Zea menatap bangunan mewah yang ada di depannya. Sudut bibir wanita itu tertarik, dia tersenyum miris. Tak dia sangka, takdir akan membawanya bersembunyi di sini. "Mulai sekarang, kita akan tinggal di sini," ucap Sean. "Apa kau suka tempatnya?" Lelaki itu melirik ke arah Zea. "Suka, Kak!" balas Zea dengan senyuman antuasias. "Iya, sudah. Ayo kita masuk!" ajak Zavier. Kedatangan mereka disambut oleh para pelayan yang bekerja di sana. Zea menganggumi vila mewah yang akan dia tempati ini. "Kak, tempatnya bagus sekali!" seru Zea. "Aku seperti merasa ada di dunia dongeng," celetuk wanita itu. Sean dan Zavier terkekeh. Mereka memang sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk Zea, jauh-jauh hari. Setidaknya, wanita hamil ini akan merasa aman dan tentram selama tinggal di sini. "Ini milikmu, Zea. Kau boleh nikmati semuanya," ujar Zavier. "Terima kasih, Kak." Zea tersenyum tulus. Zavier membalas dengan anggukan kepala. Dia senang bisa membantu Zea. Walaupun tak bisa memiliki hati wanita
Read more