Share

Bab 4

Penulis: Tinta Hitam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa yang Anda lakukan, Tuan? Anda tidak harus melakukan itu, kenapa sampai harus melunasi hutang-hutang kedua orang tuaku? Bahkan hutangnya sebesar 2 miliar. Aku sedang mencicilnya?" tanya Bella kesal saat mereka ada di sebuah Cafe setelah Bella mengajaknya bertemu.

Saat dia sampai di tempat bekerjanya, tiba-tiba Mami Ana mengatakan bahwa dirinya sudah terbebas, bahkan semua hutangnya sebesar 2 miliar pun telah lunas dan itu semua karena Felix.

"Bukankah kau yang memintaku untuk menebus dirimu kemarin? Apa kau lupa? Dan sekarang kau malah marah-marah kepadaku dengan nada membentak? Kau pikir aku akan tinggal diam, membiarkan orang membentak diriku." Felix mendekatkan kursinya ke arah Bella kemudian dia mencengkram rahang wanita itu dengan kuat.

Dia tidak terima dirinya diinjak-injak oleh Bella, setelah apa yang dilakukannya untuk menebus wanita itu. "Lebih baik sekarang kau bersiap-siap, karena aku sudah menyiapkan tempat tinggal untukmu. Dan kau harus siap kapan pun aku mau. Ingat! Sekarang kau adalah milikku!" tekannya sambil menghempas kasar rahang Bella.

Wanita itu sempat terpaku karena awalnya Felix tidak pernah berlaku kasar seperti ini, tapi sekarang dia mulai mengerti, setiap pria sama saja akan mempermainkan dirinya dan akan berbuat sesukanya setelah apa yang mereka mau tercapai.

"Dan ingat satu hal! Jangan pernah bermacam-macam denganku, karena aku bisa melakukan hal apapun yang tidak pernah kau pikirkan sebelumnya." Felix langsung pergi begitu saja karena hatinya terlanjur kesal.

Pria itu malas untuk ke kantor karena mood-nya tiba-tiba saja hancur gara-gara Bella. Saat mobil terparkir di depan rumah dia melihat Salma sedang menunggu dirinya dengan wajah tak sedap.

"Ke mana kamu semalam? Kenapa tidak pulang? Apa kamu selingkuh di belakangku? Kamu mencari kenikmatan dengan wanita lain?" tanya Salma mengikuti langkah Felix yang masuk ke dalam rumah mewah tersebut.

"Untuk apa aku menjawabnya? Dan kenapa kau perduli. Bukankah selama ini kau selalu memperdulikan karirmu, bukan keluarga mu? Dan jika aku mengatakan iya, apa kau akan marah?" tanya Felix dengan telak.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu tentu saja membuat darah di dalam diri Salma mendadak mendidih. Walau mereka tidak saling mencintai, akan tetapi Salma tidak rela jika dirinya diduakan dan dia tidak akan membiarkan itu.

"Kau tidak bisa melakukan ini kepadaku, Felix. Kau--"

"Kenapa tidak?" potong Felix, "aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Kau juga begitu, tapi apa kau selama ini memikirkan diriku? Kau selalu sibuk dengan dunia modelingmu dengan teman-teman artismu. Tapi bagaimana denganku? Apakah selama ini sikap masa bodohku tidak cukup untukmu? Aku bahkan tidak pernah mengganggu waktumu bersama dengan teman-temanmu."

Perkataan Felix membuat Salma semakin kesal, walaupun apa yang dikatakannya itu benar.

"Tapi aku ini istrimu, Felix. Apa kau lupa, hah?"

Felix malah tertawa mengejek mendengar ucapan wanita yang berada di hadapannya. "Kau benar. Kau memang istriku. Tapi tidak pernah menjalankan kewajibanmu sebagai seorang istri. Sekarang begini ... aku tanya padamu. Apa kau pernah menanyakan keadaanku seperti apa? Tidak bukan? Kau bahkan bisa pergi kemanapun yang kau mau dan sesuka hatimu tanpa memikirkan bagaimana perasaan dan keadaanku bersama dengan Putri. Bahkan kepada anak kandungmu sendiri, kau tidak peduli. Jadi untuk apa aku memperdulikanmu."

Setelah mengatakan hal itu dia pun pergi dari sana, tubuhnya sudah benar-benar lelah dan dia malas berdebat dengan Salma, karena lagi-lagi konsepnya sama, tidak jauh dari Putri dan juga keegoisan istrinya.

"Felix, kau tidak bisa berlaku seperti ini kepadaku! Aku tidak akan pernah membiarkanmu bersama dengan wanita lain. Tidak akan kubiarkan wanita manapun merebutmu dariku!" teriak Salma dengan marah.

"Terserah. Lakukan saja sesuka hatimu, tapi jangan kau mengganggu diriku. Jangan sampai aku melupakan batasan diantara kita dan aku akan mencampakkan dirimu dari hidupku. Jika kau tidak ingin hal itu terjadi, maka lakukan saja seperti biasanya tanpa kau memperdulikan keberadaanku," jawab Felix sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Di dalam hati pria itu, tersirat rasa penyesalan karena sudah mau menyetujui pernikahannya bersama dengan Salma. Padahal dia tidak pernah mencintai wanita tersebut, dan hanya membuat hidupnya semakin berantakan saja.

.

.

Hari ini Bella merasa suntuk di rumah. Kedua adiknya juga sedang berkemah, dia berencana keluar untuk membeli kebutuhan pokok di salah satu supermarket yang tak jauh dari sana.

Saat sudah selesai dan akan berjalan ke arah kasir, tiba-tiba tubuhnya ditabrak oleh seseorang. Bukannya meminta maaf kepadanya, wanita itu malah membentak dirinya.

"Dasar wanita tak berguna! Gunakan matamu jika berjalan. Apa kau tidak tahu siapa aku, hah!" sentak wanita itu dengan kesal sambil mengibas bajunya seperti baru saja terkena kotoran.

Bella memperhatikan wanita yang berada di hadapannya dengan wajah yang datar. Tentu saja bila tidak terima karena di sini dia tidak salah, tapi wanita itulah yang menabraknya.

"Apa Anda sudah selesai bicaranya, Nyonya? Dari yang saya lihat, sepertinya Anda bukanlah dari kalangan biasa. Tapi perkataan Anda menunjukkan bahwa Anda ini bermartabat seperti orang biasa." Perkataan Bella sontak membuat wanita itu merasa geram.

Dia melihat dari ujung rambut sampai ujung kepala. 'Sepertinya wanita ini masih sangat muda umurnya masih 20-an.' batin Salma.

"Berani sekali kau berkata seperti itu kepadaku, hah!" bentak Salma sambil mengangkat tangannya hendak melayangkan tamparan di wajah Bella.

Akan tetapi belum juga tangan itu mendarat di pipinya, Bella sudah menahannya dengan senyuman miring dan juga tatapan yang sinis. Dia memang dari kalangan bawah, tapi harga diri baginya tinggi dan dia tidak bisa diinjak-injak oleh orang lain selagi dirinya tidak melakukan kesalahan apapun.

"Lepaskan tanganku!" Tetapi bukannya melepaskan, Bella malah semakin mencengkeram kuat pergelangan tangan Salma.

"Asal Anda tahu ya, Nyonya! Saya tidak takut dengan manusia seperti Anda. Saya sudah terbiasa hidup di jalanan, jadi untuk melawan wanita seperti Anda ini bukan apa-apa. Jangan pernah menyakitiku dan jangan pernah mencari masalah denganku, karena aku tidak ingin berurusan dengan orang-orang seperti kalian!" Dia menghempaskan tangan Salma dengan kasar setelah itu pergi dari sana.

Mood-nya mendadak menjadi hancur gara-gara bertemu dengan Salma, namun saat dia selesai membayar di kasir tiba-tiba ponselnya berdering, dan ternyata itu telepon dari Felix.

"Di mana kamu? Sudah kukatakan kau akan tinggal di apartemen milikku, tapi orang-orang ku mengatakan bahwa kau belum pergi ke sana." Terdengar suara Felix di seberang telepon sana setengah berteriak.

"Aku akan segera datang, Tuan."

"Aku tidak menyuruhmu untuk datang. Aku hanya memintamu untuk tinggal di apartemenku, bukan untuk datang lalu pergi lagi." Bella yang tidak ingin memperpanjang masalah akhirnya mengiyakan perkataan dari pria itu.

BERSAMBUNG .....

Bab terkait

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 5

    Bella saat ini tengah berdiri di depan sebuah gedung apartemen yang menjulang tinggi. Ia sangat tahu bahwa apartemen itu sangat mewah, kemudian masuk ke dalamnya dan menuju salah satu kamar yang sudah diberikan kuncinya oleh resepsionis atas perintah Felix."Tempat yang sangat bagus. Kita lihat saja sampai berapa lama dia akan mengurungku di dalam sangkar emas ini? Semoga saja dia cepat bosan dan aku bisa keluar dari pekerjaan yang selama ini menjerat ku," ucap lirih Bella sambil melihat isi di dalam apartemen tersebut.Namun tatapannya tertuju pada seorang wanita yang berpakaian hitam, dan dia memperkenalkan dirinya sebagai pelayan di sana."Terserah," ucap Bella sambil mengangkat bahunya. Dia langsung melangkah menuju kamar karena tubuhnya sudah sangat lelah, tanpa terasa wanita itu pun tertidur dan bangun saat hari sudah berganti malam."Kau sudah bangun?" tanya briton seseorang yang ternyata itu adalah Felix.Qanita itu melirik ke arah pria yang saat ini tengah duduk di sofa dan m

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 6

    Salma menggeram dengan kesal saat telepon diputuskan secara sepihak oleh Felix. "Benar-benar keterlaluan! Rupanya dugaanku benar jika dia sedang bermain dengan wanita lain. Berani sekali dia berselingkuh di belakangku. Lihat saja Felix! Aku tidak akan melepaskanmu dan aku tidak akan membiarkanmu menduakan diriku!" Tangannya terkepal dengan sorot mata yang memancarkan dendam.Dia memang terlalu sibuk dengan dunia keartisannya, tetapi Salma juga tidak ingin jika Felix berpaling darinya, karena dia ingin menggenggam pria itu agar tidak bisa lepas dari hidupnya. Sebab Felix benar-benar berharga di dalam karirnya."Papa ... Papa ..." Putri terus saja mengigau memanggil nama Felix, membuat Salma seketika mendengkus dengan kasar, karena putrinya terus saja memanggil nama pria itu yang saat ini tengah bersenang-senang bersama dengan Bella."Dasar anak sialan! Kenapa kau tidak mati saja sekalian, hah!" gerutu Salma dengan kesal.Biasanya seorang ibu akan tiba dan penuh kasih sayang, walaupun d

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 7

    Tidak terasa sudah satu minggu Bella menjadi sugar baby dari Felix. Wanita itu pun merasa jenuh jika berada di apartemen terus-menerus, dia berencana untuk keluar."Sepertinya jika aku belanja bisa menghilangkan rasa jenuhku," ucap Bella sambil mematut dirinya di depan cermin.Setelah semua siap, Bella pun berangkat ke salah satu mall terbesar di kota itu. Dia berbelanja beberapa baju dan setelah selesai wanita itu pun masuk ke dalam salah satu Cafe.( Kau di mana? ) Terlihat sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya dari Felix.( Aku sedang berada di salah satu Mall, menghilangkan rasa jenuh. Aku juga habis berbelanja, ) balas Bella, dia pun mengirimkan foto dirinya dan juga beberapa belanjaannya.( Jangan pulang malam-malam. Aku sedang merindukanmu ).Bella yang membaca itu pun hanya tersenyum sinis. "Ck. Semua pria sama saja, hanya selangkangan yang ada di otak mereka dan kepuasan tersendiri. Aku akui memang dia sangat loyal, tapi sampai kapan aku akan terus begini? Aku juga ingin hidu

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 8

    Bella terkejut saat tiba-tiba saja ada yang menjambak rambutnya, dan saat kepalanya menengadah dia merasa heran karena tidak mengenal wanita itu."Awwh! Apa yang Anda lakukan, Mba? Sakit. Anda ini sudah gila ya! tiba-tiba datang dan menjambak rambut saya!" gertak Bella dengan kesal karena dia tidak mengetahui siapa Salma.Salma melepaskan jambakannya kemudian dia menampar Bella dengan begitu keras, sehingga membuat wanita itu lagi-lagi meringis kesakitan karena tidak bersiap-siap dengan serangan brutal dari wanita yang tak ia kenal sedikitpun, namun wajahnya begitu tak asing."Dasar kau wanita jalang pelakor! Wanita biad4b! Kau berani-beraninya menjadi simpanan suamiku, hah!" bentak Salma dengan nada yang tinggi sehingga membuat semua pengunjung yang ada di cafe itu seketika menoleh ke arahnya"Maaf Mbak, apa yang Anda katakan? Saya tidak paham?"PLAK!Salma lagi-lagi menampar wajah Bella. "Kau bilang tidak paham? Jangan pura-pura bego kau ... dasar wanita kotor. Wanita tak punya harg

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 9

    Bela masuk ke apartemennya dengan perasaan kesal. Dia membanting semua belanjaannya di atas sofa kemudian berjalan ke arah dapur dan mendekat air dingin sepuasnya."Benar-benar wanita stress. Dia ingin melabrakku di hadapan umum, tapi dia sendiri yang malu..Apa dia tidak berpikir bahwa itu semua bisa menjatuhkan karirnya?" marah Bella sambil terduduk di kursi meja makan dan membuang nafasnya dengan kasar.Malam ini sesuai dengan permintaan Felix, dia sedang menonton TV di ruang tamu dengan dress yang mini hingga membuatnya terpampang begitu jelas amun saat Bella sedang menonton TV tiba-tiba ada berita yang menayangkan tentang keributan di cafe beberapa jam yang lalu. Dia merasa kesal kemudian berdecak sambil membanting remote di atas meja."Huh! sudah pasti terjadi. Aku sudah menduganya. Kenapa sih wanita itu tidak berpikir dulu sebelum bertindak!" kesalnya dengan wajah cemberut."Kau tenang saja," ucap seorang pria yang baru saja masuk ke dalam apartemen itu, yang tak lain adalah Fe

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 10

    Salma menyeringaimendengar pertanyaan putrinya, kemudian dia mendekat ke arah Putri. "Iya, papamu itu telah selingkuh. Dia sudah menyakiti mama. Dia sudah bermain dengan wanita di luaran sana."Putri menatap ke arah sang papa dengan tatapan sendu, sementara Felix hanya diam sambil melipat tangannya di depan dada."Kamu jangan menghasut anakmu," ucap Felix dengan datar."Siapa juga yang menghasut? Apa yang aku katakan itu benar kan, kamu dan wanita jalang itu sudah berselingkuh. Jadi apa yang perlu disembunyikan?" Salma tersenyum sinis sambil mengangkat kedua bahunya.Dia yakin pasti Putri akan membenci Felix, tetapi seketika keyakinannya itu runtuh saat Putri mengatakan bahwa ia tidak peduli."Jika Papa memang selingkuh dan itu membuat papa bahagia, aku mendukung." Seketika Felix dan juga Salma menatap tak percaya ke arah Putri mereka."Apa yang kamu katakan Putri?!" sentak Salma dengan marah."Jangan membentak putriku seperti itu!" tukas Felix dengan tatapan tajamnya."Karena apa yan

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 11

    Salma mengangguk-nganggukan kepalanya, dia mengerti dengan saran dari Irfan. Wanita itu tersenyum licik. "Okelah kalau begitu aku pulang dulu. Thanks ya untuk idenya. Kamu ?emang yang terbaik," ucap Salma kemudian mengecup bibir Irfan sekilas."Hai sayang, ingat besok malam di hotel." Pria itu mengedipkan sebelah matanya membuat Salma tersenyum genit."Baik. Kau tenang saja, aku akan memberikan kamu servisan yang begitu oke, hingga kamu pasti akan ketagihan." Salma melenggang meninggalkan bar tersebut untuk pulang menuju rumah...Pagi ini Felix sudah bersiap untuk ke kantor. Dia menuju meja makan untuk meminum kopinya, tetapi tiba-tiba saja melihat Salma yang sedang menyiapkan sarapan membuat pria itu menyipitkan mata.Dia tak pernah melihat Salma selama ini berkutat di dapur, dia bahkan baru pertama melihat Salma menyediakan sarapan untuknya."Sayang, ini aku udah buatin kopi kesukaan kamu. Terus ini aku buatin kamu roti bakar coklat, kamu pasti suka." Salma berkata sambil duduk de

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Bab 12

    "Aku mau kamu tinggalin selingkuhan kamu itu! Dan kamu fokus kepadaku dan Putri. Aku janji akan berubah!" Salma mencoba untuk meyakinkan Felix.Namun sayang, Felix tidak semudah itu untuk percaya. Dia tersenyum miring seolah mengejek apa yang baru saja dikatakan oleh istrinya"Apa kau bilang? Kau meminta ku untuk meninggalkan Bella? Begitu?" Pria itu terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Dia menatap sinis ke arah Salma. "Jangan pernah bermimpi! Dia lebih bisa memuaskan diriku dan dia lebih bisa membuatku nyaman, ketimbang dirimu. Lagian kita impas, kan? Kau selingkuh, aku pun sama."Hantung Salma seketika bergemuruh mendengar jika suaminya sudah nyaman dengan Bella. Dia mengepalkan tangannya mencoba untuk meredam emosi agar tidak meledak di hadapan Felix.'Sialan. Lihat saja kau wanita jalang! Kau akan mendapatkan akibatnya. Tapi untuk sekarang aku harus lebih meyakinkan Felix agar dia percaya kepada aku.' batin Salma."Dia hanya ingin harta kamu. Jika kamu memang perlu kepuasan di

Bab terbaru

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Mencoba Bunuh Diri

    Felix berjalan menuju pintu kamarnya yang sedang digedor dengan keras. Saat pintu itu terbuka, dia melihat Mama Selly, ibunya, berdiri di depan pintu dengan wajah pucat dan penuh kepanikan."Mas Felix, ada apa? Kenapa Mama Sally menggedor pintu dengan begitu keras?" tanya Bella yang berada di sampingnya, raut wajahnya penuh kekhawatiran.Felix menghela nafas dalam-dalam, merasakan kegelisahan yang sama. "Mama, ada apa? Kenapa wajahmu tampak begitu panik?" tanya Felix, mencoba menenangkan ibunya.Mama Sally menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk memberitahu mereka berita yang sangat mengejutkan. "Felix, Bella, beberapa menit yang lalu, pihak rumah sakit jiwa menelpon mama. Mereka mengatakan bahwa Salma mencoba untuk ... melakukan tindakan bunuh diri."Kata-kata itu jatuh seperti bom, membuat Felix dan Bella terdiam dalam kejutan. Bella merasa tubuhnya gemetar dan dia memegang lengan Felix dengan kuat, mencoba mencari dukungan."Mas Felix, apa ... apa ini be

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Menolak

    Malam itu, setelah Bella selesai menyusui Galang, bayinya, dia berdiri di balkon kamar sambil menatap kegelapan malam. Pikirannya penuh dengan kekhawatiran dan rasa bersalah terhadap Salma, istri pertama Felix yang saat ini sedang berada di rumah sakit jiwa.Tiba-tiba, Felix memeluknya dari belakang, kepalanya bersandar di bahu Bella. "Apa yang sedang kamu pikirkan, Bella?" tanya Felix dengan suara lembut.Bella merasa air matanya menggenang. "Aku ... aku merasa bersalah, Mas Felix," jawab Bella dengan suara yang bergetar. "Aku merasa sedih melihat kondisi Mba Salma. Dia masih menyimpan kebencian yang begitu dalam terhadapku, dan aku merasa bahwa semua ini adalah salahku."Felix merasa hatinya bergetar mendengar pengakuan Bella. Dia mempererat pelukannya dan mencoba menenangkan Bella. "Bella, kamu tidak perlu merasa bersalah. Kondisi Salma bukan salahmu. Dia memiliki masalahnya sendiri yang harus dia hadapi. Kita semua memiliki beban dan tantangan dalam hidup kita, dan Salma juga demi

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Menjenguk Salma

    Pagi itu, Bella dan Felix melangkah keluar dari pintu rumah mereka dengan hati yang berdebar-debar. Mereka tahu bahwa hari ini adalah hari yang penting, mereka akan pergi ke rumah sakit jiwa untuk menemui Salma.Sementara Galang, sang anak kecil yang penuh keceriaan, mereka titipkan kepada mama Sally, yang dengan setia menjaga dan merawatnya.Mama Sally menatap Bella dengan cemas, mencoba mencari kepastian dalam matanya. "Apakah kamu yakin akan pergi ke rumah sakit jiwa, Bella? Kamu tahu betapa sulitnya melihat Salma dalam kondisi seperti ini," ucapnya dengan suara yang penuh kekhawatiran.Bella mengangguk mantap, walaupun di dalam hatinya ada keraguan yang menghantui. Dia ingin melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana keadaan Salma. Bella merasa bahwa hanya dengan melihatnya secara langsung, dia bisa merasakan apa yang Salma alami dan memberikan dukungan yang lebih dalam."Felix dan aku perlu melihatnya sendiri, Mama Sally. Kami ingin memberikan dukungan sebanyak mungkin untuk

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Butuh Waktu

    "Iya, kamu benar, Nak. Papa memang mengetahui segalanya."Tuan Johnson duduk dengan tenang di sofa kulit berwarna gelap, lampu ruangan menerangi wajahnya yang berkerut, menunjukkan tanda-tanda usia dan kebijaksanaan. Dia mengambil napas dalam-dalam, menatap Felix yang tampak pucat dan terkejut."Felix," kata Tuan Johnson dengan suara yang lembut namun penuh otoritas. "Aku tahu ini mungkin sulit untukmu menerima kenyataan ini. Tapi aku melakukan ini demi Bella, demi kalian berdua."Felix merasa seperti ditampar oleh kata-kata ayahnya. Dia merasa seolah-olah tanah di bawahnya runtuh. "Kenapa, Pah?" Felix bertanya, suaranya bergetar. "Kenapa kau tidak memberitahuku?"Tuan Johnson menatap Felix, matanya penuh penyesalan. "Karena aku tahu betapa kerasnya kau mencintai Bella, Felix. Aku tahu betapa hancurnya hatimu saat dia pergi. Aku hanya ingin melindungi kalian. Terlebih, Bella masih belum siap bertemu denganmu."Felix merasa kepalanya berputar. Dia menatap ayahnya, mencoba mencerna seti

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Kalian Membohongiku

    Felix melepaskan pelukannya dan menatap Bella dengan tatapan penuh cinta. "Bella, aku sangat merindukanmu. Aku bahagia kamu kembali. Aku mencintaimu," ucap Felix dengan suara bergetar. "Kemana kamu selama ini, sayang? Kenapa kau pergi meninggalkanku?"Bella menatap Felix dengan ekspresi yang sulit dibaca. Dia tampaknya masih belum yakin dengan apa yang harus dia lakukan. Namun, Felix tahu bahwa dia harus bersabar. Dia harus memberi Bella waktu untuk memahami dan menerima kenyataan bahwa mereka berdua kembali bersama."Sayang aku khawatir dengan keadaanmu dan ..." Ucapan Felix terhenti saat melihat perut Bella yang sudah kempes.Felix menatap Bella dengan penuh kasih saat matanya terfokus pada perut Bella yang sudah tidak buncit lagi. Dia tidak bisa menahan kebahagiaannya dan akhirnya bertanya apakah Bella telah melahirkan anak mereka. "Apa kamu sudah melahirkan, sayang?" Bella hanya bisa mengangguk tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun.Melihat reaksi Bella, Felix merasa hatinya b

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Kamu Kembali

    Felix melangkah masuk ke halaman rumahnya, hatinya dipenuhi rasa heran. Suasana rumah yang biasanya tenang dan damai kini berubah menjadi ramai, penuh dengan suara tawa dan percakapan yang riuh. Dia merasa ada yang berbeda, sesuatu yang tidak biasa. Kemudian, ia teringat bahwa hari ini ada tamu spesial yang akan datang, namun ia lupa siapa tamu tersebut.Saat pintu rumah dibuka, aroma masakan yang lezat langsung menyapa indra penciumannya. Di tengah kebingungan dan rasa penasaran, mama Selly, ibu dari sahabatnya, langsung menghampirinya."Mama, ada apa ini? Kenapa rumah ini begitu ramai?" tanya Felix dengan wajah bingung."Felix, kamu lupa ya? Hari ini ada tamu spesial yang datang. Kamu segera mandi dan ganti baju ya, tamu kita sedang menunggu di meja makan," jawab Mama Sally dengan senyum ramah."Tamu spesial? Siapa itu, Mama?" tanya Felix penasaran."Itu nanti kamu tahu sendiri setelah mandi dan berganti baju. Sekarang, cepatlah mandi dan berganti baju. Jangan sampai tamu kita menu

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Tamu Spesial

    Sudah dua hari Felix tinggal di rumah, dan selama dua hari itu orang tuanya belum pulang dan tidak bisa dihubungi. Felix merasa cemas dan khawatir tentang keberadaan orang tuanya. Namun, pada saat yang sama, Betrand, asisten Felix, menelepon dan memberitahu bahwa mereka akan ada meeting dalam satu jam."Iya, aku akan segera turun ke bawah," jawab Felix dengan datar pada Betrand di seberang telepon.Dengan perasaan terpaksa, Felix turun ke lantai bawah di mana Betrand sedang menunggunya. Saat melangkah ke bawah tangga, Felix melihat semua pelayan sedang sibuk menghias sebuah kamar di lantai satu. Felix merasa bingung dan penasaran tentang apa yang sedang terjadi. Tanpa pikir panjang, Felix mendekati salah satu pelayan dan bertanya, "Maaf, apa yang sedang terjadi di sini? Mengapa semua pelayan sedang sibuk menghias kamar ini?"Pelayan itu menoleh ke arah Felix dan menjawab dengan sopan, "Tuan Felix, ada tamu spesial yang akan menginap dan tinggal di rumah ini atas perintah dari Tuan J

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Aneh

    "Namanya adalah, Galang Perdana Harrison," jawab Bella sambil mengusap pipi bayinya dengan lembut.Mama Sally tersenyum lebar, matanya berbinar-binar melihat cucu pertamanya yang baru saja diberi nama. Dia mengulurkan tangannya dengan penuh kelembutan, mengelus pipi Galang dengan lembut. "Galang Perdana Harrison, nama yang begitu indah. Aku yakin kamu akan tumbuh menjadi anak yang hebat dan penuh keberanian, seperti namamu."Tuan Johnson mengangguk setuju, senyumnya tak bisa disembunyikan. Dia merasa bangga melihat Bella mengambil keputusan yang tepat untuk memberi nama kepada bayi mereka. "Galang, nama yang kuat dan memiliki makna yang mendalam. Kamu akan menjadi anak yang berani dan selalu berusaha mencapai tujuanmu, seperti namamu yang mengandung arti 'berani'."Bella melihat kedua orang yang begitu ia cintai dengan tatapan penuh kebahagiaan. Dia merasa lega karena mereka menerima nama yang dia pilih untuk bayi mereka. "Terima kasih, Mama Sally, Papa Johnson. Saya senang bahwa kali

  • Terpaksa Menjadi Sugar Babby   Demi Anak

    Bella terdiam sejenak. "Aku tidak tahu Mah, apakah aku harus kembali kepada Max Felix atau tidak," jawab Bella dengan lirih.Mama Sally mendekati Bella dengan penuh kelembutan. "Sayangku, mama mengerti betapa sulitnya situasi yang kamu hadapi. Kamu sudah melalui banyak penderitaan dan trauma, dan mama tidak bisa membayangkan betapa beratnya bagi kamu untuk kembali kepada Felix. Tapi apapun keputusanmu, kami di sini untuk mendukungmu."Bella menangis, membiarkan air mata mengalir bebas di pipinya. "Mama Sally, aku takut. Aku takut Felix akan marah dan mengancam keselamatanku dan bayi ini. Aku takut dia akan mengambil bayiku dariku. Terlebih, aku takut pada mba Salma."Mama Sally menggenggam tangan Bella dengan erat. "Bella, kamu tidak sendiri dalam menghadapi semua ini. Kami akan melindungi kamu dan bayi ini. Jika kamu memilih untuk pergi kembali kepada Felix, kami akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamananmu. Tapi jika kamu memutuskan untuk tidak kembali, kami akan mendu

DMCA.com Protection Status