Home / Romansa / Terpaksa Menjadi Sugar Babby / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Terpaksa Menjadi Sugar Babby: Chapter 81 - Chapter 90

116 Chapters

Ditangkap Polisi

Bella menatap tajam penuh ke marahan pada Salma. Hatinya terbakar oleh api kemarahan dan kekecewaan yang begitu dalam. Dia merasa seolah-olah dunia ini runtuh di hadapannya. Bella tidak pernah menyangka bahwa Salma, sahabat bisa menjadi begitu jahat dan kejam.Dengan suara yang gemetar penuh kesedihan, Bella akhirnya mengeluarkan pertanyaan yang begitu berat dalam hatinya, "Salma, mengapa kamu melakukan hal ini? Mengapa kamu menghabisi kedua adikku?"Salma menatap Bella dengan tatapan dingin dan tanpa belas kasihan. Wajahnya terlihat penuh dengan kebencian dan kekesalan. "Kamu ingin tahu mengapa, Bella? Aku membencimu karena kamu telah merebut Felix dariku!" jawab Salma dengan nada tajam.Bella terkejut mendengar jawaban itu. Dia tidak pernah menduga bahwa perasaan Salma terhadap Felix begitu dalam. Namun, Bella tidak bisa menerima alasan itu sebagai pembenaran atas tindakan kejam yang telah dilakukan oleh Salma."Aku bukan milikmu, Salma! Aku adalah manusia dengan kehendak bebas. Bel
Read more

Ibu Jahanam

Felix duduk sendiri di ruang makan, wajahnya penuh dengan kegelisahan dan kesedihan. Setelah di usir Bella, hatinya semakin terluka ketika menyadari bahwa Bella juga mulai membencinya. Rasanya seperti dunianya runtuh dalam sekejap.Tuan Johnson, melihat Felix yang terlihat terpuruk. Ia menghampiri Felix dengan langkah hati-hati dan duduk di sebelahnya. "Hai Felix, apa yang terjadi?" Tanya Tuan Johnson dengan suara lembut.Felix menoleh ke arah sang papa, dengan penuh air mata. "Hai Pah. Aku merasa hancur. Bella membenciku sekarang. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.""Kenapa bisa?" bingung tuan Johnson."Bella merasa jika aku ikut andil dalam kematian kedua adiknya. Ya ... walaupun aku tidak salah, tapi dia merasa, jika aku tak membawanya masuk kedalam hidupku, semua tidak akan terjadi," ungkap Felix dengan wajah sendu Tuan Johnson meletakkan tangannya di bahu Felix dengan lembut, memberikan sedikit kehangatan dan dukungan. "Tenanglah, Felix. Setiap rumah tangga pasti mengha
Read more

Permintaan Bella

Selama satu minggu terakhir, Bella merasa sangat kesal dan marah pada Felix. Setiap kali Felix mencoba untuk berbicara, Bella selalu menghindarinya dan menolak untuk berbicara. Bella merasa bahwa Felix adalah penyebab kematian kedua adiknya yang sangat ia sayangi."Bella, ini susu--" Ucapan Felix terhenti saat Bella beranjak dari tempat duduknya.Bella merasa bahwa Felix bertanggung jawab atas hidupnya. Setiap kali Bella melihat wajah Felix, dia teringat pada kehilangan yang begitu besar dalam hidupnya. Hatinya terasa hancur dan ia merasa bahwa Felix tidak bisa memahami rasa sakit dan kehilangan yang dia alami. Bella merasa bahwa dia tidak bisa memaafkan Felix atas apa yang telah terjadi."Bella, kita perlu bicara," cegah Felix menahan tangan Bella."Tidak perlu ada lagi yang di bicarakan," jawab Bella dengan acuh.Namun, di balik semua amarah dan kekecewaan itu, Bella masih mencintai Felix. Dia masih merindukan kebersamaan mereka dan inginkan Felix untuk mengerti perasaannya. Bella
Read more

Tak Percaya Janji

"Ceraikan aku!" pinta Bella dengan nada dinginFelix merasa seperti dunianya runtuh saat Bella tiba-tiba meminta cerai darinya. Dia menatap Bella dengan mata membulat, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Amarah memenuhi dadanya, dan dia merasa terluka oleh keputusan yang tiba-tiba ini."Apa kamu sudah gila, Bella?! bagaimana kamu bisa meminta cerai dariku dengan begitu tiba-tiba? Jangan seperti anak kecil!" bentak Felix dengan suara penuh amarah."Mas Felix, aku sudah memikirkannya dengan matang. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Aku minta cerai. Hidupku sudah cukup hancur, jangan membuatku bertambah dalam lubang derita," jawab Bella dengan suara mantap. Namun hatinya hancur saat mengatakan itu.Felix merasa marah dan frustasi oleh keputusan Bella. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Bella ingin meninggalkannya. Dia merasa kecewa dan kesal karena mereka telah membangun hidup bersama, terutama karena Bella sedang hamil."Tidak, Bella! Aku tidak akan per
Read more

Kabur

Malam itu, Bella merasa gelisah dan tidak bisa tidur. Dia melihat jam di dinding kamar menunjukkan pukul 02.00 dini hari.Dalam kegelisahan yang memenuhi hatinya, Bella segera mengambil tas kecil dan menaruh surat perpisahan untuk Felix di atas meja. Bella telah memutuskan untuk pergi meninggalkan Felix."Maafkan aku Mas Felix. Aku tak bisa lagi bersamamu," lirih Bella sambil memandang surat itu dengan perasaan sedih.Bella tahu bahwa keputusan ini tidak akan mudah. Meskipun dia mencintai Felix dengan segenap hatinya, Bella merasa bahwa dia tidak punya pilihan lain. Dia tidak ingin membahayakan dirinya sendiri atau bayi yang ada dalam kandungannya. Bella tidak ingin berada dalam bahaya lagi karena Salma, dan saat ini, yang dia miliki hanyalah bayi yang ada di dalam perutnya."Aku mencintai kamu Mas Felix, tapi aku tidak bisa mempertaruhkan nyawa kami berdua. Aku harus pergi demi keamanan kami," kata Bella di dalam hati dengan perasaan sakit.Dengan hati-hati, Bella berjalan mengendap
Read more

Tak Menemukan

Felix bangun dengan badan segar di pagi hari yang cerah. Dia merasa semangat dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. "Aah, rasanya tak sabar untuk segera bertemu Bella dan bayiku. Walau semalam Bella tak mau tidur denganku, tapi semoga pagi ini dia sudah baik," ucap Felix dengan senang.Di tak tahu saja, jika Bella sudah pergi semalam dari rumahnya.Setelah selesai mandi dan memakai setelan kantornya, Felix berjalan ke kamar Bella dengan harapan bisa bertemu dengannya. Namun, dia terkejut mendapati kamar Bella kosong."Hmm, mungkin Bella ada di lantai bawah sedang minum susu. Aku akan turun dan mencarinya." kata Felix sambil mengangkat kedua bahunya acuh.Felix turun tangga dengan cepat, berharap bisa menemukan Bella di lantai bawah. Namun, saat dia sampai di lantai bawah, Mama Sally tiba-tiba menghadangnya. Mama Sally bertanya tentang keberadaan Bella, dan mengingatkan Felix bahwa Bella harus segera minum susu hamilnya."Felix, di mana Bella? Dia harus segera minum sus
Read more

Surat dari Bella

Felix merasa terkejut dan bingung saat Mama Sally memberikan selembar kertas putih kepadanya. "Mama Sally, ini kertas apa?" tanya Felix dengan wajah bingung.."Kamu harus membacanya sendiri, Felix," jawab Mama Sally dengan wajah gelisah."Baiklah ..." ucap Felix dengan wajah ragu. .Dengan hati-hati, Felix mulai membaca isi surat itu. Setiap kata yang tertulis membuat hatinya terasa berdebar lebih kencang. Bella menulis bahwa surat itu adalah surat perpisahan untuk Felix, suaminya. Felix merasa dadanya terasa sesak saat membaca kata-kata itu.Untuk Mas Felix yang tercinta.( Aku menuliskan surat ini dengan hati yang berat, karena aku harus membuat keputusan yang sulit. Aku terpaksa harus pergi meninggalkanmu, Mas. Aku melakukan ini bukan karena aku tidak mencintaimu, tetapi karena aku ingin melindungi diriku sendiri dan bayi yang ada dalam kandunganku.Aku tahu betapa besar cintamu padaku, dan aku menghargainya dengan segenap hatiku. Namun, kehidupan kita bersama juga membawa baha
Read more

Curiga Pada Teddy

Bella duduk di dalam bus, menuju salah satu kota yang akan menjadi tempat tinggal barunya. Dia meninggalkan kota Jakarta dengan banyak kenangan di dalam hidupnya. "Aku berharap, di kota baru nanti, aku bisa mendapatkan ketentraman tanpa bahaya. Walau aku harus membesarkan anak ini sendirian, tapi aku akan kuat," lirih Bella sambil mencoba tersenyum getir Sambil mengelus perutnya yang mulai membesar, Bella memandang keluar dari jendela bus dengan tatapan nanar. Jalanan yang berlalu begitu cepat mencerminkan keadaan hatinya yang penuh kesedihan.Bella merindukan Felix dengan setiap detak jantungnya. Dia mengingat kebersamaan indah yang mereka bagikan bersama. Saat mereka tertawa, berbagi cerita, dan merencanakan masa depan bersama. Namun, saat Bella mengingat bahwa dia hanya istri kedua Felix, kesedihan semakin menghampirinya."Hati ini rindu padamu, Mas. Namun, keadaan tak bisa membuat kita bersama," kata Bella di dalam hatinya dengan pilu.Tetes demi tetes air mata jatuh dari mata B
Read more

Tak Percaya Papa

Teddy terlihat sedikit gelagapan dan berpikir sejenak, mencari alasan yang tepat agar Bella percaya pada penjelasannya. Dia ingin memberikan penjelasan yang dapat meyakinkan Bella.'Aduuh, kenapa aku bisa keceplosan.' batin Teddy. 'Aku harus cari alasan yang kuat.'Setelah berpikir sejenak, Teddy menemukan sebuah alasan yang pas. Dengan wajah yang sedikit gugup, Teddy menjawab bahwa dia tahu Bella hamil karena melihat perut Bella yang membuncit. Teddy mencoba menjelaskan bahwa perubahan pada perut Bella menjadi tanda yang jelas bagi dirinya."Aku tahu kamu hamil karena melihat perutmu yang membuncit, Bella. Perubahan pada perutmu menjadi tanda yang jelas bagi saya."Mendengar penjelasan Teddy, Bella menatap perutnya dengan tatapan campuran antara terkejut dan berpikir. Dia menyadari bahwa memang terlihat jelas bahwa perutnya sedikit membesar, terutama setelah dia memakai pakaian yang sedikit lebih ketat. Bella mulai mempercayai penjelasan Teddy."Iya juga sih," lirih Bella yang perca
Read more

Terharu

Bella tiba di kota B tepat pada pukul 22.00 malam. Namun, dia merasa bingung tentang langkah selanjutnya. Pikiran Bella saat ini tertuju pada mencari tempat tinggal terlebih dahulu. Dia merasa kebingungan dan tidak tahu harus pergi ke mana."Aku harus kemana ini? Mana hari sudah malam pula," lirih Bella sambil mengelus perutnya.Dari kejauhan, Teddy melihat Bella yang terlihat bingung. Dia merasa simpati dan memutuskan untuk mendekati Bella. "Bella, kamu mau kemana lagi saat ini?" Teddy bertanya kepada Bella kemana dia akan pergi, namun Bella hanya menggelengkan kepala, mengindikasikan bahwa dia tidak tahu arah yang harus diambil.Melihat kebingungan Bella, Teddy memberikan saran kepada Bella untuk ikut bersamanya."Bagaimana jika kamu ikut denganku. Kebetulan, uwa ku punya kontrakan, gak mahal kok, dan ku rasa cukup untukmu." Teddy menjelaskan bahwa uwan-nya, yang juga tinggal di kota B, memiliki sebuah kontrakan kosong yang mungkin bisa menjadi tempat tinggal sementara bagi Bella.
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status