All Chapters of Janda Milik Sang Aktor: Chapter 71 - Chapter 80

102 Chapters

71. Ada Apa dengan Mereka?

"Kamu masih menemui janda mandul yang satu itu, Noah?" tanya Elisabeth dengan nada meremehkan, yang mana langsung membuat gatal dan panas telinga sang putra. "Ck! Kenapa kamu bisa sesuka itu sama perempuan itu sih? Apa yang menarik dari janda yang satu itu? Bukannya kamu pasti bertemu dengan perempuan lain yang masih gadis dan tentunya lebih cantik dari dia ya?"Noah mengembuskan napas kasar. Paling tak suka dengan situasi semacam ini. "Mau ada perempuan yang lebih cantik dari Tara, atau lebih kaya, masalahnya hatiku jatuh ke Tara, Mah. Gimana dong?"Elisabeth mendelik tak suka. "Masa depan macam apa yang kamu harapkan dari janda mandul seperti dia, hah?!""Masa depan?" Noah berdecak kesal. "Aku nggak bisa menengok masa depan, tapi aku tau kalau cintaku yang sesungguhnya cuma buat Tara, Mah.""Kamu mau kurang ajar sama Madre kamu, Noah?!" Sahut Federick dengan nada lantang. "Kamu mau melawan orang tua kamu sendiri demi perempuan yang masa depannya nggak jelas itu?""Bukan melawan, Pah
Read more

72. Total Chaos

Beberapa menit lalu, Tara masih bercakap dengan Rosalie di sofa tunggu lantai teratas Hacer. Namun tak lama setelahnya, dia mendapatkan panggilan masuk dari sang mantan suami dengan nada mengancam yang membuat Tara terpaksa menemui pria itu di depan Hacer. Berjaga-jaga, Rosalie menemani Tara turun, namun mengamati dari kejauhan. Mulanya tidak ada yang aneh, tetapi secara mendadak Seno memperlihatkan layar ponselnya yang sedang menyuguhkan sebuah foto di mana dirinya keluar dari mobil Noah. Bukan itu saja, terdapat judul di atasnya berupa; kencan berlanjut antara Noah Alejandro dan staf, menguak betapa besar kebohongan yang diperbuat oleh pihak agensi.Tara membeku, merasakan terdapat sesuatu yang tidak beres mulai menyergap lehernya dari belakang. Ini tidak benar! Dia merasa harus segera melarikan diri jika tak mau termakan jebakan Seno yang satu ini.Tetapi tanpa aba-aba, muncul beberapa wartawan secara serentak seakan-akan mereka telah bersiap di suatu tempat. Dalam sekejap, pengli
Read more

73. Restu Jatuh

Iya—Tara tidak sedang bermimpi atau bahkan salah dengar. Elisabeth menyambutnya penuh kehangatan, yang mana nyaris membuat Tara pingsan di tempat jika dia tak mencubit dirinya sendiri secara diam-diam. Semua kenyataan yang mengitari hidupnya kali ini bagaikan sebuah permasalahan pelik pada negeri dongeng yang bisa diselesaikan hanya dalam beberapa menit.Entah gerangan macam apa yang merasuki diri Federick dan Elisabeth. Tiba-tiba saja keduanya bersikap ramah dan mengakui Tara sebagai calon menantu mereka. Bukan hanya di depan Tara saja, tetapi di depan awak media yang membabi buta saat berada di Hacer siang tadi."Apa yang Anda lakukan terhadap calon menantu saya?!" Seruan kelewat menggelengar yang berasal dari Federick kala itu menghentakkan Tara hingga dia tak mampu berpijak dengan benar. Bahkan pada detik itu, Tara meragukan seluruh indra yang dimiliki. Namun segalanya berubah saat Elisabeth menariknya penuh kelembutan, membawanya masuk ke lobi sementara Federick berurusan dengan
Read more

74. Empat Mata

Bukan tanpa alasan Federick dan Elisabeth bersantai-santai mendatangi Tara setelah semua kerusuhan yang terjadi siang tadi. Setelah mengusir para wartawan dan mengamankan Seno ke dalam Hacer seraya memanggil polisi, keduanya telah memerintahkan orang-orang kepercayaan mereka untuk menyelidiki segalanya tentang Seno. Mulai dari bagaimana pria itu bisa sepercaya diri dengan menyeret Tara ke tengah panggung sandiwara, sampai pada kemunculan segerombolan wartawan yang secara mendadak dan serentak.Kabarnya, Seno telah bertemu dengan seseorang yang mendalangi artikel kencan Noah dan Tara. Di ruangan Heru, Seno menjalani serentetan interograsi kecil-kecilan sebelum dibiarkan pulang dalam pengawasan ketat. Selagi Tara dibiarkan beristirahat ditemani oleh Cell di ruang kesehatan, yang lain berusaha menggali informasi dari Seno.Kali ini, Federick menyampaikan hasil penyelidikan mereka terhadap perlakuan nekat Seno. Tara menyimak, setengah tak percaya bagaimana bisa Seno bertemu dengan orang y
Read more

75. Manusia dan Sifatnya

"Ibu nggak mengira, ternyata Tara memang calon menantu di keluarga itu, Seno." Kata Sari sembari memijit pelipisnya yang sedari tadi berdenyut nyeri. "Tau begini, seharusnya kamu nggak perlu menuruti perintah orang itu."Sejak pulang dari kekacauan yang diperbuatnya hari ini, pria itu mondar-mandir bagaikan setrika panas yang ingin sekali menggilas apa saja. Dia tak menyangka bahwa perbuatannya yang telah direncanakan itu gagal total. Justru, dia malah pulang disertai pengawasan ketat yang menyesakkan."Sialan! Orang itu maunya aku yang repot, Bu! Dia enak-enakan kerja di balik layar!" Seno mengepalkan tangan kanannya, ingin sekali memukul sesuatu.Juwita, yang baru saja melihat video di internet mengenai aksi Seno siang tadi, langsung dirundung kesal. Dia sendiri tidak senang dengan kenyataan baru yang menimpa hidup Tara. Ingin sekali Juwita menggantikan posisi Tara, menikahi Noah yang tampan dan banyak uang itu.Melirik suaminya yang sekarang ini, malah menurunkan semangat Juwita sa
Read more

76. Pil Pahit

Noah seperti lupa bagaimana caranya berpijak. Terutama saat dia mendapati mobil yang sama dengan yang bertemu dengan Seno tadi di tempat parkir hotel yang disinggahi oleh Tara. Awalnya Noah memulai pengejaran mengenai orang dalam yang sangat ingin menghancurkan kariernya itu penuh antusias. Pemuda itu tidak sabar untuk mencari tau siapa dalangnya dan akan memberi pelajaran dalam bentuk apa pun.Akan tetapi, setelah mengetahui sosok yang mengharapkan kehancurannya itu, Noah meragu untuk sekadar melangkah ke mobil orang itu. Noah cepat-cepat menggelengkan kepala, harus sadar secepat mungkin. "Bagaimanapun, dia mau menghancurkanku—dan Tara."Menghempas keraguan yang tersisa, Noah mengetuk kaca mobil. Tidak tau kenapa, pintu mobil bagian tengah terbuka begitu saja, seolah sudah menanti kedatangannya. Mengerutkan kening, secara perlahan Noah melebarkannya. Tepat pada penglihatan, si pemilik mobil yang sangat dikenalinya itu duduk santai. Tidak ada ketakutan sedikit pun. Memasuki mobil, No
Read more

77. Pertemuan Dadakan

"Noah ...."Baru kali ini, Tara mendapati Noah tanpa semangat hidup seperti biasanya. Seolah sesuatu baru saja menarik ruhnya keluar, yang menyisakan sendu pilu di balik wajah tampan pemuda itu. Tara tau, sekarang bukan saat yang tepat untuk mengatakan berbagai macam asumsi atas segala peristiwa yang terjadi. Maka yang dapat dia lakukan; hanya memeluk tunangannya itu dengan kehangatan yang tersisa.Pelukan tersebut disambut lemah oleh Noah. Rumahnya. Sejujurnya pemuda itu terkejut. Ketenangan mulai merambat secara pasti, berguna untuk mengembalikan sisa kesadarannya. Noah menyadari jika dia telah mempertanyakan sebuah hal yang disesali pada detik terbaru. Mengapa pula dia melemahkan diri seperti itu? Sungguh tidak pantas!Noah menghirup aroma lavender yang bercampur melati dalam-dalam. Aroma parfum Tara yang menguar dan menenangkan itu berhasil mengatur degup jantungnya yang semula memburu seperti dikejar banteng. "Ah, lemah sekali aku.""Enggak apa-apa, Noah." Tara menyandarkan kepal
Read more

78. Janji Terhadap Ayah

Ini mendadak sekali. Beruntung Noah sudah membasuh wajah dan menyikat gigit, jadi tidak kucel-kucel amat. Masalahnya dia belum mandi, sehingga Tara dengan baik hatinya menyemprotkan minyak wangi milik wanita muda itu secara berlebihan.Selagi Reina keluar untuk membawa masuk kedua orang tua Tara, Rendi masih berada di kamar Tara, mengamati Noah dan Tara yang sibuk dalam dunianya sendiri. Rendi melipat tangan di depan dada, mendelik tak suka saat dirinya tidak begitu dianggap."Mau mandi sebentar di sini?" tawar Tara.Noah cepat-cepat menggeleng, "Nanti aja deh! Kayaknya nggak sempat. Yang penting, aku udah kelihatan ganteng apa belum nih? Mendadak banget lho! Udah gitu aku baru bangun."Tara merapikan anak rambut Noah, "Udah kok! Yang penting, senyum aja oke?""Aku ganteng kalau senyum?" timpal Noah, sengaja memancing Tara di tengah kesempitan. Tara mendengus pelan, lantas menepuk dada pemuda itu perlahan. Noah menampilkan cengirannya, sementara Rendi memandang keduanya dengan kedongk
Read more

79. Sarapan Bersama

Pada akhirnya, mereka semua melangsungkan sarapan di restoran hotel. Noah terlihat akrab dengan Fajar, sehingga mereka membahas begitu banyak hal. Senyum yang terpatri pada wajah Tara rasanya enggan pergi barang sedetik. Reina menyikut lengan janda yang satu itu, lantas tersadar secepat kilat."Kamu juga udah pasti sama perasaanmu ke Noah sekarang kan, Tara?" tanya Reina.Tara mengulum senyum, meletakkan sendoknya. Melihat kedekatan serta kehangatan yang menyelimuti pada pagi hari ini membuat perutnya kenyang duluan. Kembali melirik Noah, wanita muda itu menganggukkan kepala secara perlahan. "Hm, seharusnya nggak seperti ini, Re. Aku udah berusaha mati-matian buat menghapus perasaanku ke Noah, karena dulu berpikir kami nggak bakalan bisa bersatu. Tapi melihat bagaimana perjuangannya dia buat meyakinkan orang tuanya dan aku, rasanya udah nggak mampu buat membohongi perasaanku sendiri."Tara melingkarkan seluruh jemarinya pada gelas berisikan es limun yang tersisa setengah. "Menurutmu,
Read more

80. Bertemu Alessia

"Ha? Aku ikut juga? Harus datang?"Dengan santai, Noah menganggukkan kepala. Setelah menghabiskan makan siang bersama di sebuah restoran, tiba-tiba saja Noah mengutarakan ajakan untuk menghadiri wrap up party atas web dramanya yang akan tetap tayang pekan depan ini. Tara tak pernah mengira jika Noah memiliki rencana seperti itu di tengah kegemparan media yang masih memanas. Seharian tadi, Tara mendapati bahwa akun sosial media Noah masih dikunjungi oleh para haters dan penggemar secara bersamaan. Masih ada yang mendukung dengan alasan bahwa Noah merupakan manusia biasa yang membutuhkan pasangan, banyak pula yang mengolok-olok pemuda itu lantaran tidak bisa mengontrol sifatnya sebagai aktor pendatang baru."Kalau aku ikut, otomatis aku ketemu sama rekan aktor yang lain dong?" tanya Tara yang jawabannya pun sudah diketahui.Lagi-lagi Noah mengangguk, "Ikut ya? Nanti kita beli baju bareng di butiknya Tante Rosalie.""Ah," Tara mendengus lelah. "Enggak tau kenapa, rasanya udah gugup dulu
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status