Home / Pernikahan / Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO: Chapter 91 - Chapter 100

121 Chapters

Kamu bisa terluka, dan aku tidak suka itu

" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." ucap Arkan saat masuk ke dalam penthouse. Baru saja masuk ke dalam penthouse setelah pulang dari mesjid untuk shalat dzuhur, dia sudah di sambut saja dengan suara pecahan dari arah dapur. PranggDengan wajah panik Arkan langsung bergegas berjalan ke arah dapur. Sedangkan Aisyah yang berada di dapur seketika langsung terdiam dengan ekspresi terkejut, dia hanya melihat gelas kaca yang sudah menjadi serpihan kaca di lantai. Tidak ingin berlama-lama melihat serpihan kaca itu, langsung saja dia membersihkan serpihan kaca menggunakan tangannya. " Aw.." dia baru tersadar saat merasakan sakit pada tangannya dan juga saat melihat tangannya berdarah. Darah segar keluar dari telapak tangannya begitu banyak, sampai mengenai pakaian dan lantai, walaupun begitu dia tetap melanjutkan kembali mengumpulkan serpihan kaca itu. " Sayang.." panggil Arkan dengan ekspresi panik saat melihat darah yang keluar dari tangan Aisyah. Belum sempat mengumpulkan
Read more

Mau jadi sugar daddy aku gak?

Permandangan setiap hari yang selalu di lihat Arkan yaitu, wajah cantik Aisyah. Memandang istrinya tidak ada rasa bosan sedikit pun baginya. Bahkan dia sangat menyukai yang ada pada diri Aisyah, memiliki istri seperti Aisyah suatu hal yang langka dan sangat berharga sekali. Kecantikan dan senyuman manis yang di miliki Aisyah, menjadi ciri khas tersendiri yang tidak akan di temukan pada perempuan lain. Arkan melangkah kakinya dengan mendekati Aisyah, sampai di dekat Aisyah dia langsung memeluknya dari belakang. Awalnya Aisyah merasa terkejut tapi tidak lama, langsung tersenyum menatap Arkan. " Sayang." panggilnya dengan suara berat. " Ya." jawab Aisyah dengan menatap Arkan dari pantulan kaca yang ada di depan mereka. Arkan mengikuti arah pandang Aisyah yang menatap pantulan mereka di kaca, dia semakin memeluk Aisyah erat dengan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aisyah. Tangan Aisyah terangkat mengusap lembut rambut Arkan yang berada di lehernya, dia tersenyum melihat Arkan
Read more

Semua Pria sama aja, ngeselinšŸ˜”

Sampai di kelas Aisyah dan Nurul baru bisa bernapas lega, setelah berlari-lari dari lantai 1 ke lantai 3. Tidak lama Abian pun masuk ke dalam kelas dengan aura dingin dan tatapan tajam, melihat seseorang sedang tersenyum dia pun jadi ikut tersenyum sangat tipis. " Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." ucapnya dengan menatap semua anak didiknya. " Wa'alaikumsalam pak Abian." jawab mereka semua dengan kompak. Abian hanya merespon dengan mengangguk dan seperti biasa sebelum memulai mengajar, dia akan mengabsen mahasiswa-mahasiswi nya yang hadir di kelasnya. " Baik, sekarang baca buku kalian. Setelah itu, saya akan memberikan pertanyaan secara acak." " Paham semuanya?" tanyanya. " Paham pak." jawab mereka semua. Selagi mahasiswa-mahasiswi nya pada sibuk baca buku, Abian langsung menyibukkan diri dengan laptopnya. Aisyah melihat ke depan Abian sedang sibuk dengan laptop itu, dia langsung menoleh ke arah sampingnya. " Ssst.. Nurul." panggil Aisyah dengan menyenggol lengan Nu
Read more

Kamu marah ya?

" Ya Allah, sayang ku." Arkan sampai beristighfar melihat dapur jauh dari kata baik-baik saja.Tepung pada berhamburan ke mana-mana, telur pada pecah di meja dan di lantai, gula berserakan di lantai, dan terakhir banyak Pecahan kaca yang hampir memenuhi lantai dapur.Belum ada setengah jam Arkan meninggalkan Aisyah di rumah, tapi sudah di beri kejutan dengan permandangan dapur yang hancur seperti kapal pecah. Aisyah menundukkan kepalanya yang tidak berani menatap tatapan Arkan, dia pun bingung kenapa bisa membuat dapur sampai begitu. Arkan menarik napas terlebih dahulu, setelah itu langsung mendekati Aisyah. " Sayang lihat aku." pintanya dengan menarik pelan dagu Aisyah. Aisyah menatap Arkan yang sudah berada di hadapannya. " Maaf." Arkan hanya diam dan menatap Aisyah.Melihat Arkan diam saja, Aisyah jadi berpikir keras mencari cara untuk membujuk Arkan, supaya tidak marah dan mendiaminya. " Byy maaf. Aku juga gak tau kenapa bisa jadi begini dapurnya." Tadi niat awalnya Aisyah ma
Read more

Mommy?

Saat ini mereka berada di salah satu store makeup yang ada di dalam mall, Arkan tidak merasa kelelahan saat mengikuti Aisyah ke mana pun pergi. " Itu apa sayang ?" tanya Arkan penasaran dengan benda berbentuk persegi dan berwarna warni di tangan Aisyah. " Coba tebak ini apa?" tanya Aisyah balik. Arkan mencoba mengingat benda berbentuk persegi dan berwarna warni itu, dia seperti tidak asing dengan benda tersebut. Tapi di lupa akan nama benda tersebut. " Nyerah? gak tau nih?" Aisyah menatap Arkan yang sepertinya sedang mengingat sesuatu. Ingat dengan nama benda tersebut, dengan penuh percaya diri Arkan langsung menjawabnya." Pelangi-pelangi itu kan sayang?" Aisyah mengalihkan pandangannya dan tertawa lepas, bahkan perutnya terasa keram karena kebanyakan tertawa. Melihat Aisyah tertawa, kening Arkan mengerut bertanda bingung. " Salah ya?" Arkan menarik ujung pakaian Aisyah supaya menatapnya. Sebisa mungkin Aisyah menahan tawanya agar tidak lepas kendali, tapi saat melihat
Read more

Mendadak menjadi orang tua

Melihat anak kecil itu murung dan menundukkan kepalanya, Aisyah merasa bersalah akan pertanyaan yang dia berikan tadi. Melirik ke samping Arkan sedang menatapnya dengan tatapan yang selalu melemahkan jantungnya, tatapan dalam tapi terdapat kehangatan dan penuh cinta. " Maaf ya. Sudah buat kamu sedih." ucap Aisyah dengan membawa anak kecil itu ke dalam pelukannya. Anak kecil itu terkejut tapi juga merasa bahagia saat di peluk, selama ini dia hanya bisa berangan-angan di peluk dengan seorang ibu. Dan hari ini dia bisa merasakannya di peluk seorang ibu, dia bahagia dan ingin selalu bersama perempuan yang dia anggap mommy ini. " Mommy gak salah." balas anak kecil itu yang tidak ingin mommy nya merasah bersalah akan pertanyaan tadi. Walaupun dia belum mengerti terlalu banyak tentang orang dewasa, tapi dia bisa merasakan kalau perempuan yang sedang memeluknya ini baik dan tulus. Melihat istrinya memeluk pria lain walaupun pria itu anak kecil, tetap saja dia merasa cemburu. Aisyah te
Read more

Daddy

Sehabis subuh Aisyah sudah sibuk memasak di dapur, dia akan memasak sarapan pagi yang sederhana. Saking fokusnya dengan memasak, sampai tidak sadar Arkan sedang berjalan ke arahnya. " Assalamu'alaikum sayang."Aisyah sempat tersentak kaget saat merasakan pelukan dari belakangnya, tidak lama dia tersenyum karena begitu mengenali suara dan wangi parfum yang di miliki suaminya itu. Arkan mengecup pipi Aisyah dengan meletakkan kepalanya di ceruk leher Aisyah. " Sayang jawab salam aku."Masih dengan senyumnya, Aisyah segera menjawab salam Arkan. " Wa'alaikumussalam suamiku."Telinga dan wajah Arkan langsung bersemu merah saat mendengar itu, bahkan tanpa di pinta bibirnya sudah melengkung lebar.Melihat wajah Arkan memerah bahkan telinganya juga, Aisyah hanya terkekeh kecil dan kembali menyibukkan dirinya dengan memasak." Sayang." panggil Arkan yang terdengar manja." Apaan."Bukannya melanjutkan ucapannya, Arkan lebih memilih memandang wajah Aisyah yang sedang memasak itu. Dia tersenyum
Read more

Suami atau anak?

Saat ini Aisyah dan Kenaan sedang menonton kartun bocah kembar yang berasal dari negara tetangga, mereka begitu serius menonton kartun itu di ruang tamu, hingga tidak sadar Arkan masuk ke dalam penthouse yang baru saja pulang dari masjid itu. " Assalamu'alaikum istriku." ucap Arkan ketika sudah masuk ke dalam penthouse. Dengan langkah tenang Arkan berjalan menuju ruang tamu, dia tersenyum melihat ekspresi wajah mereka yang terlihat begitu serius menonton tv, sampai dia sudah duduk di samping istrinya tapi sang istri dan anaknya masih belum sadar akan keberadaan dirinya. Anak? entahlah Arkan dan Aisyah sudah menganggap Kenaan seperti anak mereka sendiri. Walaupun Kenaan tidak lahir dari rahim istrinya, tetapi mereka begitu menyayanginya. Dan tentang identitas aslinya Kenaan, dia sedang mencari tau tentang informasi itu. Dia berharap dengan kehadiran Kenaan bisa membuat mereka belajar menjadi orang tua yang baik, dan mereka ikhlas jika suatu hari nanti orang tua atau pun wali Kenaa
Read more

Matre

Seperti sepakatan mereka tadi pagi, bahwasanya Kenaan akan ikut Arkan pergi ke kantor. Sedangkan Aisyah akan pergi kuliah, saat ini mobil yang mereka tumpangi sedang melaju ke arah kampus. " Sayang sudah sampai." ucap Arkan dengan memberitahukan kepada Aisyah sambil mengusap lembut kepala istrinya. Seketika Aisyah langsung melihat ke arah samping dari kaca mobil dan benar saja, dia melihat sekelilingnya sudah berada di area kampus. Satu hari dia gak berkuliah, tidak ada perubahan sedikit pun dari kampusnya. " Sayang." panggil Arkan lembut yang membuat Aisyah langsung menoleh ke arahnya. " Kenapa?" tanya Aisyah dengan menatap Arkan. " Sudah sampai. Kamu gak mau kuliah? atau mau ikut aku ke kantor?" " Kuliah lah." Arkan mengangguk kemudian tangannya melepaskan salbet nya, setelah itu mencondongkan tubuhnya mendekati Aisyah, tindakannya itu membuat jantung Aisyah tidak karuan. Walaupun tindakan Arkan bukan hal pertama baginya, tetap saja jantung nya tidak pernah aman. " Kamu mau
Read more

Strees dikitā€ļø gak ngaruh

CeklekArkan melangkah masuk ketika pintu sudah terbuka, dia tersenyum tipis melihat Kenaan sudah terbangun dan sedang duduk di atas tempat tidur. " Sudah bangun, hm?" tanya Arkan. Dia berjalan mendekati tempat tidur, dan duduk di samping anaknya. Kenaan menoleh ke arah sumber suara, kemudian memberikan anggukan kepada daddy nya. " Udah daddy." Dengan mudah Arkan mengangkat tubuh Kenaan lalu membawanya ke pangkuannya, jari-jari nya mulai merapikan rambut Kenaan yang terlihat sedikit berantakan. Kenaan hanya pasrah dan diam saja saat tangan daddy nya merapikan rambutnya, dengan begitu nyaman Kenaan sudah menyandarkan kepalanya di dada bidang daddy nya. " Daddy." panggil Kenaan. " Kenapa, hm?" tanya Arkan dengan menatap Kenaan. " Mau mommy. Anan mau mommy, daddy." Arkan menghela napas yang untuk sekian kalinya, hari ini sudah berapa kali dia berhela napas sampai gak bisa di hitung. Ternyata begini menjaga anak, sungguh sangat melelahkan kan. Mana yang di tanya, dari tadi istriny
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status