Qeiza ke luar dari kamar mandi, melirik sekilas pada Arlando. "Aduh, kenapa jadi canggung begini?!" bisik hati kecil Qeiza bicara sendiri. "Jantungku berdebar kencang," hal yang sama melanda Arlando, hatinya tak karuan. Qeiza berdiri depan cermin meja rias, menyisir rambut panjang hitam legamnya."Qei ,,,," Arlando membuka suara.SEER!Hati Qeiza berdesir begitu namanya dipanggil Arlando. Wajah merona merah begitu jelas terlihat dari pantulan cermin yang ada di depan."Qei," Arlando kembali memanggil.Qeiza membalikkan badan. "Apa?!" Arlando menunjuk dengan matanya pada gelas juice jeruk yang ada di atas meja. "Ibumu tadi membuat juice jeruk. Katanya, tadi kepalamu sakit."Qeiza menaruh sisir, datang mendekati Arlando. "Tadi Ibu mengantarkan juice ini?!" tanyanya untuk mengusir kecanggungan. Arlando mengangguk. "Iya."Setelah meneguk habis juicenya, Qeiza masih berdiri. Mau bicara, tapi terlihat ragu."Ada apa?!" tanya Arlando."Aku ,,, tadi, anu ,,,," tidak jelas Qeiza berucap."
Last Updated : 2024-01-10 Read more