All Chapters of Doa Istri Pertama Mendatangkan Derita: Chapter 41 - Chapter 50

128 Chapters

Kejutan Tak Disangka

“Sayang, siapa?”Terdengar suara Laras dari dalam.“Mari masuk.” Dia mempersilahkan kami untuk masuk.Sama sekali tidak menyangka. Sepertinya lelaki ini orang yang sama yang waktu itu menikah dengan Laras karena digrebek. Ternyata hubungan mereka berlangsung lama.“Silahkan duduk, saya panggil dulu istri saya,” katanya lalu masuk ke dalam kamar.“Mas.”Aku menoleh menatap Nilam, “Kenapa? Mau juga suami brondong?”“Apa sih. Bukan itu, memang tidak apa-apa aku di sini?”“Tidak ada yang melarang, kalau kamu keluar nanti Qai juga akan ikut Jadi duduk saja, Laras juga pasti akan mengerti.”“Mas, Mbak. Maaf ya membuat kalian repot.” Laras keluar dari kamar sedangkan laki-laki itu melangkah ke belakang.Wajahnya memang tampak pucat.“Tidak usah sungkan begitu. Qai salim dulu ke ibu.” Aku menarik Qai dari pangkuan Nilam.Qai menggeleng, dia malah merapatkan tubuhnya pada Nilam.“Tidak apa-apa, Mas. Melihat Qai datang saja aku sudah senang.” Laras terlihat lebih kalem, tidak menggebu-gebu sepe
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Akhirnya

POV Author“Mau menikah hari ini?”Bagas terlonjak melihat ayahnya Nilam keluar dari kamar mandi. Disusul oleh Qai dan Alin.“Rencanamu gagal, Gas. Ibu tidak sengaja bertemu Nilam tadi jadi ya begini.”“Ibu.”Sang ibu juga keluar dari sana.“Ibu tidak bilang apa-apa pada Nilam. Biarlah nanti malam jadi makan malam romantis untuk kalian,” kata ibunya dengan senyum merekah.“Daripada makan malam romantis, aku lebih ingin menikahi Nilam, Bu.” Bagas melirik Nilam dengan sorot mata penuh arti.“Kenapa bicara pada ibu. Tanya saja pada orangnya, dia ada di depanmu.”“Tidak usah pegang-pegang dulu.” Ayahnya Nilam melepaskan genggaman tangan Bagas dan Nilam.“Harus sah dulu,” timpal Dilla.Mereka berkumpul di sini. Bagas berniat membuat kejutan malah dia yang terkejut karena Nilam lebih dulu menyiapkan ini.Sebenarnya tidak ada lagi alasan untuk menunda hal baik. Masalahnya Nilam dan Bagas bukan lagi orang yang baru beranjak dewasa, mereka sudah melewati beberapa fase kehidupan dengan masalah
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Antara Bahagia dan Derita

“Mas Bagas.”Bagas yang sedang sibuk menyuapi Qai langsung mendongak.‘Astaghfirullah.’ Ia buru-buru memalingkan wajahnya melihat bagaimana Yuri berpakaian.“Ada perlu apa, Bu?” tanya Bagas, masih sibuk dengan Qai.Bukannya tergoda pada penampilan Yuri, ia malah jijik karena tahu Yuri menggodanya dengan terang-terangan seperti ini. Tadi malam mengundangnya ke kamar dan sekarang malah memamerkan tubuhnya di depan Bagas.Mungkin lelaki lain jelas tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tapi tidak dengan Bagas. Ia sudah berubah. Ada yang halal untuknya, tidak akan tergoda oleh yang lain.“Ini anakmu?” tanyanya basa-basi lalu ikut duduk di pasir.“Iya. Saya kesini bersama istri saya juga sebenarnya,” kata Bagas.Mata Yuri terbelalak, “Is-istri? Mas Bagas bukannya duda?”“Itu beberapa hari lalu, Bu. Ibu mau bertemu dengannya, akan saya panggilkan.” Bagas berbalik dan bangkit, melambaikan tangannya pada Nilam, “sayang, sini.”Yuri yang matanya minus, tidak bisa melihat Nilam dengan jelas saat
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Gempuran Tak Henti

“Aku dan Rey tetap akan tinggal di sini, kami janji akan mengunjungi mama lebih sering nanti.”Bu Risti terbelalak karena Laras langsung berubah pikiran, namun ia hanya bisa menahan emosinya karena takut nantinya jika Reyhan akan semakin susah untuk dibawa pulang.Dengan terpaksa, wanita paruh baya itu tersenyum, “Iya. Tidak apa, yang penting kalian ada datang ke rumah. Kalau begitu mama pamit dulu.”Laras dan Reyhan mengantar Bu Risti sampai di depan rumah.Reyhan melirik sang istri, “Sudah kubilang ‘kan. Kalau tidak nyaman langsung katakan, pasti tadi pertama mengatakan iya karena terpaksa,” tebaknya.“Aku hanya ingin kamu bisa dekat lagi dengan keluargamu tapi sepertinya tinggal di sana tidak cocok untukku,” kata Laras, ia tidak mengatakan apa yang tadi dibisikkan Bu Risti padanya.Kalau saja Laras mengatakan itu maka yang ada nanti hubungan Reyhan dan sang ibu kembali merenggang dan Laras tidak mau itu terjadi. Ia berusaha untuk membuat Reyhan dan orang tuanya akur, ia merasa sang
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Tak Mempan Digoda

POV Nilam“Mbak tidak masalah kalau memang Qai masih betah di sana,” ujarku lewat sambungan telepon.“Betah di sini tapi dia lengket pada Rey, Mbak. Aku malah diabaikan,” jelasnya sambil terkekeh.Aku pun mengulum senyum mendengarnya, “Mungkin Qai betah disana lewat Reyhan, nanti juga bisa dekat denganmu. Sabar saja, kalau memang Qai masih betah biar nanti Mbak bilang ke Mas Bagas kalau Rey menginap lagi di sana.”“Iya, Mbak. Terima kasih ya. Maaf merepotkan.”“Tidak usah sungkan, ya sudah. Mbak tutup ya teleponnya, ini Alin sudah mau pulang soalnya.”Aku masih berada di sekolah Alin. Karena ini hari pertama, aku harus menemani. Meskipun hari-hari kedepannya juga pasti sama. Namanya juga anak kecil.Mendengar kabar dari Laras, aku merasa lega. Qai memiliki kemajuan untuk tinggal bersama orang yang baru beberapa kali ditemuinya. Meskipun mungkin tantrumnya jelas pasti tidak hilang, tapi setidaknya Laras merasakan bagaimana dia bisa merawat anaknya sendiri.[Sayang, masih di sekolah.]P
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more

Membuat Valakor Panas

[Iya, kenapa memangnya? Iri, mau juga? Tapi sayang itu hanya dalam mimpimu.]Yuri benar-benar membuatku kesal. Tidak pernah aku membalas pesan sampai menggebu begini. Dia memang temanku tapi kalau sudah berniat alif profesi menjadi pelakor maka aku pun tidak akan memposisikan diri sebagai temannya.Hidup bersama kembali dengan Mas Bagas sepertinya memang lekat dengan orang ketiga karena memang dia banyak dikagumi. Makanya aku sendiri harus berperan juga meski Mas Bagas tidak tergoda.“Kenapa mukanya kecut begitu?”Aku menoleh pada Mas Bagas yang baru saja kembali dari belakang.“Baru saja kita membicarakan dia, malah ada mengirimkan pesan padaku.”Kening Mas Bagas berkerut lalu mengambil alih ponselku. Dia tampak serius membaca pesan dari Yuri.“Tidak usah dipedulikan orang seperti dia. Hanya membuat darah tinggi saja. Dia pikir bisa membuat mas tergoda,” gumam Mas Bagas lalu melempar begitu saja ponsel ke atas meja.“Memang tidak tergoda? Yuri itu cantik loh, Mas. Tubuhnya juga bagus
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Kena Mental

Foto-foto yang tak pantas, dikirimkan oleh Yuri pada Mas Bagas. Foto itu otomatis terbuka namun tidak otomatis tersimpan di galeri. Aku buru-buru menghapusnya.“Kamu sudah lihat?”“Sekilas. Mas tidak memperhatikannya, sungguh.”“Benar mau pakai ponselku?”“Iya. Kalau ganti nomor atau blokir nomornya tidak mungkin jadi kita bertukar saja ya.”Aku mengangguk. Memang lebih baik begini, Mas Bagas juga dari dulu tidak mengganti nomor ponselnya dan nomor itu yang dipakai untuk bisnis juga. Dia paling malas jika memakai dua ponsel karena menurutnya sangat merepotkan.“Qai sudah tidur nyenyak?” tanyanya.“Makanya aku ke sini.”Mas Bagas beranjak, menarik tanganku ke sofa.“Mas ada rekomendasi film, pasti kamu suka.”Aku meliriknya, “Tumben?”Mas Bagas tidak pernah mengajakku nonton begini sebelumnya. Selain karena dia tidak suka, waktunya juga terlalu berharga jika sekedar untuk menonton film. Dia lebih suka mengajakku pergi ke luar. Tapi sekarang ada anak-anak jadi akan susah, menyempatkan w
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Pelakor vs Mantan Pelakor

Tidak mungkin aku meminta Mas Bagas mengantar karena dia sedang sibuk di kantor. Sekarang hari jadi pernikahan Mbak Dilla dan Bang Haikal, aku ingin mencari hadiah untuk mereka.Meminta ibu menemani tidak tega, ibu sekarang mudah lelah apalagi jika diajak berkeliling untuk mencari hadiah.“Laras.”Aku ingat dia dan langsung menghubunginya. Sekalian juga jalan-jalan bersama anak-anak, pasti Laras akan senang.“Bunda, mau itu.” Qai menarik-narik tanganku.“Jangan, Qai. Tadi kamu sudah jajan es, yang lain saja ya. Beli kue mau? Qai tadi di rumah makannya sedikit.”Qai menggeleng tetap keukeuh menunjuk penjual es krim yang menggunakan motor. Sebenarnya karena ini aku agak ragu membawa Qai karena dia itu tidak bisa dibilang tidak, ikuti perkataanku pun hanya sesekali.Soal sekolah untuk Qai, Mas Bagas masih mencarikan tempat yang bagus. Bagaimanapun kalau untuk anak harus tempat yang paling bagus apalagi untuk Qai.“Tunggu sebentar lagi, kakak Alin pulang. Kita ke rumah Ibu Laras ya?” Aku
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Duta Anti Pelakor

“Mantan pelakor yang tobat itu namanya,” kata Mas Bagas setelah mendengar apa yang kuceritakan soal kejadian tadi siang, “tapi benar kamu tidak disakiti Yuri ‘kan, sayang?”“Tidak, Mas. Aku tidak apa-apa.”“Syukurlah kalau kalian baik-baik saja.”Aku mengangguk, “Laras cocok jadi duta anti pelakor, Mas.”Mas Bagas langsung terbahak, “Ada-ada saja kamu ini. Makin kesini makin lucu bikin mas makin cinta.”Dia malah mengeluarkan jurus merayunya.“Tidak usah nyamber kesana, Mas. Kita sedang membicarakan apa kamu larinya kemana.”Mas Bagas tiba-tiba menggenggam tanganku, “Laki-laki yang mendua itu cocok mengalami apa yang sudah terjadi pada mas, bahkan harusnya lebih dari itu. Karena tanpa ada sebuah teguran, jarang orang bisa menyadari kesalahannya. Dan mas termasuk orang yang beruntung karena ditegur setelah menyakitimu.”Kecupan mendarat di punggung tanganku. Darahku masih selalu berdesir saat mendapatkan sentuhan darinya.Mas Bagas mendapatkan teguran tepat di hari aku merasa sangat te
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Jadi Yang Ditakuti

“Tante ini, mertuanya temanku, Yah.” Aku mengatakan apa adanya.“Jadi sebelumnya sudah bertemu tapi tidak saling mengenal?”Aku mengangguk. Tidak menyangka akhirnya bisa bertemu dengan ibu kandungku, tapi perlakuannya pada Laras membuatku sangat kecewa jika wanita paruh baya tak berhati itu adalah ibuku.Memang aku sudah menerima ayah tapi saat ibuku datang apalagi kelakuannya membuatku tak suka, maka ini hal berat lagi yang harus kulalui.Apa sebenarnya ibu sudah tahu aku anaknya, makanya setiap bertemu selalu menghindar? Entahlah, aku enggan untuk menebak-nebak.“Ayah, mereka sudah menunggu lama,” kataku, mencoba keluar dari situasi ini.“Wik, ayo ikut bergabung dengan kami.” Ayah mengajak ibu juga.“Tidak usah, Mas. Ini acara kalian, lain kali saja. Aku permisi.”Aku sama sekali tidak ada niat untuk menahannya pergi. Entahlah, mungkin karena merasa sudah mendapatkan kasih sayang seorang ibu makanya aku tidak merasa kehilangan. Semenjak menikah dengan Mas Bagas, aku merasa memiliki
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status