Vinna punya undangan dari perusahaan kontraktor rekan bisnisnya, perusahaan tersebut Anniv ke-3, sementara acaranya beberapa hari lagi. Jadi, Vinna menyuruh Zavy agar belajar mengendarai mobil selama beberapa hari ini. Vinna tidak mau diantar pakai motor butut di acara tersebut.Dengan gigih dan penuh percaya diri Zavy pun belajar menyetir supaya kalau pergi ke mana-mana apalagi jika ada urusan dengan Vinna, dia tidak buat malu lagi. Lagipula, bisa mengendarai mobil merupakan hal wajib di era sekarang.Meskipun tak sangat mahir dalam beberapa hari, setidaknya Zavy sudah bisa menguasai teknik dasar dan melajukan mobilnya di jalanan kota. Dia sudah siap menjelajahi jalanan ibu kota dan tidak lagi bakal kena marah oleh Vinna lantaran ke mana-mana pakai kendaraan rongsok.Hanya saja, Zavy belum sempat membeli mobil pribadi untuk dirinya pribadi karena belum sempat. Nanti dia pasti punya mobil sendiri dan hal itu sangat mudah bagi dirinya. Terserah mobil apa dan berapa jumlahnya. Kalau dia
Berry si pengawas proyek adalah orang yang paling penasaran. Dia menjadi dalang di balik rencana itu. Dan benar saja, dia mencari cara agar orang yang berada di dalam mobil itu keluar, entah bagaimana ceritanya.Mereka bertiga lantas berjalan cepat membuntuti pergerakan BMW tersebut.Ketika Zavy mau memarkirkan mobilnya, yang mana dia masih kurang lihai dalam teknik memarkirkan mobil dalam ruang yang sangat sempit, tiba-tiba saja Berry sengaja berdiri tak jauh dari sana dan menabrakkan tubuhnya ke bagian belakang mobil.“Aduuhhh!!!” erang Berry lalu terjatuh, teknik diving yang luar biasa Bung!!Son dan Clark tak tinggal diam. Mereka cepat-cepat menggedor kaca mobil itu.“Buka pintunya!”“Teman kami kau tabrak!”Mendengar kegaduhan di luar yang tak pernah terduga sama sekali, akhirnya Zavy pun keluar dari mobil dengan wajah yang amat terkejut. Dia rasa, tadi tidak ada siapa pun di sekitar halaman parkir, tapi tiba-tiba saja ada orang di sana. Bagaimana ceritanya?“Apa kau bisa bawa mo
Berry, Son, dan Clark tak henti saling melemparkan beragam kalimat ejekan, sindiran, dan segala hal negatif tentang sosok bernama Zavy itu. Sepanjang jalan mereka tak henti mengghibah sampai akhirnya di dalam Green Lounge mereka pun mencari di mana keberadaan Vinna.Begitu telah sampai di kursi yang tak jauh dari Vinna, saat acara makan dan minum baru saja dimulai, mereka pun tak hentinya mencecar beragam kalimat yang begitu memojokkan Vinna tentang suaminya.Berry berdecak heran lalu menyindir, “Banyak orang di luar sana yang punya beragam profesi. Suami, bisa saja menjadi sopir pribadi. Bukankah begitu, Son, Clark?”Son tersenyum miring. “Banyak terjadi. Bahkan sering ada pula suami menjadi ibu rumah tangga.”Clark mengoles dagu seraya mencibir, “Kalau aku, jelas tidak mau. Aku menjaga harga diriku sebagai lelaki dan suami. Tentu aku tidak mau menjadi babu untuk istriku sendiri. Ya, karena aku punya value dan jujur. Bukan seperti sopir melarat di luar sana itu. Dia rendah di mata is
Ketika Zavy sibuk menonton sebuah video motivasi di media sosial, tiba-tiba saja ponselnya berdering, panggilan dari Russel Winston.“Tuan Muda, kau sedang berada di mana?” suara halus terdengar di ujung telepon Zavy.“Di Green Lounge, menemani istriku pergi ke pesta. Ada apa, Paman?”“Kebetulan sekali. Perwakilan dari The Rock Holding Company untuk memberikan kata sambutan di acara itu berhalangan hadir. Kami harap Tuan Muda bisa mengisi kekosongan di acara tersebut.”Apa?Zavy melihat dirinya sendiri. Dia hanya pakai kemeja hitam. Meskipun cukup layak untuk hadir di pesta tapi sepertinya tidak untuk memberikan kata sambutan dan berbicara di hadapan banyak orang.“Tuan Muda, sesi itu lima menit lagi. Bagaimana?”“Paman Russel. Hm.” Zavy berpikir keras. Di sana ada Vinna. Jika sebelumnya dia berjanji tidak akan membuat malu Vinna, maka kali ini dia tidak hanya itu, tapi malah akan membuat Vinna bangga. Menjadi pembicara di sana tentu akan membuat istrinya bahagia. “Baiklah, Paman, aku
Di luar nalar Vinna, rupanya Zavy tampil begitu memukau. Dia bicara seperti Presiden di forum internasional. Zavy bicara dengan sangat tenang dan berwibawa. Sangat mencerminkan seorang pemimpin sejati. Semua orang pun terkesima dan sesuai ekspektasi Zavy sendiri bahwa pada akhirnya dia bisa membuat Vinna menjadi bangga. Bukannya malu, Vinna malah bangga! Ketika tadi Vinna membisiki Zavy, semua orang pun saling tatap dan bicara, memperbincangkan tentang hubungan mereka. Sepemikiran mereka, Vinna memang pergi berdua dengan Zavy di pesta ini. Bagi mereka, dua orang itu memang serasi dan sangat layak. Begitulah pandangan mereka di sini.Itulah kenapa para undangan memberikan tepuk tangan dan apresiasi kepada Zavy beserta ucapan selamat bahagia kepada Vinna.Terdapat satu kalimat dari Zavy yang membuat Vinna sangat bangga. “Charlton Property Group adalah mitra bisnis kami yang sangat baik. Mereka menaruh kepercayaan kepada perusahaan kontraktor milik The Rock Holding Company. Kami saling
Meskipun Vinna sudah cukup merasa bahagia malam ini, namun dia tetap tidak mengizinkan Zavy untuk tidur di kasur pas di sebelahnya. Seperti biasa, Zavy masih tidur di bawah dengan beralaskan selimut. Meski begitu, Zavy tak pernah mengeluh.Hanya saja, keesokan paginya, karena masih diselimuti kebahagiaan, akhirnya Vinna berencana ingin membelikan mobil baru buat Zavy supaya ketika ada keperluan Zavy tidak perlu lagi menggunakan motor butut itu.Mereka sudah tiba di sebuah showroom mobil kelas menengah meskipun ada juga brand mewah semacam BMW dan Mercy. Tapi karena hanya ada budget seratus ribu dollar dan berharap membawa mobil kisaran antara dua puluh ribu sampai tujuh puluh ribu dollar, maka tempat ini sudah layak.“Kau mau membelikan aku mobil baru seharga puluhan ribu dollar?” tanya Zavy yang baru saja mematikan mesin mobil lalu pandangannya mengarah ke arah showroom.“Kita harus cepat. Setelah ini aku harus segera pergi ke kantor. Kerjaanku banyak di sana. Ayo cepat turun. Nanti
Glory Auto?Vinna mengelus keningnya. Dia tidak punya uang lebih dari seratus ribu dollar. Dia pun tahu tentang mobil di sana. Bisa saja membeli satu, tapi harus menguras habis tabungannya.Perlahan Vinna menoleh ke samping. “Jangan main-main! Aku tidak suka bercanda!” sentak Vinna sambil menerbitkan seringai tipis di wajahnya, memberikan gertakan kepada Zavy agar tidak mempermainkannya, apalagi untuk hal yang bukan biasa saja, ini membahas perkara uang ratusan ribu dan bahkan puluhan juta dollar.Begitu telah sampai di lokasi, Vinna perlahan menelan ludahnya, pupil matanya agak membesar lantaran tak kuasa melihat apa yang ada di sana. Statusnya sebagai Presiden Direktur tidak juga menumbuhkan keberanian pada dirinya untuk masuk ke tempat semacam ini.BMW yang dia punya sudah cukup lama dan jadul. Sudah lama dia tidak punya mobil baru dan belum ada kesempatan punya mobil baru. Dari dulu dia mengidamkan Bugatti tapi hingga sekarang belum juga kesampaian.Setelah melepaskan seatbelt yan
Berhadapan langsung dengan manager di sana Zavy langsung menyebutkan dua mobil yang dimaksud. Tanpa banyak cincong lagi sebab dia tidak butuh waktu lama untuk bernegosiasi. Apalagi tawar menawar.“Segera kirimkan ke alamat ini. Bilang buat Keluarga Charlton,” ucap Zavy, semudah membeli kacang goreng.Karena tidak pernah beli barang mewah sebelumnya, Zavy kira semudah itu.Benar saja, sang manager pun mengernyitkan keningnya seraya bertanya, “Rolls-Royce dan Bugatti? Langsung dikirim ke sana?"Zavy langsung mengeluarkan Kartu Vibra hitam sebelum pria di hadapannya itu melanjutkan kalimatnya. “Aku bayar pakai kartu ini.”Manager dan karyawan lain yang menyaksikan itu langsung terbelalak heran. Mereka tidak menyangka pria biasa-biasa saja itu punya kartu sakti yang hanya dimiliki oleh para konglomerat di negeri ini. Hingga saat ini tidak lebih ada sepuluh orang saja yang punya.“Total harganya dua pulu dua juta dollar,” ucap sang manager mencoba menenangkan dirinya. Dia sudah sangat berp
Minggu pagi di Istana Rock!Hari di mana puncak dari segala kesuksesan dan kebahagiaan. Sukses dan bahagia karena Zavy sudah melewati banyak sekali ujian berat di dalam kehidupannya. Selama lebih dari dua puluh tahun lamanya dia hidup di dalam kemiskinan dan kemelaratan. Selama lebih dari dua dekade dia hidup tanpa kasih sayang orang tua, tidak punya kerabat, dan kerap termarginalkan karena statusnya yang tidak jelas. Dalam waktu tersebut, lebih banyak tragedi dari pada komedi, lebih sering berduka ketimbang bersuka, serta lebih banyak merasakan payah dari pada gembira.Zavy menganggap bahwa perjalanan panjang nan pahit dan getir itu jelas punya hikmah besar bagi dirinya. Jika saja dia hidup dari kecil dalam bergelimang harta, besar kemungkinan dia bakal jadi anak mama. Namun, karena dia besar di jalanan, nyalinya lebih tinggi dari pada sepuluh preman, dan kekuatannya lebih tangguh dari pada petarung profesional. Hidup yang sulit dan berat telah membentuknya jadi pribadi yang kokoh dan
Russel Winston punya dua saudara kandung, yakni Axel Winston dan Gennifer Winston.Russel dan Axel membawa semua keluarga mereka. Kini Russel sudah terang-terangan kepada keluarga dan kerabatnya tentang posisi Zavy di lingkungan mereka.Marvin Rock punya satu saudara kandung yang bernama Harven Rockwell. Dia juga membawa keluarganya ke sini.Tidak hanya itu, ada beberapa Rock dari luar negeri juga menyempatkan hadir di sini, sekalian mereka ingin menyaksikan hari penobatan Raja Glora di hari Minggu nanti.Saking ramai dan meriahnya, sampai-sampai Luis Charlton pun turun gunung. Meskipun sudah tua dan agak kesulitan berjalan, dia menggagahkan diri menyambut semua orang-orang besar itu. Ferdy, Shane, dan Edward sigap. Mereka tidak mau menyia-nyiakan momen paling mengesankan ini.Selama Keluarga Charlton mengadakan pesta, perjamuan, atau pertemuan, baru kali ini mereka bisa bergabung bersama dua nama besar, Rock dan Winston!Luis Charlton memberi hormat yang begitu spesial kepada semua
Vinna ingin ngakak tapi takut dosa lalu dia menjitak kepala Zavy tapi Zavy langsung mengelak dari serangan mendadak itu.Zavy tersenyum geli. “Maaf, Kek. Cuma bercanda kok. Mana mungkin Kakek suka Americano. Minuman itu ibarat obat pusing kepala dicampur arang. Pahit dan tiada arti. Hehe.”Tapi, spekulasi dari Zavy nyatanya meleset. Luis Charlton malah suka kopi pahit, secara dia sudah tua jadi tidak suka gula dan susu. “Aku pesan yang jumbo. Americano adalah kesukaanku.”Vinna membuang muka sambil menghembuskan napas panjang. “Aku baru saja mau bilang kalau Kakek suka kopi pahit. Eh, kau malah banyak oceh, Zavy!” ketus Vinna menyeringai tipis.Ops!Kalau saja bukan Zavy yang bergurau barusan, pastilah Luis Charlton berang, hanya saja yang bercanda barusan adalah Zavy!Sebagaimana orang tua yang sudah berumur, Luis Charlton tertawa seperti pohon beringin yang daun-daunnya bergoyang karena disapu angin, tetap tegar dan bersahaja. Begitu teduh, enak dipandang.Luis Charlton tidak marah
Pada malam harinya di ZV Cafe.Zavy sudah mengganti nama cafe miliknya jadi ZV Cafe, gabungan inisial nama dia dan Vinna.Zavy menyuruh manager cafe untuk mengosongkan semua tempat dan menutup cafe pada jam tujuh malam. Khusus malam ini semua sisi tempat digunakan untuk berkumpulnya tiga keluarga besar. Dua nama sudah melambung tinggi : Rock dan Winston. Sekarang bakalan ada satu nama lagi yang bakalan melambung tinggi juga : Charlton!Sebenarnya ini bukanlah sebuah pesta ulang tahun atau perayaan sejenisnya, tetapi Zavy mengumpulkan keluarga dan kerabatnya untuk mempersatukan dan mempererat hubungan. Selain itu, mungkin rasa syukurnya kepada Tuhan setelah lepas dari ujian besar dan kini, dia bisa kembali menikmati hari-harinya bersama Vinna.Luis Charlton datang paling awal dan tidak mau terlambat meski hanya sebentar saja. Walaupun usianya paling tua, dia yang paling bersemangat untuk datang, mengalahkan semangat anak dan para cucunya yang masih juga belum nongol.Zavy yang berada d
Zavy dan Vinna berkeliling di sana, menikmati apa saja yang ada di lantai satu dan dua. Bagi Zavy, ini seperti momen nostalgia mengingat-ingat masa-masa dia susah sewaktu menjadi barista.Zavy terkekeh sendiri sebelum bergurau sama istrinya, “Pas ada orang yang pesan Americano ukuran jumbo, aku mikir, apa enaknya menikmati kopi pahit tanpa rasa itu dengan gelas besar?”Vinna yang suka manis tidak bisa menahan geli di perutnya. “Hehe. Hidup ini terlalu manis hanya untuk menikmati kopi semacam itu.”“Tapi, kopi kan tergantung selera masing-masing. Kita tidak bisa menyalahkan dan menyudutkan orang yang suka dengan jenis tertentu. Sama seperti musik, novel, olahraga, bahkan merek sepatu. Ini masalahnya tergantung selera. Selera sangat subjektif. Jadi terserah dia lah.”“Eh! Kau yang buka cerita ini tapi kau sendiri yang menutupnya seperti itu. Bagaimana kau ini, mantan Barista?!”Zavy dan Vinna lalu duduk berdua di lantai dua sembari menonton kendaraan yang hilir mudik di sana. Zavy men
Setelah dari kampus, Zavy dan Vinna kemudian menuju Cafe Ings, tempat di mana dulu Zavy bekerja sebagai barista.Sangat kebetulan, siang hari itu di sana ada Kevin Hamilton sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya.Dulu Kevin adalah orang yang paling bersemangat menyerukan bahwa Zavy hanyalah pekerja cafe rendahan.Hugo, pemilik cafe, bergegas menuju bagian depan cafe setelah anak buahnya bilang kalau sekarang mereka kedatangan tamu luar biasa.Kevin sedang duduk dengan rokok melekat di sela jarinya. Sementara Hugo dalam posisi berdiri dan agak menundukkan kepala saat melihat Zavy.Zavy mengawasi dua orang itu kemudian berkata, “Kevin, kau benar, dulu kau pernah bilang kalau aku adalah pekerja cafe rendahan. Haha. Silakan tanya sendiri pada pemilik tempat ini. Benar kan, Hugo?”Hugo mengangguk takzim. “Benar. Tuan Zavy sempat pernah bekerja di sini.”Tuan Zavy?Ketika Kevin melihat Zavy, raut wajahnya langsung terlihat malas dan masam. Dia merasa kalah kalau sudah berhadapan deng
Zavy punya dua impian besar sewaktu dia masih berada di masa transisi antara kemelaratan dan kesuksesan. Pada waktu itu dia menerima beberapa ribu dollar dari Vinna untuk menuntaskan permasalahan pribadinya terkait finansial, yakni uang kuliah dan utang di tempat dia bekerja.Saat itu Zavy bersumpah, seandainya dia sukses, dia akan balas dendam dan memberantas kejahatan yang ada di sana. Sekarang Zavy merasa sudah punya power untuk mewujudkan impiannya tersebut. Sekarang adalah waktunya untuk tampil.Setelah mandi, Zavy melihat dirinya sendiri di cermin. Dia begitu gagah dan tampan. Wajar kalau Vinna begitu tergila-gila padanya.“Kita mau pergi ke mana, Sayang?” tanya Vinna yang juga sedang berpakaian.“Menyelesaikan urusan yang seharusnya diselesaikan, Sayang!”Setelah semuanya sudah siap, Zavy dan Vinna dengan setelan anak muda zaman sekarang, lantas masuk ke dalam Rollys Royce mahal, menuju Universitas Gloriston.Di dalam mobil, layaknya anak muda yang sedang dalam masa-masa indahn
Kring!Ponsel Zavy bergetar dan berdering. Panggilan dari Russel Winston.“Selamat pagi juga, Paman. Ada apa?” sapa Zavy kembali dan bertanya.Kemudian pada pembicaraan tersebut Russel menyampaikan sejumlah hal penting. Cukup lama obrolan tersebut. Ada beberapa poin utama yang disampaikan oleh Russel pada Zavy, seperti rencana penunjukkan CEO The Rock Holding Company pengganti Mendiang Tuan Marvin, lalu ada satu hal lagi yang lebih prioritas, yaitu pengumuman sang penerus dari Mendiang Tuan Marvin Rock, kelak sang penerus tidak hanya menjadi CEO, tetapi menggantikan posisi beliau sebagai Raja Glora ke-46.Karena sekarang Russel sedang sibuk di istana mempersiapkan semuanya, mempersiapkan pengumuman kepada dunia tentang siapa putra tunggal Tuan Marvin yang bakal menjadi penerus, maka obrolan ini hanya berlangsung melalui sambungan telepon saja.Zavy menangkap dua poin utama tersebut. Russel juga menyuruh Zavy untuk mempersiapkan diri di hari yang penting itu. Sebuah hari yang begitu sp
Dulu Luis Charlton adalah orang yang percaya pada Zavy hanya dengan dugaan semata, bukan dengan bukti, akan tetapi dugaannya rupanya tidak meleset. Zavy memang orang hebat. Tapi, dia sempat terpedaya oleh bujuk rayu dari Gavi yang menghanyutkan sehingga persepsinya terhadap Zavy berubah drastis. Kini, dia merasa bersalah dan sangat menyesal. Apa pun akan dia lakukan demi menebus semua kesalahannya agar Zavy bisa memaafkannya.Satu cucu Luis Charlton yang masih kecil, anak dari Shane, yang dulu sempat mengolok-olok acara Anniv CPG yang menyedihkan, kini malah tidak tega melihat kakeknya bersedih. Dia memeluk badan Zavy seraya berkata, “Kak Zavy, maafkan Kakek Luis. Plis ....”Lalu diiringi pula oleh rayuan cucu Luis Charlton lainnya.Andrew yang kondisi fisiknya belum pulih, yang dulu juga sering dimarahi Luis Charlton karena terlalu lama jadi beban keluarga, pun kini membela Luis Charlton. “Saudara iparku, aku tahu kalau kau adalah pria baik-baik dan pemaaf. Jadi tolonglah ....”Semua