Share

Bab 2

Penulis: Tinta Hitam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kenapa kau diam saja? Bukankah kau tadi menyebutkan nominal yang begitu fantastis?" heran Felix dengan alis terangkat satu.

Akan tetapi, wanita tersebut diam saja sambil memijat tubuh pria tampan itu.

Entah apa yang merasuki pikirannya, sehingga Felix berpikir jika dia ingin memiliki sugar baby seperti sahabatnya, Leon.

"Baiklah jika kau tidak mau. Bagaimana jika aku membayarmu 30 juta untuk satu kali pertemuan? Tapi kau harus siap dengan apapun yang aku mau, dan kapanpun aku menghubungimu," ucap Felix pada wanita yang belum ia ketahui siapa namanya.

"Kita belum melakukan kesepakatan apapun di sini Tuan, jadi jangan berpikir karena Anda memiliki banyak uang, Anda bisa semena-mena pada saya. Lagi pula, saya tidak akan menjalin hubungan dengan pria yang tak pernah saya cintai." Felix yang mendengar itu malah tertawa.

"Dalam pekerjaanmu yang seperti ini, apakah itu membutuhkan perasaan? Anggap saja pekerjaanmu ini sebagai simbiosis mutualisme. Saling menguntungkan satu sama lain. Kau mendapatkan uang dan aku mendapatkan kepuasa. Bukankah itu yang kau maksud, nona manis?"

"Namaku adalah Arabella Caroline. Mereka biasa menyebutku dengan Bella." Senyum terpantri di wajah tampan Felix saat mendengar nama wanita itu.

Padahal dia tidak menanyakannya, tapi wanita tersebut yang mengatakannya sendiri.

"Jadi bagaimana dengan tawaranku, Nona? Apa kau mau 300 juta itu? Jika tidak, ya sudah ..." Felix kembali mengambil ponselnya, akan tetapi langsung dicegah oleh Bella. Dia langsung menuliskan nomor rekening pada ponsel tersebut, membuat pria tampan itu tersenyum puas.

"Karena kau sudah menerima uang dariku, maka kau harus lakukan apapun saat aku membutuhkanmu. Ingat! Kita sudah menyepakati ini, dan jangan coba-coba untuk kabur! Karena kau tidak akan pernah bisa lari, bahkan akan kucari sampai ke lubang semut sekalipun." Bella berdecih saat mendengar ancaman Felix.

"Kau tidak usah khawatir Tuan, aku bukanlah wanita yang gampang kabur setelah menerima bayaran. Lagi pula, sangat gampang untuk menemukanku, karena aku tidak mempunyai pekerjaan lain selain tempat ini." Lagi-lagi wanita tersebut berkata dengan nada yang cuek dan datar.

"Baguslah. Tapi aku mau saat kau bersamaku, jadilah dirimu sendiri. Dan satu hal lagi. Kau harus bisa bersikap beda, jangan kau samakan aku dengan pria-pria hidung belang yang telah kau temani selama ini!" Bella seketika mematung mendengar ucapan pria tampan tersebut.

Entah kenapa hatinya seketika berdenyut nyeri saat mendengar perkataan pria itu. Dia memang seorang wanita bayaran, tetapi saat orang lain menyebutnya seperti itu, mendadak hatinya terasa ngilu.

Pekerjaan itu tak pernah ia inginkan, tetapi ia tak mempunyai pilihan lain karena hanya pekerjaan itulah yang bisa memberikannya gaji yang cukup besar untuk melunasi semua hutang-hutang kedua orang tuanya, ditambah ia juga harus menyekolahkan dua adiknya.

"Baik," jawab Bella dengan datar.

Felix memejamkan matanya menikmati setiap pijatan lembut dari jari-jari lentik milik Bella, namun sangat ia sayangkan, jari indah itu harus bekerja di tempat kotor, bahkan hanya karena uang dia sampai harus menjual dirinya sendiri dan menemani pria hidung belang yang datang ke tempat tersebut.

"Kau tinggal di mana? Jujur saja aku tidak ingin tidur dengan wanita yang tinggal di tempat yang kotor dan kumuh, karena tempat seperti itu pasti banyak kumannya, dan aku tidak ingin terinfeksi. Sebelum kita melakukannya, maka pastikan dirimu itu dalam keadaan sehat dan beraih. Satu lagi. Aku tidak suka memakai alat pelindung, jadi kau harus pintar dalam menangani hal itu." Dada Bella kembali diremas saat mendengar perkataan gamblang dari Felix.

Namun dia mengesampingkan rasa itu, karena walau bagaimanapun Felix sudah memberikannya uang 300 juta, dan itu bukan jumlah yang sedikit. Ia juga harus menerima konsekuensi dari pekerjaannya tersebut.

"Baik, aku akan menuruti ucapanmu Tuan," jawabnya. Setelah itu dia bangkit dari tempat tidur karena pekerjaannya sudah selesai.

"Ini uang untukmu! Mungkin saja bisa kau pergunakan untuk membeli make-up." Felix mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dari dompetnya.

Tanpa ragu Bela menerimanya, dan tidak lupa, Felix juga meminta nomor teleponnya agar ia bisa menghubungi wanita itu sebelum pergi dari tempat terkutuk tersebut.

.

.

Hari telah berganti, kehidupan Felix seketika berubah. Pikirannya yang tadinya selalu kacau karena terus saja bertengkar dengan Salma setiap hari mendadak ia melupakan wanita itu.

Entah kenapa semenjak pertemuannya dengan Bella membuat Felix terus saja memikirkan wanita tersebut yang tidak hilang dari pikirannya.

"Kita lihat saja Bella, berapa lama kau akan bertahan. Jangan salahkan aku, jika aku ingin memilikimu, karena kau sendiri yang mematok harga untuk dirimu, sebab aku tidak akan pernah melepaskan mu."

Felix benar-benar sangat tertarik dengan Bella, karena wanita itu memiliki harga diri yang tinggi, yang mampu membuatnya begitu amat sangat penasaran, sehingga ia ingin mencari tahu apa yang membuat Bella melakukan itu semua.

Baru saja dia memejamkan matanya, tiba-tiba suara teriakan seseorang membuat gendang telinganya seketika penging.

"Felix!"

"Berhentilah berteriak, Salma! Apa kau tidak bisa jika tidak menggangguku satu hari saja? Aku lagi males bertengkar denganmu. Sebaiknya kau pergi dari sini!"

"Kau mengusirku? Kenapa kau kemarin tidak datang ke acara aku, hah? Aku kan sudah mengundangmu. Dan kau tahu betapa malunya aku di hadapan wartawan!" sentak Salma dengan begitu kesal sambil menaruh tas mahalnya di atas meja dengan gerakan yang kasar.

"Aku tidak perduli mau kau malu atau tidak, itu bukan urusanku. Lagipula, apa kau lupa? Aku bahkan bisa menghancurkan karirmu dalam sekali kedipan mata saja, jadi kau jangan main-main dengan ku!" Tatapan tajam Felix tidak membuat Salma sedikitpun merasa takut.

"Kau kan tahu, kehadiranmu di sana itu sangat penting. Kau di gilai banyak wanita. Kau ini idaman mereka." Namun Felix malah tertawa mendengar ucapan istrinya.

Melihat itu Salma semakin kesal, karena dia merasa sekarang Felix sudah jauh berbeda, dia sudah tidak bisa lagi mengendalikan pria tampan tersebut untuk menunjang karirnya.

"Kau pikir aku ini bonekamu? Kamu bisa melakukan apapun di luaran sana, sedangkan aku ..." Felix menunjuk dirinya sendiri. "Sudahlah Salma. Lakukan apa yang kau mau, dan aku akan melakukan apa yang aku mau." Dia sudah lelah mengikuti setiap apa yang dimau oleh wanita cantik itu.

"Kau tidak bisa begini, Felix. Kau kan sudah berjanji kepada mendiang kakakmu kalau kau akan menjagaku dan kau akan selalu bersamaku dalam keadaan apapun!" Tetapi Felix kembali tertawa.

Suara tawa pria tersebut membuat Salma mengerutkan keningnya, karena biasanya jika ia mengatakan hal itu, Felix akan langsung meminta maaf, tetapi kali ini dia benar-benar sudah berubah.

"Ayolah Salma! Aku hanya berjanji kepada kakakku, bukan kepadamu. Aku sudah menjagamu. Aku sudah bersama dengan dirimu. Bahkan aku juga sudah menjaga Putri, jadi apa yang perlu ku tepati lagi? Dan lagi pula, kau tidak pernah melakukan apapun untukku, Salma. Kau tidak pernah memberikanku nafkah batin. Seharusnya kau lebih mementingkan Putri, karena dia adalah anak kandungmu, bukan mementingkan karir," sindir Felix dengan senyuman sinis di bibirnya.

Dia memang menikahi Salma karena berjanji untuk menjaga wanita itu pada mendiang kakak kandungnya yang meninggal, sebab dulu Salma adalah kakak iparnya.

"Aku tidak akan pernah menganggap Putri sebagai anak kandungku. Dia hanyalah anak pembawa sial!" marah Salma dengan egois saat mengingat kelahiran Putri, di mana anak itu membawa petaka di dalam hidupnya.

"Dan, apa kau pikir, Kak Bayu di atas sana akan senang melihat sikapmu seperti ini? Apa kau pikir juga, Putri mau dilahirkan dari rahim seorang ibu yang jahat seperti dirimu, Salma!" teriak Felix dengan sorot mata membulat tajam dan amarah yang siap meledak karena ucapan dari wanita yang berada di hadapannya.

BERSAMBUNG....

Bab terkait

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 3

    Semakin hari Felix semakin dibuat gila karena Bella terus saja menghantui pikirannya. Seketika hasratnya menggelora untuk memiliki wanita cantik itu, apalagi saat mengingat bagaimana tatapan polos Bella.Tak ingin berlama-lama dia langsung mengambil ponselnya dan menekan nomor wanita tersebut, akan tetapi dua kali panggilan tidak dijawab olehnya, membuat Felix seketika menahan kesal lalu ia pun mengirimkan pesan.(Aku tidak suka menunggu. Bukankah kita sudah membuat kesepakatan, bahwa kau harus menuruti apapun yang aku mau. Jadi angkat teleponku, karena aku sedang menginginkannya!)Sementara di rumahnya, Bella baru saja membaca pesan tersebut. Dia baru selesai mandi dan saat akan menaruh ponselnya kembali tiba-tiba sebuah pesan kembali masuk dari pria tersebut, mengirimkan alamat ke mana Dirinya harus datang.Tanpa ingin menunda, Bella segera berpakaian kemudian mengenakan make-up tipis lalu keluar dari kamarnya dan memesan taksi online.Tepat saat Felix turun dari mobilnya, Bella pun

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 4

    "Apa yang Anda lakukan, Tuan? Anda tidak harus melakukan itu, kenapa sampai harus melunasi hutang-hutang kedua orang tuaku? Bahkan hutangnya sebesar 2 miliar. Aku sedang mencicilnya?" tanya Bella kesal saat mereka ada di sebuah Cafe setelah Bella mengajaknya bertemu.Saat dia sampai di tempat bekerjanya, tiba-tiba Mami Ana mengatakan bahwa dirinya sudah terbebas, bahkan semua hutangnya sebesar 2 miliar pun telah lunas dan itu semua karena Felix."Bukankah kau yang memintaku untuk menebus dirimu kemarin? Apa kau lupa? Dan sekarang kau malah marah-marah kepadaku dengan nada membentak? Kau pikir aku akan tinggal diam, membiarkan orang membentak diriku." Felix mendekatkan kursinya ke arah Bella kemudian dia mencengkram rahang wanita itu dengan kuat.Dia tidak terima dirinya diinjak-injak oleh Bella, setelah apa yang dilakukannya untuk menebus wanita itu. "Lebih baik sekarang kau bersiap-siap, karena aku sudah menyiapkan tempat tinggal untukmu. Dan kau harus siap kapan pun aku mau. Ingat!

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 5

    Bella saat ini tengah berdiri di depan sebuah gedung apartemen yang menjulang tinggi. Ia sangat tahu bahwa apartemen itu sangat mewah, kemudian masuk ke dalamnya dan menuju salah satu kamar yang sudah diberikan kuncinya oleh resepsionis atas perintah Felix."Tempat yang sangat bagus. Kita lihat saja sampai berapa lama dia akan mengurungku di dalam sangkar emas ini? Semoga saja dia cepat bosan dan aku bisa keluar dari pekerjaan yang selama ini menjerat ku," ucap lirih Bella sambil melihat isi di dalam apartemen tersebut.Namun tatapannya tertuju pada seorang wanita yang berpakaian hitam, dan dia memperkenalkan dirinya sebagai pelayan di sana."Terserah," ucap Bella sambil mengangkat bahunya. Dia langsung melangkah menuju kamar karena tubuhnya sudah sangat lelah, tanpa terasa wanita itu pun tertidur dan bangun saat hari sudah berganti malam."Kau sudah bangun?" tanya briton seseorang yang ternyata itu adalah Felix.Qanita itu melirik ke arah pria yang saat ini tengah duduk di sofa dan m

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 6

    Salma menggeram dengan kesal saat telepon diputuskan secara sepihak oleh Felix. "Benar-benar keterlaluan! Rupanya dugaanku benar jika dia sedang bermain dengan wanita lain. Berani sekali dia berselingkuh di belakangku. Lihat saja Felix! Aku tidak akan melepaskanmu dan aku tidak akan membiarkanmu menduakan diriku!" Tangannya terkepal dengan sorot mata yang memancarkan dendam.Dia memang terlalu sibuk dengan dunia keartisannya, tetapi Salma juga tidak ingin jika Felix berpaling darinya, karena dia ingin menggenggam pria itu agar tidak bisa lepas dari hidupnya. Sebab Felix benar-benar berharga di dalam karirnya."Papa ... Papa ..." Putri terus saja mengigau memanggil nama Felix, membuat Salma seketika mendengkus dengan kasar, karena putrinya terus saja memanggil nama pria itu yang saat ini tengah bersenang-senang bersama dengan Bella."Dasar anak sialan! Kenapa kau tidak mati saja sekalian, hah!" gerutu Salma dengan kesal.Biasanya seorang ibu akan tiba dan penuh kasih sayang, walaupun d

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 7

    Tidak terasa sudah satu minggu Bella menjadi sugar baby dari Felix. Wanita itu pun merasa jenuh jika berada di apartemen terus-menerus, dia berencana untuk keluar."Sepertinya jika aku belanja bisa menghilangkan rasa jenuhku," ucap Bella sambil mematut dirinya di depan cermin.Setelah semua siap, Bella pun berangkat ke salah satu mall terbesar di kota itu. Dia berbelanja beberapa baju dan setelah selesai wanita itu pun masuk ke dalam salah satu Cafe.( Kau di mana? ) Terlihat sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya dari Felix.( Aku sedang berada di salah satu Mall, menghilangkan rasa jenuh. Aku juga habis berbelanja, ) balas Bella, dia pun mengirimkan foto dirinya dan juga beberapa belanjaannya.( Jangan pulang malam-malam. Aku sedang merindukanmu ).Bella yang membaca itu pun hanya tersenyum sinis. "Ck. Semua pria sama saja, hanya selangkangan yang ada di otak mereka dan kepuasan tersendiri. Aku akui memang dia sangat loyal, tapi sampai kapan aku akan terus begini? Aku juga ingin hidu

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 8

    Bella terkejut saat tiba-tiba saja ada yang menjambak rambutnya, dan saat kepalanya menengadah dia merasa heran karena tidak mengenal wanita itu."Awwh! Apa yang Anda lakukan, Mba? Sakit. Anda ini sudah gila ya! tiba-tiba datang dan menjambak rambut saya!" gertak Bella dengan kesal karena dia tidak mengetahui siapa Salma.Salma melepaskan jambakannya kemudian dia menampar Bella dengan begitu keras, sehingga membuat wanita itu lagi-lagi meringis kesakitan karena tidak bersiap-siap dengan serangan brutal dari wanita yang tak ia kenal sedikitpun, namun wajahnya begitu tak asing."Dasar kau wanita jalang pelakor! Wanita biad4b! Kau berani-beraninya menjadi simpanan suamiku, hah!" bentak Salma dengan nada yang tinggi sehingga membuat semua pengunjung yang ada di cafe itu seketika menoleh ke arahnya"Maaf Mbak, apa yang Anda katakan? Saya tidak paham?"PLAK!Salma lagi-lagi menampar wajah Bella. "Kau bilang tidak paham? Jangan pura-pura bego kau ... dasar wanita kotor. Wanita tak punya harg

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 9

    Bela masuk ke apartemennya dengan perasaan kesal. Dia membanting semua belanjaannya di atas sofa kemudian berjalan ke arah dapur dan mendekat air dingin sepuasnya."Benar-benar wanita stress. Dia ingin melabrakku di hadapan umum, tapi dia sendiri yang malu..Apa dia tidak berpikir bahwa itu semua bisa menjatuhkan karirnya?" marah Bella sambil terduduk di kursi meja makan dan membuang nafasnya dengan kasar.Malam ini sesuai dengan permintaan Felix, dia sedang menonton TV di ruang tamu dengan dress yang mini hingga membuatnya terpampang begitu jelas amun saat Bella sedang menonton TV tiba-tiba ada berita yang menayangkan tentang keributan di cafe beberapa jam yang lalu. Dia merasa kesal kemudian berdecak sambil membanting remote di atas meja."Huh! sudah pasti terjadi. Aku sudah menduganya. Kenapa sih wanita itu tidak berpikir dulu sebelum bertindak!" kesalnya dengan wajah cemberut."Kau tenang saja," ucap seorang pria yang baru saja masuk ke dalam apartemen itu, yang tak lain adalah Fe

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 10

    Salma menyeringaimendengar pertanyaan putrinya, kemudian dia mendekat ke arah Putri. "Iya, papamu itu telah selingkuh. Dia sudah menyakiti mama. Dia sudah bermain dengan wanita di luaran sana."Putri menatap ke arah sang papa dengan tatapan sendu, sementara Felix hanya diam sambil melipat tangannya di depan dada."Kamu jangan menghasut anakmu," ucap Felix dengan datar."Siapa juga yang menghasut? Apa yang aku katakan itu benar kan, kamu dan wanita jalang itu sudah berselingkuh. Jadi apa yang perlu disembunyikan?" Salma tersenyum sinis sambil mengangkat kedua bahunya.Dia yakin pasti Putri akan membenci Felix, tetapi seketika keyakinannya itu runtuh saat Putri mengatakan bahwa ia tidak peduli."Jika Papa memang selingkuh dan itu membuat papa bahagia, aku mendukung." Seketika Felix dan juga Salma menatap tak percaya ke arah Putri mereka."Apa yang kamu katakan Putri?!" sentak Salma dengan marah."Jangan membentak putriku seperti itu!" tukas Felix dengan tatapan tajamnya."Karena apa yan

Bab terbaru

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Mencoba Bunuh Diri

    Felix berjalan menuju pintu kamarnya yang sedang digedor dengan keras. Saat pintu itu terbuka, dia melihat Mama Selly, ibunya, berdiri di depan pintu dengan wajah pucat dan penuh kepanikan."Mas Felix, ada apa? Kenapa Mama Sally menggedor pintu dengan begitu keras?" tanya Bella yang berada di sampingnya, raut wajahnya penuh kekhawatiran.Felix menghela nafas dalam-dalam, merasakan kegelisahan yang sama. "Mama, ada apa? Kenapa wajahmu tampak begitu panik?" tanya Felix, mencoba menenangkan ibunya.Mama Sally menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk memberitahu mereka berita yang sangat mengejutkan. "Felix, Bella, beberapa menit yang lalu, pihak rumah sakit jiwa menelpon mama. Mereka mengatakan bahwa Salma mencoba untuk ... melakukan tindakan bunuh diri."Kata-kata itu jatuh seperti bom, membuat Felix dan Bella terdiam dalam kejutan. Bella merasa tubuhnya gemetar dan dia memegang lengan Felix dengan kuat, mencoba mencari dukungan."Mas Felix, apa ... apa ini be

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Menolak

    Malam itu, setelah Bella selesai menyusui Galang, bayinya, dia berdiri di balkon kamar sambil menatap kegelapan malam. Pikirannya penuh dengan kekhawatiran dan rasa bersalah terhadap Salma, istri pertama Felix yang saat ini sedang berada di rumah sakit jiwa.Tiba-tiba, Felix memeluknya dari belakang, kepalanya bersandar di bahu Bella. "Apa yang sedang kamu pikirkan, Bella?" tanya Felix dengan suara lembut.Bella merasa air matanya menggenang. "Aku ... aku merasa bersalah, Mas Felix," jawab Bella dengan suara yang bergetar. "Aku merasa sedih melihat kondisi Mba Salma. Dia masih menyimpan kebencian yang begitu dalam terhadapku, dan aku merasa bahwa semua ini adalah salahku."Felix merasa hatinya bergetar mendengar pengakuan Bella. Dia mempererat pelukannya dan mencoba menenangkan Bella. "Bella, kamu tidak perlu merasa bersalah. Kondisi Salma bukan salahmu. Dia memiliki masalahnya sendiri yang harus dia hadapi. Kita semua memiliki beban dan tantangan dalam hidup kita, dan Salma juga demi

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Menjenguk Salma

    Pagi itu, Bella dan Felix melangkah keluar dari pintu rumah mereka dengan hati yang berdebar-debar. Mereka tahu bahwa hari ini adalah hari yang penting, mereka akan pergi ke rumah sakit jiwa untuk menemui Salma.Sementara Galang, sang anak kecil yang penuh keceriaan, mereka titipkan kepada mama Sally, yang dengan setia menjaga dan merawatnya.Mama Sally menatap Bella dengan cemas, mencoba mencari kepastian dalam matanya. "Apakah kamu yakin akan pergi ke rumah sakit jiwa, Bella? Kamu tahu betapa sulitnya melihat Salma dalam kondisi seperti ini," ucapnya dengan suara yang penuh kekhawatiran.Bella mengangguk mantap, walaupun di dalam hatinya ada keraguan yang menghantui. Dia ingin melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana keadaan Salma. Bella merasa bahwa hanya dengan melihatnya secara langsung, dia bisa merasakan apa yang Salma alami dan memberikan dukungan yang lebih dalam."Felix dan aku perlu melihatnya sendiri, Mama Sally. Kami ingin memberikan dukungan sebanyak mungkin untuk

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Butuh Waktu

    "Iya, kamu benar, Nak. Papa memang mengetahui segalanya."Tuan Johnson duduk dengan tenang di sofa kulit berwarna gelap, lampu ruangan menerangi wajahnya yang berkerut, menunjukkan tanda-tanda usia dan kebijaksanaan. Dia mengambil napas dalam-dalam, menatap Felix yang tampak pucat dan terkejut."Felix," kata Tuan Johnson dengan suara yang lembut namun penuh otoritas. "Aku tahu ini mungkin sulit untukmu menerima kenyataan ini. Tapi aku melakukan ini demi Bella, demi kalian berdua."Felix merasa seperti ditampar oleh kata-kata ayahnya. Dia merasa seolah-olah tanah di bawahnya runtuh. "Kenapa, Pah?" Felix bertanya, suaranya bergetar. "Kenapa kau tidak memberitahuku?"Tuan Johnson menatap Felix, matanya penuh penyesalan. "Karena aku tahu betapa kerasnya kau mencintai Bella, Felix. Aku tahu betapa hancurnya hatimu saat dia pergi. Aku hanya ingin melindungi kalian. Terlebih, Bella masih belum siap bertemu denganmu."Felix merasa kepalanya berputar. Dia menatap ayahnya, mencoba mencerna seti

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Kalian Membohongiku

    Felix melepaskan pelukannya dan menatap Bella dengan tatapan penuh cinta. "Bella, aku sangat merindukanmu. Aku bahagia kamu kembali. Aku mencintaimu," ucap Felix dengan suara bergetar. "Kemana kamu selama ini, sayang? Kenapa kau pergi meninggalkanku?"Bella menatap Felix dengan ekspresi yang sulit dibaca. Dia tampaknya masih belum yakin dengan apa yang harus dia lakukan. Namun, Felix tahu bahwa dia harus bersabar. Dia harus memberi Bella waktu untuk memahami dan menerima kenyataan bahwa mereka berdua kembali bersama."Sayang aku khawatir dengan keadaanmu dan ..." Ucapan Felix terhenti saat melihat perut Bella yang sudah kempes.Felix menatap Bella dengan penuh kasih saat matanya terfokus pada perut Bella yang sudah tidak buncit lagi. Dia tidak bisa menahan kebahagiaannya dan akhirnya bertanya apakah Bella telah melahirkan anak mereka. "Apa kamu sudah melahirkan, sayang?" Bella hanya bisa mengangguk tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun.Melihat reaksi Bella, Felix merasa hatinya b

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Kamu Kembali

    Felix melangkah masuk ke halaman rumahnya, hatinya dipenuhi rasa heran. Suasana rumah yang biasanya tenang dan damai kini berubah menjadi ramai, penuh dengan suara tawa dan percakapan yang riuh. Dia merasa ada yang berbeda, sesuatu yang tidak biasa. Kemudian, ia teringat bahwa hari ini ada tamu spesial yang akan datang, namun ia lupa siapa tamu tersebut.Saat pintu rumah dibuka, aroma masakan yang lezat langsung menyapa indra penciumannya. Di tengah kebingungan dan rasa penasaran, mama Selly, ibu dari sahabatnya, langsung menghampirinya."Mama, ada apa ini? Kenapa rumah ini begitu ramai?" tanya Felix dengan wajah bingung."Felix, kamu lupa ya? Hari ini ada tamu spesial yang datang. Kamu segera mandi dan ganti baju ya, tamu kita sedang menunggu di meja makan," jawab Mama Sally dengan senyum ramah."Tamu spesial? Siapa itu, Mama?" tanya Felix penasaran."Itu nanti kamu tahu sendiri setelah mandi dan berganti baju. Sekarang, cepatlah mandi dan berganti baju. Jangan sampai tamu kita menu

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Tamu Spesial

    Sudah dua hari Felix tinggal di rumah, dan selama dua hari itu orang tuanya belum pulang dan tidak bisa dihubungi. Felix merasa cemas dan khawatir tentang keberadaan orang tuanya. Namun, pada saat yang sama, Betrand, asisten Felix, menelepon dan memberitahu bahwa mereka akan ada meeting dalam satu jam."Iya, aku akan segera turun ke bawah," jawab Felix dengan datar pada Betrand di seberang telepon.Dengan perasaan terpaksa, Felix turun ke lantai bawah di mana Betrand sedang menunggunya. Saat melangkah ke bawah tangga, Felix melihat semua pelayan sedang sibuk menghias sebuah kamar di lantai satu. Felix merasa bingung dan penasaran tentang apa yang sedang terjadi. Tanpa pikir panjang, Felix mendekati salah satu pelayan dan bertanya, "Maaf, apa yang sedang terjadi di sini? Mengapa semua pelayan sedang sibuk menghias kamar ini?"Pelayan itu menoleh ke arah Felix dan menjawab dengan sopan, "Tuan Felix, ada tamu spesial yang akan menginap dan tinggal di rumah ini atas perintah dari Tuan J

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Aneh

    "Namanya adalah, Galang Perdana Harrison," jawab Bella sambil mengusap pipi bayinya dengan lembut.Mama Sally tersenyum lebar, matanya berbinar-binar melihat cucu pertamanya yang baru saja diberi nama. Dia mengulurkan tangannya dengan penuh kelembutan, mengelus pipi Galang dengan lembut. "Galang Perdana Harrison, nama yang begitu indah. Aku yakin kamu akan tumbuh menjadi anak yang hebat dan penuh keberanian, seperti namamu."Tuan Johnson mengangguk setuju, senyumnya tak bisa disembunyikan. Dia merasa bangga melihat Bella mengambil keputusan yang tepat untuk memberi nama kepada bayi mereka. "Galang, nama yang kuat dan memiliki makna yang mendalam. Kamu akan menjadi anak yang berani dan selalu berusaha mencapai tujuanmu, seperti namamu yang mengandung arti 'berani'."Bella melihat kedua orang yang begitu ia cintai dengan tatapan penuh kebahagiaan. Dia merasa lega karena mereka menerima nama yang dia pilih untuk bayi mereka. "Terima kasih, Mama Sally, Papa Johnson. Saya senang bahwa kali

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Demi Anak

    Bella terdiam sejenak. "Aku tidak tahu Mah, apakah aku harus kembali kepada Max Felix atau tidak," jawab Bella dengan lirih.Mama Sally mendekati Bella dengan penuh kelembutan. "Sayangku, mama mengerti betapa sulitnya situasi yang kamu hadapi. Kamu sudah melalui banyak penderitaan dan trauma, dan mama tidak bisa membayangkan betapa beratnya bagi kamu untuk kembali kepada Felix. Tapi apapun keputusanmu, kami di sini untuk mendukungmu."Bella menangis, membiarkan air mata mengalir bebas di pipinya. "Mama Sally, aku takut. Aku takut Felix akan marah dan mengancam keselamatanku dan bayi ini. Aku takut dia akan mengambil bayiku dariku. Terlebih, aku takut pada mba Salma."Mama Sally menggenggam tangan Bella dengan erat. "Bella, kamu tidak sendiri dalam menghadapi semua ini. Kami akan melindungi kamu dan bayi ini. Jika kamu memilih untuk pergi kembali kepada Felix, kami akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamananmu. Tapi jika kamu memutuskan untuk tidak kembali, kami akan mendu

DMCA.com Protection Status