POV Bagas“Nilam,” gumamku saat melihat dia turun dari mobil.Dia sepertinya mengganti mobilnya, makanya aku sampai tidak mengenali.“Yayah.”Senyumku merekah karena melihat Alin. Rasa rinduku akhirnya terobati. Segala kemarahan yang ada dalam dada langsung musnah hanya dengan melihat bidadari kecilku.“Maaf, Mas. Aku datang tidak bilang-bilang.”“Kenapa harus minta maaf segala. Duduk.” Sebelah tanganku terulur untuk mengambil Alin.“Jangan, Mas. Tanganmu-”“Tidak apa-apa. Dudukkan saja Alin di pangkuanku.”Nilam mengangguk.“Yayah.”Kudekap erat tubuh kecilnya, mengecup puncak kepalanya.“Alin rindu ayah?”“Ndu,” sahutnya.Aku terkekeh geli mendengarnya.“Dia semakin pintar,” kata Nilam, “oh ya, Ibu di sini juga ‘kan?”“Iya, ibu sedang tidur.”“Padahal aku mau sekalian pamit.”Keningku berkerut, “Pamit kemana?”Perasaanku langsung tidak enak mendengar itu.“Aku harus ikut Bang Ilyas dinas di luar kota.”“Luar kota?”“Iya. Jadi mas hanya bisa menemui Alin sesekali saja, tidak bisa ses
Last Updated : 2023-12-18 Read more