Share

74. Siuman

Penulis: Irma W
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-24 10:32:02

Sampai malam, Antonio tertidur di kursi sambil menelungkupkan wajah pada kedua tangan di tepi brangkar. Dia akhirnya terbangun tepat pukul tuju saat memarasakan Gerakan tangan. Antonio mengangkat kepalanya, lalu mengerjap-kerjapkan kedua matanya supaya bisa terbuka sempurna. Setelah menguap sekali dan menegakkan punggungnya, Antonio lengsung memeriksa keadaan Jesika.

Wanita itu masih terpejam, mungkin Gerakan tangan tadi hanya sebuah mimpi. Antonio mendesah, lalu mengeceka pergelangan tangannya. Ya, sekarang sudah pukul tuju malam lebih sepuluh menit. Perlahan berdiri, Antonio mendekat lebih ke atas lalu memandangi wajah sang istri yang masih terlelap.

“Kenapa kamu tidak bilang kalau sedang hamil?” lirih Antonio.

Antonio tersenyum getir, tatkala mengingat kembali apa yang terjadi siang tadi. Jesika hanya datang ke rumah sakit untuk bertemu dengan dokter, mungkin Jesika akan membri tahu selepas pulang nanti. Namun, siapa yang sangka kalau dia malah dikerungungi para watawan.

“Maaf, kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   75. Tahu Tentang Asal Usulnya

    Satu minggu berlalu, keadaan Jesika sudah mulai membaik. Wanita itu juga sudah mulai terlihat kembali ceria, ya … walaupun amsih cukup kikuk ketika bersama Antonio. Sekepas kembali dari rumah sakit, Antonio jadi lebih perhatian. Tidak pernah mengucapkan kata special, hanya saja memang jadi jarang marah. Terkadang justru hal itu malah membuat Jesika tidak nyaman. Dalam artian, secara tidak langsung Jesika suka dengan Antonio yang bersikap apaadanya.“Ada apa denganmu? Kamu sering murung sekarang?” tanya Megan. Pagi ini cucunya datang ke gedung agensi menemuinya.Antonio mendesah berat lalu menangkup wajahnya beberapa saat. Dia kemudian membuang nafas lagi sambil sejenak mendongakkan wajah ke atas. Megan yang melihat tingkah itu jadi penasaran.“Aku jadi merasa tak nyaman sekarang.”“Kenapa?”“Jesika sepertinya membenciku setelah kejadian waktu itu.”Megan menarik setiap ujung bibir sampai terlihat menipis. Bukan sebuah senyuman, melainkan seperti sesuatu perasaan yang ikut merasakan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   76. Aku Menginginkannya

    “Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan istrimu sekarang? Kudengar dia mengalami keguguran?”Antonio menoleh malas, dia berharap Tian segera muncul dari gadung dengan dinding kaca itu supaya segera bisa pergi dari sini.Selena masih belum menyerah untuk mengajak Antonio bicara. Dia rela berlama-lama di sini, padahal tahu kalau Antonio sedang mencari gaun untuk Jesika. Melihat bagaimana tadi Antonio begitu serius saat pelayan memamerkan satu persatu model gaun, rasanya membuat Selena merasa iri. Antonio pernah begitu antusias untuk dirinya, tapi itu dulu. Ya, itu dulu.“Aku sudah memberi kamu alasan kenapa aku pergi waktu itu. Tapi … sepertinya kamu belum bisa membuka maaf untukku.”Antonio mengganti satu kakinya untuk menekuk pada badan mobil, sementara punggungnya masih bersandar sambil melipat kedua tangan.“Hubungan kita sudah selesai. Aku harap kamu mengerti.”Selena tersenyum tipis, bahkan tidak peduli bagaimana sinar matahari menjelang sore menerpa wajahnya.“Aku tidak bilang begit

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   77. Pesta Berlangsung

    Antonio melakukannya dengan singkat. Bukan karena dia tidak menikmati atau tidak suka, hanya saja sekarang sudah pukul enam lebih. Pintu juga sudah beberapa kali diketuk dari luar, meneriakkan penghuni kamar supaya bergegas untuk bersiap-siap.Antonio mengecup tengkuk Jesika dari belakang saat rambut panjang itu tersmpir ke depan pada pundak. Setelah itu, dia bergeser ke tempat lain, duduk meneguk air dalam botol sampai habis. Sementara Jesika, Wanita itu melangkah dengan kaki gemetaran ketika hendak menuju kamar mandi.Antonio meletakkan botol minumannya, sambil mengamati langkah Jesika. “Apakah sakit lagi?”Jesika menoleh sambil berpegangan pada bibir pintu. “Tidak, tapi ….”Antonio bergegas beranjak. “Tapi apa?” dia memegangi kedua lengan Jesika sampai bisa berdiri lebih tegak.“Kamu melakukannya terlalu cepat. Kakiku lemas.”“O … itu, aku—” Antonio meringis sambil menggaruk tengkuknya. “Maaf, aku terlalu semangat. Nanti kita lakukan lagi.”“Gila!” umpat Jesika dengan cepat. Dia sp

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   78. Nenek Selalu Tahu Semuanya

    Semua orang kini tahu kalau pernikahan Antonio dan Jesika memang terjadi. Semua yang ditayangkan di media ataupun siaran nasional, seharusnya tidak lagi membahas hal yang sama. Sayangnya di sisi lain, masih ada satu Wanita yang belum mau menerima semua ini.“Kamu bilang semua ini akan berhasil?” Selena membanting tasnya di atas sofa. Ini bukan berada di rumahnya, melainkan di sebuah apartemen.Betrand menyusul duduk lalu mencoba merangkul pundak Selena. “Kenapa kamu harus pusing tentang hal itu. Kamu masih memilikiku.”Selena langsung menyingkir sampai ke sudut sofa. “Jangan membuatku marah. Aku sedang kesal sekarang. Semua ini gara-gara kamu!”“Kenapa aku?” kedua alis terangkat bersamaan dengan kedua pundak. “Aku hanya memberimu saran dan ide saja.”“Sialan! Kenapa malah secepat itu Antonio pindah hati? Seharusnya dia masih mencintaiku.”“Kenapa kamu masih memusingkan hal itu, sih! Sudahlah! Kamu masih Berjaya tanpa dia. Itu juga setengah pilihan kamu sendiri memilih pergi waktu itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   79. Ruangan Di Dalam Ruangan

    Sekarang sudah tidak lagi merasa khawatir ketika membawa Jesika keluar rumah. Pagi ini, Antonio juga sudah secara terang-terangan mengajak Jesika pergi ke kantornya. Mulai hari ini juga Jesika memang akan ikut bekerja di perusahaan tersebut.“Apa aku tidak mengganggu kamu kalau bekerja di sana?” tanya Jesika ketika kadua kakinya sudah menapak di tanah. Mahari cukup menyilaukan membuatnya menyipitkan mata.“Tergantung,” jawab Antonio. Dia menutup pintu mobil, lalu melepas kancing pergelangan tangan kemejanya yang membuat tidak nyaman.“Tergantung apa?”“Tergantung apakah kamu akan menggodaku atau tidak nanti.”Kening Jesika berkerut masih belum mengerti apa maksud perkataan Antonio. Wajahnya tempak penuh tanya.“Ayo masuk!” Antonio menggerakkan kepalanya, mengajak untuk melangkah maju ke dalam.Semua keryawan menyambut dengan anggukan kepala dan senyuman. Banyak dari mereka-mereka yang berbondong-bondong ingin masuk ke perusahaan ini, tapi pada akhirnya memang ada beberapa yang kurang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   80. Bertemu Kawan Lama

    Sekitar pukul sebelas siang, Jesika datang ke tempat di mana para staf tengah sibuk bekerja. Salah satu dari mereka, tadi datang ke ruangan Jesika untuk meminta di bantu atau juga sekedar meminta masukan. Hari ini mereka sedang ditugaskan membuat beberapa banner dan juga mini video untuk kebutuhan promosi.Jesika berdiri sedikit mencondong bersangga satu tangan pada tepi meja untuk melihat layar monitor. Di sampingnya, ada satu karyawan pria muda meminta bantuan untuk sekedar memberi masukan.“Mungkin kamu bisa menambahkan sedikit efek di bagian ini. untuk tulisannya, sebisa mungkin memakai font yang mudah dibaca.”Bawahannya itu mengangguk-angguk, paham.Dari kejauhan, dekat dengan pintu lift, seseorang diam-diam tengah mengamati. Ada secercah senyum di sana. Antonio menghela nafas lalu berjalan mendekat. Mulanya Jesika belum menyadari keberadaan Antonio, sampai salah satu karyawannya memberi kode dengan Gerakan kedua alis, mencoba memberi tahu supaya Jesika menoleh ke belakang.Keti

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   81. Cemburu

    Jesika melambai tangan pada sahabatnya sebelum kaca jendela mobil ditutup. Ketika mobil sudah melaju cukup jauh, Jesika mulai bersiap untuk menyeberang jalan. Dia toleh kanan dan kiri, memantau apakah jalanan sudah aman atau belum.Namun, ketika satu kaki hendak melangkah, seseorang memanggilnya dari arah trotoar sebelah kanan. Jesika langsung menoleh mencari asal suara tersebut. Jesika mendaratkan telapak tangan di atas kening untuk menghalau sinar matahari yang membuat pandangannya tidak terlalu jelas. Pertama Jesika hanya melihat dua kaki mengenakan sepatu putih berjalan, lalu semakin keatas, Jesika bergerak mundur satu langkah.“Sera?”Sera berdiri dengan wajah masam dikelilingi keringat di bagian pelipis sampai ke bagian rahang.“Bagaimana mungkin kamu tidak pernah berkunjung ke rumah setelah hidup kamu Makmur?”Kening Jesika berkerut. “Apa maksud kamu?”“Gara-gara kamu bisnis papa berantakan!” kata Sera dengan nada menyentak. “Seharusnya kamu bertanggung jawab sekarang!”“Aku?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   82. Tentang Balas Budi

    Jesika keluar dari ruang ganti mengenakan lingerie dengan punggung terbuka. Sudah tidak ada rasa canggung ketika mengenakan pakaian tersebut di dalam kamar, toh sebelumnya Jesika juga sering mengenakan piaman terbuka asalkan tidak pergi keluar kamar.Antonio yang sekarang sedang duduk di atas ranjang sambil bersandar, menaikkan sedikit dagunya, mengamati Wanita yang melenggak di sana. Jesika masih belum menyadari ada tatapan penuh arti dari Antonio.Jesika berdiri di depan cermin, menyamirkan seluruh rambutnya ke depan, lalu mulai menyisirnya dengan lembut. Punggung yang bersih itu terlihat sangat jelas, membuat Antonio jadi gagal focus. Latay laptop yang menyala di atas pangkuan, bahkan ia abaikan sampai kahirnya rambut panjang itu terurai kebelakang.“Sial! kenapa dia bisa terlihat begitu sempurna sekarang!” umpat Antonio. Di balik celananya, ada yang mulai berontak.Jesika berbalik badan lalu berjalan santai menuju ranjang. Dari tampangnya, dia sama sekali tidak memperhatikan pagai

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31

Bab terbaru

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 124

    Di dalam otaknya, Antonio pernah berpikir untuk membantu keuangan Luna yang sedang merosot. Kabar rumah yang disita waktu itu, bahkan membuat Antonio merasa khawatir. Namun, rasa peduli itu nyatanya tidak dibalas dengan baik. Luna justru memainkan perannya sebagai orang yang licik penuh tipu muslihat. Keluar dari restoran, Antonio langsung meminta Tian untuk membawanya segera pergi. Antonio bahkan meninggalkan meja tanpa menunggu Luna kembali. Antonio tidak mau kalau sampai terjadi pertengkaran di sana, karena memang amarah Antonio sedang berada dipuncaknya. “Ada apa, Tuan?” tanya Tian ketika mobil sudah melaju. Wajah Antonio benar-benar merah padam. Kedua tangan tampak mengepal seperti ingin melayangkan tinju. Melihatnya saja membuat Tian bergidik ngeri. “Antar aku menemui Selena.” Kening Tian berkerut, namun akhrinya tetap menganggukkan kepala. Mobil melaku ke sebuah kompleks perumahan mewah. Sekarang sudah pukul dua siang, sialnya Selena sedang tidak du rumah. “Tian, kamu kump

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 123

    Jesika mengatur pertemuan dengan rekan-rekannya di sebuah restoran berlantai dua di dekat danau. Jaraknya memang cukup jauh dengan kantor, tapi tidak masalah menurt Jesika karena datang beramai-ramai diantar mobil kantor. Setidaknya sekaran juga menjelang hari minggu, jadi berada diluar kantor cukup panjang tidak terlalu masalah.Sementara di kantor sendiri, Antonio dan beberapa infestor mulai kembali membahas tentang dana yang hilang. Pembahasan ini juga langsung teruju pada sebuah cctv yang Tian dapatkan dari setiap ruangan di sini.Siapa sangka kalau ternyata Luna pernah duduk di kursi ruangan kerja Antonio ketika Antonio tengah keluar sebentar untuk mengambil sesuatu kala itu. Antonio tidak pernah manaruh rasa curiga sebelumnya, karena memang yang dia pikir Luna adalah rekan yang baik.“Kamu yakin itu Luna?” tanya Antonio.“Jadi Tuan tidak percaya kalau ini Nona Luna?”Antonio menelan ludah dengan pertanyaan itu. memang sikap Antonio terlalu menyebalkan akhir-akhir ini karena terl

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 122

    Masuk ke dalam kamar, Antonio melihat sang istri meringkuk di atas ranjang tanpa mengenakan selimut. Antonio meletakkan jas yang tersampir pada lengannya di atas sandaran sofa. Selepas itu, dia mendekati ranjang memeriksa keadaan sang istri. Melihat posisi Jesika, sepertinya Wanita itu ketiduran saat menunggu Antonio pulang.“Kenapa kamu tidak mengenakan selimut? Kamar dingin sekali.” Antonio membungkuk lalu meraij selimut.Namun, ketika hendak menutupkan pada Sebagian tubuh Jesika, Jesika malah terbangun. Wanita itu merangkuk lalu membalikkan badan.“Kamu sudah pulang?”Antonio tersenyum, kemudian duduk membantu sang istri yang beranjak duduk. “Kamu ketiduran?”Masih dengan mata sayu belum terbuka sempurna, Jesika mengangguk. “Kenapa baru pulang?” sekarang Jesika mencoba menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.Antonio tersenyum tipis, mengelus lembut pucuk kepala sang istri. “Maaf, hari ini lumayan sibuk.”Jadi dia tidak mau mengatakannya padaku?Jesika terdiam mema

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 121

    Sebelumnya saya minta maaf karena mungkin banyak typo. saya belum sempat untuk mengoreksinya kembali.***Jesika mungkin harus menunggu hingga malam tiba untuk bisa bertemu dengan sang suami. Di kantor, Jesika hanya sempat bertemu ketika tadi nyelonong masuk ke dalam ruangan, tapi setelah itu Jesika tidak melihat lagi bahkan hingga jam pulang kerja. Jesika bahkan pulang lebih dulu karena kata Tian pekerjaan Antonio belum selesai.“Kamu pulang sendiri, Jes?” tanya mama yang menyambutnya di depan pintu ruang tamu.Jesika mengangguk lalu mencium punggung telapak tangan mama mertuanya itu.“Antonio di mana?”Mereka berdua berjalan bersama masuk ke dalam.“Kata Tian, Antonio masih ada kerjaan.”“Tumben?”“Iya, aku juga kurang tahu, Ma. Aku tidak sempat bicara dengannya di kantor.”Menjelang makan malam, Antonio masih belum juga kunjung pulang ke rumah. dia menyempatkan diri menelpon Jesika dengan mengatakan kalau sebentar lagi akan pulang, namun meski begitu tatap saja merasa khawatir kare

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 120

    Jesika tidak mau peduli mengenai Selena, tapi ketika dia hendak pergi membeli beberapa lembar kertas di sebuah toko, dia tidak sengaja melihat Selena tengah berdebat dengan seseorang. Jesika mengamati dari kejauhan.“Aku sudah mengirim banyak pada ayah. Ayah tidak perlu menemuiku ke sini!”“Ayah butuh lebih. Kalau sampai siang ini ayah tidak mendapatkan uang, ayah bisa mati.”“Apa peduliku?”“Anak kurang ajar!”Selena langsung menyingkir ketika tangan itu melayang hendak menampar dirinya. Jesika yang melihat dari kejauhan sampai membelalakkan mata dan menutup mulut.“Ayah jangan macam-macam denganku di tempat umum. Aku sudah beberapa kali memperingati ayah untuk tidak menemuiku di tempat umum. Ayah tahu resikonya, kan?”Pria berjenggot itu berdecak, menghempas tangan lalu berlalu pergi dengan sia-sia tanpa mendapatkan uang. sementara Selena, dia hanya bisa menghela nafas lalu menyapu ke area sekitar berharap tidak ada yang melihat perdebata baru saja.Jesika yang langsung bersembunyi,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 119

    Memang siapa yang sangka kalau Selena bisa melakukan hal sekeji itu hanya demi karirnya? Terkadang memang hal kotor bisa dilakukan demi sesuatu yang ingin sekali digapai, hanya saja cara Selena benar-benar di luar nalar walaupun pada kenyataannya banyak yang begitu di luar sana.“Aku benar-benar tidak menyangka kalau Antonio melupakanku demi Wanita yang jauh di bawahku.” Selena menyulut rokoknya sampai asap mengepul tinggi ke udara.“Jangan bilang sebenarnya kamu masih mengharapkan Amtonio?” Pemela menebak-nebak denga mata sinis. “Kamu masih belum move on?”“Oh come on! Ini sudah satu tahun lebih. Tentu saja aku sudah move on.”Pamela tersenyum miring. “Kamu yakin? Jangan kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu masih sering memantaunya dari jauh. Kamu bahkan meminta Luna untuk bisa lebih dekat dengan Antonio. Kamu Cuma menggunakannya sebagai alat untuk mengetahui tentang mereka kan?”“Brengsek kamu!” umpat Selena. “Aku tidak ada maksud seperti itu. setidaknya Luna lebih tinggi dari istri

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 118

    Ketika Antonio berjalan mendekat setelah turun dari panggung, dengan bangganya Jesika bertepuk tangan. Bibirnya tersenyum menunjukkan deretan gigi yang putih. Reaksi Antonio yang langsung mengusap pucuk kepala Jesika, tentunya membuat siapa pun akan merasa iri.“Ah, kasihan sekali Selena. Pria seperhatian itu malah ditinggal kabur dulu.”“Benar juga. Jesika sangat beruntung mendapatkan Antonio.”Selena yang berdiri hampir di di paling ujung mendengar percakapan tamu undangan itu, tapi dia hanya menarik satu ujung bibir ke atas dengan wajah acuh sambil menenggak minumannya.“Kalau bukan karena keluarganya yang tak merestui, aku juga tidak mungkin meninggalkan Antonio. Mereka pikir sangat mudah menjadi diriku yang tidak disambut di keluarga Antonio. Brengsek!”Selena meletakkan gelasnya lalu beranjak pergi ke toilet.“Kamu ngobrol sama nenek dulu, aku mau ke toilet dulu sebentar.”“Oke.”Jesika menghampiri nenek yang tengah ngobrol dengan rekan-rekan dan beberapa artis di sana. ketika J

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 117

    Entah kapan Antonio terakhir kali menginjakkan kaki di gedung agensi milik neneknya. Setiap langkah, ketika melihat beberapa poster dan layar monitor di beberapa titik dinding gedung, terkadang membuat rasa rindu untuk kembali lagi ke sini. Namun, Antonio lebih merasa nyaman ketika sudah meninggalkan agensi. Rasanya bisa berekspresi lebih luas lagi, dan juga tidak terlalu banyak tututan.“Ada apa?” tegur Jesika ketika melihat wajah sendu sang suami.Antonio bergidik lalu tersenyum. “Tidak, aku hanya sedikit rindu ketika masih di sini.”Jesika mengusap lengan Antonio lalu menggandengnya dengan erat. Beberapa orang atau tamu lain berjalan di belakang mereka, tapi tentunya tidak terlihat heboh karena memang ini sudah aturannya bagi siapa pun yang ingin datang ke acara tahunan agensi.Mereka menuju lantai tiga di mana acara akan berlangsung. Papa dan mama tidak bisa datang, jadi hanya nenek yang berangkat bersama Antonio dan Jesika. ada Tian dan Bitt juga pastinya.Sampai di ruanga acara,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   116

    “Wanita itu menemui Antonio lagi?”“Iya, Nona.”Jesika yang tengah mengunyah makanan, memegang ponselnya dengan tangan kiri.“Kamu menelpon siapa, Sayang?” tanya nenek yang duduk di hadapannya dengan dibatasi meja bulat.“Tian, Nek.”Megan mengangguk-angguk melanjutkan makan lagi, sementara Jesika membali bicara dengan Tian.“Mau apa dia datang lagi? sudah berapa kali dia datang menemui Antonio?”Nada bicara Jesika membuat Megan menatap penasaran.“Sayang kurang tahu, Nona. Mereka bicara di ruang tamu kantor. Saya hanya bisa melihat dari luar saja.Ruang tamu memang didesain dengan dinding kaca. Tidak ada privasi di sini memang, jadi akan jauh lebih netral untuk bicara dan tidak membuat siapapun salah sangka.“Biarkan saja mereka bicara. perempuan itu tidak akan menyerah sepertinya. Kamu bantu awasi saja. Aku takut dia ada campur tangan dengan klaim karya waktu itu.”“Baik, Nona.”Pemikiran Jesika sepertinya sama dengan Tian. sejujurnya Tian sudah melihat cctv di parkiran belakang ged

DMCA.com Protection Status