Kris terkikik sebelum bicara, "hi-hi-hi. Mungkin E itu Edan, Egan atau E,, busyet dah."Qeiza menatap tajam Kris, tak suka perkataannya dibecandain, "Aku serius!""Owalah, begitu saja ngambek!" Kris pergi meninggalkan Qeiza yang memasang wajah cemberut. "Sabar ndo, sabar!"Qeiza kembali melihat buket bunga yang ada di tangannya. "Kira-kira siapa sih E ini?!" Dengan pikiran yang diselimuti kebingungan, Qeiza membuang buket bunga tersebut. "Daripada jadi masalah, lebih baik aku buang saja.""Kenapa dibuang?!" tanya Mita baru saja masuk butik."Tidak jelas siapa pengirimnya, lebih baik dibuang saja," jawab Qeiza sambil berlalu pergi kembali ke ruang kerjanya.**"Sementara itu, jauh dari tempat Qeiza. Di dalam gedung pencakar langit, Evan sedang bersiap akan pergi. "Bos, semuanya sudah siap!" asisten sekaligus pengawal pribadinya baru saja masuk."Ok, Max!" Evan lalu pergi ke luar dari ruang kerjanya diikuti Max.Tak membutuhkan waktu lama, Evan dan Max telah sampai di sebuah bandara.
Last Updated : 2024-04-26 Read more