Semua Bab Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO: Bab 101 - Bab 110

121 Bab

CEO bucin

Lihat lah, tampang CEO dingin saat ini sudah seperti anak kecil yang sedang membujuk mamahnya, mulai dari wajahnya memelas, bibir manyun, tatapan sendu, dan terakhir tangannya menarik-narik ujung pakaian yang Aisyah kenakan.Dengan wajah santai, Aisyah hanya menatap Arkan tanpa ada niatan untuk meladeni. Gak merasa kesusahan sama sekali sebab sedang menggendong Kenaan, dia masih sempat-sempatnya melanjutkan kembali memakan kuaci sambil menatap ekspresi Arkan. " Sudah?" tanya Aisyah yang sudah mulai merasa bosan. " Hah?" Arkan sampai terperangah dan membuat dirinya bingung dengan pertanyaan Aisyah. Seolah sadar, Arkan buru-buru mengklarifikasi. " Maksud aku sayang, kamu tanya apa?" " Ayok pulang." ajak Aisyah dengan merangkul lengan Arkan. Arkan langsung mengangguk dan tersenyum malu-malu ketika melihat lengannya di rangkul Aisyah, mereka berjalan beriringan menuju tempat mobilnya berada. Sampai di dekat mobilnya, Arkan dengan sigap langsung membukkakan pintu mobil untuk Aisyah.
Baca selengkapnya

Dinner๐Ÿฅ‚

Singkat cerita, malam pun telah tiba. Terdapat pasangan suami-istri tengah bersiap-siap di dalam kamar mereka, malam ini mereka akan pergi dinner di salah satu restoran mewah yang ada di Jakarta. Di depan kaca, terlihat Aisyah sedang sibuk berkutat dengan alat makeup-nya sedari 30 menit yang lalu. Kemudian tidak jauh dartempat Aisyah berada, Arkan sedang sibuk mengancingkan semua pakaiannya, Lalu di karpet bulu, terdapat Kenaan yang begitu anteng dengan mainan di tangannya. Selesai dengan mengancingkan semua pakaiannya, Arkan mendekati Aisyah dengan langkah perlahan, sampai di dekat istrinya. Tangan Arkan langsung melingkar di pinggang Aisyah, seolah memastikan bahwa Aisyah tidak bisa kabur. " Sayang apa masih lama?" tanya Arkan yang nyaris terdengar seperti berbisik. Aisyah tersentak, ketika mendengar suara Arkan yang nyaris terdengar seperti berbisik. Apalagi dia juga merasakan deru napas Arkan yang menerpa leher jenjangnya. " Sayaaaaang." rengek Arkan seperti anak kecil. "
Baca selengkapnya

My wife is mine

Diam-diam pemilik mata hazel secara terang-terangan memandang gadis cantik yang sedang duduk di hadapannya, dan kenyataannya gadis cantik itu adalah istrinya. Aisyah bukan tidak sadar jika ada sepasang mata sedari tadi terus menatapnya, dia lebih memilih untuk acuh dan menyibukkan dirinya dengan makanan yang ada di depan matanya. " Sayang apa makanan itu lebih elok di pandang dari pada wajah tampan aku?" tanya Arkan. Kening Aisyah mengerut sampai kedua alisnya ikut menyatu apalagi setelah mendengar pertanyaan Arkan, lantas dia mengangkat wajahnya dengan matanya langsung bersibobrok pada pemilik mata hazel yaitu Arkan. " Kamu ngomong apa sih? ngaco banget tau." Aisyah terkekeh kecil untuk mengurangi keheningan yang sedang melanda. Arkan memiringkan wajahnya lalu menghela napas kasar, gak mungkin kan dia cemburu hanya dengan namanya makanan? tapi kenapa hatinya terasa sesak ketika melihat Aisyah lebih memilih memandang makanan dari pada wajah tampannya? Melihat ekspresi Arkan sep
Baca selengkapnya

Patah hati?

" ๐˜Š๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ญ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช. ๐˜”๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ข, ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ช ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ซ๐˜ถ๐˜จ๐˜ข ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ข. ๐˜›๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ, ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ด๐˜ช ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ช ๐˜ด๐˜ข๐˜บ๐˜ข ๐˜ธ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ต๐˜ข๐˜ถ. ๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜บ๐˜ข ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช." Abian Baskara Bwijaya. " ๐˜š๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ช๐˜ด๐˜ต๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ค๐˜ช๐˜ญ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ข๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ, ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ต ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฎ๐˜ถ, ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฎ๐˜ถ, ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ฎ๐˜ถ, ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ค๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ฉ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ข๐˜ถ." Muhammad Arkan Al- Uqshari Albelard. _______________________________________________ " Bagaimana dengan kencanmu, Abi?" Sontak Abian yang hendak men
Baca selengkapnya

Tuan putri dan pangeran

Setengah jam lalu, pria berwajah tampan dengan tatapan tajam itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Dia tampak sibuk dan terlihat sedikit kesulitan mengurusi anaknya, ada kuratan kecil di keningnya pertanda dia merasa sedikit tertekan. Tapi kejadian kecil tersebut, tidak berlangsung lama setelah beberapa kali bujukan dan rayuannya berhasil membuat anaknya luluh. Kemudian ada kejadian yang tidak terduga, ketika dia akan pergi meninggalkan kantor. Tiba-tiba saja titisan jailangkung muncul di dekat mobilnya. Lalu tanpa menunggu persetujuan darinya, sudah langsung duduk manis di kursi penumpang. Mau di turunkan secara paksaan, takut di lihat anaknya. Jadi kan, mau tidak mau dia harus tetap menampung titisan mirip jailangkung tersebut. " Turun!" titah Arkan dingin. " Hoaamm.. ooh, sudah sampai ya?" tanya Reza basa-basi, sambil mengucek-ngucek kedua matanya. Arkan hanya merespon dengan gumaman kecil, kemudian dia segera keluar dari mobil. Setelah mengambil anaknya dan membawanya kel
Baca selengkapnya

Kekacauan dapur

Jika mengingat hal semalam, pria tampan merupakan suami Aisyah itu, tidak henti-hentinya tersenyum lebar. Rasanya, seolah dia lah pria paling bahagia, dan paling beruntung di dunia ini. Hampir semalaman mereka melakukan itu, hingga membuat istrinya kehabisan tenaga dan kelelahan karena dirinya. Saat ini, istrinya sedang beristirahat di kamar dan sebagai suami yang baik dia ingin membuatkan sarapan spesial untuk istrinya. Beberapa kali Kenaan menguap kecil, anak kecil itu tiba-tiba di bangunkan oleh daddy-nya. Kemudian mengajaknya ke dapur, kata daddy-nya seperti ini, " Anan, bangun yuk. Temani daddy masak sarapan untuk mommy, kamu gak mau kan, mommy sakit?" Menyangkut tentang mommy-nya, mau tidak mau Kenaan menurut dan mengikuti daddy-nya pergi ke dapur. Padahal, dia masih mengantuk. Tapi, tidak papa. Apapun untuk mommy-nya, Kenaan pasti akan menomor satukan. " Daddy." panggil Kenaan sambil menarik-narik pelan pakaian daddy-nya. Merasakan pakaiannya ada yang menarik, Arka
Baca selengkapnya

Mendadak mertua datang

Pemandangan dari atas ketinggian memang terlihat sangat menyenangkan dan sekaligus ada juga rasa takut, ya takut akan ketinggiannya. Seperti halnya dengan menaiki wahana bianglala ini. Ada sebagian orang menyukainya dan ada juga sebagian orang tidak menyukai wahana tersebut, dan sebagian orang yang menyukainya itu termaksud dengan, Aisyah, Nurul, dan Kenaan. Maka berbeda halnya dengan dua pria tampan itu, sedari awal mereka hanya menampilkan ekspresi datar dan tampak seperti tidak minat sama sekali. Tapi mana tau jika di balik ekspresi datar mereka, ternyata sedang menahan diri untuk tidak teriak ya kan? mana tau loh, ya..Puas melihat pemandangan sekitarnya, kepala Aisyah menoleh ke arah samping. Tepatnya di tempat Arkan duduk, suaminya itu terlihat datar tanpa ada ekspresi lain. Hingga tidak lama, sepasang mata hazel itu menyadari akan tatapannya. Kemudian dia tersenyum dengan kepalanya mulai bersandar pada pundaknya. " Kamu suka sayang?" tanya Arkan dengan mengusap pipi chubby Ai
Baca selengkapnya

Kawin mulu kerjaan kalian!

Sesampainya mereka di penthouse. Tak henti-hentinya pak Lanik, bu Yati, dan Mail berdecak kagum akan interior mewah penthouse yang selama ini, menjadi tempat tinggal menantu dan anaknya itu. Dari awal masuk saja mereka sudah langsung di sambut dengan ruang tamu yang begitu besar dan terlihat begitu mewah, di tambah dengan lampu-lampu yang bergantungan semakin menambah kesan kemewahan ruang tamu tersebut. " Kalau rumahnya seperti ini dari mana terlihat sederhananya? ruang tamu ini bahkan lebih besar dari pada rumah kami yang di kampung. Apa kau selama ini tinggal di rumah kami di kampung sumpek kan?" Arkan menanggapinya dengan tersenyum kecil, lalu dia berkata. " Alhamdulillah ini semuanya hanyalah rezeki yang Allah titipkan kepada saya. Rumah bapak dan mamak di kampung saya sangat suka, dan sama sekali saya gak merasa sumpek." sejenak Arkan melirik Aisyah dengan tersenyum. " Apalagi kalau ada anak bapak dan mamak ini, insyaallah saya akan selalu betah di mana pun tempat itu berada."
Baca selengkapnya

Ceraikan aku!

Acara makan malam pun berlangsung dengan khidmat dan santai, sesekali ada obrolan-obrolan ringan yang melengkapi makan malam keluarga itu. Usai makan malam, para pria langsung bergegas pamit untuk shalat isya di mesjid. Para perempuannya, yaitu bu Yati dan Aisyah langsung membersihkan meja makan dan mencuci piring. Setelah azan selesai berkumandang, bu Yati dan Aisyah bergegas shalat isya di kamar masing-masing.Tok! Tok!Suara ketukan pintu kamar terdengar begitu jelas di telinga Aisyah. Istri Arkan itu baru saja selesai melakukan shalat isya dan saat mendengar suara ketukan pintu. Bergegas dia menyelesaikan melipat mukena dan sajadah. Setelah itu, Aisyah langsung berjalan ke arah pintu. Tok! Tok! " Sebentar." seru Aisyah sedikit merasa kesal karena ketukan suara pintu terdengar kembali. Ceklek! Ketika pintu terbuka Aisyah sedikit terkejut karena di hadapannya bukan suaminya, melainkan mamaknya. Senyuman kecil dia tampilkan untuk mamaknya yang tengah menatapnya itu. " Ada apa ma
Baca selengkapnya

Darah?

Kesesakan di dadanya amat terasa begitu sakit, dan matanya menjadi semakin dingin apalagi saat Arkan melihat Aisyah dengan penuh tidak percayaan. Sejenak, Arkan memejamkan matanya untuk meredakan rasa sakitnya. Saat sepasang matanya terbuka kembali, seketika mata mereka saling bertemu hingga membuat tatapan mereka terkunci satu sama lain. Tatapan mereka menyorotkan seperti ingin mengatakan sesuatu yang tak bisa mereka utarakan lewat kata-kata. Beberapa menit berlalu, mereka hanya saling tatap tanpa ada mengeluarkan satu patah pun. Hingga tak lama terdengar suara helaan napas yang begitu berat. Dengan mata memerah dan bibir bergetar menahan tangis, Arkan mengeluarkan suaranya sambil menatap Aisyah dengan pandangan sendu. " K-kenapa? kenapa kamu sampai tega mengatakan kata itu!?" Seperti tak ada keinginan menjawab pertanyaan Arkan, dengan ekspresi datar seperti biasanya. Aisyah hanya menatap Arkan tanpa mengeluarkan suaranya. " K-kamu tau sayang.." sejenak Arkan menjeda ucapann
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status