Tidak tinggal diam, Esih pun merangsek maju."Apa-apaan kamu, Cahaya! Siapa yang mengajarimu berbuat tidak sopan pada Nenek, hah?" bentak Esih, mendorong tubuh Cahaya.Tak ayal. Cahaya terhempas, berbarengan dengan terlepasnya cengkraman tangan bu Ratna dari Tiara.Wanita di atas separuh abad itu, terjengkang ke belakang.Ia mengaduh kesakitan. Tulang punggungnya yang sudah tidak sekuat Cahaya, terdengar gemeretak membentur lantai kayu.Tiara bangkit, dengan wajah memerah karena amarah yang sejak tadi ditahannya."Pergi sekarang juga kalian berdua dari rumahku!" teriak Tiara, mengarah pada bu Ratna dan Esih.Rasa hormat pada bu Ratna sebagai neneknya, sepertinya sudah tidak lagi tersisa."Kalian berdua memang cucu yang durhaka!" desis bu Ratna, dengan emosi yang sudah naik di ubun-ubun.Kemudian ia bangkit, lalu mendekat pada tiara."Kamu sudah lancang pada padaku. Sebagai cucu, kamu dan adikmu, sama sekali tidak menghormatiku sebagai ibu dari bapakmu." ujar bu Ratna, terdengar pelan
Read more