Home / Romansa / SUAMI KONTRAKKU MILIARDER TAMPAN / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of SUAMI KONTRAKKU MILIARDER TAMPAN: Chapter 51 - Chapter 60

117 Chapters

51. RUMAH BEGITU HOROR

Hanya mengenakan handuk sebatas dada serta bagian bawah sampai setengah paha, Qeiza melangkah masuk ke dalam walk in closet. Melihat ke balkon berharap ada suami kontraknya sedang duduk, tapi harapannya kosong.Selesai mengenakan baju, Qeiza segera merias diri hanya dengan bedak tipis dan sedikit liptin agar bibirnya terasa lembab. Setelah itu, langsung ke luar dari kamar.Sepi, rumah masih sepi. Qeiza melangkahkan kakinya ke dapur."Si bibi biasanya ada di dapur," gumamnya pelan.Tapi sampai di dapur, Qeiza masih belum menemukan siapa pun."Di sinipun tak ada orang?!" akhirnya Qeiza hanya garuk-garuk kepala. "Pada ke mana sih mereka?!"Diam beberapa saat, Qeiza ke luar dari dapur. Kaki yang beralas sandal berkepala kelinci melangkah menyusuri lorong melewati ruangan demi ruangan dalam rumah suami kontraknya yang cukup besar itu."Aneh banget, ke mana sih orang-orang dalam rumah ini? Bahkan seekor semut pun tak aku temukan!" keluh Qeiza, mendadak bulu kuduknya meremang, suasana rumah
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

52. LAIN DI DEPAN LAIN DI BELAKANG

Qeiza menepuk dada berulang-ulang. Napasnya terasa sesak."Qei," Arlando panik. Cireng yang sedang dipegangnya segera ditaruh di atas meja. "Uhuhk ,,, uhuhk ,,,." Sepotong cireng hampir sebesar ibu jari tersangkut di tenggorokan. Tidak bisa masuk dan juga ke luar."Ya Tuhan, kamu tersedak!" Arlando menepuk punggung Qeiza berulang-ulang agar cireng bisa ke luar.Wajah Qeiza memerah lalu kemudian, sepotong cireng berhasil ke luar dari mulutnya ketika Arlando menepuk punggungnya dengan sedikit keras."Uhuhk ,,, uhukh!"Cireng yang tak berdosa, tapi hampir saja membawa petaka tergolek di atas lantai."Kamu selalu saja ceroboh!" seru Arlando, menatap cemas wajah Qeiza. "Dari kecil sampai sekarang tidak pernah berubah, makan apapun selalu tersedak!"Perlahan, napas Qeiza mulai teratur. Wajah kemerahannya berangsur normal kembali. Arlando mengambil gelas air putih. "Ini minumlah, pelan-pelan! Jangan sampai tersedak lagi!"Dalam sekejap, air satu gelas telah habis. "Leganya," Qeiza menaruh
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

53. KUMAT!

Peluh membanjiri tubuh setelah keduanya mendapat pelepasan secara bersamaan. "Luar biasa," gumam Damar.Ririn menutup tubuh polosnya dengan selimut. "Sangat luar biasa," bisiknya. "Kamu memang hebat kalau sudah di atas ranjang."Damar bersandar di kepala tempat tidur. Tubuhnya dibiarkan tak tertutup apapun. Bahkan aset kebanggaannya sangat jelas terlihat, terkulai lemah setelah beberapa saat yang lalu memporak-porandakan surga dunia milik Ririn."Aku jadi lapar," ucap Ririn."Masaklah sesuatu. Aku juga lapar. Tadi siang, tidak sempat makan di kantor karena aku buru-buru datang ke sini.""Kenapa?" Ririn melilitkan selimut pada tubuh."Pake nanya lagi?!" "He-he," Ririn terkekeh. "Pasti, senjata kebanggannmu itu, sudah tidak tahan ingin bertempur.""Sekretarisku yang terus memancing diriku. Berjalan melenggok dengan rok mini ketatnya itu.""Tapi kamu sendiri yang menyukai cara berpakaian sekretaris mu itu. Bukankah, kamu pernah bilang, sekretarismu itu salah satu daya tarik untuk menar
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

54. KENAPA AKU JADI BEGINI?!

Pecahan kaca berserakan hampir memenuhi seluruh lantai kamar. Ririn tak mau mendekati Damar."Cepat kemari!" Ririn menggelengkan kepala. "No! Aku tidak mau!"Damar menatap nyalang Ririn. "Brengsek kau! Selalu saja membantah keinginanku."Ririn beranjak pergi, menghindari Damar."Sialan kau!" teriak Damar galak. "Kembali! Ririn!" Tanpa berpikir panjang, Damar melangkahkan kaki di antara pecahan kaca yang berserakan di lantai."Lepaskan!" jerit Ririn, pergelangan tangannya dicengkeram Damar dengan kasar.Tanpa ampun, Damar menarik Ririn ke dalam kamar. "Kau slalu membuatku emosi!"Kedua bola mata Ririn melebar, kaki hanya beralas sandal rumah berkepala hello Kitty melewati pecahan kaca yang berserakan. Begitu juga dengan kedua kaki Damar, tanpa rasa takut menginjak pecahan kaca, melangkah walau hanya memakai sandal karet.BRUGHH! Tubuh Ririn dilempar ke atas kasur. "Aww," jerit Ririn, telentang kaget."Kau benar-benar menguji kesabaranku!" seru Damar mengangkat tangan kanan hendak m
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

55. DICEGAT PENJAHAT

"Ikut dengan kita cantik!" salah satu dari mereka memarkirkan motornya dan turun."Mau apa kalian?!" tanya Qeiza berusaha tetap tenang.Tawa terbahak ke luar dari empat orang pria yang mengepung Qeiza."Menurutmu?!" tanya salah satu dari mereka.Qeiza melihat sekeliling, tak ada satu orangpun. "Di sini memang benar-benar sepi. Gue harus cari akal agar bisa ke luar dari sini.""Bos Alex. Gadis ini lumayan cantik, bawa saja! Ha-ha-ha. Untuk menemani kita berpesta di markas!" seru orang bertubuh gempal dari atas sepeda motornya.Yang dipanggil Alex, pria yang turun dari sepeda motor. Berdiri tersenyum melihat Qeiza. "Kamu dengar apa yang dikatakan anak buahku?!" "Gue tidak ada urusan dengan kalian!" jawab Qeiza tegas. "Biarkan gue pergi!""He-he-he," Alex terkekeh. "Kau boleh pergi setelah selesai bermain dengan kita!"Kedua tangan Qeiza terkepal. Genderang perang telah ditabuhkan Alex.Alex kembali bicara, "saranku, lebih baik kamu menurut saja," ucapnya pelan. "Gue tidak ada urusan d
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

56. NYASAR DI HUTAN

Arlando mendengus kesal. "Apa hubungannya perusahaan dengan ronde?! Memang semalam aku tidak bertinju! Tidak mungkinlah aku ber,,," Arlando tidak meneruskan kalimatnya, sekarang baru paham kenapa kedua orangtuanya bahkan si Bibi meledeknya. Mami terkikik, "dasar bodoh. Percuma sekolah tinggi-tinggi, begitu saja tidak mengerti."Arlando menghela napas."Tapi ngomong-ngomong, kenapa menantu kita belum pulang juga?!" tanya Mami. "Apa Qei bilang mau joging ke mana, Bi?!" "Tidak Nyonya!" Arlando kembali melihat jam yang melingkar di tangannya. "Sudah siang.""Coba telepon istrimu itu!" seru Papi."Ponselnya ada di kamar!" jawab Arlando. "Astaga! Istrimu tidak bawa ponselnya?! Itu sangat berbahaya, bagaimana kalau ada apa-apa di jalan?!" sekarang Mami yang terlihat cemas."Mungkin joging sekitaran dekat-dekat rumah! Makanya dia tidak bawa ponsel!" ujar Papi."Iya! Mami ini malah bikin pikiranku jadi memikirkan yang enggak-enggak!"Ketiga orang itupun mengobrol sambil menikmati secangkir
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

57. BERTEMU SANG PENYELAMAT

Qeiza mengernyitkan alis. "Tapi, tapi apa?!" tanyanya."Aku belum mau ke luar dari hutan ini," jawab Regan. "Tidak bisa mengantarmu. Masih ada yang harus aku lakukan di hutan ini.""Oh, itu masalahnya. Tidak apa-apa! Tunjukkan saja arah jalan ke luar dari hutan ini.""Kamu yakin pergi sendiri?!" tanya Regan ragu. Qeiza mengangguk memasang wajah imut. "Iya, memangnya apa yang bisa aku kerjakan di hutan ini?!" Regan tersenyum menahan tawa, ternyata gadis yang ada di depannya sangat lucu. "Maksudku, tidak ikut berburu denganku sebentar saja.""No! No!" tolak Qeiza dengan cepat. "Ogah banget! Aku takut melihat binatang mati di depan mataku!"Akhirnya Regan memberitahu ke mana arah jalan ke luar pada Qeiza dengan memberikan informasi titik-titik penting agar tidak nyasar lagi. "Thank you, Dokter Regan," ucap Qeiza senang akhirnya bisa ke luar dari hutan."Sama-sama. Hati-hati, kalau nanti bertemu dengan babi ngepet lagi, lebih baik kamu bersembunyi, jangan menantangnya dengan saling ber
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

58. PERCIKAN PERTENGKARAN

Dengan wajah diselimuti kebingungan, Arlando memeluk dan mengelus lembut punggung istri kontraknya. "Aku tidak mengerti, kenapa kamu menangis seperti ini? Ada apa Qei?!"Pak tua dan Didin melihat Arlando dan Qeiza dari jarak beberapa meter."Mungkin itu suaminya atau saudaranya," tebak pak tua. "Sepertinya gadis itu tersesat."Didin dalam hatinya juga bicara. "Gawat! Kalau gadis itu sampai menceritakan apa yang telah terjadi padanya, gue bisa dilaporkan ke polisi!Apalagi, gadis itu juga masih mengenali wajah gue. Sebaiknya gue pergi sebelum terkena masalah."Setelah itu, Didin menghidupkan sepeda motornya dan pergi begitu saja dengan sepeda motornya meninggalkan kepulan asap hitam.Qeiza sudah tenang. Diusapnya pipi yang basah oleh air mata. Arlando tersenyum. "Kamu kenapa? Aku bingung, kenapa kamu menangis seperti itu? Kamu itu seperti orang yang baru pulang dari perantauan bertahun-tahun tak pulang-pulang," canda Arlando.Qeiza melihat kemeja biru suami kontraknya basah, memaksakan
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

59. PEMBANGKANG

Kedua tangan Arlando terkepal di antara dua sisi tubuh. "Jadi, seperti inikah sifat aslimu?!""Apa maksudmu?!"Arlando menundukkan kepalanya sedikit, berbisik depan telinga Qeiza. "Untung saja, kita hanya terikat nikah kontrak! Ternyata, kau seorang pembangkang!"Qeiza tertegun.Senyum sinis tersungging di bibir Arlando, setelah itu pergi ke luar dari kamar."Nak!" Mami baru saja ke luar dari kamar diikuti papi."Apa mam?!" "Qeiza sudah pulang?!" tanya Mami. Arlando mengangguk, bersikap senormal mungkin agar kedua orangtuanya tidak curiga tadi habis bertengkar dengan istrinya."Baguslah kalau begitu!" ucap Mami senang."Ajak istrimu turun. Kita akan duduk di taman menikmati puding buatan mami mu," ajak papi. "Entah rasanya seperti apa!"Mami mendelik. "Tentu saja dijamin enak puding buatanku!" "O ya," ucap papi berlalu pergi meninggalkan istri dan putranya.Sementara di kamar, Qeiza sedang menggerutu sendiri melihat cermin yang ada di depannya. "Apa yang salah dengan bicaraku? Wa
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

60. KEMBALI MENGHANGAT

Evan :"Hello."Qeiza :"Hello, tuan Evan. Ada apa?!"Arlando langsung melirik pada istri kontraknya begitu terdengar nama Evan.Evan :"Apa kamu sedang sibuk?!"Qeiza :"Ada apa?!"Evan :"Saya tidak bisa bicara di telepon. Bagaimana kalau kita bertemu di suatu tempat, tapi itu juga kalau tidak keberatan."Qeiza mengernyitkan alisnya merasa aneh dengan permintaan Evan.Evan :"Hello, Nyonya Meshach. Bagaimana?!" Qeiza :"Maaf, Tuan Evan. Saya tidak bisa. Kalau ada yang ingin dibicarakan, katakan sekarang saja!"Evan :"Nyonya jangan takut. Saya hanya ingin membicarakan tentang beberapa gaun yang ingin saya pesan."Qeiza :"Kalau begitu, besok saja datang ke butik. Untuk urusan pesanan gaun, bisa dibicarakan di butik."Evan :"Kenapa tidak sekarang saja?!"Qeiza :"Ini hari libur, butik tutup."Setelah itu Qeiza langsung menutup teleponnya. Tidak peduli, Evan mau tersinggung atau tidak.Arlando memperhatikan Qeiza dalam diamnya. "Evan? Evan siapa?! Apa Qeiza punya kekasih di luar san
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status