All Chapters of Mendadak Jadi Pengantin Pengganti: Chapter 71 - Chapter 80

124 Chapters

71. Siapa Pelakunya

Tian yang baru datang, langsung bertemu dengan Antonio diambang pintu. Sebelum Antonio bicara, Tian langsung membuka mulut lebih dulu. Wajahnya tampak panik dan gelisah.“Tuan sudah melihat beritanya?”Antonio mengangguk. “Antar aku ke suatu tempat!” perintah Antonio cepat.Tanpa menunggu dibukakan pintu oleh Tian, Antonio sudha lebih dulu nyelonong masuk ke dalam mobil. Tian bergeags menyusul masuk. Dari atas, Jesika tengah berdiri di balkon sambil mengamati diam-diam. Tidak tahu apa yang tengah mereka berdua bicarakan atau kemana tujuan mereka selain ke kantor, namun dari gelagatnya seperti sudah terjadi sesuatu.“Sebenarnya ada apa? kenapa aku tidak boleh keluar?” gumam Jesika sambil menatap mobil yang sudah melaju meninggalkan halaman rumah.Pada kenyataannya sebuah larangan tidak jauh berbeda dengan sebuah perintah. Begitulah anggapan orang yang selalu penasaran jika mendapat perintah untuk tidak melakukan suatu hal tanpa diberi penjelasan.Jesika masuk kembali ke dalam kamar, la
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

72. Dia Pergi Ke Mana?

Antonio tidak berani untuk keluar dari mobil di saat Namanya tengah kembali heboh. Bukan tidak berani sebenarnya, hanya saja dia malas meladeni para wartawan dan awak media yang pertanyaannya terkadang tidak masuk akal.“Kita langsung pulang?”“Iya.”Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Antonio yang gelisah memilih duduk di belakang sambil duduk termenung. Pikirannya hanya tertuju pada Jesika saja. Sampai di rumah, hati pun merasa lega. Setidaknya area perumahan ini memang memiliki peraturan ketat di mana orang lain tidak diizinkan masuk.“Antonio, kemari kamu!” langkahnya sampai di tengah ruangan laintai satu antara ruang tamu mendekati tangga ke atas. Agatha langsung menghentikan langkah putranya itu.Agatha menarik lengan Antonio menuju ruang keluarga di mana di sana televisi sedang menyala. Ada Gaby yang duduk dengan punggung tegak tampak begitu serius. Perempuan itu menoleh ke belakang, sambil menunjuk kea rah televisi.“Jelaskan pada mama, apa yang terjadi?” tanya Agatha. Wanit
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

73. Keguguran

Seluruh tubuh Jesika gegetaran hebat, berkeringat sampai kaki dan tangan mulai kesemutan. Dia ambruk hampir pingsan, tapi kemudian mencoba untuk beranjak sendiri, sampai kemdian tib-tiba nenek muncul. Wanita tua itu buru-buru memeriksa keadaan Jesika dan berteriak memanggil Bitt. Bitt tidak langsung menjawab karena saat itu masih berada di halaman rumah, tengah mengambil beberapa belanjaan milik majikannya.Teriakan itu didengar oleh Agatha dan Gaby. Mereka berdua berlari menuju lantai dua begitu mendengar teriakan melengking itu. Langkah mereka berhenti di depan sebuah pintu yang terbuka. Mereka sama-sama tercengang.“Hei, kenapa kalian diam saja!” gertak Megan yang tengah memapah tubuh Jesika di tepi ranjang. “Panggil Bitt, cepat!”Dengan rasa panik, Agatha langsung berlari menuju tepi lantai dua. Dia menatao kebawah, lalu menerikakkan nama Bitt. Sementara Gaby, Wanita itu sudah masuk ikut melihat keadaan Jesika.“Nek…” lirih Gaby kemudian.Megan yang kepalang panik luar biasa, hany
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

74. Siuman

Sampai malam, Antonio tertidur di kursi sambil menelungkupkan wajah pada kedua tangan di tepi brangkar. Dia akhirnya terbangun tepat pukul tuju saat memarasakan Gerakan tangan. Antonio mengangkat kepalanya, lalu mengerjap-kerjapkan kedua matanya supaya bisa terbuka sempurna. Setelah menguap sekali dan menegakkan punggungnya, Antonio lengsung memeriksa keadaan Jesika.Wanita itu masih terpejam, mungkin Gerakan tangan tadi hanya sebuah mimpi. Antonio mendesah, lalu mengeceka pergelangan tangannya. Ya, sekarang sudah pukul tuju malam lebih sepuluh menit. Perlahan berdiri, Antonio mendekat lebih ke atas lalu memandangi wajah sang istri yang masih terlelap.“Kenapa kamu tidak bilang kalau sedang hamil?” lirih Antonio.Antonio tersenyum getir, tatkala mengingat kembali apa yang terjadi siang tadi. Jesika hanya datang ke rumah sakit untuk bertemu dengan dokter, mungkin Jesika akan membri tahu selepas pulang nanti. Namun, siapa yang sangka kalau dia malah dikerungungi para watawan.“Maaf, kam
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

75. Tahu Tentang Asal Usulnya

Satu minggu berlalu, keadaan Jesika sudah mulai membaik. Wanita itu juga sudah mulai terlihat kembali ceria, ya … walaupun amsih cukup kikuk ketika bersama Antonio. Sekepas kembali dari rumah sakit, Antonio jadi lebih perhatian. Tidak pernah mengucapkan kata special, hanya saja memang jadi jarang marah. Terkadang justru hal itu malah membuat Jesika tidak nyaman. Dalam artian, secara tidak langsung Jesika suka dengan Antonio yang bersikap apaadanya.“Ada apa denganmu? Kamu sering murung sekarang?” tanya Megan. Pagi ini cucunya datang ke gedung agensi menemuinya.Antonio mendesah berat lalu menangkup wajahnya beberapa saat. Dia kemudian membuang nafas lagi sambil sejenak mendongakkan wajah ke atas. Megan yang melihat tingkah itu jadi penasaran.“Aku jadi merasa tak nyaman sekarang.”“Kenapa?”“Jesika sepertinya membenciku setelah kejadian waktu itu.”Megan menarik setiap ujung bibir sampai terlihat menipis. Bukan sebuah senyuman, melainkan seperti sesuatu perasaan yang ikut merasakan se
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

76. Aku Menginginkannya

“Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan istrimu sekarang? Kudengar dia mengalami keguguran?”Antonio menoleh malas, dia berharap Tian segera muncul dari gadung dengan dinding kaca itu supaya segera bisa pergi dari sini.Selena masih belum menyerah untuk mengajak Antonio bicara. Dia rela berlama-lama di sini, padahal tahu kalau Antonio sedang mencari gaun untuk Jesika. Melihat bagaimana tadi Antonio begitu serius saat pelayan memamerkan satu persatu model gaun, rasanya membuat Selena merasa iri. Antonio pernah begitu antusias untuk dirinya, tapi itu dulu. Ya, itu dulu.“Aku sudah memberi kamu alasan kenapa aku pergi waktu itu. Tapi … sepertinya kamu belum bisa membuka maaf untukku.”Antonio mengganti satu kakinya untuk menekuk pada badan mobil, sementara punggungnya masih bersandar sambil melipat kedua tangan.“Hubungan kita sudah selesai. Aku harap kamu mengerti.”Selena tersenyum tipis, bahkan tidak peduli bagaimana sinar matahari menjelang sore menerpa wajahnya.“Aku tidak bilang begit
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

77. Pesta Berlangsung

Antonio melakukannya dengan singkat. Bukan karena dia tidak menikmati atau tidak suka, hanya saja sekarang sudah pukul enam lebih. Pintu juga sudah beberapa kali diketuk dari luar, meneriakkan penghuni kamar supaya bergegas untuk bersiap-siap.Antonio mengecup tengkuk Jesika dari belakang saat rambut panjang itu tersmpir ke depan pada pundak. Setelah itu, dia bergeser ke tempat lain, duduk meneguk air dalam botol sampai habis. Sementara Jesika, Wanita itu melangkah dengan kaki gemetaran ketika hendak menuju kamar mandi.Antonio meletakkan botol minumannya, sambil mengamati langkah Jesika. “Apakah sakit lagi?”Jesika menoleh sambil berpegangan pada bibir pintu. “Tidak, tapi ….”Antonio bergegas beranjak. “Tapi apa?” dia memegangi kedua lengan Jesika sampai bisa berdiri lebih tegak.“Kamu melakukannya terlalu cepat. Kakiku lemas.”“O … itu, aku—” Antonio meringis sambil menggaruk tengkuknya. “Maaf, aku terlalu semangat. Nanti kita lakukan lagi.”“Gila!” umpat Jesika dengan cepat. Dia sp
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

78. Nenek Selalu Tahu Semuanya

Semua orang kini tahu kalau pernikahan Antonio dan Jesika memang terjadi. Semua yang ditayangkan di media ataupun siaran nasional, seharusnya tidak lagi membahas hal yang sama. Sayangnya di sisi lain, masih ada satu Wanita yang belum mau menerima semua ini.“Kamu bilang semua ini akan berhasil?” Selena membanting tasnya di atas sofa. Ini bukan berada di rumahnya, melainkan di sebuah apartemen.Betrand menyusul duduk lalu mencoba merangkul pundak Selena. “Kenapa kamu harus pusing tentang hal itu. Kamu masih memilikiku.”Selena langsung menyingkir sampai ke sudut sofa. “Jangan membuatku marah. Aku sedang kesal sekarang. Semua ini gara-gara kamu!”“Kenapa aku?” kedua alis terangkat bersamaan dengan kedua pundak. “Aku hanya memberimu saran dan ide saja.”“Sialan! Kenapa malah secepat itu Antonio pindah hati? Seharusnya dia masih mencintaiku.”“Kenapa kamu masih memusingkan hal itu, sih! Sudahlah! Kamu masih Berjaya tanpa dia. Itu juga setengah pilihan kamu sendiri memilih pergi waktu itu.
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

79. Ruangan Di Dalam Ruangan

Sekarang sudah tidak lagi merasa khawatir ketika membawa Jesika keluar rumah. Pagi ini, Antonio juga sudah secara terang-terangan mengajak Jesika pergi ke kantornya. Mulai hari ini juga Jesika memang akan ikut bekerja di perusahaan tersebut.“Apa aku tidak mengganggu kamu kalau bekerja di sana?” tanya Jesika ketika kadua kakinya sudah menapak di tanah. Mahari cukup menyilaukan membuatnya menyipitkan mata.“Tergantung,” jawab Antonio. Dia menutup pintu mobil, lalu melepas kancing pergelangan tangan kemejanya yang membuat tidak nyaman.“Tergantung apa?”“Tergantung apakah kamu akan menggodaku atau tidak nanti.”Kening Jesika berkerut masih belum mengerti apa maksud perkataan Antonio. Wajahnya tempak penuh tanya.“Ayo masuk!” Antonio menggerakkan kepalanya, mengajak untuk melangkah maju ke dalam.Semua keryawan menyambut dengan anggukan kepala dan senyuman. Banyak dari mereka-mereka yang berbondong-bondong ingin masuk ke perusahaan ini, tapi pada akhirnya memang ada beberapa yang kurang
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

80. Bertemu Kawan Lama

Sekitar pukul sebelas siang, Jesika datang ke tempat di mana para staf tengah sibuk bekerja. Salah satu dari mereka, tadi datang ke ruangan Jesika untuk meminta di bantu atau juga sekedar meminta masukan. Hari ini mereka sedang ditugaskan membuat beberapa banner dan juga mini video untuk kebutuhan promosi.Jesika berdiri sedikit mencondong bersangga satu tangan pada tepi meja untuk melihat layar monitor. Di sampingnya, ada satu karyawan pria muda meminta bantuan untuk sekedar memberi masukan.“Mungkin kamu bisa menambahkan sedikit efek di bagian ini. untuk tulisannya, sebisa mungkin memakai font yang mudah dibaca.”Bawahannya itu mengangguk-angguk, paham.Dari kejauhan, dekat dengan pintu lift, seseorang diam-diam tengah mengamati. Ada secercah senyum di sana. Antonio menghela nafas lalu berjalan mendekat. Mulanya Jesika belum menyadari keberadaan Antonio, sampai salah satu karyawannya memberi kode dengan Gerakan kedua alis, mencoba memberi tahu supaya Jesika menoleh ke belakang.Keti
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status