All Chapters of Dikira Suami Melarat, Ternyata Penerus Hebat: Chapter 71 - Chapter 80

200 Chapters

71. Pertarungan kecil

Ketika telah sampai di Distrik Chernyys, tepatnya di ujung Gloriston, Ferdy dan Zavy pun turun dari mobil, lalu melangkahkan kaki di pos utama sebelum masuk ke gerbang markas Mafia Morgan.Zavy mendekati beberapa orang yang sedang duduk di pos. “Aku mau bertemu Tuan Aldous Morgan.”Mereka semua memperhatikan Zavy. Mereka tidak mengenalnya.“Siapa kau?” tanya seorang dari mereka.“Namaku Zavy. Aku ada urusan penting dengan bos kalian. Aku ingin bertemu Aldous sekarang ini juga.”“Tidak bisa semudah itu. Lagi pula ini sudah malam. Jika kau memang orang besar, barulah kami bisa menyampaikannya. Bos kami tidak sembarang bertemu dengan orang.”Alih-alih ingin menyelesaikan masalah, Zavy malah mendapat masalah.Kawasan ini dulunya adalah kawasan hitam. Tempat penyelundupan narkoba, prostitusi, perjudian, dan segala hal yang terkait dengan kejahatan, semuanya dimonopoli oleh Keluarga Morgan. Tapi itu dulu, sudah sejak lama Mafia Morgan telah mengalihkan bisnis haram mereka ke bisnis legal dan
Read more

72. Bertemu Aldous Morgan

Zavy menangkis pukulan itu dengan telapak tangannya.“Agghhrrr!!!!” Pria bertopi meringis kesakitan.Bukannya Zavy yang merasakan pedih, justru pria itu, sampai-sampai dia termundur beberapa langkah ke belakang.Semua orang terpaku.Beringas, pria itu pun meledak amarahnya, darahnya terbakar, lalu langsung melompat memberikan serangan membabi buta. Belasan pukulan dia lepaskan secara brutal.Namun, tidak ada satu pun pukulan yang masuk ke wajah atau pun tubuh Zavy sebab Zavy mampu mengelak dan menangkis semua serangan.Jika dilihat sekilas, pria itu tampak mendominasi pertarungan, sedangkan Zavy lebih bertahan.Begitu pria tersebut sedikit kehabisan tenaga, barulah Zavy memberikan serangan balik yang mematikan. Dia hanya melepaskan pukulan jab tangan kanan, hook tangan kiri, dan uppercut tangan kanan lagi. Semua pukulan itu masu ke wajah dan dagu sehingga pria tersebut kewalahan.Terakhir, Zavy melepaskan terjangan maut pas ke arah dada sehingga pria itu terpental sejauh sepuluh meter.
Read more

73. Andrew dipulangkan

“Ya, tentu saja, Tuan Aldous. Kami menyesali kalau ternyata Andrew telah buat ulah dan memancing amarah kalian. Maafkan kesalahan Andrew. Dia saudara iparku. Jadi mohon agar dia segera dilepaskan.”Mendengar perkataan Zavy yang tampak merendah, Aldous malah khawatir. “Tuan Zavy tidak usah memohon seperti itu. Biasa saja. Tanpa Tuan memohon, kami pasti akan melepaskannya malam hari ini juga. Tenang saja.” Aldous langsung menyuruh anak buahnya untuk membawa Andrew beserta Kevin ke sini.Tidak lama berselang, dua orang itu pun tiba.Untunglah orang Morgan belum sempat menghajar dua orang kurang ajar itu.Andrew menjelaskan kronologi permasalahan di malam itu. Ternyata dia tidak bersalah, tapi hanya Kevin yang bersalah.Tiba-tiba saja Kevin berkilah dengan mengatakan bahwa dia juga tidak bersalah. Hanya saja, tidak ada orang yang mau membelanya, termasuk Andrew.Kali ini Andrew benar-benar jera. Dia tidak mau lagi masuk dalam tipu muslihat sahabatnya yang buruk. Dia berani mengatakan bahwa
Read more

74. Di-underestimate lagi

Suatu pagi.Ponsel Zavy tiba-tiba berdering saat dia sedang beres-beres di rumah. Dia mengangkat telepon dari istrinya.“Ada apa, Vinna?”“Berkasku ada yang ketinggalan. Di atas meja kerjaku. Tolong segera kau antarkan ke lokasi proyek sekarang juga. Aku butuh cepat.”KLIK!Tanpa ada kalimat pembuka dan penutup, langsung ke point utamanya.Zavy segera meninggalkan pekerjaan rumahnya tetapi sebelum dia beranjak, tiba-tiba saja ibu mertuanya merepet dari arah dapur. “Tugasmu belum kelar, Zavy! Kau mau ke mana pula?” pekiknya.“Vinna menyuruhku pergi ke lokasi proyek sekarang juga, Bu. Maaf tugas ini aku tinggalkan terlebih dahulu. Setelah itu, baru aku lanjutkan kembali nanti.”“Ya sudah, cepat pergi sana! Jangan lama-lama!” jerit Melda tanpa ada respect sedikit pun.Setelah mengambil berkas di dalam kamar, kemudian Zavy keluar rumah dan menyalakan mesin motor bututnya. Dia masih belum mengganti kendaraan karena tidak ada waktu untuk belajar mengendarai mobil. Kecuali Vinna, semua orang
Read more

75. Malu

Tak disangka kalau Zavy bakal dipermalukan di sini. Bukannya tidak bisa berpenampilan keren dan dihormati, tetapi dia belum mampu melepaskan kebiasaannya sebagai pria yang biasa-biasa saja. Dia tahu bahwa penampilan sangat penting, tapi yang lebih menyakitkan adalah penilaian orang terhadap dirinya, itu yang lebih menyakitkan.Sementara itu di lokasi pertemuan, Vinna tampak gelisah karena sedari tadi menunggu kehadiran Zavy yang entah di mana. Dia sangat butuh berkas tersebut guna menyampaikan sedikit presentasi di hadapan pihak kontraktor dan konsultan. Dia duduk tak tenang. Berulang kali dia menghubungi Zavy tapi tidak menyambung.Sialnya, ponsel Zavy mati karena habis baterai.Vinna tak mungkin bisa menghubunginya.Pertemuan tersebut terpaksa diundur untuk beberapa saat karena telah terjadi kendala, dan penyebab kendala itu tentu saja Zavy.Di pos penjagaan proyek. Zavy masih bersitegang dengan para petugas keamanan di sana. Berulang kali dia menekankan bahwa dia memang harus seger
Read more

76. Semakin malu

Terpaksa Zavy beringsut meninggalkan lokasi karena desakan dari Vinna. Tanpa ada kata apa pun, Zavy lalu membalik badan menuju sepeda motornya. Suara deruman yang tak enak didengar itu semakin lama semakin mengecil.Ketika Vinna juga mau meniggalkan lokasi tersebut, tiba-tiba saja seorang security berceletuk. “Bu Vinna, serius itu tadi suami mu? Kok bisa pakai motor butut ke sini?!”Sebagian dari mereka malah cengar-cengir menertawakan.Vinna tak tahan malu. Dia mendengus tipis sebelum melangkahkan kakinya dengan sangat cepat, melenggang tanpa menggubris ejekan mereka.Asli Vinna cukup terpukul atas peristiwa barusan. Dia menyesali kenapa dia bisa punya suami yang tampak memalukan seperti Zavy. Seharusnya suaminya pergi ke sini dengan berpakaian rapi serta membawa Rolls Royce jutaan dollar. Tapi, kenapa pria yang tampak seperti pengangguran itu malah yang datang?Vinna bertengkar dengan pikirannya sendiri, merutuki nasib yang membuatnya terkurung dalam lingkup yang tidak pernah dia ba
Read more

77. Kena sembur

Benar saja, malam harinya setelah pulang dari bekerja, Vinna tahan menunda mandi dan makan malam hanya untuk meluapkan amarah yang seharian mengguncang jiwanya. Di kamar, masih mengenakan seragam kantor, Vinna mendamprat murka.“Suami menyebalkan! Gara-gara kau, Zavy, aku jadi sangat malu! Karena ulah memalukan mu itu aku jadi tersiksa.” Wajah Vinna merah padam seiring dengan gerakan mulutnya yang tiada henti, melampiaskan apa yang sedari tadi membuncah di dadanya. Seringai bengis tergambar di wajahnya, alisnya menukik ke bawah mendatangi batang hidungnya yang mancung. Tangannya menunjuk-nunjuk.Zavy sadar kalau kedatangannya ke lokasi proyek memang menjadi musibah tapi tidak disangka kalau Vinna bakal marah besar bukan lantaran telat mengantarkan berkas yang diinginkan, melainkan marah besar karena punya suami yang menyedihkan.“Kau ke lokasi proyek pakai pakaian biasa dan menggunakan sepeda motor butut itu?! Di mana kau letakkan otak mu, Zavy?! Seharusnya kau lebih terhormat ketika
Read more

78. Sopir

Vinna punya undangan dari perusahaan kontraktor rekan bisnisnya, perusahaan tersebut Anniv ke-3, sementara acaranya beberapa hari lagi. Jadi, Vinna menyuruh Zavy agar belajar mengendarai mobil selama beberapa hari ini. Vinna tidak mau diantar pakai motor butut di acara tersebut.Dengan gigih dan penuh percaya diri Zavy pun belajar menyetir supaya kalau pergi ke mana-mana apalagi jika ada urusan dengan Vinna, dia tidak buat malu lagi. Lagipula, bisa mengendarai mobil merupakan hal wajib di era sekarang.Meskipun tak sangat mahir dalam beberapa hari, setidaknya Zavy sudah bisa menguasai teknik dasar dan melajukan mobilnya di jalanan kota. Dia sudah siap menjelajahi jalanan ibu kota dan tidak lagi bakal kena marah oleh Vinna lantaran ke mana-mana pakai kendaraan rongsok.Hanya saja, Zavy belum sempat membeli mobil pribadi untuk dirinya pribadi karena belum sempat. Nanti dia pasti punya mobil sendiri dan hal itu sangat mudah bagi dirinya. Terserah mobil apa dan berapa jumlahnya. Kalau dia
Read more

79. Terpaksa jujur

Berry si pengawas proyek adalah orang yang paling penasaran. Dia menjadi dalang di balik rencana itu. Dan benar saja, dia mencari cara agar orang yang berada di dalam mobil itu keluar, entah bagaimana ceritanya.Mereka bertiga lantas berjalan cepat membuntuti pergerakan BMW tersebut.Ketika Zavy mau memarkirkan mobilnya, yang mana dia masih kurang lihai dalam teknik memarkirkan mobil dalam ruang yang sangat sempit, tiba-tiba saja Berry sengaja berdiri tak jauh dari sana dan menabrakkan tubuhnya ke bagian belakang mobil.“Aduuhhh!!!” erang Berry lalu terjatuh, teknik diving yang luar biasa Bung!!Son dan Clark tak tinggal diam. Mereka cepat-cepat menggedor kaca mobil itu.“Buka pintunya!”“Teman kami kau tabrak!”Mendengar kegaduhan di luar yang tak pernah terduga sama sekali, akhirnya Zavy pun keluar dari mobil dengan wajah yang amat terkejut. Dia rasa, tadi tidak ada siapa pun di sekitar halaman parkir, tapi tiba-tiba saja ada orang di sana. Bagaimana ceritanya?“Apa kau bisa bawa mo
Read more

80. Dan malu lagi

Berry, Son, dan Clark tak henti saling melemparkan beragam kalimat ejekan, sindiran, dan segala hal negatif tentang sosok bernama Zavy itu. Sepanjang jalan mereka tak henti mengghibah sampai akhirnya di dalam Green Lounge mereka pun mencari di mana keberadaan Vinna.Begitu telah sampai di kursi yang tak jauh dari Vinna, saat acara makan dan minum baru saja dimulai, mereka pun tak hentinya mencecar beragam kalimat yang begitu memojokkan Vinna tentang suaminya.Berry berdecak heran lalu menyindir, “Banyak orang di luar sana yang punya beragam profesi. Suami, bisa saja menjadi sopir pribadi. Bukankah begitu, Son, Clark?”Son tersenyum miring. “Banyak terjadi. Bahkan sering ada pula suami menjadi ibu rumah tangga.”Clark mengoles dagu seraya mencibir, “Kalau aku, jelas tidak mau. Aku menjaga harga diriku sebagai lelaki dan suami. Tentu aku tidak mau menjadi babu untuk istriku sendiri. Ya, karena aku punya value dan jujur. Bukan seperti sopir melarat di luar sana itu. Dia rendah di mata is
Read more
PREV
1
...
678910
...
20
DMCA.com Protection Status