Home / Romansa / Terpaksa Menjadi Sugar Babby / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Terpaksa Menjadi Sugar Babby: Chapter 1 - Chapter 10

116 Chapters

Bab 1

"Berhenti mengatakan diriku sibuk Felix! Kau pun juga sama tidak pernah ada waktu untukku." Salma tak kalah berteriak dengan kasar pada Felix Horison "Kau yang salah Salma, karena selama ini kau selalu sibuk dan tidak pernah ada waktu untukku ataupun Putri. Kau selalu mementingkan karir. Apa kau lupa bahwa aku ini adalah orang kaya? Apa hartaku tidak cukup untukmu?" Felix tidak tahu lagi harus memberi pengertian yang bagaimana kepada istrinya.Salma selalu saja mementingkan dunia modelnya dibandingkan dengan keluarganya. Padahal mereka sudah menikah selama 7 Tahun lamanya."Dia bukanlah anakku, Felix. Dia hanyalah anak pembawa sial yang lahir dari rahimku! Aku tidak pernah mengakuinya." Felix yang mendengar itu pun merasa geram, dia sampai menjambak rambutnya sendiri menahan amarah karena ingin sekali mencekik wanita yang berada di hadapannya."Kau selalu saja mengatakan Putri anak pembawa sial, padahal dia adalah anak kandungmu. Dia lahir dari rahimmu, Salma! Tidak sepatutnya kau b
Read more

Bab 2

"Kenapa kau diam saja? Bukankah kau tadi menyebutkan nominal yang begitu fantastis?" heran Felix dengan alis terangkat satu.Akan tetapi, wanita tersebut diam saja sambil memijat tubuh pria tampan itu.Entah apa yang merasuki pikirannya, sehingga Felix berpikir jika dia ingin memiliki sugar baby seperti sahabatnya, Leon."Baiklah jika kau tidak mau. Bagaimana jika aku membayarmu 30 juta untuk satu kali pertemuan? Tapi kau harus siap dengan apapun yang aku mau, dan kapanpun aku menghubungimu," ucap Felix pada wanita yang belum ia ketahui siapa namanya."Kita belum melakukan kesepakatan apapun di sini Tuan, jadi jangan berpikir karena Anda memiliki banyak uang, Anda bisa semena-mena pada saya. Lagi pula, saya tidak akan menjalin hubungan dengan pria yang tak pernah saya cintai." Felix yang mendengar itu malah tertawa."Dalam pekerjaanmu yang seperti ini, apakah itu membutuhkan perasaan? Anggap saja pekerjaanmu ini sebagai simbiosis mutualisme. Saling menguntungkan satu sama lain. Kau me
Read more

Bab 3

Semakin hari Felix semakin dibuat gila karena Bella terus saja menghantui pikirannya. Seketika hasratnya menggelora untuk memiliki wanita cantik itu, apalagi saat mengingat bagaimana tatapan polos Bella.Tak ingin berlama-lama dia langsung mengambil ponselnya dan menekan nomor wanita tersebut, akan tetapi dua kali panggilan tidak dijawab olehnya, membuat Felix seketika menahan kesal lalu ia pun mengirimkan pesan.(Aku tidak suka menunggu. Bukankah kita sudah membuat kesepakatan, bahwa kau harus menuruti apapun yang aku mau. Jadi angkat teleponku, karena aku sedang menginginkannya!)Sementara di rumahnya, Bella baru saja membaca pesan tersebut. Dia baru selesai mandi dan saat akan menaruh ponselnya kembali tiba-tiba sebuah pesan kembali masuk dari pria tersebut, mengirimkan alamat ke mana Dirinya harus datang.Tanpa ingin menunda, Bella segera berpakaian kemudian mengenakan make-up tipis lalu keluar dari kamarnya dan memesan taksi online.Tepat saat Felix turun dari mobilnya, Bella pun
Read more

Bab 4

"Apa yang Anda lakukan, Tuan? Anda tidak harus melakukan itu, kenapa sampai harus melunasi hutang-hutang kedua orang tuaku? Bahkan hutangnya sebesar 2 miliar. Aku sedang mencicilnya?" tanya Bella kesal saat mereka ada di sebuah Cafe setelah Bella mengajaknya bertemu.Saat dia sampai di tempat bekerjanya, tiba-tiba Mami Ana mengatakan bahwa dirinya sudah terbebas, bahkan semua hutangnya sebesar 2 miliar pun telah lunas dan itu semua karena Felix."Bukankah kau yang memintaku untuk menebus dirimu kemarin? Apa kau lupa? Dan sekarang kau malah marah-marah kepadaku dengan nada membentak? Kau pikir aku akan tinggal diam, membiarkan orang membentak diriku." Felix mendekatkan kursinya ke arah Bella kemudian dia mencengkram rahang wanita itu dengan kuat.Dia tidak terima dirinya diinjak-injak oleh Bella, setelah apa yang dilakukannya untuk menebus wanita itu. "Lebih baik sekarang kau bersiap-siap, karena aku sudah menyiapkan tempat tinggal untukmu. Dan kau harus siap kapan pun aku mau. Ingat!
Read more

Bab 5

Bella saat ini tengah berdiri di depan sebuah gedung apartemen yang menjulang tinggi. Ia sangat tahu bahwa apartemen itu sangat mewah, kemudian masuk ke dalamnya dan menuju salah satu kamar yang sudah diberikan kuncinya oleh resepsionis atas perintah Felix."Tempat yang sangat bagus. Kita lihat saja sampai berapa lama dia akan mengurungku di dalam sangkar emas ini? Semoga saja dia cepat bosan dan aku bisa keluar dari pekerjaan yang selama ini menjerat ku," ucap lirih Bella sambil melihat isi di dalam apartemen tersebut.Namun tatapannya tertuju pada seorang wanita yang berpakaian hitam, dan dia memperkenalkan dirinya sebagai pelayan di sana."Terserah," ucap Bella sambil mengangkat bahunya. Dia langsung melangkah menuju kamar karena tubuhnya sudah sangat lelah, tanpa terasa wanita itu pun tertidur dan bangun saat hari sudah berganti malam."Kau sudah bangun?" tanya briton seseorang yang ternyata itu adalah Felix.Qanita itu melirik ke arah pria yang saat ini tengah duduk di sofa dan m
Read more

Bab 6

Salma menggeram dengan kesal saat telepon diputuskan secara sepihak oleh Felix. "Benar-benar keterlaluan! Rupanya dugaanku benar jika dia sedang bermain dengan wanita lain. Berani sekali dia berselingkuh di belakangku. Lihat saja Felix! Aku tidak akan melepaskanmu dan aku tidak akan membiarkanmu menduakan diriku!" Tangannya terkepal dengan sorot mata yang memancarkan dendam.Dia memang terlalu sibuk dengan dunia keartisannya, tetapi Salma juga tidak ingin jika Felix berpaling darinya, karena dia ingin menggenggam pria itu agar tidak bisa lepas dari hidupnya. Sebab Felix benar-benar berharga di dalam karirnya."Papa ... Papa ..." Putri terus saja mengigau memanggil nama Felix, membuat Salma seketika mendengkus dengan kasar, karena putrinya terus saja memanggil nama pria itu yang saat ini tengah bersenang-senang bersama dengan Bella."Dasar anak sialan! Kenapa kau tidak mati saja sekalian, hah!" gerutu Salma dengan kesal.Biasanya seorang ibu akan tiba dan penuh kasih sayang, walaupun d
Read more

Bab 7

Tidak terasa sudah satu minggu Bella menjadi sugar baby dari Felix. Wanita itu pun merasa jenuh jika berada di apartemen terus-menerus, dia berencana untuk keluar."Sepertinya jika aku belanja bisa menghilangkan rasa jenuhku," ucap Bella sambil mematut dirinya di depan cermin.Setelah semua siap, Bella pun berangkat ke salah satu mall terbesar di kota itu. Dia berbelanja beberapa baju dan setelah selesai wanita itu pun masuk ke dalam salah satu Cafe.( Kau di mana? ) Terlihat sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya dari Felix.( Aku sedang berada di salah satu Mall, menghilangkan rasa jenuh. Aku juga habis berbelanja, ) balas Bella, dia pun mengirimkan foto dirinya dan juga beberapa belanjaannya.( Jangan pulang malam-malam. Aku sedang merindukanmu ).Bella yang membaca itu pun hanya tersenyum sinis. "Ck. Semua pria sama saja, hanya selangkangan yang ada di otak mereka dan kepuasan tersendiri. Aku akui memang dia sangat loyal, tapi sampai kapan aku akan terus begini? Aku juga ingin hidu
Read more

Bab 8

Bella terkejut saat tiba-tiba saja ada yang menjambak rambutnya, dan saat kepalanya menengadah dia merasa heran karena tidak mengenal wanita itu."Awwh! Apa yang Anda lakukan, Mba? Sakit. Anda ini sudah gila ya! tiba-tiba datang dan menjambak rambut saya!" gertak Bella dengan kesal karena dia tidak mengetahui siapa Salma.Salma melepaskan jambakannya kemudian dia menampar Bella dengan begitu keras, sehingga membuat wanita itu lagi-lagi meringis kesakitan karena tidak bersiap-siap dengan serangan brutal dari wanita yang tak ia kenal sedikitpun, namun wajahnya begitu tak asing."Dasar kau wanita jalang pelakor! Wanita biad4b! Kau berani-beraninya menjadi simpanan suamiku, hah!" bentak Salma dengan nada yang tinggi sehingga membuat semua pengunjung yang ada di cafe itu seketika menoleh ke arahnya"Maaf Mbak, apa yang Anda katakan? Saya tidak paham?"PLAK!Salma lagi-lagi menampar wajah Bella. "Kau bilang tidak paham? Jangan pura-pura bego kau ... dasar wanita kotor. Wanita tak punya harg
Read more

Bab 9

Bela masuk ke apartemennya dengan perasaan kesal. Dia membanting semua belanjaannya di atas sofa kemudian berjalan ke arah dapur dan mendekat air dingin sepuasnya."Benar-benar wanita stress. Dia ingin melabrakku di hadapan umum, tapi dia sendiri yang malu..Apa dia tidak berpikir bahwa itu semua bisa menjatuhkan karirnya?" marah Bella sambil terduduk di kursi meja makan dan membuang nafasnya dengan kasar.Malam ini sesuai dengan permintaan Felix, dia sedang menonton TV di ruang tamu dengan dress yang mini hingga membuatnya terpampang begitu jelas amun saat Bella sedang menonton TV tiba-tiba ada berita yang menayangkan tentang keributan di cafe beberapa jam yang lalu. Dia merasa kesal kemudian berdecak sambil membanting remote di atas meja."Huh! sudah pasti terjadi. Aku sudah menduganya. Kenapa sih wanita itu tidak berpikir dulu sebelum bertindak!" kesalnya dengan wajah cemberut."Kau tenang saja," ucap seorang pria yang baru saja masuk ke dalam apartemen itu, yang tak lain adalah Fe
Read more

Bab 10

Salma menyeringaimendengar pertanyaan putrinya, kemudian dia mendekat ke arah Putri. "Iya, papamu itu telah selingkuh. Dia sudah menyakiti mama. Dia sudah bermain dengan wanita di luaran sana."Putri menatap ke arah sang papa dengan tatapan sendu, sementara Felix hanya diam sambil melipat tangannya di depan dada."Kamu jangan menghasut anakmu," ucap Felix dengan datar."Siapa juga yang menghasut? Apa yang aku katakan itu benar kan, kamu dan wanita jalang itu sudah berselingkuh. Jadi apa yang perlu disembunyikan?" Salma tersenyum sinis sambil mengangkat kedua bahunya.Dia yakin pasti Putri akan membenci Felix, tetapi seketika keyakinannya itu runtuh saat Putri mengatakan bahwa ia tidak peduli."Jika Papa memang selingkuh dan itu membuat papa bahagia, aku mendukung." Seketika Felix dan juga Salma menatap tak percaya ke arah Putri mereka."Apa yang kamu katakan Putri?!" sentak Salma dengan marah."Jangan membentak putriku seperti itu!" tukas Felix dengan tatapan tajamnya."Karena apa yan
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status