Semua Bab Terpaksa Menjadi Sugar Babby: Bab 41 - Bab 50

116 Bab

Ngusir

Salma masuk ke dalam kamar Putri dengan langkah hati-hati. Hari ini adalah hari yang penting bagi Putri, karena dia akan pergi ke sekolah dengan semangat yang tinggi. Salma, ibu kandung Putri yang juga istri pertama Felix, merasa cemas dan khawatir dengan kehadiran Bella. Meskipun dia berusaha menyembunyikan perasaannya, namun rasa cemburu dan ketidaknyamanan itu tetap ada. "Hai, Sayang. Apa yang sedang kamu lakukan?" sapa Salma dengan senyuman lembut namun palsu."Hai, Mama! Aku sedang mencoba mengikat rambutku sendiri, tapi sulit." jawab Putri sambil tersenyum manis."Biarkan Mama bantu kamu, Nak." Rasanya Salma ingin muntah.Dengan penuh perhatian palsu, Salma mulai mengikat rambut Putri. Namun, dalam hati, dia merasa terombang-ambing antara rasa cemburu dan keinginan untuk melindungi muak melihat Putri. Tapi dia harus menjauhkan Putri dari pengaruh Bella. "Putri, Mama ingin bicara denganmu tentang mama Bella." Salma berbisik pelan. "Tentang mama Bella? Apa yang terjadi, Mama?"
Baca selengkapnya

Sindiran Pedas

Felix bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, meninggalkan Bella di rumah bersama mama Sally. Mereka duduk di ruang tamu, membicarakan rencana mama Sally untuk mengajak Bella ke rumah sakit besok untuk USG."Bella, besok kita akan pergi ke rumah sakit untuk USG. Mama ingin melihat cucuku yang sedang tumbuh." ucap mama Sally sambil tersenyum."Oh, benarkah, Mama? Aku juga ingin melihat bayi yang ada dalam kandunganku. Aku sangat bersemangat!" jawab Bella bahagia sambil mengelus perutnya.Sementara itu, Salma baru saja turun tangga dan mendengar percakapan mereka. Hatinya terasa kesal dan cemburu melihat perhatian yang diberikan mama Sally pada Bella."Mama Sally, apakah kamu tidak berpikir bahwa aku juga ingin terlibat dalam proses kehamilan ini? Aku juga ingin merasakan kebahagiaan melihat calon anak Felix." Rajuk Salma pura pura kesal."Salma, tentu saja kamu juga akan terlibat. Mama hanya ingin mengajak Bella untuk USG kali ini. Kita bisa pergi bersama lain waktu." kaget mama Sally
Baca selengkapnya

Kepergok

Salma duduk sendirian di dalam mobil, tangan tergenggam erat di kemudi. Wajahnya terlihat sedikit tegang, dan pandangannya terfokus pada jalan yang dilalui. "Kenapa papa mertua selalu saja menyindirku tentang tanggung jawabku sebagai istri? Sepertinya dia selalu menemukan kesempatan untuk mengomentari segala hal yang kulakukan. Dan apa maksudnya sudah tahu? Aaakh! Benar benar menyebalkan!" gerutu Salma sambil memukul setor mobil.Suara-suara lalu lintas dan musik lembut di radio menciptakan latar belakang yang tenang. Namun, dalam hatinya, Salma merasa geram dan kesal.Salma melanjutkan perjalanan di jalan yang sepi, tetapi kekesalannya masih membakar di dalam hati. Dia merasa papa mertuanya tidak pernah menghargai usahanya untuk menjadi istri yang baik."Aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjalankan peran ini. Aku memasak, membersihkan rumah, dan mendukung suamiku. Tetapi mengapa papa mertua selalu melihat sisi negatifnya?"Salma merasa frustasi karena papa mertuanya sering ka
Baca selengkapnya

Sikap Dingin

"Felix!" kaget Salma dengan wajah tegangnya.Salma merasa seperti dunianya runtuh saat melihat Felix, suaminya, muncul di restoran tempat dia sedang makan malam dengan Irfan. Wajahnya langsung tegang, dan hatinya berdebar kencang. Salma berusaha menyembunyikan kecemasannya, tetapi Felix mendekatinya dengan wajah yang tenang dan dingin."Salma, apa kabar? Sepertinya kamu sedang menikmati makan malam yang menyenangkan," sindir Felix dengan nada dingin dan senyuman sinis."Felix ... apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya dengan suara tergagap."Aku tahu semuanya, Salma. Aku tahu tentang hubunganmu dengan Irfan. Tapi, jujur saja, itu tidak penting bagiku," ucap dingin Felix dengan tatapan datarnya.Salma merasa semakin terkejut dan bingung dengan sikap Felix yang begitu tenang. Dia tidak mengerti mengapa Felix tidak marah atau kecewa dengan perselingkuhannya.'Tapi, Felix, aku ... aku tidak mengerti. Bagaimana kamu bisa begitu tenang dengan semua ini?" bingung Salma. Sebab Salma pikir
Baca selengkapnya

Jangan Jadi Racun

Bella merasa haus dan memutuskan untuk pergi ke dapur untuk minum. Namun, saat melewati taman, dia melihat Putri, anak dari Felix dan Salma, sedang duduk termenung sendirian. Bella yang penasaran dengan keadaan Putri, mendekatinya dan duduk di sebelahnya."Hai Putri, apa yang sedang kamu pikirkan di sini sendirian? Ini sudah malam, kamu belum tidur?""Oh, hai Mama Bella. Aku sedang termenung tentang sesuatu hal," jawab Putri sambil tersenyum dengan wajah termenung."Bolehkah aku duduk di sini? Aku penasaran dengan apa yang sedang kamu pikirkan."Putri nampak ragu. Melihat itu Bella menggenggam tangan Putri. "Hey, jangan ragu untuk bercerita. Anggaplah aku ini adalah temanmu. Jadi kamu bisa berbicara apapun padaku." ujar Bella."Tentu, duduklah. Aku sedang memikirkan tentang perasaanku pada seseorang. Sebenarnya, aku suka pada seorang pemuda di sekolah, tapi sayangnya dia malah menyukai gadis lain," sedih Putri dengan kepala menunduk."Oh, Putri, aku bisa merasakan kekecewaanmu. Itu me
Baca selengkapnya

Jaga Bicaramu!

Bella dan Putri menoleh ke belakang dan terkejut melihat Salma menatap Bella dengan tatapan tajam. Salma kemudian menarik tangan Putri, anaknya, untuk menjauh dari Bella. Dengan nada marah, Salma memperingatkan Bella agar tidak meracuni otak Putri."Bella, jangan sekali-kali mencoba meracuni otak Putri, anakku! Aku tidak akan membiarkanmu mengganggunya!" marah Salma "Mba Salma, aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin menjadi teman baik Putri. Aku hanya memberikan wejangan padanya." jawab Bella sedikit terkejut melihat reaksi Salma "Wejangan! Jangan berpura-pura, baik Bella! Aku tahu apa yang kamu lakukan. Aku tidak akan membiarkan Putri terpengaruh olehmu! Kau pasti memberikan dia arahan tak baik kan? Oh ... atau jangan jangan, kau menyuruh putriku untuk bekerja menjadi pelacur sepertimu, iya!" bentak Salma dengan sorot mata yang begitu tajam."Mba Salma, aku tidak berniat merusak hubunganmu dengan Putri. Aku hanya ingin menjadi teman yang baik baginya. Dan tolong jaga bicaram
Baca selengkapnya

Diserang

Felix marah dan merasa tidak terima ketika Salma memarahi Bella. Dia menyindir tanggung jawab Salma selama 15 tahun terhadap Putri, anak mereka, yang menurutnya Salma tidak pernah melakukannya sebagai seorang ibu."Salma, aku benar-benar tak terima dengan sikapmu! Bagaimana bisa kamu memarahi Bella, istriku, hanya karena dia mencoba memberi nasihat yang baik pada Putri? Kamu tidak memiliki hak untuk melakukannya!" marah Felix dengan intonasi cukup tinggi "Felix, aku hanya mencoba meluruskan Putri. Kamu tahu betapa sulitnya menjadi seorang ibu tunggal yang harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan kita semua. Aku tidak bisa terus-terusan ada di rumah dan mengurus Putri seperti yang kamu inginkan," jawab Salma membela diri Felix malah tertawa sinis mendengar itu."Oh, jadi sekarang kamu menyalahkan pekerjaanmu? Apakah itu alasan yang cukup untuk mengabaikan Putri selama 15 tahun? Kamu tahu betapa sulitnya baginya tumbuh tanpa kehadiran seorang ibu yang peduli! Dan apa kamu bilang?
Baca selengkapnya

Menjadi Jembatan

Putri duduk di ranjang dengan air mata yang mengalir deras. Dia merasa hancur dan kesepian. Bella duduk di sebelahnya, memeluknya erat."Putri, aku tahu betapa sakitnya hatimu saat mendengar apa yang dikatakan oleh ibu kandungmu. Tapi, ingatlah bahwa kebencian hanya akan membebani dirimu sendiri," ucap Bella dengan lembut sambil mengusap punggung Putri."Tapi, mama Bella, selama 15 tahun ini, mama Salma tidak pernah memperdulikanku. Bahkan saat aku sakit, dia tidak peduli. Bagaimana aku bisa tidak merasa kesal dan sakit hati?" jawab Putri dengan suara terisak.Bella menyentuh pipi Putri dengan lembut dan mengusap air matanya. "Putri, aku paham betapa sulitnya situasimu. Tapi, marah dan membenci tidak akan membawa kebahagiaan ke dalam hidupmu.""Tapi, mama Bella, bagaimana aku bisa memaafkan mama Salma setelah semua yang dia lakukan?" Tatapan Putri terpancar penuh luka.Bella mengangguk paham dengan perasaan Putri saat ini. Dia dapat merasakan bagaimana di abaikan sedari bayi, pasti Pu
Baca selengkapnya

Kau Hanya Alat

Hari ini Bella akan melakukan USG kehamilannya, dan dia didampingi oleh Felix, suaminya, dan Putri. Bella sedang bersiap di kamarnya, memeriksa pakaian yang akan dipakainya untuk pergi ke dokter. Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka dan Salma masuk dengan membawa segelas susu hamil."Bella, aku membawa susu hamil untukmu. Aku tahu betapa pentingnya asupan nutrisi yang baik selama kehamilan," ucap Salma dengan pura-pura perhatian Bella mengeryitkan keningnya. "Terima kasih, Mba Salma. Tapi, aku bingung dengan perubahan sikapmu. Semalam kamu marah-marah dan membentakku, tapi sekarang kamu begitu baik padaku. Ada apa sebenarnya?" selidik Bella dengan tatapan curiga."Oh, itu hanya kelelahan dan emosi yang mempengaruhi sikapku. Aku minta maaf jika aku terlalu emosional semalam," jawab Salma dengan wajah yang di buat sebersalah mungkin."Mba Salma, aku mengerti bahwa kehamilan membuat hormonku berubah, tapi ini terasa lebih dari itu. Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Apa yang sebenarn
Baca selengkapnya

Susu Beracun

Felix menatap Salma dengan pandangan tajam yang penuh dengan amarah. Hatinya terbakar oleh kemarahan yang mendalam saat melihat Salma mendorong Bella, istri kesayangannya, dengan kasar. "Salma, apa yang kamu lakukan?! Bagaimana kamu bisa sekejam itu pada Bella?!" bentak Felix dengan suara bergetar menahan marah.Felix merasa tak terima dengan tindakan kejam yang dilakukan oleh Salma terhadap Bella, yang saat ini sedang mengandung anak mereka.Emosi tertahan dengan pancaran mata tajam nan dingin menusuk ke pada Salma. Jika dia tak datang tepat waktu, mungkin Bella sudah terjatuh dan kandungannya bermasalah."Felix, aku ... aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ... aku hanya kehilangan kendali diri," elak Salma berpura-pura menyesal."Kehilangan kendali diri?! Itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menyakiti orang lain, apalagi istriku yang sedang hamil! Apa yang membuatmu melakukan hal ini, Salma? Apakah kamu benar-benar membencinya sebegitu ini?!" marah Felix dengan suara menggel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status