All Chapters of Mendadak Jadi Pengantin Pengganti: Chapter 91 - Chapter 100

124 Chapters

91. Siapa Yang Lebih Penting?

Jesika tidak mau berpikir buruk mengenai Luna yang jadi sering datang ke sini. Sebenarnya Jesika tidak marah atau mempermasalahkan hal itu, toh memang demi kerjaan. Namun, entah kenapa semakin hari Wanita itu seolah tidak memikirkan tentang jarak. Luna selalu saja berdekatan dengan Antonio, bahkan ketika ada Jesika.Seperti sekarang, setelah dua hari yang lalu datang dan ngobrol sampai berjam-jam, Wanita itu kembali lagi ke sini. Terkadang Jesika heran karena Wanita itu sama sekali tidak pernah kehabisan bahan obrolan saat bersama Antonio.“Hei, Tian!” panggil Jesika yang sedari tadi melamun meskipun dua matanya seolah focus pada layar tabletnya.Tian yang kebetulan berada di ruangan tersebut langsung menyahut. Seharusnya setelah mengantar minuman, Tian akan langsung keluar, tapi Jesika mencegahnya.“Kamu tahu banyak tentang Luna?”“Nona Luna teman Tuan Antonio?”“Ya, memang siapa lagi.”“O, maaf,” ucap Tian. “Saya pikir Luna yang lain.”Jesika meletakkan dengan kesal pen tabletnya la
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

92. Hati Yang Tak Pernah Menang

Pesta berlangsung di sebuah Vila dekta perbukitan dan danau. Tepatnya di bagian tanah belakang Vila yang menghadap langsung dengan danau. Tanah dengan rerumputan pendek, lalu jalan setapak dengan bebatuan asli yang tertata rapi, dihiasi lampu kelap-kelip. Tempat ini cukup luas untuk menghadirkan tamu sekitar seratus orang termasuk Jesika di dalamnya.“Temanmu sungguh akan datang?” tanya Viona.“Seharusnya datang.”Mereka berdua masih menyambut beberapa tamu yang berdatangan. Ketika merasa semua sudah hadir, mereka langsung ikut mengobrol sebelum acara akan dibuka.“Apa semua tamu sudah datang?” tanya seorang pria yang wajahnya hampir mirip dengan Tristan. Tinggi keduanya pun sama. Ya, dia tidak lain adalah kakak Tristan bernama Cristian.“Kurasa sudah, tapi aku masih menunggu satu orang.”Kening Cristian berkerut. “Siapa?”Tristan menatap ragu, pun dengan bibirnya saat hendak menjawab. “Nanti kamu akan tahu kalau dia datang.”“Em, okey …” Cristian mengangguk saja, kemudian berjalan ke
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

93. Rayuan

“Terima kasih sudah mau mengantarku,” ucap Jesika sambil sedikit membungkuk, berbicara dengan seseorang di dalam mobil.“Sama-sama. Lain kali kita ngobrol lagi.”“Oke.”Senyum dan reaksi Jesika yang mengangkat ibu jarinya, membuat seseorang yang berdiri tidak jauh di halaman rumah mendecih. Wajah itu tengah menahan kesal sampai bibirnya yang mengerucut bergerak-gerak.Jesika tidak terkejut ketika melihat Antonio masih di halaman rumah. Ketika mobil hendak memasuki pekarangan rumah, Jesika melihat sebuah mobil yang keluar. Dari kaca jendela yang belum sempat tertutup, Jesika tentu mengenali siapa yang ada di dalam mobil itu.“Siapa yang mengantarmu pulang?”“Temanku,” jawab Jesika acuh dan melengos berjalan saja.“Seorang pria?” Antonio menyusul.“Ya.”“Ya? Kamu jawab santai sekali?”Jesika berhenti lalu berdecak. Dia menatap Antonio yang berdiri dihadapannya penuh intimidasi.“Lalu aku harus jawab apa? dia memang temanku.”“Berduaan dengan seorang pria di dalam mobil? Kamu sudah bersu
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

94. Tidak Saling Cinta

“Aku sudah mandi,” ucap Jesika tiba-tiba ketika Antonio hendak menciumnya.“Hei!”Jesika hanya menyeringai, lalu menggerakkan telapak tangan ke atas ke bawah sambil melenggak meninggalkan kamar mandi.“Rasakan itu!” umpat Jesika kemudian.Antonio hampir meraung karena miliknya sudah mengajaknya untuk bertempur. Dia hanya berdehem, lalu muncul dari ambang pintu.“Kamu keterlaluan sekali. Kemari!”Jesika menoleh sambil mengibaskan rambutnya yang panjang. “Buruan mandi, ini sudah siang. Kamu tidak mau rekan bisnismu itu menunggu, kan?”Jesika membuang mata jengah, bergumam dengan gerak bibir cepat tanpa diketahui siapapun. Sungguh rasanya menjengkelkan.“Ayolah, sebentar saja. Kamu yang memulai.” Antonio memehon sambil bergelayut pada bibir pintu. Wajahnya seperti anak kecil yang meminta dibelikan mainan.Tidak, tidak! aku tidak akan luluh. Biar dia rasakan!Jesika tak menoleh sedikitpun, malah focus mulai berdandan di depan cermin.“Ah, aku benar-benar marah sekarang,” desah Antonio yan
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

95. Rayuan Maut Dari Jesika

Antonio menerobos masuk ke dalam ruangan Jesika tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Karena tingkah Antonio itu, membuat Jesika yang tengah mencari pulpennya yang jatuh di kolong meja terpentok karena terkejut.“Sakit!” keluhnya sambil meringis memegangi ujung kepalanya.Jesika keluar dari sana, lalu wajahnya tampak datar ketika melihat pelaku terpentok diriny adalahs ang suami. Antonio sempat terkejut ketika Jesika mengaduh, tapi ia urungkan niat untuk membantu karena tengah mempertahankan rasa kesalnya.“Ada apa sih!” decak Jesika masih sedikit meringis. Dia duduk di kursi putarnya masih sambil menguyel-uyel pucuk kepala menggunakan tiga jari tangannya.“Siapa pria tadi?”“Tck! Pria yang mana? Ini masih pagi, kenapa kamu marah-marah?”Antonio yang sudah dibakar rasa cemburu tampak begitu gelisah. Bediri sampai tangannya bergerak melambai kesana kemari ketika bicara.“Ini masih pagi dan kamu sudah bicara dengan orang asing. Apa yang orang katakan nanti?”Jesika mendesis lirih lagi sampai
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

96. Memang Agresive

Selesai membicarakan tentang pekerjaan, Luna mengalihkan topik pembicaraan pada hal lain. Wanita itu lebih dulu menutup laptopnya kemudian mamasukkan kedalam tas.“Aku senang akhirnya semuanya beres. Kita hanya tinggal memantau bagaimana system akan bekerja."Antonio mendesah lega. “Benar. Orang-orangku pasti akan bekerja dengan baik dan tidak akan mengecewakan kamu.”“Harus dong!”Keduanya tertawa, lalu tidak lama kemudian seorang OB datang mengantar minuman. Tentunya sudah lebih dulu mengetuk pintu. Saat OB itu sudah kembali pergi, Luna tampak sedikit bergeser. Karena sedang mengecek ponselnya, Antonio tidak menyadari akan hal itu.“Hei, sepertinya istrimu begitu agresif.”“Em, ha? Maaf, bagaimana?” Antonio menoleh, dia sempat terkejut sebetulnya saat bertatap muka dengan Luna yang begitu dekat.Luna tersenyum sampai terdengar dengusan keluar dari hidungnya. “Istrimu sangat energik tadi. Sepertinya dia sangat possessive padamu.”“Ah, tidak juga. Terkadang dia malah tidak terlalu ped
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

97. Bersikap Manja Yang Salah

Jesika masuk ke sebuah restoran sesuai dengan alamat yang ia dapatkan di pesan ponselnya. Ini sebuah restoran sederhana yang tempatnya nyaman di gunakan karena di dalamnya dibuat dengan gambaran seolah sedang berada di taman bunga. Jaraknya sekitar lima belas menit dari kantornya. Jesika teringat tentang obsesesi Cristian pada bunga.“Hei, maaf, apa aku terlambat?” Jesika membungkuk lalu duduk. Wajahnya ada senyum menyesal.Cristian tersenyum. “Tentu saja tidak. aku juga baru sampai.”Mereka memesan makanan terbaik di restoran ini. sambil menunggu, mereka mulai ngobrol dari arah timur ke barat, bahkan saat makanan sudah datang pun mereka masih melanjutkan obrolan. Terkadang Jesika sampai terkekeh mendengar cerita Cristian.Andai dari dulu aku menyatakan cinta padamu, Jes. Tawa itu menjadi milikku sekarang.Cristian tersenyum pilu melihat bagaimana wajah sumringah Jesika ketika tertawa. Dulu dirinya kalah dengan Joseph, dan sekarang terlambat karena Jesika sudah resmi menjadi milik or
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

98. Mereka Mencibirku

“Kenapa dia tidak mengerti sama sekali kalau aku cemburu?”Jesika mengusap air matanya dengan kasar. Dadanya sedikit sesak merasa semua ini tidak adil. Pria itu sungguh tidak peka sama sekali. Namun, suka tiba-tiba membuat hati jengkel.Sampai di kantor kembali, Jesika mengusap wajahnya sampai benar-benar kering. Barulah kemudian dia beranjak turun dari taksi. Siapa sangka kalau ternyata Antonio juga menyusul sampai di kantor juga.Jesika mengetahui hal itu, itu sebabnya dia langsung berjalan dengan langkah cepat masuk ke dalam. Ingin rasanya mengunci diri di dalam ruangannya sampai hati mereda dan tak bertemu pria itu hingga malam nanti.“Aaak!” keluh Jesika tiba-tiba saat tak sengaja bertabrakan dengan karyawan lain. keduanya sampai sama-sama mundur karena terpental.Jesika melihat ke bawah, menatap pakaiannya yang terkena tumpahan kopi. Karyawan itu langsung menunduk minta maaf, sambil mencoba memeriksa bagaimana keadaan Jesika.“Aku minta maaf, aku tidak sengaja.” Wajah dia tampak
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

99. Hamil

Antonio semakin gelisah menunggu dokter yang tak kunjung keluar dari ruang periksa. Setelah duduk beberapa saat, Antonio kembali beridir—mondar-mandair—penuh rasa gelisah. Hingga ketika mendengar pintu di geser, saat itu jug Antonio terkesiap. Dia berbalik badan menghampiri dokter yang selalu menangani Jesika.“Bisa kita bicara di ruangan saya, Tuan?”Antonio merasa tercekat dengan pertanyaan itu. perasaanya mendadk tidak nyaman takut barang kali ada sesuatu yang buruk.“Baik, Dok,” jawabnya kemudian.Sementara Antonio menuju ruangan dokter, Tian yang menunggu di depan ruangan Jesika.Dokter mempersilahkan Antonio masuk, kemudian meminta untuk duduk. Wajah dokter tampak begotu serius, hal ini membuat dada Antonio kian panas dan was-was.“Bagaimana keadaan istri saya, Dok?” tanya Antonio buru-buru, bahkan sebelum dokter duduk dengan sempurna.Dokter tersebut duduk lebih dulu, lalu menangkup kedua tangan di atas meja. Wajahnya memang terlihat serius, tapi kemungkinan semua akan baik-bai
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

100. Karya Yang Dicuri

Jika biasanya Jesika berangkat sendiri, sekarang Antonio meminyanya untuk satu mobil. Sejujurnya Jesika lebih nyaman berangat mengendarai taksi, tapi memang sejujurnya banyak yang menggunjing dengan mengatakan kalau Antonio memang tidak mencintainya. Apalgi ditambah kedekatan Antonio dengan Luna yang membuat mereka semakin semangat menggunjing. Lalu ketika mereka tahu bos berjalan dengan sang istri memasuki gedung kantor, suara bisik-bisik pun mulai terdengar.“Lihat, mereka menggunjingku lagi, kan?” bisik Jesika sambil memiringkan badan ke samping.Antonio yang tidak terlalu memperhatikan menoleh. “Siapa?”“Semua yang melihat kita berjalan bersama. Biasanya kamu kan berangkat sendiri. Lalu sampai sini langsung bertemu dengan Luna.”Wajah Antonio seketika datar. Bukan marah tapi cukup merasa bersalah apalagi ketika menyadari kalau memang Sebagian dari mereka terlihat berbisik dan diam-diam mengamati aneh. Tidak lama tanpa menjawab, Antonio langsung meraih pinggang sang istri.“Biarka
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status