Home / Romansa / Terpaksa Menjadi Sugar Babby / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Terpaksa Menjadi Sugar Babby: Chapter 11 - Chapter 20

116 Chapters

Bab 11

Salma mengangguk-nganggukan kepalanya, dia mengerti dengan saran dari Irfan. Wanita itu tersenyum licik. "Okelah kalau begitu aku pulang dulu. Thanks ya untuk idenya. Kamu ?emang yang terbaik," ucap Salma kemudian mengecup bibir Irfan sekilas."Hai sayang, ingat besok malam di hotel." Pria itu mengedipkan sebelah matanya membuat Salma tersenyum genit."Baik. Kau tenang saja, aku akan memberikan kamu servisan yang begitu oke, hingga kamu pasti akan ketagihan." Salma melenggang meninggalkan bar tersebut untuk pulang menuju rumah...Pagi ini Felix sudah bersiap untuk ke kantor. Dia menuju meja makan untuk meminum kopinya, tetapi tiba-tiba saja melihat Salma yang sedang menyiapkan sarapan membuat pria itu menyipitkan mata.Dia tak pernah melihat Salma selama ini berkutat di dapur, dia bahkan baru pertama melihat Salma menyediakan sarapan untuknya."Sayang, ini aku udah buatin kopi kesukaan kamu. Terus ini aku buatin kamu roti bakar coklat, kamu pasti suka." Salma berkata sambil duduk de
Read more

Bab 12

"Aku mau kamu tinggalin selingkuhan kamu itu! Dan kamu fokus kepadaku dan Putri. Aku janji akan berubah!" Salma mencoba untuk meyakinkan Felix.Namun sayang, Felix tidak semudah itu untuk percaya. Dia tersenyum miring seolah mengejek apa yang baru saja dikatakan oleh istrinya"Apa kau bilang? Kau meminta ku untuk meninggalkan Bella? Begitu?" Pria itu terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Dia menatap sinis ke arah Salma. "Jangan pernah bermimpi! Dia lebih bisa memuaskan diriku dan dia lebih bisa membuatku nyaman, ketimbang dirimu. Lagian kita impas, kan? Kau selingkuh, aku pun sama."Hantung Salma seketika bergemuruh mendengar jika suaminya sudah nyaman dengan Bella. Dia mengepalkan tangannya mencoba untuk meredam emosi agar tidak meledak di hadapan Felix.'Sialan. Lihat saja kau wanita jalang! Kau akan mendapatkan akibatnya. Tapi untuk sekarang aku harus lebih meyakinkan Felix agar dia percaya kepada aku.' batin Salma."Dia hanya ingin harta kamu. Jika kamu memang perlu kepuasan di
Read more

Bab 13

Felix baru saja selesai meeting dengan asistennya yang bernama Bertrand, saat dia sedang duduk di ruangan dan mengecek data-data perusahaan kembali, tiba-tiba saja Veteran masuk dengan wajah yang sedikit panik."Gawat Tuan! Gawat!" ucap panik Betrand."Gawat? Gawat kenapa?" Lalu Bertrand pun memberitahu apa yang terjadi. Mendengar hal itu Felix pun mendadak menjadi panik. "Kalau begitu antarkan aku ke apartemen!"Mereka pun menaiki mobil untuk menuju apartemen di mana saat ini Bella berada. Dan saat sampai di sana, Felix melihat Bella sedang menangis di sofa.Dia segera berlari dan memeluk tubuh Bella. "Sabarlah. Kedua adikmu pasti baik-baik saja," ucap Felix sambil mengusap rambut wanita itu."Bagaimana aku bisa sabar, Tuan? Kedua adikku kecelakaan dan busnya masuk ke dalam jurang. Xi berita juga mengatakan bahwa tidak ada korban yang selamat, itu artinya ..." Bella menggantungan ucapannya dengan mata yang sudah memerah karena sedari tadi dia terus-terusan menangis. "Aku mau ke sana
Read more

Bab 14

Tengah malam Felix terbangun. Dia menuju kamar Putri untuk mengecek keadaan puttri tercintanya tersebut. Setelah dirasa cukup Felix pun keluar, tapi langkahnya terhenti di kamar Salma.Dia membuka pintu itu, namun tidak mendapati Salma di sana. "Ck! Ke mana wanita ini? Dia bahkan tidak pulang, apalagi anaknya sedang sakit." Kemudian Felix menuju kamar untuk mengambil ponsel.Felix menghubungi Manager dari Salma dan menanyakan di mana keberadaan istrinya, karena Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari."Apakah Salma ada di sana? Cepat suruh dia pulang! Putrinya sedang sakit, kenapa dia masih kelayapan!" titah Felix dengan suara dingin pada seseorang di seberang telepon."Maaf Tuan, tapi Ibu Salma tidak ada pekerjaan. Pskerjaannya hanya besok untuk photoshoot saja, itupun jam 03.00 sore."Felix langsung mematikan sambungan telepon, dia memijit keningnya yang terasa pening. Entah kenapa pernikahannya dengan Salma harus berjalan seperti itu, bahkan wanita tersebut tidak pulang sama se
Read more

Bab 15

"Aku mau ke mana, itu bukan urusanmu," jawab Felix sambil memutar bola matanya. "Mau ngapain kamu ke sini?" Terdengar suaranya begitu dingin seolah tidak suka dengan kedatangan wanita yang tak lain adalah Salma, istrinya.'Sabar Salma ... kau harus bisa mengontrol situasi.' batin wanita itu.Kemudian dia berjalan dengan gemulainya ke arah Felix dan bergelayut manja di lengan pria tampan tersebut, dan dengan angkuhnya Salma mengalungkan tangannya di leher kekar suaminya."Sayang, nanti malam aku ada undangan pertemuan dan diharuskan membawa pasangan, jadi kamu datang ya!" pintanya dengan nada sedikit manja.Alex mendorong tubuh Salma hingga membuat pelukan itu pun terlepas. "Maaf aku tidak bisa. wWaktuku terlalu sibuk dan terlalu penting untuk hal seperti itu."Gentu saja Salma merasa kesal, tapi lagi-lagi dia tidak bisa marah karena Felix harus tahu bahwa dirinya sudah berubah, walaupun itu hanya pura-pura."Ayolah! Apa kau akan membiarkan aku jelek? Kalau sampai namaku jelek di hada
Read more

Bab 16

Bella tiba di sebuah hotel bintang 5,dia memutar bola matanya dengan malas lalu menghela nafas. 'Sudah kuduga, pasti tidak jauh-jauh dari ranjang. Tapi walau bagaimanapun Ini adalah pekerjaanku, jika aku menolak maka aku harus mengganti rugi.'Bella pun masuk ke dalam dengan wajah yang terlihat pasrah dan lesu. Hidupnya sudah tidak bersemangat lagi, seperti tidak ada tujuan, karena selama ini Bella bekerja bukan hanya untuk melunasi hutang kedua orang tuanya saja, tetapi juga untuk menghidupi kedua adiknya.Tetapi sekarang kedua adiknya Bella sudah tiada, dan untuk apa Bella bersemangat lagi? Karena tidak ada yang menjadi tujuan hidup bagi dirinya."Silakan nona," ucap salah satu pelayan mempersilahkan Bela untuk masuk ke dalam.Wanita itu mengangguk dia pun masuk ke dalam hotel tersebut. Bella dapat menaksir biaya Hotel itu pasti sangat mahal, karena kamarnya yang luas ditambah dekorasinya yang begitu mewah. Namun yang menjadi perhatiannya adalah, ada meja yang sudah ditata dengan li
Read more

Bab 17

Bella duduk di atas kursi di balkon apartemennya, menikmati hangatnya sinar matahari pagi yang menyinari wajahnya. Udara segar dan sejuk membuatnya merasa rileks dan tenang. Dia merasakan angin lembut yang mengelus pipinya, memberinya sensasi menyenangkan.Sambil menyeruput secangkir kopi hangat, Bella memperhatikan pemandangan di sekitarnya. Bangunan-bangunan tinggi di sekitar apartemen memberikan pemandangan perkotaan yang menakjubkan. Di kejauhan, dia bisa melihat cahaya kota yang mulai menyala saat pagi hari berganti malam.Tiba-tiba, Bella merasa sepasang tangan yang hangat memeluknya dari belakang. Dia tersenyum saat menyadari bahwa Felix, sang sugar daddy, telah datang. Felix mencium lembut rambut Bella dan berkata dengan penuh kelembutan, ''Hai, sayang. Ayo bersiap-siap, kita akan pergi ke suatu tempat.''Bella merasa berdebar-debar dengan kejutan yang Felix berikan. Dia merasa penasaran dan tak sabar untuk mengetahui rencana Felix kali ini. Dengan senyuman lebar, Bella menjaw
Read more

Bab 18

Bella tidak pernah menduga bahwa saat ini dia berada di kota Bali, kota yang selalu menjadi impian dan keinginannya untuk dikunjungi. Saat dia menyadari keberadaan mereka di Bali, hatinya dipenuhi dengan kegembiraan dan kekaguman. Sejenak ia bisa melupakan rasa sedihnya.Mata Bella memandang sekeliling dengan takjub saat dia merasakan aura eksotis dan keindahan kota ini. Dia melihat pemandangan yang memukau, mulai dari pantai yang berpasir putih hingga sawah yang hijau dan indah. Suasana yang hangat dan ramah dari penduduk setempat membuat Bella merasa seperti di rumah.Dalam kegembiraan dan kekagumannya, Bella memandang Felix dengan senyuman lebar. Dia merasa bersyukur memiliki Felix yang telah mengabulkan impian dan membawanya ke tempat yang selalu dia idamkan. "Apa kau suka?" tanya Felix sambil merangkul punfak Bella."Aku suka. Kota ini adalah impianku sejak kecil," jawab Bella dengan senang...Sore hari yang indah, Bella menikmati semilir angin laut yang lembut yang menerpa wa
Read more

Bab 19

Bela baru saja selesai mandi dan mengeringkan rambutnya. Tapi dia melihat ada paper bag di atas ranjang. "Apa ini?"Bela membuka paper bag dan menemukan sebuah surat dari Felix di dalamnya. Dia membaca surat tersebut dengan antusias.( Sayang, aku berharap kamu suka dengan kejutan ini. Aku memilihkan gaun ini untukmu karena malam ini kita akan menghadiri acara yang penting. Aku ingin kamu tampil cantik dan mempesona di sampingku. Tolong kenakan gaun ini dan siapkan dirimu untuk malam yang istimewa nanti. Aku sangat berharap kamu bisa menjadi pendampingku. )Bela tersenyum senang saat membaca surat tersebut. Dia merasa dihargai dan istimewa karena Felix telah mempersiapkan semuanya dengan begitu baik. Dia berpikir sejenak tentang malam yang akan datang dan merasa bersemangat untuk menghadiri acara tersebut bersama Felix."Felix benar-benar tahu bagaimana membuatku merasa istimewa. Aku akan mengenakan gaun ini dengan senang hati. Malam ini akan menjadi momen yang tak terlupakan," gumam
Read more

Tersebar

Di sebuah kamar hotel yang nyaman, Felix duduk santai di depan televisi. Ia menikmati momen kesendirian setelah semalaman penuh dengan aktivitas yang melelahkan. Namun, tiba-tiba suasana hatinya berubah drastis ketika tayangan di televisi menarik perhatiannya.Dalam sekejap, Felix terperangah melihat adegan yang ditayangkan di layar. Itu adalah pertemuan semalam antara dirinya, Salma, istrinya, Bella. Menjadi topik utama."Sudah ku duga," lirih Felix dengan dingin.Felix memang sudah menduganya, bahwa kejadian semalam pasti akan masuk media televisi. Dan ia sangat yakin jika Salma sengaja mempermalukannya dengan Bella semalam.Tayangan itu memperlihatkan Salma dengan marah melabrak Felix dan Bella. Wajahnya penuh dengan kekecewaan dan rasa sakit. Felix bisa melihat akting Salma begitu apik. Semua itu ditayangkan dengan begitu terang-terangan, seolah-olah ingin menghancurkan hidup Felix.Perasaan marah memenuhi hati Felix. Ia merasa direndahkan. Semua rasa empati dan kepercayaan yang i
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status