Semua Bab Mendadak Jadi Pengantin Pengganti: Bab 81 - Bab 90

124 Bab

81. Cemburu

Jesika melambai tangan pada sahabatnya sebelum kaca jendela mobil ditutup. Ketika mobil sudah melaju cukup jauh, Jesika mulai bersiap untuk menyeberang jalan. Dia toleh kanan dan kiri, memantau apakah jalanan sudah aman atau belum.Namun, ketika satu kaki hendak melangkah, seseorang memanggilnya dari arah trotoar sebelah kanan. Jesika langsung menoleh mencari asal suara tersebut. Jesika mendaratkan telapak tangan di atas kening untuk menghalau sinar matahari yang membuat pandangannya tidak terlalu jelas. Pertama Jesika hanya melihat dua kaki mengenakan sepatu putih berjalan, lalu semakin keatas, Jesika bergerak mundur satu langkah.“Sera?”Sera berdiri dengan wajah masam dikelilingi keringat di bagian pelipis sampai ke bagian rahang.“Bagaimana mungkin kamu tidak pernah berkunjung ke rumah setelah hidup kamu Makmur?”Kening Jesika berkerut. “Apa maksud kamu?”“Gara-gara kamu bisnis papa berantakan!” kata Sera dengan nada menyentak. “Seharusnya kamu bertanggung jawab sekarang!”“Aku?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

82. Tentang Balas Budi

Jesika keluar dari ruang ganti mengenakan lingerie dengan punggung terbuka. Sudah tidak ada rasa canggung ketika mengenakan pakaian tersebut di dalam kamar, toh sebelumnya Jesika juga sering mengenakan piaman terbuka asalkan tidak pergi keluar kamar.Antonio yang sekarang sedang duduk di atas ranjang sambil bersandar, menaikkan sedikit dagunya, mengamati Wanita yang melenggak di sana. Jesika masih belum menyadari ada tatapan penuh arti dari Antonio.Jesika berdiri di depan cermin, menyamirkan seluruh rambutnya ke depan, lalu mulai menyisirnya dengan lembut. Punggung yang bersih itu terlihat sangat jelas, membuat Antonio jadi gagal focus. Latay laptop yang menyala di atas pangkuan, bahkan ia abaikan sampai kahirnya rambut panjang itu terurai kebelakang.“Sial! kenapa dia bisa terlihat begitu sempurna sekarang!” umpat Antonio. Di balik celananya, ada yang mulai berontak.Jesika berbalik badan lalu berjalan santai menuju ranjang. Dari tampangnya, dia sama sekali tidak memperhatikan pagai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

83. Rumah Tak Layak Huni

Rencananya, Antonio akan menemani Jesika pergi ke rumah orang tuanya, tapi mendadak ada pertemuan dengan rekan bisnisnya. Ada satu rencana yang harus segera dibahas karena kebetulan memang rekan bisnisnya itu tidak suka berlama-lama untuk memutuskan semuanya.Meski tidak pergi dengan Antonio, tapi dia meminta Bitt untuk mengantar Jesika. Meski datang ke rumah oran tuanya, tapi berjaga-jaga memang diperlukan.Sepanjang perjalanan, Jesika duduk diam bingung harus memutusakan sesuatu yang diberikan oleh Antonio padanya. Ada dua opsi dan dia harus memilih salah satunya.“Hei, Bitt!” panggil Jesika.Bitt menyahut sambil menatap kaca spion di atas. “Ya, Nona?”“Menurutmu memberi modal pada mereka pilihan yang tepat atau bukan? Kamu tahu bagaimana keluargaku, kan?”Bitt mengangguk. Tidak dipungkiri, Bitt dan Tian satu semuanya bahkan sebelum Antonio, karena memang mereka berdua yang mengorek informasi tentang bagaimana kehidupan kedua orang tua Jesika.“Apa tidak apa-apa kalau saya memberi s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

84. Dengar Saja Yang Jelas

“Untuk apa dia datang ke sini? Mau menertawakan kita?” Sera yang baru pulang langsung mencak-mencak.Atiqah mendesah pelan lalu berdiri. Dia sudah setengah jam duduk di ruang tamu. “Mama kurang tahu. Dia meninggalkan kartu nama pada papamu.”Sera mendecih. “Untuk apa? kalau dia ebrniat membantu, cukup letakkan saja uang yang banyak di atas meja. Kenapa malah memberi kartu nama?”“Sera? Dari mana kamu?” Sanjaya muncul dari balik pintu kamar dengan wajah penuh tanya. “Pakaianmu terbuka sekali.”“Oh ayolah, Pa! ini lumrah. Apa yang salah?” desah Sera. Wanita itu berdecak lalu menyambra tas kemudian melenggak pergi.“Papa belum selesai bicara sama kamu, Ser!” seru Sanjaya.Sera menoleh malas. “Mau bicara apa? aku lelah.”“Setiap hari kamu selalu pulang malam. Kemana kamu pergi?”“Hei, pertanyaan macam apa itu?” Atiqah mendekat. “Kenapa kamu terlihat curiga padanya?”Sera benar-benar lelah sekarang. Dia hanya ingin tidur, meregangkan otot-otot tubuhnya yang malam ini bekerja terlalu keras.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

85. Merasa Tersaingi

“Tuan menunggu Nona di ruangannya,” kata Tian begitu menjemput Jesika di lantai bawah.“Oke, aku ke sana.”Jesika menaikkan selempang tasnya yang merosot, sambil berjalan cepat menuju pintu lift. Rasanya sungguh penasaran dengan apa yang dua orang itu bicarakan tadi. Sebenarnya Jesika sudah gelisah sedari tadi mengingat bagaimana sikap Antonio kalau sedang marah. Takutnya Antonio memberi bantakan pada Sanjaya.Tok! Tok!Jesika mengetuk pintu, tapi tetap saja nyelonong masuk tanpa menunggu ornag di dalam menyahut karena terlalu penasaran.“Hei, akhirnya kamu datang,” ucap Antonio dengan senyum secerah Mentari. Dia beranjak dari duduknya menghampiri sang istri.“Bagaimana dengan papa? Apa dia membuat ulah? Lalu apa yang kamu katakana padanya?”“Hei, hei! Pelan-pelan.” Antonio merangkulkan tangan pada pinggang Jesika dengan kening berkerut. “Bertanyalah satu-satu.”Jesika mencoba mengatur nafasnya sampai Antonio menggoda dengan mengikuti apa yang tengah dilakukannya.“Oke, silahkan …”Je
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

86. Pulang Sendiri

Jesika tentunya penasaran setelah mendengar perkataan Sera yang sedari tadi menyalak. Dia eprgi begitu saja, kembali masuk ke gedung perusahaan, sampai lupa kalau tujuan awal hendak membeli es krim.“Hei, dari mana kamu?” kebetulan Jesika berpapasan dengan Antonio di lobi. Antonio langsung menarik tangan Jesika yang berjalan sepat tanpa menyadari ada dirinya di sini.“Aku mencarimu dari tadi.”“Aku ingin bicara denganmu.”“Hei, tenanglah! Ada apa, hm?” Antonio menggenggam kedua lengan Jesika dan menatapnya dalam-dalam.Jesika melihat satu sosok Wanita berdiri tidak jauh di samping Antonio. Raut wajah Wanita itu sepertinya juga terlihat penasaran karena mendadak Jesika terlihat panik. Jesika masih cemburu mengenai Wanita cantik ini, akan tetapi saat ini bukan saatnya untuk cemburu.“Aku ingin bicara sekarang.”“Tapi aku sudah janji. Tidak enak dong kalau dibatalkan,” kata Antonio sedikit kesal.“Tidak apa-apa, mungkin ada hal penting yang harus dibicarakan. Kita bisa makan siang lain w
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

87. Jangan Mengerjaiku, Aku Sedang Marah

Jesika akan menepiskan rasa cemburunya lebih dulu untuk sekarang. selesai makan dan bercerita dengan ibu mertuanya, Jesika beranjak pergi ke kamarnya. Sekarang juga sudah sore, sudah waktunya untuk bersih-bersih badan.Sampai di dalam kamar, Jesika tidak mendapati keberadaan sang suami. Mungkin sedang berada di ruang ganti atau kamar mandi. Jesika melangkah lebih masuk ke dalam setelah menutup pintu. Dia letakkan tas di atas meja, lalu melepas sepatunya.“Di mana dia?” gumam Jesika sambil memutar. Dia berhenti pada pintu kamar mandi lalu mendekat ke sana.Jesika menempelkan telinga pada daun pintu. Tidak terdengar suara apa pun dari dari dalam sana, tapi Jesika juga tak melihat ada sosok sang suami di dalam ruang ganti. Kening Jesika berkerut lalu mulai menebak-nebak.“Antonio, di mana kamu?”Tidak ada yang menyahut. Jesika memustuskan untuk mengetuk pintu kamar mandi, berpikir barang kali Antonio sedang berendam di dalam sana.“Kamu di dalam?”Antonio yang kebetulan tengah memejamkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

88. Tamu Sore

Jesika menatap Antonio sejenak, lalu membuang muka. Rasanya masih kesal disaat dirinya tengah dongkol tapi sang suami malah menambahi rasa dongkol tersebut. entah kenapa Antonio sama sekali tidak takut melihat wajah yang cemberut itu. rasanya justru ingin menggodanya sekali lagi sampai akhirnya membuat Wanita itu merengek.Antonio berjalan mendekat, menyembunyikan bungkusan eskrim di belakang punggungnya. Merasa ada sesuatu di belakangnya, Jesika yang hendak bercermin menoleh. Saat itu juga dia terlonjak mendapati sang suami berdiri sambil tersenyum sampai giginya terlihat begitu jelas.“Kenapa kamu di sini?” decak Jesika. “Kamu juga belum memakai pakaianmu.”Antonio tetap berdiri masih sambil tersenyum membuat Jesika mulai curiga dengan pikiran macam-macam.“Ada apa denganmu? Kamu sedang tidak berniat mengerjaiku lagi, kan?” Jesika menatap curiga.“Tidak.”“Lalu?”“Tadaaaa!” Antonio mengeluarkan bungkusan es krim dari persembunyiannya. Jesika menatap dengan jeli."Apa itu?"Antonio b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

89. Selalu Saja Menggoda

Dari pada sibuk mengurusi dua orang yang masih terus mengobrol di ruang tamu Jesika memilih duduk menyendiri di ruang kerjanya. Rasanya memang gelisah, apalagi sudah hampir dua jam lebih mereka masih asyik mengobrol. Rasanya membuat hati kian dongkol.“Oke, seeprtinya aku harus mencari cara supaya bisa mengabaikan mereka.” Jesika duduk tegak, perlahan menarik nafas dalam-dalam, lalu ia hembuskan sampai bibirnya maju.Jesika pada akhirnya memutuskan untuk meminta Tian naik ke lantai dua. Kalau Antonio masih belum bisa diajak bicara sekarang, maka Jesika akan mendesaj Tian untuk mengatakan semuanya.Tian yang sebelumnya berada di ruangan belakang lantai satu, berhenti sejenak ketika hendak menuju tangga. meski jarak cukup jauh, tentunya orang yang tengah berada di ruang tamu melihatnya melangkah.Tian menundukkan badan sambil tersenyum. “Nona memanggil saya ke atas.”Kening Antonio berkerut. Karena penasaran, dia pamit berdiri sebentar menghampiri Tian pada Luna.“Ada apa?”“Sepertinya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

90. Kecemburuan Yang Masih berlanjut

Hari berikutnya setelah peluncuran aplikasi milik Antonio dan Luna pun telah resmi diresmikan dan publikasikan. Mereka sampai memasang iklan besar-besaran hanya untuk memprmosikan platform tersebut hingga sampai ke para pengguna nantinya. Di jaman modern seperti sekarang, bekerja dari rumah memang impian banyak orang, tentunya sebagai para penulis online akan dengan senang hati untuk mencoba mencari peruntungan pada plarform terbaru tersebut.“Bagaimana untuk pada pembaca?” tanya Antonio.Luna yang sudah berpengalaman dalam hal ini tampak tersenyum santai. “Kamu tenang saja. Siang ini aku ajak kamu untuk bertemu seseorang. Dia seorang translator dari beberapa novel luar. Dia sudah bekerja sama denganku. Kalau kamu mau, aku bisa kerjakan dia di perusahaan kamu. bagaimana?”“Benarkah?”Luna mengangguk. “Kita bisa pancing pembaca dengan novel terejemahan. Ini banyak digandrungi sekarang. Kamu bisa buat promosi online juga semenarik mungkin.”Antonio menggeleng kepala sambil terpuk tangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status