Home / Romansa / SUAMI KONTRAKKU MILIARDER TAMPAN / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of SUAMI KONTRAKKU MILIARDER TAMPAN: Chapter 61 - Chapter 70

117 Chapters

61. MENYUKAI ISTRI ORANG?!

Tawa Evan berderai mendapat sanjungan dari Gloria, sang mantan kekasih. "Apa aku tidak dipersilahkan duduk?!" "Silahkan, silahkan duduk," Evan langsung menunjuk pada sofa yang ada disudut ruangan. Dengan gaya mempesona dan sensual, Gloria duduk. "Bagaimana kabarmu?!" tanya Evan duduk di samping Gloria. "Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja!" jawab Gloria mengeluarkan bungkus rokok dari dalam tas tangannya."Kamu merokok?!" tanya Evan kaget."Kehidupan yang telah membuat semuanya berubah," jawab Gloria penuh teka teki. "Apa yang membuatmu sampai berubah?!" tanya Evan jadi penasaran. Gloria dengan santai menghembuskan asap rokok ke sembarang arah. "Banyak hal yang telah membuatku berubah.""O ya?!""Apa kamu mendengar tentang bangkrutnya perusahaan ayahku?!" tanya Gloria."Ya tentu saja. Perusahaan Ayahmu hancur setelah kita berpisah. Aku tidak mengerti, kenapa ayahmu sampai bisa kecolongan uang triliunan dari sekretaris pribadinya itu? Apa yang sebenarnya terjadi?!"Glori
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

62. SIASAT LICIK

"Kabarku baik, sangat baik," jawab papa Qeiza ramah. "Ke mana saja nak Damar. Lama tidak pernah main ke sini?!""Pastinya nak Damar ini sibuk, sekarang sudah jadi pengusaha sukses," puji Mama Qei. "Bukankah begitu nak Damar?!""Biasa saja tante," Damar merendah. "Pekerjaan rutin, pagi-pagi ke kantor. Malam, baru pulang. Begitulah setiap hari.""Bagus! Anak muda memang harus seperti itu! Rajin bekerja mencari rejeki untuk bekal hari tua," sambung papa Qei. "Ngomong-ngomong, ada apa perlu apa nak Damar dengan om?! Bikin penasaran saja."Damar pun mengatakan maksud dan tujuannya datang bertemu Papanya Qeiza yaitu mengajak kerjasama dalam proyek yang sudah dimenangkan perusahaannya. Tapi berhubung proyek itu sangat besar dan harus selesai dalam tempo yang singkat jadi membutuhkan perusahaan lain untuk membantu dalam pengerjaannya agar cepat selesai.Papa Qei manggut-manggut tanda mengerti dari setiap penjelasan yang Damar katakan. Begitu juga dengan Mama Qei, walaupun tidak tahu tentang u
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

63. AKHIRNYA KU MENEMUKAN MU

TING!Pintu lift terbuka. Secepat kilat Sinta ke luar dari dalam lift dan langsung berlari mencari tempat persembunyian sehingga mengundang salah satu security yang kebetulan melihatnya jadi bertanya-tanya."Ya Tuhan, tolong aku. Jangan sampai si Damar mengejarku!" Sinta bersembunyi dibelakang mobil yang sedang diparkir."Neng Sinta!""Aaa!" Jantung Sinta hampir meloncat ke luar ketika bahunya dipegang dari belakang. "Ini saya neng!" Pria sudah umur ikut kaget dengan jeritan Sinta. "Pak Broto. Security di sini."Sinta mengelus dada. "Hampir copot jantung saya pak."Pak Broto menatap Sungai intens. "Ada yang bisa bapak bantu neng?!""Tidak ada pak." Dari arah lift, terlihat Damar baru saja ke luar. Sinta dengan cepat segera bersembunyi dibelakang mobil. Pak Broto melihat ke arah mana Sinta melihat. Terlihat pria yang sudah dikenalnya sebagai kekasih Ririn. Nyawa Sinta bagai diujung tanduk ketika Pak Broto malah menyapa Damar."Apa kabar Pak Damar?!" tanya Pak Broto ramah berjabat t
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

64. MENCOBA MELARIKAN DIRI

"Kau mau ke mana? Bukankah dapur ada di dalam?!" ucap Damar santai tersenyum manis."Minggir!" seru Sinta. "Tidak sopan meninggalkan tamu sendirian di rumah," gerutu Damar pura-pura.Sinta semakin jengkel dan kesal. Didorongnya Damar dengan kasar. "Minggir!"Damar pura-pura terjatuh ke sofa, kesakitan. "Aduh."Sinta tak peduli, kakinya segera melangkah ke arah pintu ke luar.Damar segera bangun kembali. "Eits, mau ke mana kau?! Kita belum selesai bicara." Sinta kembali mendorong tubuh Damar. "Minggir!"Kali ini Damar tak tinggal diam. Tangan besarnya mencengkeram tangan Sinta."Aww!" Sinta meringis. "Lepaskan!"Damar menarik Sinta dan menghempaskan nya ke atas sofa."Aww!" jerit Sinta merasakan tubuhnya melayang sampai punggungnya terhempas di sofa empuk."Sudah aku bilang, aku ingin minum. Kamu malah mau ke luar," Damar duduk dengan tenang seakan tidak terjadi apa-apa.Sementara Sinta segera merapikan kembali bathrobe nya yang tersibak sampai memperlihatkan pahanya yang mulus."Amb
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

65. BUKTI VIDEO YANG MENGHANCURKAN

"Bagaimana ini?!" Sinta memutar otak agar bisa lolos dari Damar.Ponsel ditutup, Damar kembali melihat pintu kamar. "Sialan!' umpatnya.Wajah Sinta menegang begitu melihat Damar mendekati pintu kamar. Jantungnya berdetak kencang seirama dengan suara sepatu Damar yang melangkah."Sialan perempuan yang satu ini!" umpat Damar."Gawat! Gue harus segera keluar dari sini!" Sinta mulai ambil ancang-ancang ketika Damar berdiri melihat gagang pintu. Damar kaget, pintu bisa terbuka ketika didorong. "Bisa dibuka?!" Secepat kilat, Damar masuk.Tanpa berpikir panjang, Sinta ke luar dari persembunyian nya. Tujuan utamanya menuju pintu ke luar. "Sinta!" Suara Damar begitu kencang memanggil namanya, tapi tidak menyurutkan Sinta untuk terus berlari menuju pintu ke luar."Berhenti!" teriak Damar. Sinta melihat ke belakang. Damar menatapnya bak elang yang siap menerkam anak ayam. "Berani kau melangkah, gue jamin hidupmu tamat detik ini juga!" ancam Damar.Sinta bersandar pada daun pintu, wajahnya
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more

66. MENJALANKAN MISI

Gloria tersenyum samar sambil membuang muka. "Dimana-mana, pria tetaplah sama," ucapnya dalam hati. "Hello!" seru Evan melihat Gloria hanya diam."Apa yang loe inginkan dari gue?!" tanya Gloria serius. "sebagai imbalannya.""Loe punya apa?" Evan malah balik bertanya, tersenyum sinis."Gue miskin, tidak punya uang. Tidak bisa membayar loe!" jawab Gloria. "Gue sudah menceritakan bagaimana kondisi gue semuanya pada loe!"Evan tertawa terbahak. "Ha-ha-ha. Jadi loe mau membayar gue pakai apa?!"Andai Gloria tidak memerlukan bantuan Evan, rasanya malas untuk berhubungan dengan Evan lagi. Alasan dulu pergi dari Evan dan minta putus, karena Evan terlalu sombong dengan apa yang dimilikinya.Evan bangun dari duduk. Dilihatnya jam tangan bermerk yang ada di tangan. "Gue sebentar lagi ada meeting penting. Kalau loe tidak ada urusan lain lagi, lebih baik kita bicarakan masalah loe itu lain kali."Gloria tidak mau. Langsung bangun dari duduk. "Lain waktu bagaimana? Setiap detik, video itu bisa men
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

67. ISTRIKU MARAH

Arlando baru saja ke luar dari kamar mandi. Dilihatnya Qeiza sedang asyik menyisir rambut panjang hitamnya. "Arlando!" Langkah Arlando terhenti. "Apa?!" "Aku numpang mobilmu sampai butik," jawab Qeiza bangun dari duduk kemudian berdiri depan Arlando. "Memangnya mobilmu kenapa?!" "Di bengkel. Ada masalah di rem," jawab Qeiza. "Aku numpang sampai butik."Arlando melanjutkan lagi langkahnya menuju walk in closet. "Kan ada mobil yang lain, kenapa harus numpang di mobilku?!" "Apa?!" tanya Qeiza kaget, Arlando tidak mau memberinya tumpangan. BLUGH!Pintu walk in closet ditutup Arlando dari dalam, tapi tak lama kemudian, Arlando ke luar dari walk in closet sudah berpakaian rapi siap berangkat ke kantor. Dilihatnya sekeliling kamar, tapi tidak melihat keberadaan istrinya."Sayang!" suara Mami memanggil Arlando ketika sedang menuruni tangga. "Iya mam."Mami datang mendekat. "Kamu mau sarapan?!" tanyanya."Enggak mam. Aku buru-buru. Ada meeting jam sembilan pagi ini." Arlando melihat j
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

68. BERBALAS IDE MESUM

Qeiza sedikitpun tidak mau melihat Arlando. Kedua bola matanya tak berpaling menatap ke arah luar."Qei," panggil Arlando. Tak ada jawaban, Qeiza diam seribu bahasa dengan bibir tertutup rapat.Arlando menghela napas, jari jemarinya mengetuk berulang-ulang setir yang ada di depannya. Lama mereka berdua hanya saling diam. Sampai akhirnya Qeiza memutuskan untuk ke luar dari mobil."Nanti pulangnya aku jemput," seru Arlando. "Qei! Pulangnya aku jemput!" serunya lagi.Qeiza tak menjawab bahkan tak menoleh sedikitpun ke belakang. Kakinya terus melangkah menuju ke butik."Qei," panggil Kris dan Mira bersamaan. "Kamu tidak apa-apa?!" tanya mereka berdua.Qei menggelengkan kepala."Kalian sedang bertengkar?!" tanya Kris penasaran. Lagi-lagi Qeiza menggelengkan kepala. "Lah, tadi kenapa suamimu terlihat sangat marah?!" tanya Mita."Iya," ucap Kris setuju. "Kalau kamu mengalami kdrt, kita berdua siap membantu," sambung Kris menyenggol lengan Mita minta persetujuan. "Iya!" Tegas Mita berkat
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

69. MEMBARA KEMBALI

Sinta hanya berdiri termenung melihat Damar dengan hati bicara sendiri. "Sialan si Damar ini. Kenapa tidak pergi juga padahal sudah gue bilang mau pergi kerja?!" "Kemarilah!" Damar mengulang permintaanya. "Duduk di sini. Jangan takut, aku hanya ingin mengobrol denganmu sebentar saja setelah itu aku akan pergi.""Bulshit!" gerutu Sinta, tapi hanya mampu dikatakan dalam hati.Damar kembali menepuk tempat kosong di sampingnya sehingga mau tak mau Sinta datang mendekat."Aku sudah terlambat," ujar Sinta, pura-pura melihat jam tangan. "Kalau aku dipecat, nanti aku tidak bisa makan.""Kenapa harus pusing memikirkan hal itu?! Ada aku yang akan memberimu makan, asal kau tidak berbuat macam-macam padaku."Sinta melengos, duduk di samping Damar bagai duduk di atas perapian. Damar mengambil tangan Sinta. Dielusnya perlahan dengan lembut. "Aku tidak akan menyakiti mu kalau kau tidak melawan padaku."Sinta menarik tangan. "Kau yang selalu mencari masalah denganku!" "He-he-he," Damar terkekeh. "
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

70. PERMAINAN PANAS

"Siapa?!" tanya Sinta.Damar segera menonaktifkan ponselnya. "Sekretarisku," jawabnya bohong.Setelah menaruh ponsel, Damar menuju ke tempat tidur. Tidak risih sedikitpun, berjalan dengan senjata andalannya yang berdiri tegak siap menghujam surga dunia.Sinta terkikik, merasa lucu melihat senjata andalan Damar bagai tombak yang tertancap. "Hi-hi-hi.""Kenapa?" tanya Damar berpura-pura, berdiri tegak di samping tempat tidur dengan tangan berkacak pinggang.Sinta semakin terkikik manja. "Hi-hi-hi. Senjatamu itu lho, besar sekali bagai rudal yang siap meluncur menghantam sebuah negara. Besar dan sangat panjang."Damar tersenyum bangga. Kepalanya menunduk melihat rudalnya sendiri. "Tapi kamu suka bukan, ketika senjataku ini menghantam dan memporakporandakan milikmu?!""Tentu saja suka, semua wanita pasti sangat menyukainya. Siapa yang bisa menolak hantaman rudal sebesar dan sepanjang itu," jawab Sinta.Hidung Damar semakin mekar kembang kemping mendapat pujian dari Sinta. "Kalau begitu, s
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status