibuku mati?! Ayahku nggak memberi kami buku keuangan. Kami nggak tahu apa pun. Apa lagi yang kamu ingin dapatkan dari kami!"Yogi berkata, "Aku ingin kamu kembali bersamaku!" Berapa lama Cindy akan bermesraan dengan Samuel?Cindy dengan marah berteriak, "Lepaskan ibuku!"Nasnah adalah kelemahannya, jadi kata-kata Yogi membuat Cindy frustrasi. Samuel menghiburnya, "Satu-satunya petunjuk yang ada sekarang adalah ibu angkatmu, dia nggak akan melakukan apa pun pada ibu angkatmu."Yogi berkata dengan nada dingin, "Bu Nasnah dirawat di ICU sekarang. Masih belum diketahui apa dia akan bangun. Cindy, apakah kamu yakin nggak mau kembali bersamaku untuk melihat dia?"ICU ....Wajah Cindy pucat, bagaimana ini bisa terjadi ....Cindy menatap Yogi, jantungnya menegang dan rasa sakit membuat tubuhnya gemetar, "Yogi."Yogi tahu betapa pentingnya ibunya baginya, tapi Yogi tetap melakukannya, jad
Dia ternyata menganggap penipuan, jebakan, pemanfaatan di antara mereka serta kematian keluarga dan dendam generasi sebelumnya hanyalah "permainan"? Dia benar-benar berpikir Cindy akan kembali bersamanya setelah mengetahui semua kebenarannya?Hehe .... Tapi, tidak heran dia berpikir begitu. Ketika Cindy patah hati karena dia dan Yona, Cindy mengundurkan diri dan berpisah dengannya. Setelah waktu yang lama, dia masih merasa bahwa Cindy akan kembali.Dia sangat percaya diri, tidak, seharusnya bilang dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.Dia menggunakan paksaan, bujukan, jebakan emosional dan kata-kata manis pada Cindy, dia berhasil mencapai tujuannya setiap saat, jadi sekarang dia bisa mengubah keadaan dengan pernyataan "kembali" dengan mudah.Cindy memandang Yogi dan menggelengkan kepala. Kali ini, kita tidak bisa rujuk kembali.Samuel melirik Sherlene dengan cuek, Sherlene bertepuk tangan. Terlihat dia hanya mengajak Sherlene, tapi nyatanya ada orang yang bersembunyi. Setelah te
Cindy tidak mau mengeluarkan air mata, dia mendongak dan melihat ke langit. Ah, bukankah tadi cerah? Kenapa tiba-tiba tidak ada matahari? Kenapa dia tiba-tiba tahu kebenarannya? Yogi ... Yogi sebenarnya tidak mencintainya 'kan?Dalam tiga tahun terakhir, Cindy hanyalah alat dia, sekarang Cindy masih menjadi alat dia. Bagaimana Cindy bisa jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya?Karena Yogi "naksir diam-diam" pada Cindy di SMA? Ataukah karena "surat cinta" yang berdebut itu?Tapi, bahkan perasaan yang dia lihat sendiri pun palsu, bagaimana keaslian dari perasaan yang tidak dia lihat dan berdasarkan laporan orang lain serta kata cinta yang tidak jelas?Cindy menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga melepas cincin itu, tapi sudut tajam "V" yang terbuat dari berlian terhalang, bahkan membuat jarinya berdarah, tapi dia tetap tidak bisa melepasnya.Cindy menggertakkan gigi dan ingin terus melepasnya secara paksa, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh Samuel, Samuel berkata dengan s
Cindy menggertakkan gigi geraham. Dia biasanya tenang dan rasional, tapi dia sangat keras kepala saat ini. Walaupun Liana menceritakan keseluruhan cerita dengan jelas, bahkan kalau keheningan Qweneth menegaskan semuanya, dia tetap menolak menerimanya."Ini semua asumsimu!"Bahkan Liana tidak tahan dengan sikapnya yang keras kepala. Dia mencibir dan hendak mengatakan sesuatu lagi ketika suara laki-laki tiba-tiba menyela, "Cindy, dia nggak pantas mendapatkan kepercayaanmu."Tenang dan tanpa emosi, itu suara Samuel yang sejak tadi terdiam.Kelopak mawar tertiup angin hingga ke kakinya, warnanya merah seperti darah.Kata-katanya membuat Cindy merasa jantung, hati, limpa, dan paru-paru bergeser posisi, Cindy merasakan sakit yang menyesakkan.Samuel memandangnya, wajahnya terlihat di mata coklat Samuel yang selembut sumber air panas, tapi kata-katanya menusuk seperti es yang tergantung di atap."Kalau dia nggak berencana rujuk denganmu, bagaimana dia bisa pulang bersamamu? Bagaimana dia bisa
Qweneth terkejut!Segera dia berseru, "Cindy? Apakah itu kamu, Cindy?" Saking kagetnya dia sampai lupa memanggil "Nyonya Muda" sebagai gelar kehormatan, "Kenapa kamu memegang ponsel Nona Liana? Kamu di mana sekarang? Pak Yogi mencarimu ke mana-mana akhir-akhir ini!"Cindy berbisik, "Apakah kamu bersama Yogi sekarang?"Qweneth berkata, "Nggak, Pak Yogi nggak datang ke perusahaan hari ini dan nggak memberi tahu aku. Beri tahu aku di mana kamu, aku akan hubungi Pak Yogi untuk segera menjemputmu!"Cindy tiba-tiba berkata, "Qweneth, kita sudah menjadi rekan kerja selama tiga tahun. Biarpun kita nggak punya kontak pribadi, kupikir kita berteman. Tapi, saat aku dijebak oleh Liana, kenapa kamu memanipulasi opini publik untuk menyerangku?"Liana tersenyum, pertanyaan ini cerdas sekali.Qweneth terdiam, lalu berkata, "Cindy, apa katamu? Aku belum ...."Cindy menutup panggilan telepon tanpa mendengarkan, dia menggenggam telepon erat-erat, wajahnya semakin kaku setiap detiknya, sementara Liana ter
Cindy menoleh dan menatapnya, "Hal apa?"Liana berkata, "Opini publik di Internet saat itu adalah netizen memarahimu karena menyakiti aku."Cindy mengomel, "Bukankah itu opini publik yang sengaja kamu buat!"Liana merentangkan tangannya dengan tidak bersalah, "Itu bukan aku. Bukankah kamu meminta Selina membantumu menuntutku karena menghasut opini publik, tapi pengadilan memutuskan bahwa nggak ada bukti faktual bahwa aku melakukannya, jadi pelakunya sebenarnya bukan aku.""...." Cindy mengerucutkan bibirnya.Liana berkata, "Aku bisa mengorbankan diriku untuk menjebakmu, tapi bukan berarti aku bersedia melampirkan fotoku secara online untuk dilihat oleh orang lain. Aku masih harus bergaul dengan orang, aku nggak begitu nekat. Kalau nggak didorong seseorang, aku pikir masalah ini nggak akan diketahui publik.""Jadi menurutku Yogi yang melakukannya. Tujuannya untuk semakin meruntuhkan pertahanan psikologismu dan membuatmu merasa diserang dari semua sisi, lalu lebih mengandalkan dia."Tanp
Liana melihat Samuel, lalu melihat Cindy.Dia tidak bodoh, dia bahkan sangat pintar, kalau tidak, dia tidak akan mampu menciptakan ilusi bahwa "Yogi menurutinya" hanya dengan beberapa kata saja hingga membuat Cindy salah paham.Jadi dia sudah memahami sekarang, dia bersandar di kursi dan senyuman sinis terpampang di wajahnya yang sakit-sakitan, "Ternyata jebakanku nggak gagal total, aku bahkan membantu Pak Yogi memenangkan hati si cantik ...."Cindy berkata dengan canggung, "Kamu nggak perlu ikut campur tentang urusan Yogi dan aku.""Kamu datang ke rumahku hanya karena ingin mendengar kebenarannya. Sekarang aku mengatakan yang sebenarnya tapi kamu nggak berani mendengarkan. Bu Cindy, kenapa sikapmu begitu bertolak belakang? Oh, aku mengerti, kamu sudah menebaknya tapi kamu nggak berani membuktikannya 'kan? Lagi pula, kamu sudah memakai cincin. Kalau sekarang kamu tahu sifat asli suamimu, bagaimana perasaanmu?"Liana melihat Eros di jari manisnya, tapi kali ini Liana bukan hanya tidak m
Samuel menoleh ke belakang dengan acuh tak acuh, Sherlene melangkah maju dan langsung ke pokok permasalahan, "Nona Liana menjebak Nona Cindy, coba kamu pikirkan setelah itu, apa ada yang mencurigakan?"Liana tidak mengerti, "Apa yang mencurigakan?"Sherlene berbicara dengan jelas, "Poin utama dalam keseluruhan insiden ini adalah pengakuan kedua gangster yang 'melecehkan' kamu. Mereka menuduh Nona Cindy menyuap mereka."Kedua pria itulah yang memegang ponsel dan berpura-pura menanyakan jalan pada Cindy, tapi nyatanya mereka ingin kamera pengintai merekam kontak Cindy dengan mereka.Liana, "Iya."Sherlene, "Bukankah seharusnya saksi penting seperti itu langsung jatuh ke tangan polisi untuk mendorong perkembangan penyelidikan? Tapi, aku ingat polisi baru menemukan mereka pada hari ketiga. Apa tujuan pengaturanmu?"Liana tidak tahu kenapa mereka menanyakan hal ini, jadi dia berhenti sejenak dan menjawab, "Aku nggak mengaturnya secara khusus.""Dalam pengaturanku, mereka akan ditangkap poli
Yogi melamun di tengah hujan, Locky juga menyampaikan berita."Kak Yogi, sudah ketahuan, mereka pergi ke Negara Singa."Yogi tampak cuek dan mengunci layar ponselnya, "Pergi ke bandara."....Mobil yang melaju tiba-tiba terbentur, kepala Cindy membentur kaca dan terbangun!Samuel bertanya dengan suara rendah, "Sakit nggak?"Cindy menekan jantung, bukan di kepala, rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya sangat tidak nyaman.Samuel menopang kepala Cindy dengan telapak tangan, tapi Cindy tetap saja membentur jendela mobil. Dia mengusap tempat Cindy terbentur dan bertanya, "Masih kurang tidur tadi malam? Kamu tertidur sepanjang jalan."Cindy menggelengkan kepalanya, tidak, karena menyalakan aromaterapi, dia tidur nyenyak tadi malam. Dia tidak tahu kenapa dia mengantuk.Setelah beberapa saat, rasa tidak nyaman di hatinya mereda, tapi dia masih merasa sesuatu yang buruk sudah terjadi .... Apa itu ibunya?Tidak, tidak, Yogi pasti akan menjaga ibunya.Cindy menelan ludahnya, tapi perasaan tidak n