All Chapters of Mendadak Jadi Pengantin Pengganti: Chapter 101 - Chapter 110

124 Chapters

101. Hujan Lebat

Cukup membosankan ketika Jesika harus ikut medengarkan tiga orang ini rapat. Entah apa yang mereka bahas, tapi kedengarannya tentang sebuah karya terjemahan yang akan diterbitkan pada sebuah aplikasi yang didirikan oleh Antonio dan Luna.Jesika hanya duduk sambil sesekali melihat ponselnya. Dia juga beberapa kali menggigiti ujung kukunya sampai tidak disadari membuat Luna merasa risih. Jesika tidak peduli, toh memang dirinya tak menyadari hal itu.Sebenarnya apa yang mereka bicarakan, sih? Kenapa lama sekali?Jesika berdecak lirih kemudian mendesah dan bersandar miring ke arah samping memunggungi Antonio. Mungkin Antonio menyadari kalau Jesika mulai bosan, jadi ia mengusap punggung Jesika yang tentuny sekali lagi hal itu dilihat oleh Luna dan temannya yang bernama Lucy itu.“Jadi pria itu yang sering kamu ceritakan padaku?” tanya Lucy sambil menyikut lengan Luna ketika berjalan meninggalkan gedung tersebut.Luna mengangguk. “Sial! Dia memang tampan. Pantas saja kamu tergila-gila padan
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

102. Perhatian Pada Orang Lain

Jalur yang ditemepuh tentunya berbeda arah. Jika mobil pergi mengantar Luna, tentunya bisa membutuhkan waktu lebih untuk bisa sampai di rumah.“Jadi, di mana kamu tinggal?”Mobil berjalan melambat ketika hampir memasuki sebuah jalan menyimpang yang menuju sebuah perumahan. Jalur kanan menuju perumahan Antonio, sementara jalur kiri dengan jarak lebih jauh menuju rumah Luna.“Aku berhenti di sini saja,” jawab Luna. “Rumahku masih jauh masuk ke dalam sana.”Luna menoleh ke belakang saat bicara, hal itu membuat Jesika memilih membuang muka. Jas yang menempel pada tubuh Luna membuat Jesika begitu kesal tentunya.“Tidak apa-apa, aku antar sampai rumah. ini masih hujan deras sekarang.”“Aku akan merepotkan.”“Memang!” batin Jesika. huh! Rasanya benar-benar kesal sekarang.Mobil akhirnya memasuki Kawasan perumahan elit yang tidak jauh berbeda dengan perumahan tempat tinggal Keluarga Jack Radcliffe. Sepanjang perjalanan Jesika bahkan hanya diam saja karena Luna terus mengajak Antonio mengobro
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

103. Mulai Menyelidiki

Satu minggu berlalu, Jesika cukup merasa tenang karena Wanita bernama Luna tidak muncul lagi di sini. Hal tersebut tentunya membuatnya lebih bugar dalam bekerja. Namun, dia masih di buat pusing karena belum juga menemukan siapa pelaku yang dengan tega mengklaim karya dari para illustrator di perusahaan ini.Jesika sudah meminta Tian untuk membantu, tapi pria itu selalu saja menghilang entah diperintah tugas dimana oleh Antonio. Jesika mulai kesal karena beberapa kali Antonio mengabaikan perkataannya ketika membicarakan tentang hal tersebut, bahkan sampai mencak-mencak pun Antonio hanya focus memantau aplikasi yang didirikan dengan Luna.“Hei, kapan kamu akan memasukkan webtoonmu ke aplikasiku?” tanya Antonio. Pria itu sepertinya lupa bagaiamana pagi tadi Jesika sudah merengek melaporkan masalah karya yang dicuri.“Jangan harap!” jawab Jesika dengan tegas tanpa menoleh.Antonio yang hendak duduk, pun berdiri lalu menghampiri sang istri. “Kenapa?”Jesika meletakkan pennya di atas meja s
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bag 104

Sampai di kantor, Jesika langsung ditemui oleh Tian. Bahkan Tian mendekat ketika Jesika masih bercengkrama dan bercanda dengan rekan kerjanya.Tian menundukkan sedikit badannya sebelum bicara. “Maaf, Nona. Tuan sedang pergi dengan Nona Luna.”Jesika menarik dagu, kemudian menatap bergantian rekan kerjanya. Setelah itu, dia kembali menatap Tian. “Aku tidak peduli. Toh aku juga sedang sibuk sekarang.”Jesika berlalu mengabaikan Tian sampai membuat pria itu garuk-garuk kepala, heran. Sementara Jesika sendiri, menggandeng rekannya menuju ruang kerja lagi.“Nona benar-benar tidak peduli tentang mereka?” mereka menatap bersamaan ke arah Jesika.Jesika menghela nafas. “Tentu saja aku peduli, tapi kalau aku merengek, pria itu akan menjadi. Biarkan saja, nanti juga datang padaku. Hei, jangan terlalu memanjakan pria. Kuberi tahu pada kalian."Mereka yang perempuan mengangguk-angguk seolah paham, sementara satu pria di antara mereka hanya membuang mata jengah.“Sepertinya kamu tidak begitu, kan?
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bag 105

Antonio mulai bosan menunggu Jesika yang tak kunjung pulang. Jesika langsung pergi bersama nenek sepulangnya dari kantor. Entah mau diajak kemana, Antonio tidak mendapat jawaban ketika bertanya.“Kenapa gelisah begitu?” tanya mama yang kebetulan melintas.Antonio berhenti sejenak dari mondar-mandir yang entah sudah keberapa kali di ruang tengah.“Menunggu nenek sama Nyfi.”“Memang mereka kemana?” Agatha melenggak menuju sofa ruang keluarga. Dia menyalakan televisi, untuk menonton acara drama malam hari.“Aku tidak tahu.”“Biarkan saja Jesika bersenang-senang, tidak perlu ditunggu,” kata Agatha acuh.Antonio mengerutkan dahi lalu mendekat pada sandaran sofa. “Apa maksud mama? Ini sudah malam, tentu saja aku harus menunggu.”Agatha menoleh ke belakang. “Tidak perlu sewot begitu. Jesika memang ingin jalan-jalan dari kemarin, tapi kamu tidak ada waktu.”Antonio langsung terdiam sambil berpegangan pada punggung sofa. Dia lantas mendesah lalu melompat kemudian duduk sambil menyugar rambutny
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bag 106

Semalam Antonio gagal melakukan aksi kekuatan pada miliknya yang menegang. Rasanya sudah memuncak, tapi sayangnya Jesika menolak. Antonio hampir saja merengek karena kesal, tapi setelah mendengar alasan Jesika, akhirnya Antonio cukup mengerti.“Masih mau cemberut?” tanya Jesika dengan nada meledek.Antonio mendengkus lalu meraih sepasang sepatu pantofelnya. Dia duduk di tepi ranjang dengan wajah kesal.“Jangan begitu …” Jesika mendekat. “Nanti kita tanya dokter, sebaiknya bagaimana.” Jesika duduk di lantai, lalu membantu sang suami mengenakan kaos kaki dan sepatu.Antonio tersenyum, lantas mengusap pucuk kepala Jesika. “Iya, aku mengerti, Sayang. Hanya saja semalam aku hampir menggila. Kita sudah tidak melakukannya sejak kamu ketahuan hamil.”Selesai membantu memakai sepatu, Jesika berdiri, pun dengan Antonio. Sambil tersenyum, sekarang Jesika membantu sang suami mengenakan dasi.“Kamu bisa kan menemaniku ke dokter, nanti?”“Tentu saja aku bisa. Kenapa juga aku tidak bisa?”Jesika mem
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bag 107

Jesika seharusnya tidak perlu tahu kalau Luna datang ke kantor sepagi ini, tapi takdir mengatakan begitu. Dia yang berniat pergi ke dapur untuk membuat minuman hangat, tidak sengaja melihat Wanita itu berada di dalam ruangan Antonio. Pintu tak tertutup rapat, jadi Jesika sempat mengintip sebentar. Setidaknya Jesika cukup lega karena di sana ada Tian.“Wanita itu benar-benar menyebalkan!” seloroh Jesika. dia mengaduk susu di dalam gelasnya. “Aku yakin dia memang sengaja mendekati Antonio bukan murni karna pekerjaan saja. Dia pasti juga menyukai Antonio.”Jesika meraih cangkirnya, lalu berbalik badan dan bersadar. Perlahan dia menyesap susu hangatnya lalu menghela nafas panjang. Jesika berniat tidak mau memusingkan hal ini, tapi kalau terus dibiarkan Wanita itu akan terus datang tanpa berpikir bagaimana tanggapan orang lain.“Sebaiknya aku ke ruangan Antonio sekarang. Wanita itu pasti masih di sana.” Jesika menyesap kembali susu hangatnya, meletakkan di atas meja sebelum pergi.Jesika t
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bag 108

Sepulangnya dari periksa kandungan, Jesika kembali lagi datang ke kantor, pun dengan Antonio.“Dokter bilang kamu tidak boleh kelelahan.”“Aku tahu. pekerjaanku kan hanya duduk dan melihat perkembangan anak buahku saja.”“Tapi sepertinya Nona lebih banyak pikiran,” timbruk Tian yang berjalan di belakang mereka berdua.Mereka berdua berhenti melangkah kemudian menoleh ke belakang. Jesika mengacungkan jari telunjuk sambil mengangguk-angguk tanda setuju. Sementara Antonio terlihat memiringkan kepala dengan tatapan aneh.“Kenapa kamu jadi ikut campur?” tanya Antonio.“Aah, maaf Tuan. Aku Cuma mengatakan apa yang terjadi pada Nona supaya Tuan tahu.”Sambil tersenyum tipis, Jesika berbalik dan kembali berjalan membiarkan dua orang itu tetap bicara di tenga Lorong.“Memang apa yang tidak aku tahu, ha? Kamu ini!” Antonio sudah mengangkat tangan hendak memukul, tapi berhenti ketika Tian menyingkir sambil meringis.Tian berdehem kemudian kembali berdiri tenang meskipun tatapan Tuannya itu masih
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bag 109

Jesika masih belum meninggalkan ruangan yang tadi membuat nafasnya terengah-engah. Dia tengah berdiri sambil mengenakan pakaiannya lagi. Ruangan ini tentu tertutup rapat dan pastinya tidak ada yang tahu keberadaannya, namun, tetap saja Jesika kurang merasa nyaman. Oke, walaupun Jesika akan mengakui kalau permainan Antonio selalu hebat dan membuatnya ketagihan.Selesai menaikkan roknya sampai pinggang, Jesika lanjut mengancing kemeja. Selesai dari semuanya, Jesika berjalan mendekat pada sebuah cermin. Dia merapikan rambutnya yang terlepas dari ikatnya.Lima menit kemudian, Jesika meninggalkan tempat tersebut sekaligus meninggalkan ruangan. Jesika berjalan menghampiri rekannya yang masih focus dengan kerjaan.“Bagaimana tentang Sarah?” tanya Jesika setelah meraih kursi dan duduk di samping Teresa.Teresa menghentikan pekerjaanya dan menoleh menatap Jesika. “Dia sudah dilaporkan. Kurasa dia akan ditahan, tapi aku belum tahun kelanjutannya.”“Jadi siapa yang resmi melaporkannya?”“Kurasa
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bag 110

Rasanya semakin muak tiap kali Jesika melihat wajah Luna. Niat hati tidak ingin dengki atau mencari masalah, tapi entah kenapa di manapun keberadaan Antonio, entah dari mana Wanita itu selalu muncul. Sekarang Antonio tengah mengajak Jesika makan es krim di taman kota, dan tiba-tiba Wanita itu muncul seolah menganggap semua yang terjadi hanya kebetulan.“Bagaimana kalian ada di sini?” tanya Luna sok akrab. Kalau pada dasarnya memang akrab dengan Antonio, tapi tidak dengan Jesika.“Kebetulan sedang cari udara segar. Jesika jadi lebih sering makan es krim setelah hamil,” ujar Antonio.“Oh, ngidam ya?”“Mungkin.”Antonio menyodorkan es krim miliknya dpada Jesika lalu berdiri. “Sayang, aku ke toilet sebentar. Jangan ke mana-mana, oke?”Sambil menjilat es krim dalam contong, Jesika mengangguk. Sekarang hanya tersisa Jesika dan Luna yang berada di bawah pohon besar. Luna ikut duduk sambil tersenyum.“Apa kamu sedang tidak sibuk?” tanya Jesika.Luna menyilang kakinya yang selunjur lurus di ba
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status