Setelah meninggalkan restoran, Steve menoleh untuk menatap Cindy dengan lembut, "Kita cari tempat makan lagi? Bagaimana kalau sabu-sabu?"Sikap Steve seperti tidak terjadi apa-apa.Cindy berkata, "Apa kita bisa pergi begitu saja?"Steve mendorong kacamata, "Tentu saja. Kenapa nggak?""Aku membantumu mempersiapkan penelitian ilmiah ini selama dua bulan. Ini sangat penting. Kamu langsung meninggalkannya, kamu terlalu ....""Apa aku terlalu mementingkan cinta?" sambung Steve dengan makna tersirat di kalimatnya.Cindy mengatupkan bibir bawahnya dan berkata dengan jelas, "Sejak aku tahu penelitian ilmiahmu bekerja sama dengan Grup Mega, aku sudah menduga kejadian hari ini akan terjadi. Yogi nggak berniat melepaskanku. Lagi pula, persiapan yang relevan sudah ada. Kamu juga nggak membutuhkanku untuk membantumu dengan hal-hal kecil lagi, sudah waktunya aku pergi sekarang.""Jangan sia-siakan apa yang disiapkan tim kalian sekian lama hanya demi aku. Itu nggak sepadan."Senyum Steve tidak memuda
Cindy memutuskan untuk mengatasi traumanya hari ini. Dia menggertakkan gigi dan bersiap untuk menunggang kuda.Alhasil, kudanya bergerak sedikit, Cindy langsung mundur.Steve sudah menunggang kuda, melihat aktivitas psikologis Cindy yang penuh warna, dia mencondongkan tubuh ke atas kepala kuda sambil tersenyum, "Aku benar-benar nggak menyangka ada yang ditakuti Cindy."Cindy tidak berdaya, "Apa aku nggak takut pada apa pun di mata Profesor Steve?"Steve tersenyum, "Tentu saja."Sejak dia bertemu Cindy, Cindy sepertinya bisa menangani apa pun.Cindy selalu kejam pada dirinya. Dia tidak peduli lagi, langsung menginjak sanggurdi dan menunggangi kuda.Kuda itu mengambil dua langkah, Cindy sangat ketakutan sehingga dia segera menjepit perut kuda, memegang erat tali kekang dan berteriak dengan suara kecil, "Jangan bergerak!"Steve merasa geli sehingga dia turun dari kudanya dan berjalan untuk mengajari Cindy, "Jangan takut. Kuda-kuda di sini terlatih dengan baik dan sangat jinak. Kamu tarik
Cindy akhirnya dibawa ke hadapan mereka oleh Steve. Keempat orang dan keempat kuda saling memandang.Cindy pun menyapa Hery, "Pak Hery."Hery mengangguk, "Nona Cindy, lama tak jumpa. Kudengar kamu bekerja dengan baik di tempat Steve. Benar saja, orang-orang yang cakap bisa bersinar ke mana pun mereka pergi."Cindy berkata dengan rendah hati, "Profesor Steve yang mengajariku dengan baik."Yogi menyipitkan matanya sedikit, terlihat dingin.Hery melirik ke arah Cindy lagi lalu berkata kepada Steve, "Kami baru saja melewati kandang dan melihat anak kuda yang kamu adopsi sebelumnya. Sepertinya terjadi sesuatu. Para peternak sedang mengelilinginya. Mau pergi lihat?"Steve tidak bersedia meninggalkan Cindy dan Yogi berduaan, biarpun di depan umum."Kalau begitu Cindy ikut aku pergi lihat. Kami nggak mengganggu pembicaraan Kakak dan Pak Yogi lagi.""Kita datang lebih awal dari kalian, kami sudah selesai bahas. Biar aku pergi lihat dengan kamu."Hery jelas-jelas mengabaikan Cindy dengan sengaja
Cindy ingin menjauhkan diri darinya. Cindy bahkan bisa merasakan sedikit getaran di dada saat Yogi berbicara, tapi pelana dia adalah pelana tunggal dan punggung kuda hanya selebar itu, jadi dia tidak bisa bersembunyi biarpun dia ingin."Aku menghargai kebaikan Pak Yogi, tolong turunkan aku!" Beberapa kata terakhir nyaris terucap dengan gigi terkatup.Yogi mengabaikannya sama sekali dan menendang perut kuda, "Hiat!"Cindy, "!"Kuda yang kesulitan untuk mengambil dua langkah di bawah kendali Cindy pun tampak hidup di bawah kendali Yogi, merentangkan kaki dan berlari dengan liar.Siapa pun yang pernah menunggang kuda pasti tahu betapa sulitnya menjaga keseimbangan di atas kuda, apalagi Cindy masih pemula. Cindy berpegangan pada pegangan besi pelana untuk menstabilkan tubuhnya yang berayun.Cindy sangat sedih dan emosinya hampir meledak. Bajingan itu sengaja!Yogi sama sekali tidak ingin mengajari Cindy cara menunggang kuda, dia hanya ingin memberi pelajaran pada Cindy!Peternakan kudanya
Yogi mengerutkan kening, "Aku memang nggak percaya, jadi aku ingin menanyakan detailnya untuk mengetahui bagaimana kamu lanjut mengarang cerita.""Pak Yogi, kalau mau dengar cerita, pergilah ke teater." Cindy menoleh dengan sedih, dia melepaskan dagunya dari cengkeraman Yogi. Cindy tak mau berkata apa-apa.Yogi memandang Cindy selama dua detik, matanya meredup, dia tidak bertanya lagi, malah meraih tangan Cindy dan menggandeng tangan Cindy untuk memegang tali kekang. Terdengar suara Yogi yang jernih dan tidak mengandung kehangatan."Pegang tali kekang dengan kedua tangan, kiri dan kanan menentukan arah, kekencangan menentukan kecepatan. Jangan sering-sering menendang perut kuda, karena akan menyebabkan kuda nggak peka terhadap gerakan kakimu karena kebiasaan.""...."Apa maksudnya? Apakah dia mengajari Cindy cara menunggang kuda?Yogi menendang betis Cindy, "Jangan terus-menerus menginjak sanggurdi kecuali diperlukan. Itu nggak bisa melindungimu. Kalau kamu nggak sengaja jatuh dari kud
Hati Steve tergoyah, lagi pula kakaknya sudah menganalisis pro dan kontra, biarpun dia bukan bekerja di Grup Suhendra, tapi dia anggota Keluarga Suhendra dan anggota Keluarga Suhendra sangat kompak.Steve mengajak Cindy mengelus kepala kuda agar tidak takut karena sudah familier."Aku dari awal ingin kamu bergabung dengan Grup Suhendra, tapi kesehatanmu kurang baik dua bulan yang lalu. Saat kamu bergabung dengan Grup Suhendra, kamu harus beradaptasi dengan pekerjaan barumu dan sibuk dengan urusan orang tuamu hingga kamu nggak bisa mengurus dirimu, jadi aku membiarkanmu bekerja denganku."Berada di sisinya tidak hanya memberi Cindy pekerjaan untuk menghasilkan uang, tapi juga mencegah Cindy terlalu sibuk dan memberinya waktu untuk bernapas.Manfaat ganda yang sempurna.Dia selalu memperhatikan Cindy. Tentu saja Cindy harus membalas budi dan membantunya menyelesaikan proyek ini.Apa lagi, Cindy juga bisa bekerja di Grup Suhendra.Kalau dia bekerja di Grup Suhendra, dia akan mempunyai pek
Keesokan harinya, tim Steve menandatangani kontrak dengan Grup Mega dan menerima pemberitahuan bahwa Grup Mega akan melakukan perjalanan bisnis ke Kota Air pada akhir pekan dan mereka harus berpartisipasi.Hal ini sangat beralasan. Mereka juga membutuhkan data survei lapangan sebelum melanjutkan ke tahap penelitian dan pengembangan berikutnya. Steve akan pergi, jadi Cindy tentu saja akan pergi.Usai penandatanganan kontrak, kedua pihak mengakhiri pertemuan. Cindy keluar dari ruang konferensi dan melihat ada panggilan tak terjawab di ponselnya, itu dari kakaknya.Cindy segera menelepon balik."Kak.""Cindy, apa kamu sibuk?""Sudah nggak sibuk sekarang. Ada apa?"Kakaknya berkata, "Aku ingin bicara tentang Ibu.""Dua hari terakhir ini dia mengeluh dadanya sesak dan nggak bisa bernapas. Dia juga nggak bisa makan dengan baik dan pucat. Aku khawatir penyakit jantungnya semakin serius lagi."Cindy tidak ragu-ragu, "Aku akan kembali sekarang untuk bawa Ibu ke rumah sakit untuk diperiksa."Kak
"Ayahmu dan aku mengelola sebuah supermarket kecil. Kamu, Auriel dan Cintia masih kecil, kalian berlari ke bagian makanan ringan setelah kembali dari sekolah. Ayahmu sangat marah sehingga dia memarahi kalian sebagai anak boros. Toko yang dia buka nggak cukup untuk dimakan kalian. Dia ingin memukul kalian dengan tongkat, kalian bersembunyi di belakangku, aku melindungi kalian, lalu kalian berlari keluar untuk bermain dengan gembira.""Ayahmu sebenarnya nggak ingin memukul kalian. Aku menghentikannya dua kali lalu dia menyerah dan meminta kalian jangan makan terlalu banyak. Dia akan masak udang rebus untuk kalian malam ini .... Hari-hari itu sangat bahagia ...."Ya, hari-hari itu sungguh bahagia.Sebelum jebakan itu datang, kehidupan mereka sederhana dan memuaskan. Jebakan itulah yang menghancurkan keluarga mereka.Cindy masih tidak mengerti bagaimana keadaan bisa sampai seperti itu.Setelah Cindy memiliki koneksi, dia mencoba menyelidikinya, tapi orang-orang itu menghilang begitu saja,