"Mami, kita kangen banget. Mami lagi apa di sana? Di sini sudah turun salju, di tempat Mami turun salju, tidak?" Suara kecil Tiana di balik telepon membuat Shela tersenyum manis, pagi petang sekali anak-anaknya sudah video call. Padahal Shela kini baru saja bangun tidur dengan Sebastian memeluknya erat-erat dan mendusal padanya. "Iya Sayang, sudah. Di tempat Mami banyak yang menjual boneka tupai. Tiana mau Mami belikan boneka tupai?" tawar Shela tersenyum manis. "Mau, mau sekali, Mami!" pekik anak itu, dia mengangkat ponsel milik Stevani tinggi-tinggi. "Sayang, di mana Kakak?" tanya Shela. "Kakak masih bobo, Tiana sama Oma mau masak sarapan," ujar anak itu tersenyum manis. Baru saja Shela hendak mengatakan sesuatu lagi, tapi panggilan itu tiba-tiba dimatikan begitu saja oleh Tiana. Shela menyergah napasnya panjang dan mengeluh kesal. "Masih kangen, kenapa malah dimatikan sih, Tiana..." "Tidur lagi, Sayang," bisik Sebastian memeluk tubuh ramping Shela dan membenamkan wajahnya
Last Updated : 2024-02-12 Read more