Share

96. Memang Agresive

Author: Irma W
last update Last Updated: 2024-02-04 06:27:57

Selesai membicarakan tentang pekerjaan, Luna mengalihkan topik pembicaraan pada hal lain. Wanita itu lebih dulu menutup laptopnya kemudian mamasukkan kedalam tas.

“Aku senang akhirnya semuanya beres. Kita hanya tinggal memantau bagaimana system akan bekerja."

Antonio mendesah lega. “Benar. Orang-orangku pasti akan bekerja dengan baik dan tidak akan mengecewakan kamu.”

“Harus dong!”

Keduanya tertawa, lalu tidak lama kemudian seorang OB datang mengantar minuman. Tentunya sudah lebih dulu mengetuk pintu. Saat OB itu sudah kembali pergi, Luna tampak sedikit bergeser. Karena sedang mengecek ponselnya, Antonio tidak menyadari akan hal itu.

“Hei, sepertinya istrimu begitu agresif.”

“Em, ha? Maaf, bagaimana?” Antonio menoleh, dia sempat terkejut sebetulnya saat bertatap muka dengan Luna yang begitu dekat.

Luna tersenyum sampai terdengar dengusan keluar dari hidungnya. “Istrimu sangat energik tadi. Sepertinya dia sangat possessive padamu.”

“Ah, tidak juga. Terkadang dia malah tidak terlalu ped
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   97. Bersikap Manja Yang Salah

    Jesika masuk ke sebuah restoran sesuai dengan alamat yang ia dapatkan di pesan ponselnya. Ini sebuah restoran sederhana yang tempatnya nyaman di gunakan karena di dalamnya dibuat dengan gambaran seolah sedang berada di taman bunga. Jaraknya sekitar lima belas menit dari kantornya. Jesika teringat tentang obsesesi Cristian pada bunga.“Hei, maaf, apa aku terlambat?” Jesika membungkuk lalu duduk. Wajahnya ada senyum menyesal.Cristian tersenyum. “Tentu saja tidak. aku juga baru sampai.”Mereka memesan makanan terbaik di restoran ini. sambil menunggu, mereka mulai ngobrol dari arah timur ke barat, bahkan saat makanan sudah datang pun mereka masih melanjutkan obrolan. Terkadang Jesika sampai terkekeh mendengar cerita Cristian.Andai dari dulu aku menyatakan cinta padamu, Jes. Tawa itu menjadi milikku sekarang.Cristian tersenyum pilu melihat bagaimana wajah sumringah Jesika ketika tertawa. Dulu dirinya kalah dengan Joseph, dan sekarang terlambat karena Jesika sudah resmi menjadi milik or

    Last Updated : 2024-02-04
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   98. Mereka Mencibirku

    “Kenapa dia tidak mengerti sama sekali kalau aku cemburu?”Jesika mengusap air matanya dengan kasar. Dadanya sedikit sesak merasa semua ini tidak adil. Pria itu sungguh tidak peka sama sekali. Namun, suka tiba-tiba membuat hati jengkel.Sampai di kantor kembali, Jesika mengusap wajahnya sampai benar-benar kering. Barulah kemudian dia beranjak turun dari taksi. Siapa sangka kalau ternyata Antonio juga menyusul sampai di kantor juga.Jesika mengetahui hal itu, itu sebabnya dia langsung berjalan dengan langkah cepat masuk ke dalam. Ingin rasanya mengunci diri di dalam ruangannya sampai hati mereda dan tak bertemu pria itu hingga malam nanti.“Aaak!” keluh Jesika tiba-tiba saat tak sengaja bertabrakan dengan karyawan lain. keduanya sampai sama-sama mundur karena terpental.Jesika melihat ke bawah, menatap pakaiannya yang terkena tumpahan kopi. Karyawan itu langsung menunduk minta maaf, sambil mencoba memeriksa bagaimana keadaan Jesika.“Aku minta maaf, aku tidak sengaja.” Wajah dia tampak

    Last Updated : 2024-02-05
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   99. Hamil

    Antonio semakin gelisah menunggu dokter yang tak kunjung keluar dari ruang periksa. Setelah duduk beberapa saat, Antonio kembali beridir—mondar-mandair—penuh rasa gelisah. Hingga ketika mendengar pintu di geser, saat itu jug Antonio terkesiap. Dia berbalik badan menghampiri dokter yang selalu menangani Jesika.“Bisa kita bicara di ruangan saya, Tuan?”Antonio merasa tercekat dengan pertanyaan itu. perasaanya mendadk tidak nyaman takut barang kali ada sesuatu yang buruk.“Baik, Dok,” jawabnya kemudian.Sementara Antonio menuju ruangan dokter, Tian yang menunggu di depan ruangan Jesika.Dokter mempersilahkan Antonio masuk, kemudian meminta untuk duduk. Wajah dokter tampak begotu serius, hal ini membuat dada Antonio kian panas dan was-was.“Bagaimana keadaan istri saya, Dok?” tanya Antonio buru-buru, bahkan sebelum dokter duduk dengan sempurna.Dokter tersebut duduk lebih dulu, lalu menangkup kedua tangan di atas meja. Wajahnya memang terlihat serius, tapi kemungkinan semua akan baik-bai

    Last Updated : 2024-02-05
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   100. Karya Yang Dicuri

    Jika biasanya Jesika berangkat sendiri, sekarang Antonio meminyanya untuk satu mobil. Sejujurnya Jesika lebih nyaman berangat mengendarai taksi, tapi memang sejujurnya banyak yang menggunjing dengan mengatakan kalau Antonio memang tidak mencintainya. Apalgi ditambah kedekatan Antonio dengan Luna yang membuat mereka semakin semangat menggunjing. Lalu ketika mereka tahu bos berjalan dengan sang istri memasuki gedung kantor, suara bisik-bisik pun mulai terdengar.“Lihat, mereka menggunjingku lagi, kan?” bisik Jesika sambil memiringkan badan ke samping.Antonio yang tidak terlalu memperhatikan menoleh. “Siapa?”“Semua yang melihat kita berjalan bersama. Biasanya kamu kan berangkat sendiri. Lalu sampai sini langsung bertemu dengan Luna.”Wajah Antonio seketika datar. Bukan marah tapi cukup merasa bersalah apalagi ketika menyadari kalau memang Sebagian dari mereka terlihat berbisik dan diam-diam mengamati aneh. Tidak lama tanpa menjawab, Antonio langsung meraih pinggang sang istri.“Biarka

    Last Updated : 2024-02-05
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   101. Hujan Lebat

    Cukup membosankan ketika Jesika harus ikut medengarkan tiga orang ini rapat. Entah apa yang mereka bahas, tapi kedengarannya tentang sebuah karya terjemahan yang akan diterbitkan pada sebuah aplikasi yang didirikan oleh Antonio dan Luna.Jesika hanya duduk sambil sesekali melihat ponselnya. Dia juga beberapa kali menggigiti ujung kukunya sampai tidak disadari membuat Luna merasa risih. Jesika tidak peduli, toh memang dirinya tak menyadari hal itu.Sebenarnya apa yang mereka bicarakan, sih? Kenapa lama sekali?Jesika berdecak lirih kemudian mendesah dan bersandar miring ke arah samping memunggungi Antonio. Mungkin Antonio menyadari kalau Jesika mulai bosan, jadi ia mengusap punggung Jesika yang tentuny sekali lagi hal itu dilihat oleh Luna dan temannya yang bernama Lucy itu.“Jadi pria itu yang sering kamu ceritakan padaku?” tanya Lucy sambil menyikut lengan Luna ketika berjalan meninggalkan gedung tersebut.Luna mengangguk. “Sial! Dia memang tampan. Pantas saja kamu tergila-gila padan

    Last Updated : 2024-02-07
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   102. Perhatian Pada Orang Lain

    Jalur yang ditemepuh tentunya berbeda arah. Jika mobil pergi mengantar Luna, tentunya bisa membutuhkan waktu lebih untuk bisa sampai di rumah.“Jadi, di mana kamu tinggal?”Mobil berjalan melambat ketika hampir memasuki sebuah jalan menyimpang yang menuju sebuah perumahan. Jalur kanan menuju perumahan Antonio, sementara jalur kiri dengan jarak lebih jauh menuju rumah Luna.“Aku berhenti di sini saja,” jawab Luna. “Rumahku masih jauh masuk ke dalam sana.”Luna menoleh ke belakang saat bicara, hal itu membuat Jesika memilih membuang muka. Jas yang menempel pada tubuh Luna membuat Jesika begitu kesal tentunya.“Tidak apa-apa, aku antar sampai rumah. ini masih hujan deras sekarang.”“Aku akan merepotkan.”“Memang!” batin Jesika. huh! Rasanya benar-benar kesal sekarang.Mobil akhirnya memasuki Kawasan perumahan elit yang tidak jauh berbeda dengan perumahan tempat tinggal Keluarga Jack Radcliffe. Sepanjang perjalanan Jesika bahkan hanya diam saja karena Luna terus mengajak Antonio mengobro

    Last Updated : 2024-02-07
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   103. Mulai Menyelidiki

    Satu minggu berlalu, Jesika cukup merasa tenang karena Wanita bernama Luna tidak muncul lagi di sini. Hal tersebut tentunya membuatnya lebih bugar dalam bekerja. Namun, dia masih di buat pusing karena belum juga menemukan siapa pelaku yang dengan tega mengklaim karya dari para illustrator di perusahaan ini.Jesika sudah meminta Tian untuk membantu, tapi pria itu selalu saja menghilang entah diperintah tugas dimana oleh Antonio. Jesika mulai kesal karena beberapa kali Antonio mengabaikan perkataannya ketika membicarakan tentang hal tersebut, bahkan sampai mencak-mencak pun Antonio hanya focus memantau aplikasi yang didirikan dengan Luna.“Hei, kapan kamu akan memasukkan webtoonmu ke aplikasiku?” tanya Antonio. Pria itu sepertinya lupa bagaiamana pagi tadi Jesika sudah merengek melaporkan masalah karya yang dicuri.“Jangan harap!” jawab Jesika dengan tegas tanpa menoleh.Antonio yang hendak duduk, pun berdiri lalu menghampiri sang istri. “Kenapa?”Jesika meletakkan pennya di atas meja s

    Last Updated : 2024-02-07
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 104

    Sampai di kantor, Jesika langsung ditemui oleh Tian. Bahkan Tian mendekat ketika Jesika masih bercengkrama dan bercanda dengan rekan kerjanya.Tian menundukkan sedikit badannya sebelum bicara. “Maaf, Nona. Tuan sedang pergi dengan Nona Luna.”Jesika menarik dagu, kemudian menatap bergantian rekan kerjanya. Setelah itu, dia kembali menatap Tian. “Aku tidak peduli. Toh aku juga sedang sibuk sekarang.”Jesika berlalu mengabaikan Tian sampai membuat pria itu garuk-garuk kepala, heran. Sementara Jesika sendiri, menggandeng rekannya menuju ruang kerja lagi.“Nona benar-benar tidak peduli tentang mereka?” mereka menatap bersamaan ke arah Jesika.Jesika menghela nafas. “Tentu saja aku peduli, tapi kalau aku merengek, pria itu akan menjadi. Biarkan saja, nanti juga datang padaku. Hei, jangan terlalu memanjakan pria. Kuberi tahu pada kalian."Mereka yang perempuan mengangguk-angguk seolah paham, sementara satu pria di antara mereka hanya membuang mata jengah.“Sepertinya kamu tidak begitu, kan?

    Last Updated : 2024-02-07

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 124

    Di dalam otaknya, Antonio pernah berpikir untuk membantu keuangan Luna yang sedang merosot. Kabar rumah yang disita waktu itu, bahkan membuat Antonio merasa khawatir. Namun, rasa peduli itu nyatanya tidak dibalas dengan baik. Luna justru memainkan perannya sebagai orang yang licik penuh tipu muslihat. Keluar dari restoran, Antonio langsung meminta Tian untuk membawanya segera pergi. Antonio bahkan meninggalkan meja tanpa menunggu Luna kembali. Antonio tidak mau kalau sampai terjadi pertengkaran di sana, karena memang amarah Antonio sedang berada dipuncaknya. “Ada apa, Tuan?” tanya Tian ketika mobil sudah melaju. Wajah Antonio benar-benar merah padam. Kedua tangan tampak mengepal seperti ingin melayangkan tinju. Melihatnya saja membuat Tian bergidik ngeri. “Antar aku menemui Selena.” Kening Tian berkerut, namun akhrinya tetap menganggukkan kepala. Mobil melaku ke sebuah kompleks perumahan mewah. Sekarang sudah pukul dua siang, sialnya Selena sedang tidak du rumah. “Tian, kamu kump

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 123

    Jesika mengatur pertemuan dengan rekan-rekannya di sebuah restoran berlantai dua di dekat danau. Jaraknya memang cukup jauh dengan kantor, tapi tidak masalah menurt Jesika karena datang beramai-ramai diantar mobil kantor. Setidaknya sekaran juga menjelang hari minggu, jadi berada diluar kantor cukup panjang tidak terlalu masalah.Sementara di kantor sendiri, Antonio dan beberapa infestor mulai kembali membahas tentang dana yang hilang. Pembahasan ini juga langsung teruju pada sebuah cctv yang Tian dapatkan dari setiap ruangan di sini.Siapa sangka kalau ternyata Luna pernah duduk di kursi ruangan kerja Antonio ketika Antonio tengah keluar sebentar untuk mengambil sesuatu kala itu. Antonio tidak pernah manaruh rasa curiga sebelumnya, karena memang yang dia pikir Luna adalah rekan yang baik.“Kamu yakin itu Luna?” tanya Antonio.“Jadi Tuan tidak percaya kalau ini Nona Luna?”Antonio menelan ludah dengan pertanyaan itu. memang sikap Antonio terlalu menyebalkan akhir-akhir ini karena terl

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 122

    Masuk ke dalam kamar, Antonio melihat sang istri meringkuk di atas ranjang tanpa mengenakan selimut. Antonio meletakkan jas yang tersampir pada lengannya di atas sandaran sofa. Selepas itu, dia mendekati ranjang memeriksa keadaan sang istri. Melihat posisi Jesika, sepertinya Wanita itu ketiduran saat menunggu Antonio pulang.“Kenapa kamu tidak mengenakan selimut? Kamar dingin sekali.” Antonio membungkuk lalu meraij selimut.Namun, ketika hendak menutupkan pada Sebagian tubuh Jesika, Jesika malah terbangun. Wanita itu merangkuk lalu membalikkan badan.“Kamu sudah pulang?”Antonio tersenyum, kemudian duduk membantu sang istri yang beranjak duduk. “Kamu ketiduran?”Masih dengan mata sayu belum terbuka sempurna, Jesika mengangguk. “Kenapa baru pulang?” sekarang Jesika mencoba menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.Antonio tersenyum tipis, mengelus lembut pucuk kepala sang istri. “Maaf, hari ini lumayan sibuk.”Jadi dia tidak mau mengatakannya padaku?Jesika terdiam mema

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 121

    Sebelumnya saya minta maaf karena mungkin banyak typo. saya belum sempat untuk mengoreksinya kembali.***Jesika mungkin harus menunggu hingga malam tiba untuk bisa bertemu dengan sang suami. Di kantor, Jesika hanya sempat bertemu ketika tadi nyelonong masuk ke dalam ruangan, tapi setelah itu Jesika tidak melihat lagi bahkan hingga jam pulang kerja. Jesika bahkan pulang lebih dulu karena kata Tian pekerjaan Antonio belum selesai.“Kamu pulang sendiri, Jes?” tanya mama yang menyambutnya di depan pintu ruang tamu.Jesika mengangguk lalu mencium punggung telapak tangan mama mertuanya itu.“Antonio di mana?”Mereka berdua berjalan bersama masuk ke dalam.“Kata Tian, Antonio masih ada kerjaan.”“Tumben?”“Iya, aku juga kurang tahu, Ma. Aku tidak sempat bicara dengannya di kantor.”Menjelang makan malam, Antonio masih belum juga kunjung pulang ke rumah. dia menyempatkan diri menelpon Jesika dengan mengatakan kalau sebentar lagi akan pulang, namun meski begitu tatap saja merasa khawatir kare

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 120

    Jesika tidak mau peduli mengenai Selena, tapi ketika dia hendak pergi membeli beberapa lembar kertas di sebuah toko, dia tidak sengaja melihat Selena tengah berdebat dengan seseorang. Jesika mengamati dari kejauhan.“Aku sudah mengirim banyak pada ayah. Ayah tidak perlu menemuiku ke sini!”“Ayah butuh lebih. Kalau sampai siang ini ayah tidak mendapatkan uang, ayah bisa mati.”“Apa peduliku?”“Anak kurang ajar!”Selena langsung menyingkir ketika tangan itu melayang hendak menampar dirinya. Jesika yang melihat dari kejauhan sampai membelalakkan mata dan menutup mulut.“Ayah jangan macam-macam denganku di tempat umum. Aku sudah beberapa kali memperingati ayah untuk tidak menemuiku di tempat umum. Ayah tahu resikonya, kan?”Pria berjenggot itu berdecak, menghempas tangan lalu berlalu pergi dengan sia-sia tanpa mendapatkan uang. sementara Selena, dia hanya bisa menghela nafas lalu menyapu ke area sekitar berharap tidak ada yang melihat perdebata baru saja.Jesika yang langsung bersembunyi,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 119

    Memang siapa yang sangka kalau Selena bisa melakukan hal sekeji itu hanya demi karirnya? Terkadang memang hal kotor bisa dilakukan demi sesuatu yang ingin sekali digapai, hanya saja cara Selena benar-benar di luar nalar walaupun pada kenyataannya banyak yang begitu di luar sana.“Aku benar-benar tidak menyangka kalau Antonio melupakanku demi Wanita yang jauh di bawahku.” Selena menyulut rokoknya sampai asap mengepul tinggi ke udara.“Jangan bilang sebenarnya kamu masih mengharapkan Amtonio?” Pemela menebak-nebak denga mata sinis. “Kamu masih belum move on?”“Oh come on! Ini sudah satu tahun lebih. Tentu saja aku sudah move on.”Pamela tersenyum miring. “Kamu yakin? Jangan kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu masih sering memantaunya dari jauh. Kamu bahkan meminta Luna untuk bisa lebih dekat dengan Antonio. Kamu Cuma menggunakannya sebagai alat untuk mengetahui tentang mereka kan?”“Brengsek kamu!” umpat Selena. “Aku tidak ada maksud seperti itu. setidaknya Luna lebih tinggi dari istri

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 118

    Ketika Antonio berjalan mendekat setelah turun dari panggung, dengan bangganya Jesika bertepuk tangan. Bibirnya tersenyum menunjukkan deretan gigi yang putih. Reaksi Antonio yang langsung mengusap pucuk kepala Jesika, tentunya membuat siapa pun akan merasa iri.“Ah, kasihan sekali Selena. Pria seperhatian itu malah ditinggal kabur dulu.”“Benar juga. Jesika sangat beruntung mendapatkan Antonio.”Selena yang berdiri hampir di di paling ujung mendengar percakapan tamu undangan itu, tapi dia hanya menarik satu ujung bibir ke atas dengan wajah acuh sambil menenggak minumannya.“Kalau bukan karena keluarganya yang tak merestui, aku juga tidak mungkin meninggalkan Antonio. Mereka pikir sangat mudah menjadi diriku yang tidak disambut di keluarga Antonio. Brengsek!”Selena meletakkan gelasnya lalu beranjak pergi ke toilet.“Kamu ngobrol sama nenek dulu, aku mau ke toilet dulu sebentar.”“Oke.”Jesika menghampiri nenek yang tengah ngobrol dengan rekan-rekan dan beberapa artis di sana. ketika J

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 117

    Entah kapan Antonio terakhir kali menginjakkan kaki di gedung agensi milik neneknya. Setiap langkah, ketika melihat beberapa poster dan layar monitor di beberapa titik dinding gedung, terkadang membuat rasa rindu untuk kembali lagi ke sini. Namun, Antonio lebih merasa nyaman ketika sudah meninggalkan agensi. Rasanya bisa berekspresi lebih luas lagi, dan juga tidak terlalu banyak tututan.“Ada apa?” tegur Jesika ketika melihat wajah sendu sang suami.Antonio bergidik lalu tersenyum. “Tidak, aku hanya sedikit rindu ketika masih di sini.”Jesika mengusap lengan Antonio lalu menggandengnya dengan erat. Beberapa orang atau tamu lain berjalan di belakang mereka, tapi tentunya tidak terlihat heboh karena memang ini sudah aturannya bagi siapa pun yang ingin datang ke acara tahunan agensi.Mereka menuju lantai tiga di mana acara akan berlangsung. Papa dan mama tidak bisa datang, jadi hanya nenek yang berangkat bersama Antonio dan Jesika. ada Tian dan Bitt juga pastinya.Sampai di ruanga acara,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   116

    “Wanita itu menemui Antonio lagi?”“Iya, Nona.”Jesika yang tengah mengunyah makanan, memegang ponselnya dengan tangan kiri.“Kamu menelpon siapa, Sayang?” tanya nenek yang duduk di hadapannya dengan dibatasi meja bulat.“Tian, Nek.”Megan mengangguk-angguk melanjutkan makan lagi, sementara Jesika membali bicara dengan Tian.“Mau apa dia datang lagi? sudah berapa kali dia datang menemui Antonio?”Nada bicara Jesika membuat Megan menatap penasaran.“Sayang kurang tahu, Nona. Mereka bicara di ruang tamu kantor. Saya hanya bisa melihat dari luar saja.Ruang tamu memang didesain dengan dinding kaca. Tidak ada privasi di sini memang, jadi akan jauh lebih netral untuk bicara dan tidak membuat siapapun salah sangka.“Biarkan saja mereka bicara. perempuan itu tidak akan menyerah sepertinya. Kamu bantu awasi saja. Aku takut dia ada campur tangan dengan klaim karya waktu itu.”“Baik, Nona.”Pemikiran Jesika sepertinya sama dengan Tian. sejujurnya Tian sudah melihat cctv di parkiran belakang ged

DMCA.com Protection Status