Semua Bab Terpaksa Menjadi Sugar Babby: Bab 31 - Bab 40

116 Bab

Racun

"Tidak." sanggah Bella sambil membuang pandangannya.Salma menatap sinis ke arah Bella, merasakan kepuasan melihat wajah Bella yang tegang karena kedatangannya. Dalam hati, Salma merutuk dengan penuh kebencian karena Bella telah merebut Felix darinya.Salma menghampiri Bella dan duduk di sampingnya dengan membawa sepiring makanan. Dia dengan lembut menyerahkan makanan itu kepadanya."Bella, aku membawa makanan untukmu. Coba makanlah, ini spesial aku buat untukmu."Bella menatap makanan dengan rasa ragu yang terpancar jelas di wajahnya. Dia masih terjebak dalam ketakutan bahwa Salma, istri pertama Felix, akan melakukan sesuatu yang jahat padanya. Bella belum sepenuhnya yakin bahwa Salma telah berubah dan menerima kehadirannya sebagai madu."Terima kasih, Mba Salma. Tapi, aku ... aku tidak yakin apakah aku bisa memakannya." "Bella, aku mengerti perasaanmu. Aku tahu bahwa masa lalu yang kita miliki tidak mudah untuk dilupakan. Tapi, percayalah padaku, aku telah berubah. Aku ingin memper
Baca selengkapnya

Mendadak Sakit Perut

Felix duduk sendirian di ruang tamu, merasa hampa dan sepi. Meskipun hanya satu hari tidak bertemu, dia merasa kekosongan yang tak terduga. Pikirannya terus melayang pada Bella, wanita yang telah menjadi istri keduanya.Tidak bisa menahan kerinduan yang melanda, Felix memutuskan untuk menghubungi Bella melalui video call. Dia mengambil ponselnya dan menekan nomor Bella dengan hati yang berdebar. Setelah beberapa detik, wajah Bella muncul di layar ponsel, memancarkan senyum hangat yang membuat hati Felix meleleh."Malam, sayang," sapanya dengan suara lembut. "Aku merindukanmu."Bella terlihat terkejut mendengar kata-kata Felix. Namun, senyumnya tidak hilang dari wajahnya. "Aku juga merindukanmu, Mas," balasnya dengan lembut.Mereka berdua berbicara dengan penuh kehangatan dan keintiman melalui video call. Felix bercerita tentang hari-harinya, tentang segala hal yang dia lakukan dan tempat-tempat yang dia kunjungi. Bella mendengarkan dengan penuh perhatian, tersenyum saat Felix bercand
Baca selengkapnya

Hati-Hati

Bella duduk sendirian di ruang tamu, merasakan kelegaan yang mengalir dalam dirinya. Sudah dua hari sejak Felix pergi keluar kota, dan Bella merasa sedikit bebas dari tekanan yang selalu ada saat Felix berada di dekatnya. Dia tidak perlu lagi melayani nafsu Felix di ranjang setiap hari, yang membuatnya merasa seperti objek seksual yang tidak memiliki kendali atas tubuhnya sendiri."Akhirnya, aku bisa bernafas dengan lega. Selama dua hari ini, aku merasa seperti beban yang selalu ada di pundakku telah hilang," gumam Bella sambil menghela nafas.Bella merenung tentang hubungannya dengan Felix. Awalnya, dia terpesona oleh pesona dan perhatian Felix. Dia merasa seperti dia adalah satu-satunya wanita di dunia ini yang bisa membuat Felix begitu tergila-gila padanya. Namun, seiring berjalannya waktu, Bella mulai menyadari bahwa hubungan mereka tidak sehat. Felix terlalu dominan dan posesif, menganggap Bella sebagai miliknya sepenuhnya."Hubungan kami tidak sehat. Felix terlalu dominan dan
Baca selengkapnya

Felix Tak Setuju

Bella tiba di apartemennya setelah dia bertemu Sarah. Saat dia membuka pintu, dia kaget dengan kehadiran Salma yang sedang duduk dengan anggun di sofa ruang tamu. Jantung Bella seketika berdebar kencang, menunjukkan bahwa dia harus waspada terhadap kehadiran Salma, istri Felix yang penuh dengan intrik dan kebencian.Salma memandang sinis ke arah Bella, lalu dia berdiri dan mendekati Bella dengan tatapan benci yang memancarkan ancaman. Bella merasa ketakutan, namun dia berusaha mempertahankan ketenangannya."Bella, aku punya sesuatu yang ingin kukatakan padamu." ucap Salma dengan suara yang terdengar tajam.Bella menggigit bibirnya, mencoba untuk tetap tenang. "Apa itu, Mba Salma?""Besok siang, keluarga Felix akan datang dari Amerika. Mereka mengundangmu untuk makan siang di restoran."Bella merasa terkejut dengan undangan tersebut. Dia tidak mengharapkan bahwa keluarga Felix akan datang begitu cepat setelah pernikahannya dengan Felix. Namun, dia juga merasa curiga dengan niat sebena
Baca selengkapnya

Acara Makan Siang

Malam itu, Felix berdiri sendirian di balkon, memandangi langit yang dipenuhi gemerlap bintang. Pikirannya melayang jauh, terbawa oleh keheningan malam. Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka dan Salma masuk dengan langkah lembut. Felix merasa kesal karena mereka tidak tidur dalam satu kamar. Pernikahan mereka hanya didasari oleh kewajiban, tanpa benih-benih cinta yang tumbuh di antara mereka. Felix melarang Salma masuk ke kamarnya, namun kali ini dia tidak bisa menghindar."Dengar, Salma," ucap Felix dengan nada tajam. "Aku sudah jelas-jelas melarangmu masuk ke kamarku. Kita tidak memiliki ikatan cinta, dan aku tidak ingin kita berpura-pura sebaliknya."Salma menatap Felix dengan penuh perhatian, lalu dengan lembut dia berkata, "Felix, aku hanya ingin bicara tentang makan siang besok. Aku sudah mengundang Bella untuk datang. Aku berharap kita bisa menghabiskan waktu bersama sebagai keluarga, meskipun tidak ada cinta di antara kita."Mendengar itu, Felix merasa curiga. Ada sesuatu yang ti
Baca selengkapnya

Mempermalukan

Bella dengan langkah ragu-ragu mendekati meja di mana Felix, Salma, dan kedua orang tua Felix sedang duduk. Hatinya berdebar kencang, tidak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya. Salma dengan senyum ramah memperkenalkan Bella kepada kedua orang tuanya."Ma, Pa, ini Bella, temanku dan juga Felix." ucap Salma sambil tersenyum.Bella merasa tegang saat melihat kedua orang tua Felix menoleh ke arahnya. Ia mencoba tersenyum dengan sebaik-baiknya, berharap dapat membuat kesan yang baik."Senang bertemu Anda, Pak dan Ibu." ujar Bella dengan sedikit gemetar.Tatapan Bella kemudian tak sengaja bertemu dengan tatapan Felix. Namun, Felix hanya terdiam, wajahnya penuh kebingungan. Bella merasa hatinya teriris melihat reaksi Felix yang tidak memberikan respons apa pun.'Apa yang terjadi? Mengapa Felix diam saja?' batin Bella dalam hati.Bella mencoba mengabaikan kebingungan itu dan berusaha menjaga keberanian. Ia berharap Felix akan memberikan tanggapannya nanti, setelah pertemuan ini berakhir.
Baca selengkapnya

Tidak Sesuai Harapan

"Apa Salma?" desak Mama Sally tak sabar.Salma menyeringai dalam hati. Dia berpura pura sebagai wanita dan istri tertindas. "Sebenarnya Bella itu bekerja di sebuah bar sebagai pelacur," ungkap Salma.Salma merasa tegang saat mengungkapkan kebenaran kepada kedua orang tua Felix. Dia tahu bahwa apa yang akan dia katakan akan mengubah segalanya. Dalam suasana yang hening, Salma dengan hati-hati mengungkapkan bahwa Bella, istri kedua Felix, sebenarnya bekerja di sebuah bar sebagai pelacur.Mama Sally, mamanya Felix, terkejut mendengar kabar tersebut. Matanya membesar dan bibirnya terbuka lebar. Dia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja dia dengar. Mama Sally merasa seperti dunianya runtuh. Dia tidak pernah membayangkan bahwa menantunya yang cantik dan anggun seperti Bella akan terlibat dalam pekerjaan semacam itu.Mama Sally sangat terkejut. Apa! Apakah ini benar, Felix?" Dia menatap Felix dan Bella bergantian dengan tajam. Sementara Bella hanya bisa diam tak berkutik dengan wajah men
Baca selengkapnya

Sebuah Alasan

Salma merasa bingung dan terkejut dengan reaksi mama Sally dan papa Johnson terhadap Bella sebagai istri kedua Felix. Dia berpikir bahwa mereka akan marah dan menghina Bella, tapi ternyata tidak."Mama, papa, kenapa kalian menerima Bella sebagai istri kedua Felix? Aku pikir kalian akan marah dan menghina dia?" tanya Salma dengan raut wajah bingung.Mama Sally tersenyum pahit. "Salma, ada banyak hal yang kalian tidak tahu. Kami sudah mengetahui semuanya."Salma amat sangat terkejut. "Semuanya? Apa maksud mama?""Ya, Salma. Papa sudah mengetahui tentang perselingkuhan Felix dan Bella sejak awal. Papa juga mengetahui bahwa Bella hamil dan akhirnya Felix memutuskan untuk menikahinya,"!ujar papa Johnson dengan raut wajah serius.Salma terkejut dan heran. "Papa, bagaimana bisa papa tahu semuanya?" bingung Salma yang belum mengerti situasi.Papa Johnson menghela nafas pelan, lalu menatap Salma dengan lekat. "Papa memiliki anak buah yang papa tugaskan untuk mengintai setiap gerak-gerik Felix.
Baca selengkapnya

Keputusan Mama Sally

Felix tersenyum dingin saat menatap Salma melalui pantulan cermin toilet di restoran. Dalam hatinya, Felix tidak pernah mencintai Salma. Dia melipat tangannya di depan dada dengan senyuman sinis yang terpancar dari wajahnya. Felix tidak bisa menahan diri untuk tidak mengolok-olok Salma jika rencananya untuk mempermalukan Bella, istri keduanya, di hadapan orang tua Felix tak berhasil.Salma, yang menyadari tatapan dingin Felix, merasa tegang dan gelisah. Dia berusaha untuk tetap tenang dan menghadapi situasi ini dengan kepala tegak. Salma ingin membuktikan pada Felix dan juga pada dirinya sendiri bahwa dia bisa menjadi istri yang baik dan menghormati pernikahan mereka.Felix akhirnya mengalihkan pandangannya dari pantulan cermin dan menghadap langsung ke arah Salma. "Kamu pikir rencanamu akan berhasil, Salma? Kamu meremehkan kekuatan cinta kami, tapi kamu salah besar," ucap Felix dengan nada merendahkan.Salma menahan napas dan menatap Felix dengan penuh tekad. "Felix, aku tidak ingi
Baca selengkapnya

panggil Mama Bella

Felix, dalam hatinya, merasa senang dan sedikit menertawakan kekalahan Salma yang mencoba mempermalukan Bella namun gagal."Hahaha, Salma, tampaknya rencanamu untuk mempermalukan Bella tidak berhasil," pikir Felix dengan senyum puas di wajahnya. "Kamu pikir kamu bisa mengalahkan Bella dengan usahamu yang sia-sia? Bella adalah wanita yang kuat dan tangguh, tidak mudah untuk membuatnya malu." tawa Felix di dalam hati dengan puas Felix melanjutkan, "Salma, seharusnya kamu tidak meremehkan Bella. Dia mungkin memiliki latar belakang yang berbeda, tapi dia memiliki kekuatan dan kegigihan yang luar biasa. Kamu seharusnya belajar untuk menghormati dan menghargainya, bukan mencoba mempermalukannya."Meskipun Felix merasa senang dengan kekalahan Salma, dia juga merasa sedikit prihatin. Dia ingin Salma belajar dari pengalaman ini dan menjadi lebih bijaksana dalam memperlakukan orang lain. Walau ia tahu jika itu mustahil."Mungkin ini adalah pelajaran berharga bagi Salma," pikir Felix. "Dia haru
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status