[Mas. Mantan istrinya ayah mau bertemu denganku. Bagaimana?]Kukirimkan pesan pada Mas Bagas, padahal dia ada di kamar mandi. Biarlah nanti dia baca setelah selesai mandi. Aku masih tidak ingin berdekatan dengannya.“Mbak, kemarin ke rumah sakit 'kan? Mbak kenapa, sakit?” tanya Laras sambil menyuapi Qai.Aku mengernyit, “Mbak belum kasih tahu kamu ya?”Laras menggeleng, “Belum, Mbak.”“Sebentar lagi Alin dan Qai akan punya adik.”Mata Laras membulat sempurna, “A-apa? Mbak … hamil?”Kepalaku mengangguk pelan.“Selamat, Mbak. Aku ikut senang mendengarnya.”“Terima kasih, Ras.”“Aku juga masih menunggu, berharap bisa diberi kepercayaan untuk hamil lagi,” katanya dengan senyum yang mulai memudar.“Anak itu rezeki, Ras. Rezeki akan datang di waktu yang tepat, jangan cemas. Kamu juga tahu sendiri, dulu Mbak susah punya anak. Tapi sekarang, baru menikah lagi dengan Mas Bagas langsung hami. Insya Allah kamu juga segera menyusul. Intinya tidak ada yang mustahil.” Aku mengelus pundaknya lembut.
Last Updated : 2024-01-09 Read more