Home / Pernikahan / Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO / Kamu bisa terluka, dan aku tidak suka itu

Share

Kamu bisa terluka, dan aku tidak suka itu

Author: byy_aissy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." ucap Arkan saat masuk ke dalam penthouse.

Baru saja masuk ke dalam penthouse setelah pulang dari mesjid untuk shalat dzuhur, dia sudah di sambut saja dengan suara pecahan dari arah dapur.

Prangg

Dengan wajah panik Arkan langsung bergegas berjalan ke arah dapur.

Sedangkan Aisyah yang berada di dapur seketika langsung terdiam dengan ekspresi terkejut, dia hanya melihat gelas kaca yang sudah menjadi serpihan kaca di lantai.

Tidak ingin berlama-lama melihat serpihan kaca itu, langsung saja dia membersihkan serpihan kaca menggunakan tangannya.

" Aw.." dia baru tersadar saat merasakan sakit pada tangannya dan juga saat melihat tangannya berdarah.

Darah segar keluar dari telapak tangannya begitu banyak, sampai mengenai pakaian dan lantai, walaupun begitu dia tetap melanjutkan kembali mengumpulkan serpihan kaca itu.

" Sayang.." panggil Arkan dengan ekspresi panik saat melihat darah yang keluar dari tangan Aisyah.

Belum sempat mengumpulkan
byy_aissy

Hai guys sorry jarang update šŸ™ Tapi aku akan berusaha update buat kalian šŸ¤— Jangan lupa nonton bola malam ini di jam 09.00 malam, Indonesia vs Uzbekistan. Kalian suka bola gak? atau suka baca novel?

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Mau jadi sugar daddy aku gak?

    Permandangan setiap hari yang selalu di lihat Arkan yaitu, wajah cantik Aisyah. Memandang istrinya tidak ada rasa bosan sedikit pun baginya. Bahkan dia sangat menyukai yang ada pada diri Aisyah, memiliki istri seperti Aisyah suatu hal yang langka dan sangat berharga sekali. Kecantikan dan senyuman manis yang di miliki Aisyah, menjadi ciri khas tersendiri yang tidak akan di temukan pada perempuan lain. Arkan melangkah kakinya dengan mendekati Aisyah, sampai di dekat Aisyah dia langsung memeluknya dari belakang. Awalnya Aisyah merasa terkejut tapi tidak lama, langsung tersenyum menatap Arkan. " Sayang." panggilnya dengan suara berat. " Ya." jawab Aisyah dengan menatap Arkan dari pantulan kaca yang ada di depan mereka. Arkan mengikuti arah pandang Aisyah yang menatap pantulan mereka di kaca, dia semakin memeluk Aisyah erat dengan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aisyah. Tangan Aisyah terangkat mengusap lembut rambut Arkan yang berada di lehernya, dia tersenyum melihat Arkan

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Semua Pria sama aja, ngeselinšŸ˜”

    Sampai di kelas Aisyah dan Nurul baru bisa bernapas lega, setelah berlari-lari dari lantai 1 ke lantai 3. Tidak lama Abian pun masuk ke dalam kelas dengan aura dingin dan tatapan tajam, melihat seseorang sedang tersenyum dia pun jadi ikut tersenyum sangat tipis. " Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." ucapnya dengan menatap semua anak didiknya. " Wa'alaikumsalam pak Abian." jawab mereka semua dengan kompak. Abian hanya merespon dengan mengangguk dan seperti biasa sebelum memulai mengajar, dia akan mengabsen mahasiswa-mahasiswi nya yang hadir di kelasnya. " Baik, sekarang baca buku kalian. Setelah itu, saya akan memberikan pertanyaan secara acak." " Paham semuanya?" tanyanya. " Paham pak." jawab mereka semua. Selagi mahasiswa-mahasiswi nya pada sibuk baca buku, Abian langsung menyibukkan diri dengan laptopnya. Aisyah melihat ke depan Abian sedang sibuk dengan laptop itu, dia langsung menoleh ke arah sampingnya. " Ssst.. Nurul." panggil Aisyah dengan menyenggol lengan Nu

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Kamu marah ya?

    " Ya Allah, sayang ku." Arkan sampai beristighfar melihat dapur jauh dari kata baik-baik saja.Tepung pada berhamburan ke mana-mana, telur pada pecah di meja dan di lantai, gula berserakan di lantai, dan terakhir banyak Pecahan kaca yang hampir memenuhi lantai dapur.Belum ada setengah jam Arkan meninggalkan Aisyah di rumah, tapi sudah di beri kejutan dengan permandangan dapur yang hancur seperti kapal pecah. Aisyah menundukkan kepalanya yang tidak berani menatap tatapan Arkan, dia pun bingung kenapa bisa membuat dapur sampai begitu. Arkan menarik napas terlebih dahulu, setelah itu langsung mendekati Aisyah. " Sayang lihat aku." pintanya dengan menarik pelan dagu Aisyah. Aisyah menatap Arkan yang sudah berada di hadapannya. " Maaf." Arkan hanya diam dan menatap Aisyah.Melihat Arkan diam saja, Aisyah jadi berpikir keras mencari cara untuk membujuk Arkan, supaya tidak marah dan mendiaminya. " Byy maaf. Aku juga gak tau kenapa bisa jadi begini dapurnya." Tadi niat awalnya Aisyah ma

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Mommy?

    Saat ini mereka berada di salah satu store makeup yang ada di dalam mall, Arkan tidak merasa kelelahan saat mengikuti Aisyah ke mana pun pergi. " Itu apa sayang ?" tanya Arkan penasaran dengan benda berbentuk persegi dan berwarna warni di tangan Aisyah. " Coba tebak ini apa?" tanya Aisyah balik. Arkan mencoba mengingat benda berbentuk persegi dan berwarna warni itu, dia seperti tidak asing dengan benda tersebut. Tapi di lupa akan nama benda tersebut. " Nyerah? gak tau nih?" Aisyah menatap Arkan yang sepertinya sedang mengingat sesuatu. Ingat dengan nama benda tersebut, dengan penuh percaya diri Arkan langsung menjawabnya." Pelangi-pelangi itu kan sayang?" Aisyah mengalihkan pandangannya dan tertawa lepas, bahkan perutnya terasa keram karena kebanyakan tertawa. Melihat Aisyah tertawa, kening Arkan mengerut bertanda bingung. " Salah ya?" Arkan menarik ujung pakaian Aisyah supaya menatapnya. Sebisa mungkin Aisyah menahan tawanya agar tidak lepas kendali, tapi saat melihat

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Mendadak menjadi orang tua

    Melihat anak kecil itu murung dan menundukkan kepalanya, Aisyah merasa bersalah akan pertanyaan yang dia berikan tadi. Melirik ke samping Arkan sedang menatapnya dengan tatapan yang selalu melemahkan jantungnya, tatapan dalam tapi terdapat kehangatan dan penuh cinta. " Maaf ya. Sudah buat kamu sedih." ucap Aisyah dengan membawa anak kecil itu ke dalam pelukannya. Anak kecil itu terkejut tapi juga merasa bahagia saat di peluk, selama ini dia hanya bisa berangan-angan di peluk dengan seorang ibu. Dan hari ini dia bisa merasakannya di peluk seorang ibu, dia bahagia dan ingin selalu bersama perempuan yang dia anggap mommy ini. " Mommy gak salah." balas anak kecil itu yang tidak ingin mommy nya merasah bersalah akan pertanyaan tadi. Walaupun dia belum mengerti terlalu banyak tentang orang dewasa, tapi dia bisa merasakan kalau perempuan yang sedang memeluknya ini baik dan tulus. Melihat istrinya memeluk pria lain walaupun pria itu anak kecil, tetap saja dia merasa cemburu. Aisyah te

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Daddy

    Sehabis subuh Aisyah sudah sibuk memasak di dapur, dia akan memasak sarapan pagi yang sederhana. Saking fokusnya dengan memasak, sampai tidak sadar Arkan sedang berjalan ke arahnya. " Assalamu'alaikum sayang."Aisyah sempat tersentak kaget saat merasakan pelukan dari belakangnya, tidak lama dia tersenyum karena begitu mengenali suara dan wangi parfum yang di miliki suaminya itu. Arkan mengecup pipi Aisyah dengan meletakkan kepalanya di ceruk leher Aisyah. " Sayang jawab salam aku."Masih dengan senyumnya, Aisyah segera menjawab salam Arkan. " Wa'alaikumussalam suamiku."Telinga dan wajah Arkan langsung bersemu merah saat mendengar itu, bahkan tanpa di pinta bibirnya sudah melengkung lebar.Melihat wajah Arkan memerah bahkan telinganya juga, Aisyah hanya terkekeh kecil dan kembali menyibukkan dirinya dengan memasak." Sayang." panggil Arkan yang terdengar manja." Apaan."Bukannya melanjutkan ucapannya, Arkan lebih memilih memandang wajah Aisyah yang sedang memasak itu. Dia tersenyum

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Suami atau anak?

    Saat ini Aisyah dan Kenaan sedang menonton kartun bocah kembar yang berasal dari negara tetangga, mereka begitu serius menonton kartun itu di ruang tamu, hingga tidak sadar Arkan masuk ke dalam penthouse yang baru saja pulang dari masjid itu. " Assalamu'alaikum istriku." ucap Arkan ketika sudah masuk ke dalam penthouse. Dengan langkah tenang Arkan berjalan menuju ruang tamu, dia tersenyum melihat ekspresi wajah mereka yang terlihat begitu serius menonton tv, sampai dia sudah duduk di samping istrinya tapi sang istri dan anaknya masih belum sadar akan keberadaan dirinya. Anak? entahlah Arkan dan Aisyah sudah menganggap Kenaan seperti anak mereka sendiri. Walaupun Kenaan tidak lahir dari rahim istrinya, tetapi mereka begitu menyayanginya. Dan tentang identitas aslinya Kenaan, dia sedang mencari tau tentang informasi itu. Dia berharap dengan kehadiran Kenaan bisa membuat mereka belajar menjadi orang tua yang baik, dan mereka ikhlas jika suatu hari nanti orang tua atau pun wali Kenaa

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Matre

    Seperti sepakatan mereka tadi pagi, bahwasanya Kenaan akan ikut Arkan pergi ke kantor. Sedangkan Aisyah akan pergi kuliah, saat ini mobil yang mereka tumpangi sedang melaju ke arah kampus. " Sayang sudah sampai." ucap Arkan dengan memberitahukan kepada Aisyah sambil mengusap lembut kepala istrinya. Seketika Aisyah langsung melihat ke arah samping dari kaca mobil dan benar saja, dia melihat sekelilingnya sudah berada di area kampus. Satu hari dia gak berkuliah, tidak ada perubahan sedikit pun dari kampusnya. " Sayang." panggil Arkan lembut yang membuat Aisyah langsung menoleh ke arahnya. " Kenapa?" tanya Aisyah dengan menatap Arkan. " Sudah sampai. Kamu gak mau kuliah? atau mau ikut aku ke kantor?" " Kuliah lah." Arkan mengangguk kemudian tangannya melepaskan salbet nya, setelah itu mencondongkan tubuhnya mendekati Aisyah, tindakannya itu membuat jantung Aisyah tidak karuan. Walaupun tindakan Arkan bukan hal pertama baginya, tetap saja jantung nya tidak pernah aman. " Kamu mau

Latest chapter

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Wanita itu harus mahal

    Kantor Sampai di kantor Arkan langsung masuk ke dalam ruangan kerjanya. Secangkir kopi bersama tumpukan berkas di atas meja, setia menunggu kedatangannya. Lembar- lembaran kertas belum tersentuh, seolah memanggil- mangilnya untuk meminta segera di kerjakan. Sesekali Arkan menyesap kopinya, tak lupa memperbaiki letak kacamata yang sempat merosot ke bawah. Matanya menatap serius pada layar di depannya, begitu pula dengan tangannya. Bergerak lincah ke sana ke mari di atas papan ketik komputer itu. Hening dan tenang gambaran suasana di dalam ruangan kerja Arkan. Hanya terdengar suara ketikan keyboard komputer saja. Tok! Tok! " Masuk!" titah Arkan, matanya tetap fokus pada layar komputer. Tanpa tau jika seseorang sedang melangkah masuk. Setelah mendapatkan izin dari dalam, seorang wanita dengan membawa berkas di tangan kanannya. Melangkah masuk ke dalam ruangan, seketika tubuh wanita itu menegang di tempat. Tak berselang lama ekspresi wajahnya langsung berubah, senyum tipis ters

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Kok ngamook!

    " Hm, boleh deh." " Serius sayang?" Aisyah mengangguk sambil tersenyum pada Arkan. " Iyaa. Tapi..." Arkan yang sudah senang mendengar itu, langsung menyahut cepat. " Tapi apa sayang?" tanyanya yang terdengar tidak sabaran. " Tidur di luar!!" Setelah mengatakan itu, Aisyah langsung keluar dari mobil dengan keadaan kesal. Wajah cantiknya berubah jadi jutek dengan sorot mata tajam. Mendengar ucapan Aisyah, Arkan berpikir sesaat. " Sayang. Loh ke mana?" seketika Arkan tersadar jika istrinya sudah keluar dari mobil. Bergegas Arkan keluar dari mobil, dengan langkah lebar dia berusaha mengejar Aisyah. Beberapa tatapan dan pekikan terdengar, satu pun tidak ada di tanggapi olehnya. Di pikirannya hanya satu, istrinya. Apapun menyangkut tentang istrinya akan Arkan lakukan tanpa ada terkecuali. " Sayang tunggu." " Berhenti sebentar, sayang." Mendengar ucapan Arkan, seketika langkah kakinya berhenti. Aisyah menghela napas sebelum berbalik tubuhnya, kini dia bisa melihat suaminya sedang

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Sayang pengen

    " Sayang pengen." " Gak ada!" " Sayang please." " No!" " Satu kali saja. Ya, ya boleh ya sayang." " Sayaaaang please." Aisyah menghela napas melihat Arkan, mendengar rengekan suaminya sudah seperti mendengar anak kecil merengek meminta permen pada mamahnya.Salahnya dia juga sih, memakai pakaian tersebut, entah kenapa malam ini Aisyah tiba-tiba kepengen memakai pakaian kurang bahan itu. Apa itu termasuk ngidam juga? Arkan sendiri tidak merasa gentar atau pun putus asa membujuk sang pujaan hati, agar rencananya bisa terlaksanakan dengan lancar dan baik. Dengan perlahan Arkan merapatkan tubuhnya pada Aisyah, tangannya menarik pinggang sang istri supaya lebih dekat lagi dengannya. Lalu kepalanya bersandar di kedua gundukan gunung istrinya, sambil mencari-cari kenyamanan di sana. " Istrikuu, sayangku boleh ya. Janji deh cuman sekali saja. Aku lagi pengen banget sayang." tatapan sayu Arkan mendongak menatap Aisyah, jujur melihat istrinya memakai pakaian seperti itu. Sangat berha

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Sabar ya bang ya, yang sabar!

    Waktu silih berganti, perasaan baru kemarin mereka merasakan berkumpul bersama dengan penuh canda tawa. Namun, kini harus berpisah kembali seperti sediakala. Minggu sore ini di bandara Soekarno-Hatta, terlihat Arkan dan Aisyah sedang mengantarkan keluarganya. Beberapa wejangan di berikan kepada pasangan suami-istri itu, tak lupa ada aksi nangis menangis terjadi. " Jaga diri kalian baik-baik, terutama untuk Aisyah. Di jaga kesehatannya, makanannya, dan jangan banyak pikiran. Walaupun sedang hamil jangan malas bergerak, bukannya hamil gak boleh gerak dan kerja. Kerja boleh, tapi jangan yang berat-berat. Misalnya angkat rumah gitu. Nah, kalau itu jangan ya dek ya." " Kalau bisa pun kalian pindah di kamar bawah aja, kasian nanti nih anak bontot satu. Udah lagi hamil, naik turun tangga setiap hari, yang ada anaknya brojol duluan sebelum waktunya." Arkan hanya mengangguk mengerti, berbanding terbalik dengan Aisyah. Bibirnya maju beberapa senti seperti bebek yang hendak nyosor saja. Mel

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Plato

    " Ok, fine! aku tau, aku salah. Tapi jangan seperti ini sayang, jangan diamin aku terus. Rasanya sakit. Sakit banget sayang." Arkan tidak berbohong jika diamnya Aisyah bisa se effect itu baginya, sebentar saja tidak mendengar suara istrinya. Mendadak dia kecarian dan merasa sepi seperti kehidupannya dulu. Ini salahnya, andai dia lebih bisa mengatur emosi dan cemburu. Pasti hal seperti ini tidak akan pernah terjadi.Tapi nasi sudah menjadi bubur, berandai-andai apapun itu jika sudah terjadi maka tak akan bisa di ubah kembali. Aisyah menoleh, menatap Arkan dengan pandangan sulit di artikan. Helaan napas sedari tadi terus terdengar. Punya suami pencemburu patut di syukuri, sebab suami pencemburu pasti paham akan ilmunya. Dan, Aisyah mensyukuri mempunyai suami pencemburu, tapi kadang-kadang dia merasa sedikit kesal. Seperti halnya hari ini! Kepala Arkan mendongak menatap manik mata Aisyah, bibirnya tersungging senyum. Dadanya berdebar kencang seolah dia baru saja lari marathon. " M

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Kesalahpahaman

    Di sini lah mereka berada, di sebuah taman yang indah dengan suasana sejuk dari pohonnya langsung. Terlihat Aisyah tampak begitu menikmati pemandangan taman tersebut, segala kepenatannya seketika hilang saat semilir angin menerpa wajahnya.Tanpa Aisyah sadari jika ada sepasang mata sedari tadi menatap ke arahnya, dengan langkah ringan seseorang tersebut berjalan mendekati Aisyah yang masih belum sadar akan kedatangannya.Semakin dekat seseorang tersebut semakin membuat jantungnya berdebar kencang, seketika dia refleks memegang dadanya.Huuftt.. helaan napas seseorang tersebut, terdengar sekali sedang gugup.Dia sudah sampai dan sekarang sedang berdiri tepat di depan perempuan itu. " Hai." sapa nya dengan menahan gugup.Sontak Aisyah terkejut mendengar suara seseorang yang begitu dekat dengannya, refleks dia memundurkan tubuhnya menjauh dari pria itu.Ya, seorang pria. Bahkan Aisyah tidak tau kapan pria itu datang dan tiba-tiba sudah berada di depannya, perasaannya mulai merasa gelisah

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā A limited edition

    Selesai memencet bell penthouse Nurul memainkan handphonenya sembari menunggu pemiliknya membuka pintu, terlalu asik memainkan handphone dia sampai tak sadar jika pintu sudah terbuka sama pemiliknya. " EKHEM!!" suara deheman itu sontak membuat Nurul kaget sampai handphone yang berada di tangannya melayang, dan berakhir jatuh di lantai. Nurul segera mengambil handphonenya yang mati dengan keadaan layar separuh retak, sungguh sangat menyakiti hatinya. Padahal baru saja dia menganti anti gores. Melihat seorang pria yang dia kenali membuat Nurul sedikit terkejut, tak lama dia menormalkan kembali ekspresinya. " Ada perlu apa?" tanya Mail tanpa merasa bersalah pada teman adiknya itu. Sejenak Nurul menghela napas, supaya berbicara tak pakai emosi pada pelaku yang mengejutkannya tadi. " Aisyah. Mana?" Mail tak menjawab tapi membukakan pintunya lebih lebar lagi agar teman adiknya itu bisa masuk, setelah teman adiknya itu masuk. Langsung saja Mail menutup kembali pintunya, lalu pergi meni

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Morning sickness

    " Huekk.." Aisyah tertunduk lemas dengan tangannya menopang pada meja wastafel, akhir-akhir ini dia sering merasa mual dan hanya memuntahkan cairan bening saja. Setelah mencuci wajah dan tangannya, Aisyah mendongakkan kepalanya menatap ke arah kaca yang ada di depannya. Terlihat wajahnya pucat, bibir pecah-pecah, rambut acak-acakan, pakaian kusut, sungguh penampilannya sudah seperti orang yang tak terurus. Membuat Aisyah sedikit terkejut setelah sadar jika penampilannya, memang sekacau itu. Ceklek! Arkan masuk ke dalam kamar setelah itu menutup pintunya kembali, pandangannya mengedar ke seluruh ruangan kamar, keningnya mengernyit bingung dengan perasaan khawatir yang tak menemukan keberadaan Aisyah di dalam kamar. " Huekk.." Tiba-tiba dia mendengar suara yang berasal dari kamar mandi. Tanpa membuang waktu, segera Arkan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. " Huekk.." lagi-lagi Aisyah memuntahkan isi perutnya yang hanya keluar cairan bening itu, tiba-tiba tubuhnya kurang kese

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOĀ Ā Ā Buah dan susu hamil

    Pagi yang cerah sama seperti secerah wajah Arkan saat ini, suami Aisyah itu tengah berjalan menuju ke arah kamar. Sambil tangannya membawa nampan berisi buah-buahan dan susu hamil. Setengah jam lalu mereka tiba di kediaman penthouse, mereka di sambut dengan raut wajah bahagia dan juga pelukan. Baik dari pihak keluarga istrinya maupun juga dari pihak keluarganya. Kedua keluarga itu, begitu kompak menyambut kepulangan anak dan menantu mereka. Dan tak lupa memberikan kata selamat pada pasangan suami-istri yang sebentar lagi akan menjadi orang tua itu.Ceklek! " Taruh dulu handphone nya sayang." perintah Arkan. Setelah menutup pintu dan menguncinya, dengan langkah ringan Arkan berjalan menuju ke arah Aisyah, yang sedang duduk di atas tempat tidur itu.Tanpa bantahan Aisyah mengangguk dan menaruh handphone nya di samping dia duduk, matanya melirik kecil ke arah nampan yang berada di tangan Arkan. Dia mengira suaminya itu membawa makanan yang pedas dan gurih, oh ternyata oh ternyata buah

DMCA.com Protection Status