Home / Romansa / SUAMI KONTRAKKU MILIARDER TAMPAN / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of SUAMI KONTRAKKU MILIARDER TAMPAN: Chapter 41 - Chapter 50

117 Chapters

41. BAGAI DILILIT ULAR

Evan tersenyum kecut menjawab pertanyaan Tuan Bram. "Semuanya sudah Tuhan yang mengatur," jawabnya ambigu.Tuan Bram tidak bertanya lagi perihal pribadi. Pembicaraan dialihkan pada hal lain membahas tentang berbagai macam proyek yang telah mereka selesaikan. Qeiza menguap beberapa kali, tak kuat menahan kantuk akhirnya pamit undur diri. "Putrimu sangat cantik Tuan Bram," tanpa sadar Evan memuji Qeiza.Arlando menoleh pada Evan, wajahnya terlihat tidak suka ada pria lain yang memuji istrinya. Evan menyadari kekeliruannya segera meralat. "Tuan Arlando sangat beruntung mempunyai istri yang cantik.""Melihat Arlando berwajah masam, Papa Qei segera angkat bicara. "Mereka berdua berteman dari kecil. Bisa dibilang sahabat dari kecil.""O ya?! Hebat, dari sahabat jadi istri," puji Evan kemudian melihat jam yang ada di tangan. "Ngomong-ngomong ini sudah larut malam. Saya jadi tidak enak sudah menganggu istirahat kalian.""He-he. Tidak apa-apa. Saya malah senang, Evan datang berkunjung ke ru
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

42. LICIKNYA WANITA MALAM

Damar melajukan mobilnya sangat kencang agar cepat sampai ditujuan. "Hati-hati!" teriak Nia mengingatkan. "Saya tidak mau mati konyol!"Damar tidak menggubris permintaan Nia. Kecepatan mobil malah ditambah lebih kencang."Kita mau ke mana?!" tanya Nia."Ke neraka!" sarkas Damar menjawab."Hah?!" CEKIIIT!Mobil tiba-tiba direm mendadak. Andai tidak memakai seatbelt, tubuh keduanya sudah dipastikan membentur dashboard yang ada di depan."Astaga!""Sialan! Loe ingin mati, hah?!" teriak Damar marah. Tanpa berpikir panjang, seatbelt yang melingkar di tubuhnya segera dibuka kemudian ke luar. Nia yang baru tersadar dari keterkejutannya, melihat di luar ada 4 orang bertopeng hitam menghadang mobil dengan sepeda motor.Damar tidak bisa membaca situasi, otaknya telah terpengaruh minuman. Dengan gayanya yang tengil, berdiri di depan salah satu dari mereka. "Astaga!" Mata Nia melebar begitu melihat salah satu dari mereka membawa samurai. "Mereka begal!"Damar mendongak menatap marah pada pria
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

43. TRAGEDI KECOA

Nia yang memberi obat perangsang, Nia juga yang kewalahan dalam melayani nafsu liar Damar di atas ranjang. "Aaahh, hhh," Nia tak hentinya mendesah ketika senjata andalan Damar terus menerus menghentaknya tanpa jeda. "Ggrrh, hh," Damar menggeram nikmat. "hhh, aghh."Tubuh Nia bergetar hebat disertai teriakan tertahan ketika puncak kenikmatan telah berhasil diraihnya. Surga dunia miliknya berdenyut semakin menghimpit senjata andalan Damar. "Ahhh, aaahh, hhh."Sesaat Damar berhenti, senjata kebanggaannya segera dicabut. "Aww!" Nia kaget, belum juga selesai menikmati sisa-sisa puncak kenikmatannya, Damar dengan kasar membalikkan tubuh polosnya hingga menungging membelakangi tubuh Damar.BLEESH!Damar kembali menghujamkan senjata besarnya pada surga dunia Nia yang terlihat kemerahan dan mengkilap dari arah belakang. Lemas, tubuh Nia lemas. Andai pinggangnya tidak dipegang tangan Damar, tubuhnya pasti sudah terkulai di atas kasur."Layani diriku!" geram Damar berkata. "Bukankah ini yang
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

44. JATUH DI TANGGA

Seluruh bulu dalam setiap pori-pori kulit Arlando berdiri begitu merasakan jari tangannya menyentuh kecoa, antara geli, takut dan jijik bercampur menjadi satu. Secepat kilat menepiskan kecoa dari rambutnya. Sial bagi Qeiza, kecoa berkumis panjang itu malah terlempar ke baju tidurnya, alhasil Qeiza menjerit sekencang-kencangnya."OMG," seru Arlando melihat kecoa bergelantung manja di baju tidur Qeiza.Qeiza berteriak histeris, "Aaa! Ih, pergi, hush, hush." Antara takut dan geli, Qeiza berusaha menepiskan kecoa dari baju tidurnya dibarengi dengan tubuh yang berjingkrak-jingkrak berharap kecoa jatuh terlepas.PLUKH!Akhirnya, kecoa jatuh juga ke lantai kemudian secepat kilat pergi menyelusup ke kolong nakas kecil tempat menyimpan peralatan mandi. Qeiza masih berjingkrak-jingkrak dengan wajah merengek, takut dan geli bercampur jadi satu."Sudah pergi, kecoanya sudah pergi!" seru Arlando. "Pergi?" Qeiza tidak melihat kecoa lagi di baju tidurnya. Perasaannya langsung lega. "Ke mana kecoa
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

45. DESIRAN ANEH DI HATI

Semburat merah jambu menghias wajah Qeiza. Tangan yang digenggam Arlando segera ditariknya. "Apa-apaan sih kamu ini?!" Arlando kembali menarik tangan Qeiza. "Pokoknya, kamu janji padaku! Jangan bilang apapun pada orangtuamu!""Ih, apa-apaan sih kamu?!" Qeiza menarik kembali tangannya, jantungnya malah semakin berdetak cepat.Entah Arlando yang terlalu polos atau tidak tahu situasi, tangan Qeiza kembali ditariknya bahkan ditaruh di atas kepala. "Qei, janji padaku ya," pintanya memelas. "Demi persahabatan kita."Qeiza tertegun, tangannya sekarang berada di atas kepala Arlando. Kedua bola matanya menatap dalam iris mata hitam legam yang meminta agar jangan bilang apapun pada orangtuanya."Qei!" Arlando mencolek hidung mancung istri kontraknya. "Malah bengong.""Iya," jawab Qeiza pelan. "Good!" Arlando secara refleks menarik tubuh Qeiza ke dalam pelukan saking senangnya. "Kamu memang sahabatku yang the best!"Kedua bola mata Qeiza melebar. Kepalanya sampai membentur pangkal leher Arland
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

46. SAMPAI SAKIT PINGGANG

"Minggir!" Qeiza berontak, tubuhnya bergerak bagai cacing kepanasan. Dalam hati, Arlando ingin tertawa. Tubuhnya rasa geli karena Qeiza meliuk-liuk berontak di bawah kungkungannya."Minggir! Tubuhmu itu berat!" Qeiza berusaha mendorong dada Arlando dengan kedua tangannya yang terhimpit. Arlando memang sangat berniat untuk menjahili istri kontraknya itu. Tubuh kekarnya malah semakin ditekan ke bawah menghimpit tubuh Qeiza.Dada Qeiza sesak, tak lama kemudian batuk. "Uhukh, uhukh."Melihat istrinya tak berdaya, Arlando segera turun dari tubuh istrinya. "Rasain?!""Uhukh, uhuhk," Qeiza perlahan bangun sambil menepuk dadanya pelan. Arlando duduk di samping Qeiza."Dasar gila! Kamu mau membunuhku?!" galak Qeiza menatap Arlando."Kamu yang memulai," jawab Arlando tanpa rasa bersalah. "Siapa suruh memancingku!"Bantal yang ada di belakang tubuh, langsung Qeiza ambil kemudian dihantamkan pada tubuh suami kontraknya. BUKH!Arlando tidak siap mendapat serangan bantal, tubuhnya terjengkang k
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

47. SANG PENGGANGGU

"Jadi bagaimana dengan gue, bro?!" seru Armand kesal melihat Arlando hendak pergi."Apanya yang bagaimana?!" celetuk Pak komisaris yang tak lain Daddy dari Arlando baru saja masuk.Armand langsung menyalami orang penting di perusahaan Gold Star."Sedang ngomongin apa kalian? Kelihatannya seru banget," tanya Tuan Meshach duduk di samping Armand.Arlando tertawa sebelum menjawab. "Ada yang sedang diultimatum."Tuan Meshach melihat Armand. "Siapa? Kamu? Diultimatum?!"Armand menghela napas. "Coba cerita dengan Om. Ada masalah apa?!" tanya Tuan Meshach. "Muka sampai rusak begitu. He-he-he."Arlando ikut terkekeh. Ingin ikut gobrol dengan sepupu dan Ayahnya, tapi meeting lebih penting dari cuma sekedar ngobrol.Melihat Arlando pergi ke luar dari ruangan. Armand menceritakan masalah yang sedang dialaminya saat ini. "Oh, jadi seperti itu," ucap Tuan Meshach manggut-manggut. "Iya, Om. Pusing kepalaku!" keluh Armand."Kenapa harus pusing?""Ya pusinglah Om," seru Armand. "Bagaimana caranya
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

48. BERTEMU DUA PRIA MENYEBALKAN!

Evan tak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Qeiza. Sementara yang dipandang merasa canggung dan kikuk. Berjuta prasangka akhirnya menggelayuti pikiran Qeiza tentang Evan. Di luar, lebih tepatnya di tempat parkir coffeshop, tempat di mana Qeiza ada di dalam. Damar baru saja ke luar dari mobil. "Kita makan di sini?!" tanya Sinta bergelayut manja di lengan Damar."Iya!" jawab Damar."Thank you sudah mengajakku makan siang. Kebetulan perutku lapar sekali.""Makanlah yang banyak. Kau perlu banyak tenaga untuk melayaniku malam ini!" seru Damar tanpa ekspresi menatap lurus ke depan."Apa?! Bukankan tadi kita sudah melakukannya?! Pinggangku saja masih sakit!" Protes Sinta."Tak ada penolakan! Kau tahu akibatnya bukan jika menolakku?!" ucap Damar, mengedarkan pandangan setelah berada di dalam coffeshop mencari tempat duduk yang strategis."Tahu begini, aku tadi tidak mau melayani mu di kantor!" gerutu Sinta. "Untung saja, tadi tidak ada yang melihat. Kau memang gila, benda tump
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

49. BRUTALNYA SEORANG DAMAR

Mami datang menghampiri. "Kamu kenapa?!" Qeiza menggelengkan kepala. "Tidak kenapa-kenapa."Mami tidak percaya begitu saja. Menatap tajam wajah menantunya. "Kalian bertengkar?!"Lagi-lagi, Qeiza menggelengkan kepala.Mami menghela napas. "Kalau kalian bertengkar terus, kapan akan memberikan Mami cucu?!""Hah?""Iya, cucu! Kenapa kaget begitu? Wajar bukan kalau Mami minta cucu? Secara kalian berdua ini sudah lama menikah, sudah pantas punya anak," omel Mami pada menantunya."Baru juga menikah beberapa bulan.""Eh, jangan salah. Putrinya teman Mami, ada yang baru satu bulan menikah sudah hamil. Anaknya sekarang sudah belajar merangkak!" seru Mami tak mau kalah."Itukan putrinya teman Mami. Aku lain cerita Mam," ujar Qeiza.Pintu di belakang Qeiza terbuka, Arlando ke luar dengan wajah kusut. Melihat dua wanita yang berdiri depan pintu menatap pada dirinya."Nah, kebetulan kamu ke luar! Mami mau bicara penting denganmu," ucap Qeiza menyerahkan Mami pada suami kontraknya itu."Bicara apa
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

50. BERBOHONG DEMI MENYELAMATKAN DIRI

Bukan kenikmatan yang Sinta rasakan, tapi rasa sakit yang terus mendera disaat Damar menumbuk surga dunia miliknya tanpa jeda. Damar egois, kenikmatan hanya dirinya sendiri yang merasakan. Geraman panjangpun akhirnya didapatkan Damar. "Aagrrr,, gghh, hhh,, hss."Sinta merasa lega, benar-benar merasa lega. Rasa sakit kakinya pasti akan berakhir setelah Damar mendapatkan puncak surga dunianya. Tubuh Damar terkulai lemas dengan mata terpejam, menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja diraihnya setelah beberapa waktu yang cukup lama menumbuk surga dunia Sinta tanpa jeda.Perlahan Sinta menggeser tubuh, meraih selimut dengan sisa-sisa tenaga serta kaki yang terasa ngilu. "Sakit sekali. Si Damar pikir, gue ini balerina yang kakinya bisa lurus 180°. Dasar gila!" omel Sinta hanya berani dikatakan dalam hati.Setelah beberapa menit berlalu, Damar menggerakkan tubuhnya menghadap pada Sinta."Kenapa kamu selalu kasar saat kita sedang bercinta?!" tanya Sinta seolah tahu Damar sedang meliha
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status