Home / Romansa / SUAMI KONTRAKKU MILIARDER TAMPAN / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of SUAMI KONTRAKKU MILIARDER TAMPAN: Chapter 31 - Chapter 40

117 Chapters

31. BUKAN WANITA POLOS

Arlando fokus melihat papan catur yang ada di depan. Keningnya mengernyit, berpikir keras ke mana harus melangkah pion catur miliknya agar Tuan Bram tidak memakan habis semua pion yang tersisa tinggal beberapa buah lagi."Kamu yakin akan menaruh pion mu di sana?!" tanya Tuan Bram.Arlando mengangguk. Senyum lebar langsung menghiasi wajah Tuan Bram. "Skak!" "Hah?!" Arlando membuka matanya lebar-lebar begitu pion yang dipindahkan tadi dimakan buah catur benteng Tuan Bram. "Ha-ha-ha. Kamu lengah Arlando. Rajamu tidak bisa lari kemana-mana." Tuan Bram terbahak kesenangan karena sudah memenangkan permainan beberapa kali sementara Arlando satu kali pun tidak pernah menang.Arlando menepuk keningnya. "Kalah lagi!"Pagi itu, Arlando memang sengaja masuk kantor siang karena Qeiza ingin diantar ke rumahnya. Rencananya, mereka akan menginap beberapa hari untuk mengobati rasa kangen kedua orangtua Qeiza."Kelihatannya seru banget!" Nyonya Bram datang membawa nampan berisi dua cangkir kopi pana
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

32. CINCIN PRIA TUA

Damar ke luar dari kamar mandi hanya memakai handuk kecil untuk menutupi tubuh bagian bawah, "mana bajuku?!" Ririn sedang asyik mencari cincin jadi gelagapan, "eh, iya. Tunggu sebentar!" Baju untuk Damar segera diambilnya dari dalam lemari pakaian yang berada di sudut kamar. "Ini, pakai kaos ini saja!" Ririn memberikan kaos polo hitam dan celana pendek.Tanpa menaruh curiga sedikitpun, Damar memakai baju yang diberikan Ririn. "Di mana sih itu cincin?! Bikin kerjaan saja si botak!" omel Ririn dalam hati, kedua bola matanya tak henti melihat ke atas tempat tidur.Damar menyisir rambut. "Buatkan aku spagheti, perutku lapar belum makan dari siang!" "I-iya," dengan berat hati, Ririn ke luar dari kamar.Selesai menyisir dan mematut diri depan cermin, Damar segera ke luar menyusul Ririn."Kira-kira di mana sih itu cincin," gumam Ririn depan lemari es yang terbuka lebar. Konsentrasinya tak fokus karena teringat dengan cincin si botak."Itu airnya sudah mendidih," Damar sudah berdiri depan
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more

33. TERBONGKAR SEMUA

Ririn meringis kesakitan. Apa yang dilakukan Damar, sungguh di luar dugaan. Kepalanya terasa berdenyut."Wanita tidak tahu diri!" Damar berkacak pinggang.Sambil meringis menahan sakit. "Kau sudah gila! Berani sekali kau menyakiti ku!" Damar tersenyum sinis. "Kau yang gila, wanita murahan!" Tanpa rasa takut sedikitpun, Ririn balas menatap nyalang Damar. "Jaga mulutmu!""He-he, memang itu kenyataannya," senyum meledek tersirat nyata di bibir Damar. "Kau pikir, aku laki-laki bodoh, hah!" Dengan napas naik turun menahan marah, Ririn mencoba untuk tetap menjaga emosinya. "Kau, wanita murahan!" tunjuk Damar. "Pria tua botak tadi, bukankah itu salah satu pelanggan ranjangmu?!"Mata Ririn terbelalak, "A-apa?!" Damar tersenyum kecut kemudian mengambil ponsel miliknya yang berada di atas nakas. Sejenak melihat layar ponsel. "Lihat ini!" Ponsel yang ada di tangan Damar segera Ririn ambil. Matanya melebar begitu melihat apa isi dari video yang diputar. "Wanita murahan!" Damar kembali meng
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

34. ASTAGA, MAMI!

"Apa tidak ada pasien?!" tanya Mami Arlando pada Armand."Tidak ada. Hari ini semua orang sehat," jawab Armand. "Aku bisa ikut dengan kalian, menjadi pengawal nona-nona cantik.""Ok! Kalau begitu kita pergi sekarang!" ajak Nyonya Tesa. "Armand nanti bisa bantu kita bawa barang belanjaan."Tidak membutuhkan waktu lama diperjalanan, mereka telah sampai di tempat tujuan, sebuah mall yang cukup punya nama. Qeiza tidak banyak bicara, kakinya hanya mengikuti ke mana mertuanya melangkah."Qei," Kris menyenggol lengan ketika berjalan di sampingnya. "Mmm," jawab Qei tetap melangkah mengikuti mertuanya dari belakang."Sebenarnya kita mau beli apa sih? Ke luar masuk toko dari tadi, tapi tidak ada yang dibeli," tanya Kris."I don't know, let's just follow where they go," jawab Qei pelan. "Jujur, aku lebih suka tinggal dibutik daripada ikut dengan mereka."Kris terkikik. "Hi-hi-hi. Putar-putar tidak karuan. Hampir setengah dari luas mall ini sudah kita lewati."Qeiza mengangguk. "Iya, kakiku sud
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

35. TUBUH POLOS YANG INDAH.

Armand berbisik, "ada apa Qei?!""Tidak ada, tidak ada apa-apa!" jawab Qei membuang muka menghindari pria itu, diambilnya juice jeruk untuk menghilangkan kegugupan."Setelah dari sini kita mau ke mana?!" tanya Tante Tesa."Langsung pulang," jawab Mami. Ponsel Qeiza bergetar, Arlando kembali menelepon. Tanpa basa basi, Arlando langsung menyemprot dengan kasar di telepon :"Di mana kamu?!"Qeiza menghela napas, andai tak ada mertua di depan, sudah dijawab dengan balik menyemprot :"Di rumah."Arlando :"Bohong! Aku sekarang di rumah."Qeiza :"Rumah mana?!"Arlando menjawab dengan galak :"Rumahmu!"Qeiza melihat Mami yang juga sedang melihatnya :"Aku sekarang di rumahmu bersama Mami. Kalau tidak percaya, bicara dengan Mami mu!"Qeiza memberikan ponselnya. "Apa?!" tanya Mami."Arlando tidak percaya aku sedang bersama Mami," jawab Qeiza. Mami :"Arlando, Mami sedang bersama istrimu."Arlando :"Ok."Mami :"Sebentar lagi, istrimu pulang. Baru pisah sebentar saja sudah uring-uringan!
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

36. TIMBULNYA HASRAT YANG TERPENDAM

"Aku tidak sakit, kenapa dibawa ke Dokter?!" tanya Qei tak mengerti."Kamu memang tidak sakit, tapi tetap harus ke Dokter!" seru Mama semakin ambigu. "Ayo, cepat, ganti bajumu! Semakin cepat, semakin bagus biar semuanya jelas!"Qeiza dan Papa semakin dibuat bingung dengan keinginan Mama."Lho, kok malah pada diam saja! Ayo!" Mama kembali menarik tangan suaminya. "Papa yang bawa mobil!"Dalam keadaan bingung, Papa tetap mengikuti kemauan Mama, sementara Qeiza kembali dipinta Mama segera ganti baju. "Ayo, Qeiza! Kenapa diam saja?!""Tunggu Ma, tunggu!" Qeiza menolak. "Aku tidak punya indra ke enam apalagi telepati yang tidak bisa membaca pikiran orang, jadi aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran Mama. Jelaskan padaku biar aku mengerti Ma.""Mama tidak bisa menjelaskan sekarang karena Mama juga tidak tahu," jawabnya. "Sekarang, kamu turuti saja apa yang Mama inginkan biar kita semua tahu!""Eh, tidak bisa!" tolak Qeiza. "Aku harus tahu, Mama mau mengajak kita ke mana?!""Ke Dokter
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

37. LEBIH MENJIJIKKAN DARI APAPUN

Qeiza ke luar dari kamar mandi, melirik sekilas pada Arlando. "Aduh, kenapa jadi canggung begini?!" bisik hati kecil Qeiza bicara sendiri. "Jantungku berdebar kencang," hal yang sama melanda Arlando, hatinya tak karuan. Qeiza berdiri depan cermin meja rias, menyisir rambut panjang hitam legamnya."Qei ,,,," Arlando membuka suara.SEER!Hati Qeiza berdesir begitu namanya dipanggil Arlando. Wajah merona merah begitu jelas terlihat dari pantulan cermin yang ada di depan."Qei," Arlando kembali memanggil.Qeiza membalikkan badan. "Apa?!" Arlando menunjuk dengan matanya pada gelas juice jeruk yang ada di atas meja. "Ibumu tadi membuat juice jeruk. Katanya, tadi kepalamu sakit."Qeiza menaruh sisir, datang mendekati Arlando. "Tadi Ibu mengantarkan juice ini?!" tanyanya untuk mengusir kecanggungan. Arlando mengangguk. "Iya."Setelah meneguk habis juicenya, Qeiza masih berdiri. Mau bicara, tapi terlihat ragu."Ada apa?!" tanya Arlando."Aku ,,, tadi, anu ,,,," tidak jelas Qeiza berucap."
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

38. PSIKOPAT!

Sinta masih menggerutu sendiri ketika Damar masuk mengambil ponsel untuk memesan makanan lewat online. Melihat sekilas padanya kemudian ke luar lagi.Tak membutuhkan waktu lama menunggu, makanan yang dipesan pun datang. Sinta ke luar dari kamar mencium wangi spaghetti bolognese kesukaannya, memakai saus daging cincang dengan paduan saus dan pasta tomat yang asam segar bisa juga diberi sedikit parutan keju di atasnya yang akan membuat rasanya lebih gurih.Damar pura-pura tidak melihat Sinta, mulutnya sibuk mengunyah spaghetti miliknya yang mengeluarkan aroma benar-benar menggugah selera.Sinta duduk di seberang meja makan, air liurnya seakan meleleh melihat Damar begitu lahapnya menyantap spaghetti. Habis sudah semua spaghetti yang ada di atas piring, semuanya telah berpindah ke perut. Damar membersihkan bibirnya dengan tisu diakhiri sendawa. Walau kepalanya masih terasa pening, masih ada pengaruh sisa-sisa minuman beralkohol, tapi tetap saja perutnya sangat lapar.Di atas meja masih
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

39. DI DEKATNYA, JANTUNGKU SELALU BERDEBAR!

Damar menyeringai dengan sorot mata merah berselimut kabut gairah. Tubuh tinggi tegapnya hanya tertutup kaos saja sementara tubuh bagian bawah tidak tertutup sehelai benangpun, senjata kebanggaannya berdiri tegak bak tugu Monas. Sinta berusaha untuk bangun, menghindar Damar yang masih berdiri di tepi tempat tidur. "Brengsek kau! Gue sumpahin loe masuk neraka!" Damar tertawa terbahak. "Ha-ha-ha. Kita akan sama-sama masuk neraka! Jangan sok suci loe!" Setelah itu, Damar melepas kaos yang menempel di tubuh kekarnya. Sinta mencoba turun dari tempat tidur dari sisi lain, badannya terasa sakit apalagi kakinya terasa mati rasa karena tadi Damar memegang dan membuka kakinya cukup lama ketika sedang menghujam senjata andalannya ke dalam surga dunia miliknya.Damar bagai singa yang sedang memainkan hasil buruannya, tersenyum menyeringai melihat tubuh telanjang Sinta yang mencoba menjauh darinya. "Mau ke mana sayang? Permainan kita baru saja dimulai."Sinta berjalan tertatih menuju ke pintu k
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

40. KUNJUNGAN MALAM HARI

"Bi, lihat siapa yang datang!" teriak Qei pada asisten rumah tangga ketika mendengar pintu bel rumahnya bunyi.Tak lama kemudian, Bibi datang. "Nyonya, ada tamu di depan.""Siapa?!" tanya Tuan rumah."Saya belum pernah melihatnya Tuan," jawab Bibi. "Laki-laki ganteng, he-he-he.""Bibi tidak tanya namanya?!" seru Qei.Bibi garuk-garuk kepala tak gatal. "He-he-he. Tidak neng, lupa.""Kalau ada tamu itu, biasakan tanya namanya Bi," seru Qei lagi."Iya neng, tadi Bibi lupa. Tamunya ganteng neng, bibi jadi lupa. He-he-he."Qei mencibir meledek. "Bibi genit!"Papa Qei pergi menemui tamu. Nampak pria dengan setelan jas sedang duduk di sofa empuk.Melihat Tuan rumah datang, Evan berdiri, tersenyum ramah menyambut. Papa Qei mencoba mengingat, siapa pria yang ada di depannya. "Saya yakin, Tuan pasti lupa dengan saya," ucapnya sambil mengulurkan tangan. "Maaf, Tuan. Maklum saya sudah tua, jadi ingatan saya tidak begitu tajam," jawab Papa Qei merendah menyambut uluran tangan Evan. "Saya Evan
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status