Luna sudah mencak-mencak beberapa kali sampai memukuli bundaran setir. Saking kesalnya, sampai menekan klakson membuat pengendara di hadapannya keluar untuk memaki. Luna sama sekali tidak peduli. Dia tetap menutup kaca mobil sekalipun orang diluar sana terus berteriak. Begitu lampu hijau menyala, Luna melajukan mobilnya dengan begitu cepat.“Kupikir dia penakut,” decak Luna. “Aku tidak menyangka di balakang Antonio dia berani melawanku. Jijik! dia begitu polos di hadapan ANtonio."Kembali ke kantor, Jesika menenteng belanjaan yang berisi makanan ringan dan juga dua botol minuman. Dia berjalan dengan santai, terlihat juga berdendang lirih menggoyangkan pelan kapalanya. Ada rasa puas mengingat bagaimana ketika tadi melawan Luna. Walau pun dengan kata-kata, tapi itu cukup keren dari pada harus adu tinju, misalnya.Sampai di ruangan luan yang digunakan bekerja untuk anak buahnya, Jesika langsung menebar senyum sambil mengangkat belanjaannya. Mereka semua tampak membelalak dengan girang.“
Terakhir Diperbarui : 2024-02-12 Baca selengkapnya