Home / Romansa / Terpaksa Menjadi Sugar Babby / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Terpaksa Menjadi Sugar Babby: Chapter 61 - Chapter 70

116 Chapters

Kalah Saing

Salma terkejut dan marah saat melihat Bella berdiri di ambang pintu kamar mandi, mengenakan gaun seksi di kamar Felix. Hatinya berdesir dengan kecemburuan dan amarah yang tak terbendung. Dia merasa seolah-olah haknya sebagai istri diabaikan dan diinjak-injak.Tanpa ragu, Salma mendekati Bella dengan langkah tegas. Wajahnya memancarkan keputusasaan dan kemarahan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. "Bella, apa yang kamu lakukan di sini? Ini adalah kamar suamiku. Malam ini adalah jatahku bersama Felix," ucap Salma dengan suara yang gemetar.Bella merasa terkejut oleh kedatangan Salma. Dia menelan ludahnya dan mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan situasi ini. "Mba Salma, aku ... aku tidak bermaksud untuk mengganggu. Aku hanya ..." jawab Bella dengan nada yang terbata-bata.Namun, sebelum Bella bisa melanjutkan penjelasannya, Felix tiba-tiba muncul di sampingnya. Wajahnya penuh dengan kebingungan dan kekesalan. "Salma, pergilah dari sini? Kenapa kamu mengganggu kami?
Read more

Sindiran Di Meja Makan

Pagi itu, Salma terbangun dengan perasaan bahagia, sebab hari ini dia akan menjalankan rencananya. Namun, ketika dia turun ke ruang makan, pemandangan yang tak mengenakan terpampang di hadapannya. Felix, sedang mencium perut Bella. Salma merasa kesal melihat adegan itu. Dia merasa muak melihat kebahagiaan Felix dan Bella."Bagaimana dia bisa melakukan hal seperti itu? Itu sangat memuakkan." kata Salma di dalam hati.Salma mencoba untuk tidak menunjukkan perasaannya di depan keluarganya. Dia tidak ingin mengganggu suasana pagi yang tenang, tetapi rasa sakit hati yang dalam terus menghantuinya. 'Apakah dia tidak menghargai perasaanku? Bagaimana bisa dia melakukan ini?'Salma mencoba untuk tetap tenang dan menyembunyikan perasaannya, tetapi kekesalan dan kecewa terus menggerogoti hatinya. Dia berusaha untuk abai saja dan memakan sarapannya.Saat sedang sarapan, suasana di meja makan terasa tegang. Salma, tanpa diduga, melemparkan sebuah pertanyaan yang penuh dengan sindiran kepada Bell
Read more

Sebuah Jebakan

Siang itu, Salma telah bersiap dengan rapi untuk menjalankan rencananya. Dia mengenakan dress full body berwarna hitam yang memberikan kesan elegan dan anggun. Dengan langkah mantap, Salma memasuki kantor Felix.Namun sebelum menuju ruangan Felix, Salma memutuskan untuk singgah sejenak di pantry. Dia ingin memerintahkan office boy yang berada di sana untuk membawakan minuman ke ruangan Felix. "Buatkan dua minuman ke ruangan Felix, dan campurkan ini!" titah Salma pada office boy itu sambil memberikan sebuah obat dan uang."Tentu, Ibu Salma. Saya akan melakukannya," jawab office boy itu dengan senang saat melihat uang lembaran merah di hadapannya.Setelah selesai, Salma melanjutkan perjalanannya menuju lift. Dia menekan tombol lantai atas, di mana ruangan Felix berada. Saat pintu lift terbuka, Salma masuk dan menunggu dengan sabar.Saat lift bergerak naik, Salma merasa detak jantungnya semakin cepat. Dia merasakan campuran antara kegugupan dan rasa tak sabar yang membara di dalam dirin
Read more

Datang Tepat Waktu

Beberapa saat setelah Felix meminum minuman itu, dia mulai merasa suhu tubuhnya meningkat dengan cepat. Dia merasa panas dan berkeringat. Felix mengendurkan dasinya, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi pada tubuhnya. Dia merasa ada sesuatu yang perlu disalurkan.Felix menatap tajam ke arah Salma, dengan nada membentak, mencoba mencari jawaban atas apa yang telah Salma masukkan ke dalam minumannya."Apa yang kamu masukkan ke dalam minumanku, hah? Mengapa aku merasa begitu panas?!" marah Felix dengan nada membentak.Salma, dengan senyuman miring di wajahnya, mendekati Felix dengan gaya yang manja. Dia mengelus pipi Felix dengan lembut, mencoba membuatnya tenang."Oh, Felix, jangan khawatir. Itu hanya minuman yang segar. Aku ingin membuatmu merasa lebih baik," ucap Salma dengan suara lembut namun terkesan mende sah.Felix merasa nafasnya tertahan saat Salma mengelus pipinya dengan lembut. Namun, kecurigaannya masih menghantui pikirannya. Dia merasa marah dan terancam, curiga bah
Read more

Tanda Itu!

Salma pergi ke sebuah bar dengan kekesalannya masih membekas di wajahnya. Dia ingin melupakan kegagalan rencananya. Tidak lama setelah itu, seorang pria tiba-tiba memeluknya dari belakang. Ternyata pria itu adalah Irfan, selingkuhannya."Huuh, rencanaku lagi-lagi gagal, Irfan. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Semuanya terasa berantakan. Aku sudah menjebak Felix dengan obat itu, tapi dia malah mengusirku. Dasar pria impoten!" umpat Salma dengan emosi.Salma, dengan wajah penuh kekesalan, mengungkapkan kepada Irfan tentang kegagalan rencananya sekali lagi. Dia merasa frustrasi dan kecewa dengan dirinya sendiri.Irfan, yang menyadari keadaan Salma, mencoba untuk menghiburnya."Tenang, Sayang. Kadang-kadang rencana tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Yang terpenting sekarang ada aku di sini," goda Irfan sambil mengusap pinggang Salma .Salma, merasa tertekan dengan semua yang terjadi, memutuskan untuk meneguk beberapa minuman beralkohol. Dia mencoba untuk melupakan kegagala
Read more

Mirip Dengan Anakku

Bella dan Putri duduk di salah satu kursi di mall sambil menikmati eskrim. Mereka tertawa dan bercanda, menikmati momen kebersamaan yang indah. Tak jauh dari kursi mereka, ada seorang wanita yang duduk sendirian. Wanita itu memperhatikan Bella dengan tatapan yang lekat, penuh rasa penasaran."Siapa sebenarnya wanita itu? Kenapa dia memiliki tanda lahir persis seperti anakku saat masih bayi? Aku merasa seperti melihat bayiku sendiri," kata wanita itu di dalam hati dengan penuh rasa keingin Tahuan.Wanita itu ragu untuk mendekat dan bertanya pada Bella. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, rasa penasaran dan keingintahuannya terus menghantuinya.'Apakah aku harus mengajaknya bicara? Tapi apa yang bisa kukatakan padanya? Aku takut mengganggunya.' ragunya.Bella dan Putri melanjutkan percakapan mereka dengan riang. Mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikan mereka dengan penuh perasaan campur aduk."Kamu tahu, Putri, aku senang bisa menghabiskan waktu bersam
Read more

Terbongkar

Tiba tiba seorang pria tampan dengan balutan jas mahal, rambut rapi, hidung mancung dan penuh karisma, muncul dan duduk di hadapan wanita yang tadi menyapa Bella dan menanyakan soal tanda lahir itu, yang bernama Rani. Ternyata pria itu adalah putranya, yang bernama Rey. Rey duduk mendekat di samping mama Rani, memperhatikan wajahnya yang tampak bengong. Dia penasaran dengan apa yang sedang dipikirkan oleh ibunya."Mama, kenapa mama terlihat sedih? Apa yang sedang mama pikirkan?" tanya Rey penasaran.Mama Rani menatap Rey dengan mata penuh kebingungan dan kekhawatiran. Dia ragu untuk memberitahu Rey tentang apa yang baru saja dialaminya. Namun, dia tahu bahwa Rey adalah anak yang cerdas dan dewasa, dan mungkin dia bisa memberikan beberapa petunjuk."Rey, tadi mama bertemu dengan seorang wanita yang memiliki tanda lahir yang sama dengan adikmu, yang telah hilang 23 tahun yang lalu," ungkap mama Rani.Dia merasa sudah saatnya Rey mengetahui semuanya. Karena dulu saat adiknya Rey hamil
Read more

Ancaman Salma

Mama Rania menggeleng lemah, dia merasa bodoh sebab tadi saat bertemu Bella, dia tidak menanyakan nama Bella. Melihat kesedihan mamanya, Rey segera merangkul bahu mama Rani, dan mengatakan bahwa dia akan menyelidiki Bella lewat anak buahnya. Rey berjanji jika dia akan menemukan alamat Bella"Mama, jangan khawatir," kata Rey dengan lembut sambil merangkul bahu mama Rani. "Aku akan mencari tahu tentang wanita itu melalui anak buahku. Aku tidak akan berhenti sampai aku menemukan alamatnya."Mama Rani menatap Rey dengan penuh harap. "Benarkah, Nak? Aku sangat ingin bertemu dengan dia lagi. Dia adalah satu-satunya petunjuk tentang dugaan, Mama. Namun, entah kenapa, feeling mama mengatakan jika dia benar adikmu."Rey mengangguk tegas. "Aku berjanji, Mama. Aku akan melakukan segalanya untuk menemukannya. Kita akan bertemu dengannya lagi, aku yakin."..Bella memandangi wajah lelap Putri yang sedang tidur di kursi belakang mobil. Tatapannya penuh dengan kehangatan dan cinta. Hatinya terasa p
Read more

Cek CCTV

Bella duduk dengan nyaman di sofa, sambil membaca majalah ibu hamil. Ia merasa senang dan bersemangat mengikuti perkembangan kehamilannya. Tiba-tiba, pintu terbuka dan seorang pelayan datang membawa nampan dengan rujak mangga muda, pesanan Bella"Nyonya Muda, ini rujak pesenan Anda," kata pelayan itu sambil menaruhnya di atas meja Bella melihat pelayan dengan senyum ramah. "Terima kasih banyak," ucapnya sambil mengambil piring rujak dari tangan pelayan. Bella langsung mulai menyantap rujak itu dengan lahap, menikmati kelezatan buah mangga yang segar.Sementara Bella asyik menikmati rujak, pelayan itu tersenyum penuh misteri. Ada kilatan di matanya yang tidak bisa Bella pahami. Namun, Bella terlalu terpesona dengan rasa rujak yang lezat untuk memperhatikan ekspresi pelayan tersebut."Hahaha! Makanlah, dan habiskan. Setelah ini, bayimu akan tiada.' batin pelayan itu.Tidak lama setelah Bella selesai menyantap rujak, ia mulai merasakan sesuatu yang tidak biasa. Perutnya mulai terasa pe
Read more

Aneh

Sesampainya di rumah, Felix merasa hatinya berdebar-debar. Ia segera menuju ruang kontrol CCTV untuk mencari tahu siapa yang memberikan rujak pada istrinya. Felix duduk di depan layar monitor dengan tegang, memutar rekaman kamera untuk melihat apa yang terjadi.Ketika gambar muncul di layar, Felix melihat seorang pelayan yang mengantarkan rujak untuk Bella. Wajahnya terlihat jelas, dan Felix kurang mengenali pelayan itu sebagai salah satu dari mereka yang bekerja di rumahnya. Rasa amarah dan kekecewaan memenuhi hati Felix. Ia merasa dikhianati oleh seseorang yang seharusnya ia percayai."Jadi dia pelakunya!" geram Felix.Felix mengepalkan tangannya dengan kuat, merasakan kemarahan yang membara di dalam dirinya. Ia merasa harus bertindak segera untuk melindungi Bella dan mengungkap kebenaran. Felix memutuskan untuk memanggil semua pelayan ke ruang keluarga.Pelayan-pelayan yang bekerja di rumah Felix berkumpul di ruang keluarga dengan wajah penuh kebingungan. Mereka tidak tahu apa yang
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status