All Chapters of 100 Tugas Kesatria Pemburu Naga: Chapter 11 - Chapter 20

76 Chapters

11. Luke terbunuh

Kedua mata Luke melebar. Dadanya terasa sangat sesak dan kepalanya berputar. Apalagi saat Ciel terus menjilat darahnya yang menempel di pisau. "Hentikan!" seru Luke. Ciel tersenyum miring. Ia menarik kerah kemeja Luke hingga mengikis jarak mereka. Dalam jarak sedekat itu, Luke bisa bisikan dari gadis tersebut. "Mau menjemput ayahmu sekarang?" tanya Ciel. Pandangan Luke mulai tidak fokus. Ia memegangi kepalanya yang terasa seperti ditusuk jarum. Secepat mungkin ia mendorong tubuh Ciel. Sepertinya tubuh Joan bereaksi hanya dengan mendengar Ciel yang mengungkit kematian ayahnya. Luke berusaha keras untuk mengambil alih tubuhnya, namun tiba-tiba ... Jleb! Luke meringis saat pisau lipat milik Ciel sudah menancap di perutnya. Rasa nyeri berhasil membuatnya mulai lunglai dan jatuh terduduk. Sebelah tangannya memegang gagang pisau sambil sesekali menariknya. "Siaaal! Sakit sekali!" jeritnya. Ciel menatap Luke dengan tatapan sedih, namun bibirnya melengkung sempurna. Gadis itu benar-be
Read more

12. Caroline terikat di rel kereta

Beberapa menit sebelum melarikan diri...Luke memandang langit-langit bangunan mewah tersebut. Ia merasa sangat familiar dengan keadaan ini. Tepatnya saat berhasil dikalahkan oleh Naga emas generasi kedua. Namun kali ini ia dikalahkan oleh seorang gadis bertubuh ramping dan mungil.Ternyata aku sudah melemah, batinnya.Begitu memejamkan mata, cahaya langsung memenuhi pandangan Luke. Lalu terdengar suara-suara yang familiar menggema di telinganya."Bangunlah. Jangan melupakan tugasmu."Luke terkekeh pelan. Sepertinya ia sudah hilang kesadaran. Makanya ia bisa berada di tempat terang ini lagi."Apa aku mati untuk kedua kalinya?" tanya Luke.Cahaya itu tertawa. "Bagaimana saya bisa membiarkan jiwa yang kotor seperti Anda mati tanpa menyelesaikan tugas, Kesatria?""Jadi?""Buka mata Anda. Lalu selesaikan tugasnya!"Tiba-tiba saja mata Luke langsung terbuka lebar. Napasnya tersengal cukup lama. Ia bisa melihat sosok Ciel yang sedang merapikan rambut. Dressnya sudah berganti dengan celana p
Read more

13. Menyelamatkan Caroline!

"Oh ya, kereta akan tiba di stasiun pukul 7 malam. Berarti tersisa 7 menit sebelum Nona tertabrak di kereta."7 menit?Gadis itu pasrah."Caroline!"Caroline dengan cepat membuka matanya dan menoleh ke arah suara tersebut. Ia sedikit berharap kalau sosok yang memanggilnya adalah Joan. Tapi ... tentu saja bukan. Apalagi setelah melihat foto yang dikirim oleh penjahat tersebut."Hahaha. Pasti kau berharap si culun itu datang 'kan?"Caroline membuang mukanya dengan perasaan kecewa. Ia tidak tahu sudah berapa menit berlalu. Namun ia masih belum mendengar tanda-tanda adanya kereta yang mendekat."Bos, bagaimana kalau kita makan dulu?" tanya salah satu pria yang sedari tadi mengawasi Caroline.Pria yang dipanggil bos itu menoleh, lalu ia menyodorkan 4 lembar uang kertas 50 lei. Kedua rekannya itu tersenyum senang dan langsung berlari entah ke mana. Kini tersisa Caroline dan bos penjahat."Siapa nama Anda?" tanya Caroline.Pria itu menaikkan sebelah alisnya. "Untuk apa kau tahu namaku?""Jik
Read more

14. Christoper Brandon

"Caroline!!! Buka matamu!!!"Mata Caroline yang semula terpejam langsung terbuka lebar mendengar suara yang begitu familiar. Ia tidak menyangka akan melihat sosok Joan, walau dengan kondisi yang sangat berantakan.Dia ... benar-benar masih hidup, batin Caroline.Sementara itu Luke terus berusaha memacu langkahnya. Ia bisa melihat kepala kereta dari kejauhan. Ia berlari semakin cepat. Tidak peduli nyeri di sekujur kakinya akibat melompat dari jarak yang cukup tinggi.Begitu tiba di samping Caroline, Luke menoleh ke segala arah. Ia mencoba untuk menemukan sesuatu yang bisa digunakan untuk memutus tali.Hingga ia teringat dengan pisau lipat pemberian Ciel. Secepat mungkin ia mengambilnya dari saku celananya. Luke tersenyum saat tali yang mengikat Caroline terlepas. Namun tanpa disadari, kereta sudah berada sangat dekat dengan mereka. Secepat mungkin Luke mendorong gadis itu dan membiarkan tubuhnya tertabrak kereta.Caroline terdiam cukup lama. Pandangannya kosong ke arah kereta yang mela
Read more

15. Tugas baru!

Christoper Brandon? Sepertinya aku pernah dengar nama itu, batin Luke.Ciel mendeham pelan saat melihat Luke termenung cukup lama. Gadis itu berdiri, lalu mengambil figura yang ada di atas meja televisi. Kemudian ia menyodorkan benda itu pada Luke."Mereka keluargaku. Mungkin kau pernah melihatnya," ujar Ciel.Luke langsung mengambil figura itu, lalu ia mengamati setiap wajah yang ada di sana. Dahinya berkerut, rasanya mereka sangat familiar di mata Luke. Namun ia tidak ingat kapan dan di mana melihat mereka."Sejak kapan mereka ditangkap?" tanya Luke.Ciel terdiam cukup lama. Ia mencoba mengingat kejadian saat Christoper Brandon memaksa masuk ke rumah dan menangkap keluarganya. Hanya dengan membawa surat hutang, pria itu berhasil membuat Ciel tidak berdaya."Terpatnya lima tahun lalu. Selain keluargaku, dia juga mengambil rumah dan perusahaan ayahku."Sebelah alis Luke langsung naik, ia nampak bingung. "Perusahaan? Bagaimana bisa dia mengambilnya?""Ini semua salahku. Aku dijebak," k
Read more

16. Kiss

"Kau sudah siap?"Luke langsung menutup rapat lemari pakaian itu, padahal ia belum mengambil satu pun. Ia segera berbalik dengan senyuman kaku. Sementara Ciel terlihat meringis."Pakai bajumu," katanya.Luke menunduk, lalu kedua sudut bibirnya sedikit tertarik. "Ah ya, aku melupakan bajunya. Apa kau bisa menunggu di luar?"Gadis itu langsung menutup pintu. Luke kembali membuka lemarinya. Surat itu sudah tidak ada. Namun muncul cahaya dari celah-celah pakaiannya."Jangan lupa tugasmu, Kesatria. Waktunya sampai satu minggu."Luke mendengus pelan, lalu menarik salah satu pakaian dari sana. Sebab waktu sudah semakin siang. Bisa-bisa mereka tidak bisa tiba di tempat berkumpul Christoper dengan anak buahnya.Saat hendak keluar ruangan, tiba-tiba saja cahaya itu kembali bersuara."Tunggu sebentar, Kesatria!""Apa lagi?" tanya Luke sembari berbalik.Tiba-tiba saja muncul sebuah kain yang mirip seperti syal melayang di atas kepalanya. Luke nampak bingung, namun detik berikutnya, benda itu lang
Read more

17. Upaya menyelesaikan tugas!

Luke hanya diam saat diseret ke parkiran oleh Caroline. Sementara Ciel terus mengikuti dari belakang dengan berhati-hati. Untung saja tidak cukup banyak orang di cafe saat ini."Kamu benar-benar mau membawaku pulang ya?" tanya Luke begitu tiba di depan mobil.Caroline mengerutkan dahinya. "Menurutmu untuk apa aku datang jauh-jauh ke sini?""Berlibur?""Cepat masuk!"Luke langsung menoleh ke arah Ciel. "Tunggu sebentar Caroline. Aku akan menemui dia sebentar."Caroline langsung membulatkan matanya. Ia tidak percaya Joan yang selalu patuh, kini membuatnya menunggu hanya karena perempuan lain. Apalagi pria itu tidak menunggu jawabannya. Benar-benar berubah!"Ciel, aku tidak akan melupakan perjanjian kita."Gadis itu menarik kedua sudut bibirnya. "Kalau begitu, besok kita bertemu lagi di sini, di jam yang sama."Luke mengangguk. "Kalau begitu aku pergi."Setelah berpamitan, Luke langsung berlari menuju Caroline. Wajah gadis itu sudah masam dengan tangan terlipat di dada. Tentu saja pasti
Read more

18. Apa yang terjadi pada Ciel?

"Butuh sesuatu?"Caroline yang baru saja membuka pintu kamar langsung dibuat terkejut dengan keberadaan Luke. Pria itu sudah tampak segar dan rapi. Padahal hari masih sangat pagi."Apa yang kau lakukan di depan kamarku, Joan?!" tanya Caroline.Luke semakin menarik kedua sudut bibirnya. Hingga Caroline untuk pertama kalinya sadar, pria itu memiliki sebelah lesung pipi yang indah."Kenapa malah tersenyum begitu? Aneh!""Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Luke sekali lagi.Caroline mendecak, lalu ia sedikit mendorong Luke agar bisa lewat. Pria itu terus mengikuti langkahnya. Walau tidak mengatakan apa pun, namun tentunya berhasil membuat Caroline risih.Gadis itu langsung berhenti dan berbalik. "Apa? Kau mau apa? Mengapa sikapmu berubah seperti ini?"Luke menaikkan sebelah alisnya. "Apakah aneh kalau aku ingin membantumu?""Ya! Selama ini kau selalu berusaha untuk tidak berurusan denganku!" sahut Caroline."Anggap saja aku ingin menebus kesalahan selama ini."Caroline mendengus, ia tidak men
Read more

19. Caroline Sang Penyelamat

"Suster! Sekarang! Aku butuh mobilnya sekarang! Ini menyangkut nyawa seseorang!""Nyawa siapa?"Luke dan Elle menoleh serentak. Nampak Caroline yang kini sudah menatap mereka dengan wajah penasaran. Ia mengangkat sebelah tangannya yang membawa kunci mobil."Butuh bantuan?" katanya.Luke menelan ludahnya dengan kasar. Sejujurnya ia tidak ingin melibatkan Caroline dalam masalahnya sendiri. Tapi jika tidak bergegas, ia takut terjadi apa-apa dengan Ciel.Akhirnya Luke mengangguk dan langsung disambut senyum angkuh Caroline. Gadis itu berjalan mendahuluinya menuju ke parkiran. Begitu tiba di depan mobil, Caroline berbalik menatap Luke cukup lama."Sebelum kita pergi, jawab pertanyaanku."Luke menaikkan kedua alisnya. "Ya?""Siapa yang ingin kau selamatkan sampai berani berteriak pada Suster Elle?"Luke terdiam. Ia tidak mungkin memberitahu Caroline kalau ingin menyelamatkan Ciel. Bisa-bisa terjadi salah paham dan membuat gadis itu tidak jadi membantunya."Hanya teman," jawab Luke sekenanya
Read more

20. Syal penyelamat

Belum selesai suasana haru akibat ditolong Caroline, namun rombongan orang-orang yang menyejarnya sudah semakin mendekat. Secepat mungkin ia menarik tangan Caroline untuk bersembunyi di ruang ganti pakaian."Kamu sudah menemukan Ciel?" tanya Luke sembari merapatkan tirai.Caroline mengangguk. "Dia ada di lantai satu."Terdengar suara langkah kaki ramai yang semakin mendekat. Luke mendecih pelan, ia memegangi dua sisi tirai agar tidak tersingkap jika ada angin."Sepertinya mereka tidak ada di sini.""Belum tentu. Mari kita periksa satu per satu ruang ganti pakaian."Luke melirik ke arah Caroline. Gadis itu terlihat sangat panik. Bisa dilihat dari kebiasaan menggigit kukunya saat sedang merasa gelisah.Tiba-tiba saja Luke teringat dengan syal yang selalu ia lingkarkan di pinggang. Secepat mungkin ia mengeluarkan benda tersebut. Lalu ia menyodorkannya pada Caroline."Tutupi kepalamu dengan ini," bisik Luke.Caroline mendelik. "Mereka tetap bisa mengenaliku, Joan.""Tidak akan. Percaya pa
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status