Home / Rumah Tangga / Mendadak Jadi Pengantin Pengganti / 87. Jangan Mengerjaiku, Aku Sedang Marah

Share

87. Jangan Mengerjaiku, Aku Sedang Marah

Author: Irma W
last update Last Updated: 2024-01-31 10:43:24

Jesika akan menepiskan rasa cemburunya lebih dulu untuk sekarang. selesai makan dan bercerita dengan ibu mertuanya, Jesika beranjak pergi ke kamarnya. Sekarang juga sudah sore, sudah waktunya untuk bersih-bersih badan.

Sampai di dalam kamar, Jesika tidak mendapati keberadaan sang suami. Mungkin sedang berada di ruang ganti atau kamar mandi. Jesika melangkah lebih masuk ke dalam setelah menutup pintu. Dia letakkan tas di atas meja, lalu melepas sepatunya.

“Di mana dia?” gumam Jesika sambil memutar. Dia berhenti pada pintu kamar mandi lalu mendekat ke sana.

Jesika menempelkan telinga pada daun pintu. Tidak terdengar suara apa pun dari dari dalam sana, tapi Jesika juga tak melihat ada sosok sang suami di dalam ruang ganti. Kening Jesika berkerut lalu mulai menebak-nebak.

“Antonio, di mana kamu?”

Tidak ada yang menyahut. Jesika memustuskan untuk mengetuk pintu kamar mandi, berpikir barang kali Antonio sedang berendam di dalam sana.

“Kamu di dalam?”

Antonio yang kebetulan tengah memejamkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   88. Tamu Sore

    Jesika menatap Antonio sejenak, lalu membuang muka. Rasanya masih kesal disaat dirinya tengah dongkol tapi sang suami malah menambahi rasa dongkol tersebut. entah kenapa Antonio sama sekali tidak takut melihat wajah yang cemberut itu. rasanya justru ingin menggodanya sekali lagi sampai akhirnya membuat Wanita itu merengek.Antonio berjalan mendekat, menyembunyikan bungkusan eskrim di belakang punggungnya. Merasa ada sesuatu di belakangnya, Jesika yang hendak bercermin menoleh. Saat itu juga dia terlonjak mendapati sang suami berdiri sambil tersenyum sampai giginya terlihat begitu jelas.“Kenapa kamu di sini?” decak Jesika. “Kamu juga belum memakai pakaianmu.”Antonio tetap berdiri masih sambil tersenyum membuat Jesika mulai curiga dengan pikiran macam-macam.“Ada apa denganmu? Kamu sedang tidak berniat mengerjaiku lagi, kan?” Jesika menatap curiga.“Tidak.”“Lalu?”“Tadaaaa!” Antonio mengeluarkan bungkusan es krim dari persembunyiannya. Jesika menatap dengan jeli."Apa itu?"Antonio b

    Last Updated : 2024-01-31
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   89. Selalu Saja Menggoda

    Dari pada sibuk mengurusi dua orang yang masih terus mengobrol di ruang tamu Jesika memilih duduk menyendiri di ruang kerjanya. Rasanya memang gelisah, apalagi sudah hampir dua jam lebih mereka masih asyik mengobrol. Rasanya membuat hati kian dongkol.“Oke, seeprtinya aku harus mencari cara supaya bisa mengabaikan mereka.” Jesika duduk tegak, perlahan menarik nafas dalam-dalam, lalu ia hembuskan sampai bibirnya maju.Jesika pada akhirnya memutuskan untuk meminta Tian naik ke lantai dua. Kalau Antonio masih belum bisa diajak bicara sekarang, maka Jesika akan mendesaj Tian untuk mengatakan semuanya.Tian yang sebelumnya berada di ruangan belakang lantai satu, berhenti sejenak ketika hendak menuju tangga. meski jarak cukup jauh, tentunya orang yang tengah berada di ruang tamu melihatnya melangkah.Tian menundukkan badan sambil tersenyum. “Nona memanggil saya ke atas.”Kening Antonio berkerut. Karena penasaran, dia pamit berdiri sebentar menghampiri Tian pada Luna.“Ada apa?”“Sepertinya

    Last Updated : 2024-01-31
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   90. Kecemburuan Yang Masih berlanjut

    Hari berikutnya setelah peluncuran aplikasi milik Antonio dan Luna pun telah resmi diresmikan dan publikasikan. Mereka sampai memasang iklan besar-besaran hanya untuk memprmosikan platform tersebut hingga sampai ke para pengguna nantinya. Di jaman modern seperti sekarang, bekerja dari rumah memang impian banyak orang, tentunya sebagai para penulis online akan dengan senang hati untuk mencoba mencari peruntungan pada plarform terbaru tersebut.“Bagaimana untuk pada pembaca?” tanya Antonio.Luna yang sudah berpengalaman dalam hal ini tampak tersenyum santai. “Kamu tenang saja. Siang ini aku ajak kamu untuk bertemu seseorang. Dia seorang translator dari beberapa novel luar. Dia sudah bekerja sama denganku. Kalau kamu mau, aku bisa kerjakan dia di perusahaan kamu. bagaimana?”“Benarkah?”Luna mengangguk. “Kita bisa pancing pembaca dengan novel terejemahan. Ini banyak digandrungi sekarang. Kamu bisa buat promosi online juga semenarik mungkin.”Antonio menggeleng kepala sambil terpuk tangan

    Last Updated : 2024-01-31
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   91. Siapa Yang Lebih Penting?

    Jesika tidak mau berpikir buruk mengenai Luna yang jadi sering datang ke sini. Sebenarnya Jesika tidak marah atau mempermasalahkan hal itu, toh memang demi kerjaan. Namun, entah kenapa semakin hari Wanita itu seolah tidak memikirkan tentang jarak. Luna selalu saja berdekatan dengan Antonio, bahkan ketika ada Jesika.Seperti sekarang, setelah dua hari yang lalu datang dan ngobrol sampai berjam-jam, Wanita itu kembali lagi ke sini. Terkadang Jesika heran karena Wanita itu sama sekali tidak pernah kehabisan bahan obrolan saat bersama Antonio.“Hei, Tian!” panggil Jesika yang sedari tadi melamun meskipun dua matanya seolah focus pada layar tabletnya.Tian yang kebetulan berada di ruangan tersebut langsung menyahut. Seharusnya setelah mengantar minuman, Tian akan langsung keluar, tapi Jesika mencegahnya.“Kamu tahu banyak tentang Luna?”“Nona Luna teman Tuan Antonio?”“Ya, memang siapa lagi.”“O, maaf,” ucap Tian. “Saya pikir Luna yang lain.”Jesika meletakkan dengan kesal pen tabletnya la

    Last Updated : 2024-02-02
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   92. Hati Yang Tak Pernah Menang

    Pesta berlangsung di sebuah Vila dekta perbukitan dan danau. Tepatnya di bagian tanah belakang Vila yang menghadap langsung dengan danau. Tanah dengan rerumputan pendek, lalu jalan setapak dengan bebatuan asli yang tertata rapi, dihiasi lampu kelap-kelip. Tempat ini cukup luas untuk menghadirkan tamu sekitar seratus orang termasuk Jesika di dalamnya.“Temanmu sungguh akan datang?” tanya Viona.“Seharusnya datang.”Mereka berdua masih menyambut beberapa tamu yang berdatangan. Ketika merasa semua sudah hadir, mereka langsung ikut mengobrol sebelum acara akan dibuka.“Apa semua tamu sudah datang?” tanya seorang pria yang wajahnya hampir mirip dengan Tristan. Tinggi keduanya pun sama. Ya, dia tidak lain adalah kakak Tristan bernama Cristian.“Kurasa sudah, tapi aku masih menunggu satu orang.”Kening Cristian berkerut. “Siapa?”Tristan menatap ragu, pun dengan bibirnya saat hendak menjawab. “Nanti kamu akan tahu kalau dia datang.”“Em, okey …” Cristian mengangguk saja, kemudian berjalan ke

    Last Updated : 2024-02-02
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   93. Rayuan

    “Terima kasih sudah mau mengantarku,” ucap Jesika sambil sedikit membungkuk, berbicara dengan seseorang di dalam mobil.“Sama-sama. Lain kali kita ngobrol lagi.”“Oke.”Senyum dan reaksi Jesika yang mengangkat ibu jarinya, membuat seseorang yang berdiri tidak jauh di halaman rumah mendecih. Wajah itu tengah menahan kesal sampai bibirnya yang mengerucut bergerak-gerak.Jesika tidak terkejut ketika melihat Antonio masih di halaman rumah. Ketika mobil hendak memasuki pekarangan rumah, Jesika melihat sebuah mobil yang keluar. Dari kaca jendela yang belum sempat tertutup, Jesika tentu mengenali siapa yang ada di dalam mobil itu.“Siapa yang mengantarmu pulang?”“Temanku,” jawab Jesika acuh dan melengos berjalan saja.“Seorang pria?” Antonio menyusul.“Ya.”“Ya? Kamu jawab santai sekali?”Jesika berhenti lalu berdecak. Dia menatap Antonio yang berdiri dihadapannya penuh intimidasi.“Lalu aku harus jawab apa? dia memang temanku.”“Berduaan dengan seorang pria di dalam mobil? Kamu sudah bersu

    Last Updated : 2024-02-02
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   94. Tidak Saling Cinta

    “Aku sudah mandi,” ucap Jesika tiba-tiba ketika Antonio hendak menciumnya.“Hei!”Jesika hanya menyeringai, lalu menggerakkan telapak tangan ke atas ke bawah sambil melenggak meninggalkan kamar mandi.“Rasakan itu!” umpat Jesika kemudian.Antonio hampir meraung karena miliknya sudah mengajaknya untuk bertempur. Dia hanya berdehem, lalu muncul dari ambang pintu.“Kamu keterlaluan sekali. Kemari!”Jesika menoleh sambil mengibaskan rambutnya yang panjang. “Buruan mandi, ini sudah siang. Kamu tidak mau rekan bisnismu itu menunggu, kan?”Jesika membuang mata jengah, bergumam dengan gerak bibir cepat tanpa diketahui siapapun. Sungguh rasanya menjengkelkan.“Ayolah, sebentar saja. Kamu yang memulai.” Antonio memehon sambil bergelayut pada bibir pintu. Wajahnya seperti anak kecil yang meminta dibelikan mainan.Tidak, tidak! aku tidak akan luluh. Biar dia rasakan!Jesika tak menoleh sedikitpun, malah focus mulai berdandan di depan cermin.“Ah, aku benar-benar marah sekarang,” desah Antonio yan

    Last Updated : 2024-02-04
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   95. Rayuan Maut Dari Jesika

    Antonio menerobos masuk ke dalam ruangan Jesika tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Karena tingkah Antonio itu, membuat Jesika yang tengah mencari pulpennya yang jatuh di kolong meja terpentok karena terkejut.“Sakit!” keluhnya sambil meringis memegangi ujung kepalanya.Jesika keluar dari sana, lalu wajahnya tampak datar ketika melihat pelaku terpentok diriny adalahs ang suami. Antonio sempat terkejut ketika Jesika mengaduh, tapi ia urungkan niat untuk membantu karena tengah mempertahankan rasa kesalnya.“Ada apa sih!” decak Jesika masih sedikit meringis. Dia duduk di kursi putarnya masih sambil menguyel-uyel pucuk kepala menggunakan tiga jari tangannya.“Siapa pria tadi?”“Tck! Pria yang mana? Ini masih pagi, kenapa kamu marah-marah?”Antonio yang sudah dibakar rasa cemburu tampak begitu gelisah. Bediri sampai tangannya bergerak melambai kesana kemari ketika bicara.“Ini masih pagi dan kamu sudah bicara dengan orang asing. Apa yang orang katakan nanti?”Jesika mendesis lirih lagi sampai

    Last Updated : 2024-02-04

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 124

    Di dalam otaknya, Antonio pernah berpikir untuk membantu keuangan Luna yang sedang merosot. Kabar rumah yang disita waktu itu, bahkan membuat Antonio merasa khawatir. Namun, rasa peduli itu nyatanya tidak dibalas dengan baik. Luna justru memainkan perannya sebagai orang yang licik penuh tipu muslihat. Keluar dari restoran, Antonio langsung meminta Tian untuk membawanya segera pergi. Antonio bahkan meninggalkan meja tanpa menunggu Luna kembali. Antonio tidak mau kalau sampai terjadi pertengkaran di sana, karena memang amarah Antonio sedang berada dipuncaknya. “Ada apa, Tuan?” tanya Tian ketika mobil sudah melaju. Wajah Antonio benar-benar merah padam. Kedua tangan tampak mengepal seperti ingin melayangkan tinju. Melihatnya saja membuat Tian bergidik ngeri. “Antar aku menemui Selena.” Kening Tian berkerut, namun akhrinya tetap menganggukkan kepala. Mobil melaku ke sebuah kompleks perumahan mewah. Sekarang sudah pukul dua siang, sialnya Selena sedang tidak du rumah. “Tian, kamu kump

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 123

    Jesika mengatur pertemuan dengan rekan-rekannya di sebuah restoran berlantai dua di dekat danau. Jaraknya memang cukup jauh dengan kantor, tapi tidak masalah menurt Jesika karena datang beramai-ramai diantar mobil kantor. Setidaknya sekaran juga menjelang hari minggu, jadi berada diluar kantor cukup panjang tidak terlalu masalah.Sementara di kantor sendiri, Antonio dan beberapa infestor mulai kembali membahas tentang dana yang hilang. Pembahasan ini juga langsung teruju pada sebuah cctv yang Tian dapatkan dari setiap ruangan di sini.Siapa sangka kalau ternyata Luna pernah duduk di kursi ruangan kerja Antonio ketika Antonio tengah keluar sebentar untuk mengambil sesuatu kala itu. Antonio tidak pernah manaruh rasa curiga sebelumnya, karena memang yang dia pikir Luna adalah rekan yang baik.“Kamu yakin itu Luna?” tanya Antonio.“Jadi Tuan tidak percaya kalau ini Nona Luna?”Antonio menelan ludah dengan pertanyaan itu. memang sikap Antonio terlalu menyebalkan akhir-akhir ini karena terl

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 122

    Masuk ke dalam kamar, Antonio melihat sang istri meringkuk di atas ranjang tanpa mengenakan selimut. Antonio meletakkan jas yang tersampir pada lengannya di atas sandaran sofa. Selepas itu, dia mendekati ranjang memeriksa keadaan sang istri. Melihat posisi Jesika, sepertinya Wanita itu ketiduran saat menunggu Antonio pulang.“Kenapa kamu tidak mengenakan selimut? Kamar dingin sekali.” Antonio membungkuk lalu meraij selimut.Namun, ketika hendak menutupkan pada Sebagian tubuh Jesika, Jesika malah terbangun. Wanita itu merangkuk lalu membalikkan badan.“Kamu sudah pulang?”Antonio tersenyum, kemudian duduk membantu sang istri yang beranjak duduk. “Kamu ketiduran?”Masih dengan mata sayu belum terbuka sempurna, Jesika mengangguk. “Kenapa baru pulang?” sekarang Jesika mencoba menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.Antonio tersenyum tipis, mengelus lembut pucuk kepala sang istri. “Maaf, hari ini lumayan sibuk.”Jadi dia tidak mau mengatakannya padaku?Jesika terdiam mema

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 121

    Sebelumnya saya minta maaf karena mungkin banyak typo. saya belum sempat untuk mengoreksinya kembali.***Jesika mungkin harus menunggu hingga malam tiba untuk bisa bertemu dengan sang suami. Di kantor, Jesika hanya sempat bertemu ketika tadi nyelonong masuk ke dalam ruangan, tapi setelah itu Jesika tidak melihat lagi bahkan hingga jam pulang kerja. Jesika bahkan pulang lebih dulu karena kata Tian pekerjaan Antonio belum selesai.“Kamu pulang sendiri, Jes?” tanya mama yang menyambutnya di depan pintu ruang tamu.Jesika mengangguk lalu mencium punggung telapak tangan mama mertuanya itu.“Antonio di mana?”Mereka berdua berjalan bersama masuk ke dalam.“Kata Tian, Antonio masih ada kerjaan.”“Tumben?”“Iya, aku juga kurang tahu, Ma. Aku tidak sempat bicara dengannya di kantor.”Menjelang makan malam, Antonio masih belum juga kunjung pulang ke rumah. dia menyempatkan diri menelpon Jesika dengan mengatakan kalau sebentar lagi akan pulang, namun meski begitu tatap saja merasa khawatir kare

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 120

    Jesika tidak mau peduli mengenai Selena, tapi ketika dia hendak pergi membeli beberapa lembar kertas di sebuah toko, dia tidak sengaja melihat Selena tengah berdebat dengan seseorang. Jesika mengamati dari kejauhan.“Aku sudah mengirim banyak pada ayah. Ayah tidak perlu menemuiku ke sini!”“Ayah butuh lebih. Kalau sampai siang ini ayah tidak mendapatkan uang, ayah bisa mati.”“Apa peduliku?”“Anak kurang ajar!”Selena langsung menyingkir ketika tangan itu melayang hendak menampar dirinya. Jesika yang melihat dari kejauhan sampai membelalakkan mata dan menutup mulut.“Ayah jangan macam-macam denganku di tempat umum. Aku sudah beberapa kali memperingati ayah untuk tidak menemuiku di tempat umum. Ayah tahu resikonya, kan?”Pria berjenggot itu berdecak, menghempas tangan lalu berlalu pergi dengan sia-sia tanpa mendapatkan uang. sementara Selena, dia hanya bisa menghela nafas lalu menyapu ke area sekitar berharap tidak ada yang melihat perdebata baru saja.Jesika yang langsung bersembunyi,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 119

    Memang siapa yang sangka kalau Selena bisa melakukan hal sekeji itu hanya demi karirnya? Terkadang memang hal kotor bisa dilakukan demi sesuatu yang ingin sekali digapai, hanya saja cara Selena benar-benar di luar nalar walaupun pada kenyataannya banyak yang begitu di luar sana.“Aku benar-benar tidak menyangka kalau Antonio melupakanku demi Wanita yang jauh di bawahku.” Selena menyulut rokoknya sampai asap mengepul tinggi ke udara.“Jangan bilang sebenarnya kamu masih mengharapkan Amtonio?” Pemela menebak-nebak denga mata sinis. “Kamu masih belum move on?”“Oh come on! Ini sudah satu tahun lebih. Tentu saja aku sudah move on.”Pamela tersenyum miring. “Kamu yakin? Jangan kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu masih sering memantaunya dari jauh. Kamu bahkan meminta Luna untuk bisa lebih dekat dengan Antonio. Kamu Cuma menggunakannya sebagai alat untuk mengetahui tentang mereka kan?”“Brengsek kamu!” umpat Selena. “Aku tidak ada maksud seperti itu. setidaknya Luna lebih tinggi dari istri

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 118

    Ketika Antonio berjalan mendekat setelah turun dari panggung, dengan bangganya Jesika bertepuk tangan. Bibirnya tersenyum menunjukkan deretan gigi yang putih. Reaksi Antonio yang langsung mengusap pucuk kepala Jesika, tentunya membuat siapa pun akan merasa iri.“Ah, kasihan sekali Selena. Pria seperhatian itu malah ditinggal kabur dulu.”“Benar juga. Jesika sangat beruntung mendapatkan Antonio.”Selena yang berdiri hampir di di paling ujung mendengar percakapan tamu undangan itu, tapi dia hanya menarik satu ujung bibir ke atas dengan wajah acuh sambil menenggak minumannya.“Kalau bukan karena keluarganya yang tak merestui, aku juga tidak mungkin meninggalkan Antonio. Mereka pikir sangat mudah menjadi diriku yang tidak disambut di keluarga Antonio. Brengsek!”Selena meletakkan gelasnya lalu beranjak pergi ke toilet.“Kamu ngobrol sama nenek dulu, aku mau ke toilet dulu sebentar.”“Oke.”Jesika menghampiri nenek yang tengah ngobrol dengan rekan-rekan dan beberapa artis di sana. ketika J

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 117

    Entah kapan Antonio terakhir kali menginjakkan kaki di gedung agensi milik neneknya. Setiap langkah, ketika melihat beberapa poster dan layar monitor di beberapa titik dinding gedung, terkadang membuat rasa rindu untuk kembali lagi ke sini. Namun, Antonio lebih merasa nyaman ketika sudah meninggalkan agensi. Rasanya bisa berekspresi lebih luas lagi, dan juga tidak terlalu banyak tututan.“Ada apa?” tegur Jesika ketika melihat wajah sendu sang suami.Antonio bergidik lalu tersenyum. “Tidak, aku hanya sedikit rindu ketika masih di sini.”Jesika mengusap lengan Antonio lalu menggandengnya dengan erat. Beberapa orang atau tamu lain berjalan di belakang mereka, tapi tentunya tidak terlihat heboh karena memang ini sudah aturannya bagi siapa pun yang ingin datang ke acara tahunan agensi.Mereka menuju lantai tiga di mana acara akan berlangsung. Papa dan mama tidak bisa datang, jadi hanya nenek yang berangkat bersama Antonio dan Jesika. ada Tian dan Bitt juga pastinya.Sampai di ruanga acara,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   116

    “Wanita itu menemui Antonio lagi?”“Iya, Nona.”Jesika yang tengah mengunyah makanan, memegang ponselnya dengan tangan kiri.“Kamu menelpon siapa, Sayang?” tanya nenek yang duduk di hadapannya dengan dibatasi meja bulat.“Tian, Nek.”Megan mengangguk-angguk melanjutkan makan lagi, sementara Jesika membali bicara dengan Tian.“Mau apa dia datang lagi? sudah berapa kali dia datang menemui Antonio?”Nada bicara Jesika membuat Megan menatap penasaran.“Sayang kurang tahu, Nona. Mereka bicara di ruang tamu kantor. Saya hanya bisa melihat dari luar saja.Ruang tamu memang didesain dengan dinding kaca. Tidak ada privasi di sini memang, jadi akan jauh lebih netral untuk bicara dan tidak membuat siapapun salah sangka.“Biarkan saja mereka bicara. perempuan itu tidak akan menyerah sepertinya. Kamu bantu awasi saja. Aku takut dia ada campur tangan dengan klaim karya waktu itu.”“Baik, Nona.”Pemikiran Jesika sepertinya sama dengan Tian. sejujurnya Tian sudah melihat cctv di parkiran belakang ged

DMCA.com Protection Status