Jesika masih terngiang-ngiang dengan apa yang ia lihat tadi. Jarak mereka benar-benar sangat dekat sampai Jesika mengira mereka akan berciuman. Hanya tinggal beberapa senti bibir keduanya akan bersentuhan.“Kenapa aku harus peduli? Bukankah mereka memang saling mencintai?” Jesika memanyunkan bibirnya, lalu berjalan masuk ke dalam sebuah toko buku.Mungkin melakukan referensi akan membuat otaknya lebih tenang. Jesika juga sedang mengerjakan satu proyeknya, jadi tidak mau kalau sampai gagal.“Di mana dia?”“Sedang ada di toko buku, Tuan.”“Sendiri?”“Ya, saya disuruh menunggu diluar saja.”“Tidak ada orang yang mencurigakan, kan?”“Tidak, Tuan.”Belum selesai berbicara di telepon, Jesika sudah muncul menenteng beberapa buku di dalam kantong tas tipis bersegi panjang.“Nona sudah keluar.”“Oke, kamu awasi saja dia.”Panggilan berakhir, Tian memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya lagi lalu bergegas membukakan pintu mobil.“Antar aku ke toko baju.”“Baik, Nona.”Tidak cukup mudah untuk
Huling Na-update : 2024-01-20 Magbasa pa